Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

MEDIA PERTUMBUHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar

Nama

: Aditya Indra Permana

Nim

: 1157020003

Kelas

: Biologi 3A

Dosen

Praktikum

: Opik Taupiqurrohman,

S.Si.
Asisten Praktikum

: Belinda Noviani

Tanggal Praktikum

: 14 Oktober 2016

Tanggal Pengumpulan : 20 Oktober 2016

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2016
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum yang di lakukan kali ini mengenai media pertumbuhan.
Media yang di gunakan terdapat empat macam, yaitu media NA, NB, PDA
dan CMC. Media menurut Addin (2014), merupakan suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat untuk menumbuhkan mikroorgansime,
isolasi,

memperbanyak

jumlah,

menguji

sifat-sifat

fisiologi

dan

perhitungan jumlah mikroorganisme. Banyak gram yang di gunakan dari


masing-masing media tersebut hanya sebatas 4 gram. Setelah masingmasing media di timbang menggunakan neraca analitik, terlebih dahulu di
buat larutan akuades yang dibutuhkan menggunakan rumus pengenceran
M1/V1=M2/V2. Keempat larutan akuades yang di peroleh masing-masing
memiliki kadar ml yang berbeda di antara keempatnya.
Dalam pembuatan media ini harus diperhatikan bahwa bahan-bahan
yang dipergunakan merupakan bahan baku standar dengan komposisi
yang tepat. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh dari pengujian
mikroba tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, sehingga di
manapun percobaan tersebut dilakukan akan memperoleh hasil yang
sama.Dalam pembuatan medium juga sangat diperhatikan tentang
kesterilannya
pembuatan

salah
agar

satunya

sampai

dengan

benar-benar

memanaskan
mendidih

dan

larutan

pada

menggunakan

bantuan autoklaf pada suhu 1200C, tekanan 1-2 atm dan Suhu yang
optimal yang telah di sesuaikan sehingga mikroba dapat tumbuh dengan
baik pada media.
N
O
1

GAMBAR PENGAMATAN

KETERANGAN

MEDIA NA (Nutrien Agar)

(Dokumentasi, 2016)

(Addin, 2014)

Media NA memiliki teskstur padat berwarna cokelat dengan bau


yang khas di banding dengan media yang lain. Menurut Addin (2014),
Media NA (Nutrient Agar) adalah suatu media yang berbentuk padat berwarna cokelat
muda, merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia, berasl dari
bahan sintetik dan sebagai media yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup
yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk penghitungan
mikroorganisme dalam air, limbah, kotoran dan bahan lainnya. Adapun
komposisi yang terkandung (Himedia, 2003) pada nutrien adar adalah
ekstrak yeast, bacto agar, 0,3% ekstrak daging sapi, 0,5% peptone, 5 gram NaCl, 1
liter air destilat serta 15 gram/L Agar. Media NA ini menurut Addin (2014), di
gunakan untuk pertumbuhan mikroba antraks, stafilokokus, Escherichia coli serta
organisme jenis fungi.
Cara pembuatan media NA meliputi beberapa perlakuan yang harus
dilakukan, diantaranya : pertama, timbang terlebih dahulu media NA
sebanyak 4 gram (sesuai yang di butuhkan). Penimbangan ini dilakukan
menggunakan bantuan neraca analitik. Setelah di dapat media NA
sebanyak 4 gram, letakkan media terlebih dahulu di atas aluminium foil.
Lalu, dibuat larutan akuades untuk dapat melarutkan media yang telah di
timbang tadi. Cara pembuatan atau pengukuran akuades ini di lakukan
melalui perhitungan pengenceran terlebih dahulu. Dari perhitungan yang
di lakukan tersebut maka di dapat larutan akuades sebanyak 142,85 ml.
larutan tersebut di masukkan ke dalam gelas kimia berukuran 500 ml lalu
di tambahkan media yang telah ditimbang tadi. Proses pelarutan media di
dalam gelas kimia ini memerlukan bantuan alat yang lain, yaitu berupa
batang pengaduk, Bunsen, kaki tiga, kassa serta korek api. Proses
pemanasan untuk melarutkkan media berlangsung hingga media NA di
dalam gelas kimia tersebut larut secara sempurna. setelah terbukti larut,
di uji pH yang terkandung pada larutan yang di peroleh. Hasil pH yang di
uji menunjukkan bahwa media NA yang telah larut ini memiliki pH netral
(6).
Selanjutnya, proses penuangan media ke dalam lebu erlenmeyer.
Penuangan ini dilakukan di sekitar api yang menyala, hal ini dimaksudkan

