Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 .............................................................................................

1.1 Pendahuluan
.........................................................................
1.2 Tujuan
1.3 Ruang lingkup
Bab 2
1. Prof. Com.
2. Overall proc.
3. Tinjaun pustaka ttg apa yg akan diteliti
Bab 3
1. Metoda percobaan
2. Data2 dan hasil
Bab 4
Pembahasan
Bab 5
1. Kesimpulan
2. Saran (saran terdapat apa yg menjadi fokus penelitian)
Daftar lampiran kp
1. Surat selesai kp dari perusahaan
2. Lembar aktifitas kp (tiap hari+ttd)
3. Lampiran kegiatan disana( mess, fto pembimbing, fto pngmbilan sampel, dll.)
4. Data lampiran
Poin presentasi
1. Profil pt
2. Rencana keberangkatan
3. Akomodasi yg disiapkan
4. Rencana kerja

ABSTRAK

Dalam dunia industri saat ini dikenal berbagai macam pengelasan antara lain las asitelin las
SMAW TIG MIG dan lain-lain. Dari berbagai macam pengelasan tersebut yang paling
popular di masyarakat adalah las asitelin dan las SMAW. Untuk mendapatkan hasil
pengelasan SMAW yang baik maka diperlukan parameter pengelasan yang tepat meliputi
jarak kampuh kuat arus dan kecepatan pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik pengelasan dengan menggunakan arus yang berbeda-beda antara 100A 130A
dan 160A. Pada setiap proses pengelasan akan dilakukan pengujian kekerasan dan pengujian
ketangguhan hal ini dilakukan untuk mendapatkan data sebagai pembanding. Hasil penelitian
untuk tebal pelat baja 5 mm dengan variasi jarak kampuh las antara 2 sampai 3 mm diketahui
nilai ketangguhan untuk arus 100A lebih tinggi dibandingkan dengan variasi arus 130A dan
160A sebesar 1.8098 joulemm2. sedangkan hasil pengujian kekerasan pada daerah HAZ
terjadi nilai kekerasan yang tinggi terdapat pada arus pengelasan 130A sebesar 274 kgmm2.
ABSTRACT
In the world today is known industry wide variety of welding such as weld asitelin welding
SMAW TIG MIG and others. Of the various kinds of welding is the most popular in the
community is asitelin welding and SMAW welding. To get good results SMAW welding it is
necessary to the proper welding parameters strong currents and welding speeds. This study
aims to determine the characteristics of welding by using a current that varies between 100A

130A and 160A. In any welding process will be testing hardness and toughness testing this is
done to obtain data for comparison. The results for 5 mm thick steel plate with welded seam
variation distance between 2 to 3 mm it is known the value of toughness for currents higher
than 100A to 130A and 160A current variation of 1.8098 joulemm2. while the results of
hardness testing on the HAZ occurs high hardness values found on 130A welding current of
274 kgmm2.

Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari
pengelasan, karena pengelasan mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari proses pengelasan tersebut diantaranya
adalah tegangan busur, kecepatan pengelasan, besarnya penembusan, polaritas listrik dan penentuan
besarnya arus. Dari beberapa faktor yang ada, maka muncul beberapa permasalahan, diantaranya
pengaruh kecepatan dan kuat arus terhadap hasil kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro dengan
menggunakan las TIG (Tungsten Inert Gas) pada material baja karbon rendah.Dalam penelitian ini,
spesimen yang digunakan sebanyak 9 spesimen yang akan dikenai perlakuan berbeda dalam proses
pengerjaannya, yaitu keceptan las tetap terhadap variasi arus yang digunakan yaitu arus 90A, 120A
dan 150A.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kekuatan tarik, kekerasan dan
perubahan struktur mikro las TIG (Tungsten Inert Gas) pada material baja karbon rendah. Hasil kuat
tarik yang terbaik atau tertinggi adalah 28,1 kg/mm yang diperoleh dari hasil pengelasan las TIG
(Tungsten Inert Gas) dengan arus 150 A dan hasil kuat tarik yang terendah yaitu 13,5 kg/mm terdapat
pada hasil pengelasan dengan arus 90 A .Sedangkan pada pengelasan dengan arus 90 A nilai kekerasan
logam las 33 HRC, batas las 44,4 HRC, HAZ 45,6 HRC` dan Logam induk 42 HRC. pada pengelasan arus
120 A nilai kekerasan logam las 34,4 HRC, batas las 49,4 HRC, HAZ 51 HRC dan Logam induk 43,4 HRC
dan pada arus 150 A nilai kekerasan logam las 39,4 HRC, batas las 54,8 HRC, HAZ 56,6 HRC dan Logam
induk 42,6 HRC.

Pada pembuatan pipa ERW, mengapa digunakan arus frekuensi tinggi serta
jelaskanperanan
frekuensi
tersebut
terhadap
sambungan
di
pipa
tersebut.Jawab:Pada pembuatan pipa baja ERW digunakan arus frekuensi
tinggi
karena
denganmengkonsentrasikannya pada permukaan yang akan
disambung melalui dua probes yangmembuat kontak ringan dengan bagian
sambungan, arus yang diperlukan lebih kecil dankontak listriknya juga lebih kecil.
Dengan meningkatkan frekuensi arus yang diberikanhingga 450 Hz dan
meningkatkan voltage dari satuan menjadi puluhan, dikembangkanproses yang
disebut high-frequency resistance welding (HFRW).Peranan frekuensi tersebut
terhadap sambungan pipa ialah membuat kontak ringan antaraprobes dengan
bagian sambungan sehingga arus yang diperlukan lebih kecil begitu puladengan
kontak listrik.
Jadi urutan material yang memiliki weldability yang baik adalah:
Bajab. Aluminiumc. Tembaga, Berdasarkan tabel di atas, kita dapat mengetahui
konduktivitas termal, hambatan listrik dan melting point dari ketiga material tersebut
sehingga kita bisa mengetahui weldabilitymana yang lebih baik jika menggunakan
las titik. Jadi urutan material yang memilikiweldability yang baik adalah baja,
kemudian aluminium, dan kemudian tembaga. Hal inidikarenakan baja memiliki
resistansi yang besar sehingga berdasarkan rumus yang adapada spot welding,
semakin besar tinggi tahanan maka semakin tinggi panas yangdihasilkan,
sehingga baja cocok untuk spot welding

Untuk material logam


tembaga,
aluminium dan
baja, urutkan mana yang
materialyang memiliki weldability yang baik dengan menggunakan pengelasan las

titik (spotwelding).
Jelaskan keuntungan dan keterbatasan dari proses pengelasan resistansi
welding.Jawab:Keunggulan: Waktu pengelasan singkat.
Dapat menghasilkan resistansi panas dengan tinggi untuk pelelehan
logam,sehingga hasil pengelasan lebih rapi. Lebih efisien, tidak terlalu rumit,
karena banyak dilakukan dengan menggunakanrobot. Bisa untuk produksi
massal.Kekurangan: Mahal, karena arus yang digunakan sangat besar.
Membutuhkan perawatan khusu dalam perawatannya. Membutuhkan operatir
yang handal. Harus ada kontak fisik antara elektroda yang membawa arus dengan
benda kerja. Harus ada gaya penekan, baik sebelum, selama, maupun sesudah
arus diberikan. Biasanya menghasilkan kekuatan yang berpusat pada
satu
daerah lasan sehinggaberpotensi terjadi kegagalan

ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas
yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas.
Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan platplat dinding pesawat, atau pada
pagar kawat

Anda mungkin juga menyukai