pemasyarakatan ASI.
- Implementasi 10 langkah sukses menyusui, termasuk:
- Kontak skin to skin antara ibu dan bayi segera setelah lahir dan inisiasi menyusu dalam1 jam
pertama kehidupannya
- Menyusui on demand (sesering yang bayi inginkan, siang dan malam)
- Rawat gabung (mengijinkan ibu dan bayi bersama selama 24 jam sehari)
- Bayi tidak diberi makanan atau minuman tambahan, tidak juga air.
- Pelayanan kesehatan yang mendukung menyiapkan konseling pemberian ASI bayi dan anak
selama kontak dengan pengasuh dan anak kecil, seperti selama perawatan antenatal dan post natal,
kunjungan anak sehat dan sakit, dan imunisasi,dan
- Kounitas pendukung termasuk kelompok dan kumunitas pendukung ibu berbasis promosi kesehatan
dan aktivitas pendidikan.
4. Pelengkap Pemberian ASI
Petunjuk prinsip yang sesuai untuk makanan pelengkap ASI adalah:
- Sering dan berkelanjutan, on demand selama usia dua tahun atau lebih
- pemberian ASI yang praktis dan responsiv (menyusui bayi langsung dan membantu anak yang lebih
tua. Susui pelan-pelandan sabar, dan mendorong mereka untuk makan tapi jangan pakasa
mereka,katakan pada anak dan memelihara kontak mata)
- biasakan selalu higienis dan memegang makanan dengan baik
- mulai pada usia 6 bulan dengan makanan jumlah kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
dengan bertambhanya usia.
- Secara bertahap tingkatkan konsistensi dan ragam makanan
- Tingkatkan frekuensi makan
- Beri makan yang bervariasi dan kaya nutrisi
- Gunakan makanan pelengkap yang membangun atau suplemen vitamin dan mineral, jika
dibutuhkan
- Tingkatkan intake cairan selama sakit, termasuk lebih banyak menyusui ASI, tawarkan makanan
lunak, makanan favorit.
5. HIV dan Pemberian Asupan Bayi
Menyusui ASI dan khususnya ASI ekslusif adalah satu jalan penting untuk meningkatkan rata-rata
kelangsungan hidup bayi. Bagaimanapun, seorang yang terinfeksi HIV, dapat menularkan virus
kepada anaknya selama kehamilan, persalinan atau kelahiran, dan juga melalui ASI. Akhirnya,
tantangan untuk menyeimbangkan resiko bayi terkena HIV melalui ASI berlawanan dengan resiko
kematian yang lebih tingggi disebabkan HIV, malnutrisi sebagian dan sakit parah seperti diare dan
pneumonia, ketika bayi tidak disusui.
The evidence on HIV and infant feeding shows that giving antiretroviral drugs (ARVs) to either the
HIV-infected mother or the HIV-exposed infant can significantly reduce the risk of transmitting HIV
through breastfeeding. This enables HIV-infected mothers to breastfeed with a low risk of
transmission (1-2%). These mothers can therefore offer their infants the same protection against the
most common causes of child mortality and the benefits associated with breastfeeding.
Ketika ARVs tidak tersedia, ibu harus diberi konsultasi untuk menyusui secara eksklusif pada enam
bulan pertama kehidupan dan meneruskan sampai lingkungan dan sosial aman dan mendukung,
adanya makanan pengganti.
6. Tanggapan WHO
The Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, endorsed by WHO Member States and the
UNICEF Executive Board in 2002, aims to protect, promote and support appropriate infant and young
child feeding. The Strategy is the framework through which WHO prioritizes research and
development work in the area of infant and young child feeding, and provides technical support to
countries to facilitate implementation.
WHO and UNICEF developed the 40-hour Breastfeeding Counselling: A Training Course and more
recently the five-day Infant and Young Child Feeding Counselling: An Integrated Course to train
health workers to provide skilled support to breastfeeding mothers and help them overcome
problems. Basic breastfeeding support skills are also part of the Integrated Management of Childhood
Illness training course for health workers.
In 2010, WHO released revised guidelines on infant feeding in the context of HIV. At the same time,
new recommendations were also released on antiretroviral therapy for preventing mother-to-child
transmission of HIV. Together, the recommendations provide simple, coherent and feasible guidance
to countries for promoting and supporting improved infant feeding by HIV-infected mothers.
Pada tahun 2010, WHO merilis petunjuk alam pemberian makanan pada bayi dalam konteks
HIV,pada saat yang bersamaan,rekomendasi baru juga dirilis berhubungan dengan terapi
antiretroviral untuk mencegah transmisi HIV dari ibu ke bayi. Bersamaan itu, rekomendasi dibaut
simpel, koheren dan fleksibel ditujukan untuk negara-negata untuk promisi dan mendukung
peningkatan pemberian makanan pada bayi oleh ibu yang terinfeksi HIV.