agar media yang di tuang tidak terkontaminan dengan organisme lain dan
menjaga media tetap dalam keadaan aseptis. Setelah berada di dalam
labu Erlenmeyer, segera tutup mulut labu dengan sumpalan benang yang
telah di aseptiskan ke daerah api. Lalu, media yang berada di dalam labu
Erlenmeyer di masukkan ke dalam autoklaf untuk di lakukan sterilisasi
lebih lanjut. Sterilisasi yang di lakukan ini memerlukan waktu tergantung
dengan jenis media yang di sterilisasi dan perlakuan sterilisasi yang di
inginkan oleh praktikan. Biasanya lama sterilisasi hanya memerlukan
waktu 24 jam.
Setelah media di sterilisasi selam rentang waktu tertentu, dilakukan
peuangan media ke dalam tabung reaksi. Jika media yang di sterilisasi
membeku, maka panaskan terlebih dahulu hingga media tersebut cair
kembali. Proses penuangan media ini berlangsung di sekitar api pada
bunsen yang menyala. Hal ini di lakukan agar penuangan media tetap
berlangsung aseptis dan mencegah organisme lain yang ikut pada media.
Semula, mulut labu Erlenmeyer yang berisi media NA di dekatkan ke
sekitar api beberapa detik lalu di lanjut dengan gelas ukur dengan
perlakuan yang sama. Gelas ukur ini digunakan untuk mengukur berapa
banyak media yang kita butuhkan. Pada praktikum, media yang di
butuhkan hanya 10 ml. Saat penuangan media NA dari gelas ukur ke
tabung reaksi, penuangan berlangsung di sekitar api. Mulut dari gelas
ukur dan tabung reaksi masing-masing di dekatkan ke sekitar api. Setelah
itu, media di tuang ke dalam tabung reaksi dengan penuangan yang dekat
dengan api, setelah tertuang, mulut tabung reaksi segera ditutup oleh
sumpalan benang yang telah di aseptiskan di sekitar api.
N
O
1

GAMBAR PENGAMATAN
MEDIA NB (Nutrien Broth)

KETERANGAN

(Dokumentasi, 2016)

(Maruf, 2015)

Menurut Ronalds (2005), Media NB (Nutrient Broth) merupakan


media untuk mikroorgansime yang berbentuk cair yang di gunakan untuk
mikroorganisme heterotrof, dibuat dari ekstrak beef pepton, dan agar
serta digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni. Adapun komposisi yang terkandung dalam Natrium Broth (Himedia,
2003) ini yaitu 5 gram pepton, 1,85 L air destilasi atau aquades serta 3 gram ekstrak
daging. Media ini menurut Addin (2014) di gunakan untuk pertumbuhan mikroba antraks,
stafilokokus, Escherichia coli serta organisme jenis fungi.
Cara pembuatan media NB ini meliputi beberapa perlakuan yang
harus dilakukan, diantaranya : pertama, timbang terlebih dahulu media
NA sebanyak 4 gram (sesuai yang di butuhkan). Penimbangan ini
dilakukan menggunakan bantuan neraca analitik. Setelah di dapat media
NB sebanyak 4 gram, letakkan media terlebih dahulu di atas aluminium
foil. Lalu, dibuat larutan akuades untuk dapat melarutkan media yang
telah di timbang tadi. Cara pembuatan atau pengukuran akuades ini di
lakukan

melalui

perhitungan

pengenceran

terlebih

dahulu.

Dari

perhitungan yang di lakukan tersebut maka di dapat larutan akuades


sebanyak 307,69 ml. Larutan tersebut di masukkan ke dalam gelas kimia
berukuran 500 ml lalu di tambahkan media yang telah ditimbang tadi.
Proses pelarutan media di dalam gelas kimia ini memerlukan bantuan alat
yang lain, yaitu berupa batang pengaduk, Bunsen, kaki tiga, kassa serta
korek api. Proses pemanasan untuk melarutkkan media berlangsung
hingga media NB di dalam gelas kimia tersebut larut secara sempurna.
setelah terbukti larut, di uji pH yang terkandung pada larutan yang di

peroleh. Hasil pH yang di uji menunjukkan bahwa media NB yang telah


larut ini memiliki pH netral (6).
Selanjutnya, proses penuangan media ke dalam lebu erlenmeyer.
Penuangan ini dilakukan di sekitar api yang menyala, hal ini dimaksudkan
agar media yang di tuang tidak terkontaminan dengan organisme lain dan
menjaga media tetap dalam keadaan aseptis. Setelah berada di dalam
labu Erlenmeyer, segera tutup mulut labu dengan sumpalan benang yang
telah di aseptiskan ke daerah api. Lalu, media yang berada di dalam labu
Erlenmeyer di masukkan ke dalam autoklaf untuk di lakukan sterilisasi
lebih lanjut. Sterilisasi yang di lakukan ini memerlukan waktu tergantung
dengan jenis media yang di sterilisasi dan perlakuan sterilisasi yang di
inginkan oleh praktikan. Biasanya lama sterilisasi hanya memerlukan
waktu 24 jam.
Setelah media di sterilisasi selam rentang waktu tertentu, dilakukan
peuangan media ke dalam tabung reaksi. Jika media yang di sterilisasi
membeku, maka panaskan terlebih dahulu hingga media tersebut cair
kembali. Proses penuangan media ini berlangsung di sekitar api pada
bunsen yang menyala. Hal ini di lakukan agar penuangan media tetap
berlangsung aseptis dan mencegah organisme lain yang ikut pada media.
Semula, mulut labu Erlenmeyer yang berisi media NB di dekatkan ke
sekitar api beberapa detik lalu di lanjut dengan gelas ukur dengan
perlakuan yang sama. Gelas ukur ini digunakan untuk mengukur berapa
banyak media yang kita butuhkan. Pada praktikum, media yang di
butuhkan hanya 10 ml. Saat penuangan media NB dari gelas ukur ke
tabung reaksi, penuangan berlangsung di sekitar api. Mulut dari gelas
ukur dan tabung reaksi masing-masing di dekatkan ke sekitar api. Setelah
itu, media di tuang ke dalam tabung reaksi dengan penuangan yang dekat
dengan api, setelah tertuang, mulut tabung reaksi segera ditutup oleh
sumpalan benang yang telah di aseptiskan di sekitar api.

N
O
3

GAMBAR PENGAMATAN
MEDIA

PDA

(Potato

KETERANGAN

Dextrose

Agar)

(Maruf, 2015)
(Dokumentasi, 2016)
Menurut
merupakan

Indan

media

(2003),
yang

Media

digunakan

PDA

(Potato

untuk

Dextrose

Agar)

menumbuhkan

atau

mengidentifikasi yeast dan kapang, untuk enumerasi yeast dan kapang


dalam suatu sampel atau produk makanan, mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Adapun komposisi yang terkadung dalam media PDA (Himedia, 2003)
yaitu sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang, 2% glukosa, 20% Kentang, Agar, 1 liter Aquades, 2% Peptone.
Media PDA ini menurut Addin (2014) dapat di gunakan untuk media pertumbuhan, isolasi
dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan dan bahan-bahan lainnya.
Cara pembuatan media PDA meliputi beberapa perlakuan yang
harus dilakukan, diantaranya : pertama, timbang terlebih dahulu media
PDA sebanyak 4 gram (sesuai yang di butuhkan). Penimbangan ini
dilakukan menggunakan bantuan neraca analitik. Setelah di dapat media
PDA sebanyak 4 gram, letakkan media terlebih dahulu di atas aluminium
foil. Lalu, dibuat larutan akuades untuk dapat melarutkan media yang
telah di timbang tadi. Cara pembuatan atau pengukuran akuades ini di
lakukan

melalui

perhitungan

pengenceran

terlebih

dahulu.

Dari

perhitungan yang di lakukan tersebut maka di dapat larutan akuades


sebanyak 102,56 ml. larutan tersebut di masukkan ke dalam gelas kimia

berukuran 500 ml lalu di tambahkan media yang telah ditimbang tadi.


Proses pelarutan media di dalam gelas kimia ini memerlukan bantuan alat
yang lain, yaitu berupa batang pengaduk, Bunsen, kaki tiga, kassa serta
korek api. Proses pemanasan untuk melarutkkan media berlangsung
hingga media PDA di dalam gelas kimia tersebut larut secara sempurna.
setelah terbukti larut, di uji pH yang terkandung pada larutan yang di
peroleh. Hasil pH yang di uji menunjukkan bahwa media PDA yang telah
larut ini memiliki pH netral (6).
Selanjutnya, proses penuangan media ke dalam lebu erlenmeyer.
Penuangan ini dilakukan di sekitar api yang menyala, hal ini dimaksudkan
agar media yang di tuang tidak terkontaminan dengan organisme lain dan
menjaga media tetap dalam keadaan aseptis. Setelah berada di dalam
labu Erlenmeyer, segera tutup mulut labu dengan sumpalan benang yang
telah di aseptiskan ke daerah api. Lalu, media yang berada di dalam labu
Erlenmeyer di masukkan ke dalam autoklaf untuk di lakukan sterilisasi
lebih lanjut. Sterilisasi yang di lakukan ini memerlukan waktu tergantung
dengan jenis media yang di sterilisasi dan perlakuan sterilisasi yang di
inginkan oleh praktikan. Biasanya lama sterilisasi hanya memerlukan
waktu 24 jam.
Setelah media di sterilisasi selam rentang waktu tertentu, dilakukan
peuangan media ke dalam tabung reaksi. Jika media yang di sterilisasi
membeku, maka panaskan terlebih dahulu hingga media tersebut cair
kembali. Proses penuangan media ini berlangsung di sekitar api pada
bunsen yang menyala. Hal ini di lakukan agar penuangan media tetap
berlangsung aseptis dan mencegah organisme lain yang ikut pada media.
Semula, mulut labu Erlenmeyer yang berisi media PDA di dekatkan ke
sekitar api beberapa detik lalu di lanjut dengan gelas ukur dengan
perlakuan yang sama. Gelas ukur ini digunakan untuk mengukur berapa
banyak media yang kita butuhkan. Pada praktikum, media yang di
butuhkan hanya 10 ml. Saat penuangan media PDA dari gelas ukur ke
tabung reaksi, penuangan berlangsung di sekitar api. Mulut dari gelas
ukur dan tabung reaksi masing-masing di dekatkan ke sekitar api. Setelah
itu, media di tuang ke dalam tabung reaksi dengan penuangan yang dekat

dengan api, setelah tertuang, mulut tabung reaksi segera ditutup oleh
sumpalan benang yang telah di aseptiskan di sekitar api.
N
O
4

GAMBAR PENGAMATAN

KETERANGAN

MEDIA CMC

(Betty dkk, 2013)

(Dokumentasi, 2016)

Menurut Fennema (1996), Media CMC merupakan zat dengan warna


putih sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk
granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. CMC ini
merupakan turunan daris selulosa yang berfungsi untuk pengenal,
stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai emulsi. Adapun
komposisi yang terkandung dalam media CMC ini (Anja, 2009) yaitu CMC
1%, Glukosa 0,1% dan ekstrak khamir 0,2%. Media ini menurut Anja
(2009) digunakan sebagai media pertumbuhan untuk organisme bakteri
yang

tergolong

selulotik

seperti

Clostridium

acetobutylicum

dan

Clostridium cellulovorans.
Cara pembuatan media CMC meliputi beberapa perlakuan yang
harus dilakukan, diantaranya : pertama, timbang terlebih dahulu media
CMC sebanyak 4 gram (sesuai yang di butuhkan). Penimbangan ini
dilakukan menggunakan bantuan neraca analitik. Setelah di dapat media
CMC sebanyak 4 gram, letakkan media terlebih dahulu di atas aluminium
foil. Lalu, dibuat larutan akuades untuk dapat melarutkan media yang
telah di timbang tadi. Cara pembuatan atau pengukuran akuades ini di
lakukan

melalui

perhitungan

pengenceran

terlebih

dahulu.

Dari

perhitungan yang di lakukan tersebut maka di dapat larutan akuades


sebanyak 142,85 ml. larutan tersebut di masukkan ke dalam gelas kimia

berukuran 500 ml lalu di tambahkan media yang telah ditimbang tadi.


Proses pelarutan media di dalam gelas kimia ini memerlukan bantuan alat
yang lain, yaitu berupa batang pengaduk, Bunsen, kaki tiga, kassa serta
korek api. Proses pemanasan untuk melarutkkan media berlangsung
hingga media CMC di dalam gelas kimia tersebut larut secara sempurna.
setelah terbukti larut, di uji pH yang terkandung pada larutan yang di
peroleh. Hasil pH yang di uji menunjukkan bahwa media CMC yang telah
larut ini memiliki pH netral (6).
Selanjutnya, proses penuangan media ke dalam lebu erlenmeyer.
Penuangan ini dilakukan di sekitar api yang menyala, hal ini dimaksudkan
agar media yang di tuang tidak terkontaminan dengan organisme lain dan
menjaga media tetap dalam keadaan aseptis. Setelah berada di dalam
labu Erlenmeyer, segera tutup mulut labu dengan sumpalan benang yang
telah di aseptiskan ke daerah api. Lalu, media yang berada di dalam labu
Erlenmeyer di masukkan ke dalam autoklaf untuk di lakukan sterilisasi
lebih lanjut. Sterilisasi yang di lakukan ini memerlukan waktu tergantung
dengan jenis media yang di sterilisasi dan perlakuan sterilisasi yang di
inginkan oleh praktikan. Biasanya lama sterilisasi hanya memerlukan
waktu 24 jam.
Setelah media di sterilisasi selam rentang waktu tertentu, dilakukan
peuangan media ke dalam tabung reaksi. Jika media yang di sterilisasi
membeku, maka panaskan terlebih dahulu hingga media tersebut cair
kembali. Proses penuangan media ini berlangsung di sekitar api pada
bunsen yang menyala. Hal ini di lakukan agar penuangan media tetap
berlangsung aseptis dan mencegah organisme lain yang ikut pada media.
Semula, mulut labu Erlenmeyer yang berisi media CMC di dekatkan ke
sekitar api beberapa detik lalu di lanjut dengan gelas ukur dengan
perlakuan yang sama. Gelas ukur ini digunakan untuk mengukur berapa
banyak media yang kita butuhkan. Pada praktikum, media yang di
butuhkan hanya 10 ml. Saat penuangan media CMC dari gelas ukur ke
tabung reaksi, penuangan berlangsung di sekitar api. Mulut dari gelas
ukur dan tabung reaksi masing-masing di dekatkan ke sekitar api. Setelah
itu, media di tuang ke dalam tabung reaksi dengan penuangan yang dekat

dengan api, setelah tertuang, mulut tabung reaksi segera ditutup oleh
sumpalan benang yang telah di aseptiskan di sekitar api.
Pada Praktikum, pH yang terkandung dan telah teruji pada masingmasing media pertumbuhan harus menunjukkan keadaan netral, yaitu 6.
Sebab, pada pH yang netral ini bakteri yang di tumbuhkan dapat hidup
dan berkembang. Jika pH yang terukur tidak netral dan justru tergolong
asam bahkan basa, maka bakteri yang di tumbuhkan pada media
pertumbuhan tidak akan terlihat dan tidak akan hidup. Hal ini di perjelas
oleh Aditya (2014) yang mengatakan bahwa media pertumbuhan harus
mempunyai pH netral yaitu 7 jika medianya mempunyai pH di bawah 7 artinya
bersifat asam maka perlu ditambahkan HCL dan jika medianya mempunyai pH di
atas 7 artinya bersifat basa maka perlu ditambahkan NaOH. Sehingga pada kondisi
yang netral ini bakteri akan tumbuh dan dapat teramati dengan baik.
Berikut merupakan tabel perbandingan di antara keempat media
yang digunakan, yaitu Media NA, NB, PDA dan CMC :
NAMA

BERDASARKAN

BERDASARKAN

BERDASARKAN

MEDIA
NA
NB
PDA
CMC

FUNGSI
Isolasi Bakteri
Karakterisasi Bakteri
Isolasi Bakteri
Isolasi Differensial

KOMPOSIS
Sintesis
Sintesis
Semi sintesis
Semi Sintesis

MEDIUM KONSISTENSI
Medium Padat
Medium Cair
Medium Padat
Medium Padat

Adapun macam-macam media Pertumbuhan ini di bandingkan karena mengacu pada


literatur yang telah di jelaskan oleh Hadioetomo (1993). Uraian atas perbandingan tersebut
antara lain :
Medium berdasarkan konsistensi dapat di bedakan atas : Medium padat, yaitu media
yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Medium setengah
padat, yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehinggamenjadi sedikit kenyal, tidak
padat, tidak begitu cair dan Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar. Medium
berdasarkan komposisi dapat di bedakan atas Medium sintesis, yaitu media yang komposisi
zat kimianya diketahui jenis dantakarannya secara pasti. Medium semi sintesis yaitu media
yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti dan Medium non sintesis, yaitu media
yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapatdiketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya. Medium berdasarkan fungsi, di bedakan atas Media untuk
isolasi, media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba. Media

untuk karakterisasi bakteri yaitu media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan
spesifik suatu mikroba. dan Media diferensial yaitu media yang bertujuan untuk
mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakterspesifik yang ditunjukkannya.

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa prosedur kerja pada
pembuatan media PDA, NB, NA dan CMC tidak memiliki perbedaan yang berarti, beberapa
perbedaan di antaranya, yaitu terdapat pada volume akuades yang digunakan saat pembuatan
empat media tersebut, akuades untuk pembuatan media PDA sebanyak 102,56 mL
(diakumulasi dengan tiga kali percobaan menjadi 307,69 mL), akuades untuk pembuatan
media NB sebanyak 307,69 mL, akuades untuk pembuatan media NA sebanyak 142 mL, dan
akuades untuk pembuatan media CMC sebanyak 400 mL.
Adapun fungsi dari empat media tersebut, dari literatur dapat diketahui bahwa media
NA, NB, dan CMC pada umumnya digunakan untuk pembiakkan bakteri. Sedangkan media
PDA, pada umumnya dapat digunakan untuk pembiakkan bakteri, jamur ataupun khamir.
Selain itu, dapat diketahui beberapa perbedaan di antara keempat media pertumbuhan,
yaitu berdasarkan fugsi, media NA dan PDA berfungsi sebagai isolasi bakteri, sedangkan
media NB berfungsi sebagai karakterisasi bakteri, dan media CMC berungsi sebagai isolasi
differensial. Adapun berdasarkan komposisi, media NA dan NB termasuk dalam golongan
sintesis, sedangkan media PDA dan CMC termasuk golongan semi sintesis. Sedangkan
berdasarkan medium konsistensi, media NA, PDA, dan CMC termasuk medium padat,
sedangkan media NB termasuk medium cair.

Daftar Pustaka
Addina, 2014. Chapter II pdf. Sumatera Utara : USU institusonal
rerpository
Aditya, Lansinrang. 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi. (available)
http://www.academia.edu/16007110/Laporan_Praktikum_Mikrobiologi_Med
ia_Pertu

mbuhan. Diakses pada 19/10/2016 Pukul 13:56 WIB.

Anita,

betty.

Thatheyus,

A.J.

Carboxymethyl Cellulose

Ramya,

D.

2013.

Biodegradation

of

using Aspergillus flavus. Journal for Science

International. Vol 1(4):85-91.


Atlas, Ronald. 2005. Handbook of Media for Environmental Microbiology
Second Edition.

USA : Taylor & Francis Group.

Fennema, O.R. 1996. Principle of food science. New York : The AVI
Publishing.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan
Prosedur Dasar

Laboratorium. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Himedia. 2003. Technical Data for Nutrient Agar. Mumbai: HiMedia


Laboratories Pvt. Ltd.
Indan, entjang. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
Maruf, adrin. 2015. Media Pertumbuhan Mikrobiologi. (available)
http://mydokterhewan.blogspot.com/2015/01/media-pertumbuhanbuatan-

mikrobiologi.html. Diakses Pada 19/10/2016 Pukul 11:37 WIB.

Meryandini, anja. 2009. Isolasi Bakteri Selulolitik dan karakterisasi


Enzinya. Jurnal
13(1):33-38.

Penelitian Sumber Daya Hatai dan Bioteknologi. Vol

LAMPIRAN
PROSEDUR PEMBUATAN MEDIA
MEDIA NA (Nutrient Agar)
NO

GAMBAR PENGAMATAN
1

KETERANGAN
2
1=

Penimbangan

Media

NA

sebanyak 4 gram menggunakan


alat neraca analitik
2=

Penyimpanan

sebanyak

media

gram

di

NA
atas

aluminium foil
3= Pembuatan Larutan akuades
sebanyak 142,85 ml
4= Persiapan proses pelarutan
4

media NA menggunakan gelas


kimia di atas bunsen
5= Pemasukan media NA 4 gram
ke dalam gelas kimia di atas
bunsen
6= Keadaan media NA saat di
panaskan di atas bunsen
7= Pengukuran pH pada media

NA

yang

telah

larut,

menunjukkan pH netral yaitu 6


8= Penuangan media NA yang
telah

larut

ke

dalam

labu

erlenmeyer
9=

Proses

penutupan
mensterilkan

awal
mulut

sebelum
labu

terlebih

yaitu
dahulu

mulut labu di sekitar api


8

10=

Keadaan

mulut

labu

Erlenmeyer setelah di tutup oleh


sumpalan benang
11=

Keadaan

Mulut

labu

Erlenmeyer setelah di lapisis oleh


plastik anti panas
12= Keadaan media dalam labu
Erlenmeyer

di

dalam

autoklaf
9
10

12

11

MEDIA NB (Nutrient Broth)


NO

GAMBAR PENGAMATAN

KETERANGAN

ranjang

2
1=

Penimbangan

media

NB

sebanyak 4 gram menggunakan


alat bantu neraca analitik
2= Keadaan media NB sebanyak
4

gram

di

atas

permukaan

aluminium foil
3= Pembuatan larutan akuades
sebanyak 307,69 menggunakan
4

alat bantu gelas ukur


4= Penuangan larutan akuades
dari gelas ukur ke dalam gelas
kimia
5=

Keadaan

media

di

dalam

gelas kimia yang akan di larutkan


6= Keadaan Media NB yang telah
larut sebagian
7= Pengukuran pH pada media
5

yang telah larut, menunjukkan


pH netral yaitu 6
8= Penuangan media NB yang
telah larut sempurna dari gelas
kimia ke dalam labu erlenmeyer
9= Proses penutupan mulut labu
Erlenmeyer
sumpalan

menggunakan
benang

yang

di

lakukan di sekitar api


8

10=

Pelapisan

Erlenmeyer

oleh

mulut

labu

plastik

anti

panas
11= Keadaan labu Erlenmeyer
yang telah di sumbat benang dan
di lapisi plastik anti panas

12= Keadaan media dalam labu


Erlenmeyer

di

dalam

ranjang

autoklaf
9
10

12
11

MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)


NO

GAMBAR PENGAMATAN

KETERANGAN

1
3

1=

Penimbangan

media

PDA

sebanyak 4 gram menggunakan


alat bantu neraca analitik
2=

Penyimpanan

sebanyak

media

gram

di

PDA
atas

permukaan aluminium foil


3= Pengukuran larutan akuades
sebanyak

102,56

ml

menggunakan alat bantu gelas

ukur

4= Keadaan akuades sebanyak


102,56 ml di dalam gelas kimia
5= Proses pelarutan media yang
di panaskan di atas api
6=

Pengukuran pH

ke dalam

larutan media yang telah larut,


menunjukkan pH netral yaitu 6
7= Pemindahan larutan media
5

PDA dari gelas kimia ke dalam


labu erlenmeyer
8= Proses penutupan mulut labu
Erlenmeyer

di

awali

dengan

mensterilkannya terlebih dahulu


di sekitar api
9= Proses penutupan mulut labu
Erlenmeyer

menggunakan

sumpalan benang
10= Keadaan media dalam labu
8

Erlenmeyer
autoklaf

di

dalam

ranjang

9
10

MEDIA CMC
NO

GAMBAR PENGAMATAN
1

KETERANGAN
2

1=

Penimbangan

media

CMC

sebanyak 4 gram menggunakan


alat bantu neraca analitik
2= Keadaan media CMC 4 gram
di atas permukaan aluminium foil
3= Pengukuran larutan akuades
sebanyak 400 ml yang di simpan
di gelas kimia
4

4= Proses pelarutan media CMC


menggunakan kompor
5= Pengujian larutan media CMC
yang

telah

larut

yang

menunjukkan pH netral, yaitu 6


6= Pemindahan media CMC cair
dari gelas kimia ke dalam labu
erlenmeyer

7= Proses penyumbatan mulut


labu Erlenmeyer yang di awali
dengan mensterilkan mulut labu
5

Erlenmeyer di sekitar api


8=

Keadaan

mulut

labu

Erlenmeyer yang telah disumbat


oleh sumpalan benang
9=

Pelapisan

mulut

labu

erlenmeyer mengguakan plastik


anti panas
10= Keadaan media dalam labu
Erlenmeyer
8

10

autoklaf

di

dalam

ranjang

PERHITUNGAN PEMBUATAN MEDIA


Pertama, media NA (Nutrient agar).

Kedua, media NB (Nutrient

Broth)
M1/V1

= M2/V2

M1/V1

= M2/V2

28/1000

= 4/V2

13/1000

= 4/V2

28.V2

= 4000

13.V2

= 4000

V2

= 4000/28

V2

V2

= 142, 85 ml

V2

= 4000/13
= 307,69 ml

Ketiga, media PDA (Potato dextrose agar)

Keempat, media CMC.

M1/V1

M1/V1

= M2/V2

39/1000

= 4/V2

10/1000

= 4/V2

39.V2

= 4000

10.V2

= 4000

V2

= 4000/39

V2

= 4000/10

V2

= 102,56 ml

V2

= 400 ml

= M2/V2

Anda mungkin juga menyukai