Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tujuan pembangunan pertanian yaitu mengembangkan sistem pertanian yang
berkelanjutan, dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berguna dalam menunjang
pembangunan pertanian. Peningkatan kualitas ini tidak hanya dalam peningkatan
produktivitas para petani, namun dapat meningkatkan kemampuan mereka agar
dapat lebih berperan dalam berbagai proses pembangunan. Dalam hal ini
penyuluhan pertanian merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan tujuan
pembangunan pertanian tersebut.
Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu,
pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di
bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip
agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah
mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau
menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh
pertanian.
Keberhasilan penyebaran suatu teknologi sebaiknya tidak terlepas dari peran
penyuluh yang menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharu. Van den Ban dan
Hawkins (1999) mengemukakan peranan utama penyuluhan di banyak negara
pada masa lalu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani, namun
sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka,
dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai
konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.
Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani
dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka.
Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan perilaku petani, sehingga
mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung
usahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani
maju dan sejahtera.
1.2 Rumusan Masalah

1.
2.

Apakah fungsi dan peranan penyuluh pertanian ?


Apakah penyuluh pertanian mampu memberikan informasi dan
inovasi yang bermanfaat dalam upaya peningkatan produktivitas dan
kesejahteraaan petani ?

3. Apakah penyuluh pertanian mampu memberi pengaruh terhadap


peningkatan produktivitas dan kesejahteraaan petani ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui fungsi dan peran penyuluh pertanian
2. Mengetahui pengaruh penyuluh pertanian dalam memberikan informasi
dan inovasi yang bermanfaat Untuk Petani
3. Mengetahui pengaruh
kesejahteraan petani

penyuluh

pertanian

terhadap

peningkatan

1.4 Manfaat Penulisan


Dari penulisan karya ilmiah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui fungsi
utama dan peran penyuluh pertanian serta pengaruhnya terhadap pemberian
informasi dan inovasi yang dapat dikembangkan oleh petani sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang
bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya
bagi masyarakat luas. Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) istilah
penyuluhan dalam bahasa Belanda digunakan kata voorlichting yang berarti
memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Istilah ini
digunakan pada masa kolonial bagi negara-negara jajahan Belanda, walaupun
sebenarnya penyuluhan diperlukan oleh kedua belah pihak. Namun, Jahi
(Mardikanto, 1993) menyebutkan istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan
dari kata Extension yang dipakai secara meluas di banyak kalangan. Extension itu sendiri, dalam bahasa aslinya dapat diartikan sebagai perluasan
atau penyebarluasan. Proses penyebarluasan yang dimaksud adalah proses
peyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara
bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan
petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang diupayakan
melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Penyuluhan bertugas untuk mendorong, membimbing dan mengarahkan
petani/ nelayan agar mampu mandiri dalam mengelola usahataninya karena
penyuluahn pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam
mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
Penyuluhan sangat membantu para petani untuk dapat menganilisis dan
menafsirkan situasi yang sedang berkembang, sehingga petani/nelayan dapat
mmbuat perkiraan ke depan dan memilimaliskan kemungkinan masalah yang akan
dihadapi. Selain itu kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajat petani
nelayan melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk untuk terwujudnya
kemampuan kerja sama yang lebih efektif, sehingga mampu menerapkan inovasi,
mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha.

Penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk menambah kesanggupan para petani


dalam usahanya memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi keinginan mereka
tadi. Jadi penyuluhan pertanian tujuannya adalah perubahan perilaku petani,
sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung
usahataninya dan lebih layak hidupnya, atau yang sering dikatakan keluarga tani
maju dan sejahtera. Peranan penyuluh sangatlah penting melakukan perubahan
perilaku petani terhadap sesuatu (inovasi baru), serta terampil melaksanakan
berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan
atau keuntungan, maupun kesejahteraan petani.
Menurut Fashihullisan (2009) peranan penyuluhan dalam pemberdayaan
masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk
merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan
masyarakat untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan
masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan
dalam menguasai lingkungan sosialnya. Peran seorang pekerja pengembangan
masyarakat dapat dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu :
1. Peran fasilitator (Facilitative Roles),
2. Peran pendidik (Educational Roles),
3. Peran utusan atau wakil (Representasional Roles), dan
4. Peran teknikal (Technical Roles)
Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai
guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan
perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani.
Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat, mengharuskannya memiliki
kemampuan tinggi, Oleh karena itu, kualitas dari penyuluh harus terus
ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan penyuluhan dan
mewujudkan pembangunan pertanian. Peranan agen penyuluhan pertanian adalah
membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang
baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan petani. Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses
membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah
pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai
konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.

BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penulis memulai menulis karya ilmiah ini pada tanggal 1 Juli 2015 hingga
tanggal 03 September 2015 bertempat di Bpp belik dan dirumah penulis sendiri.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui buku-buku dan
tulisan sebagai referensi dalam karya tulis ini.
1. Pencarian Dunia Maya
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang tidak didapatkan
sewaktu studi pustaka. Cara ini dilakukan dengan mencari data-data melalui
website diinternet yang terkait dengan masalah yang di bahas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Fungsi Dan Peran Penyuluh Pertanian
Didalam Undang-undang No 16 tahun 2006 yang dimaksud dengan
penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya
sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraanya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Pelaku utama dalam kegiatan pertanian adalah petani beserta
keluarga intinya.
Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang
bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya
bagi masyarakat luas. Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan
yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di
lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran
yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya
dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan
kepentingan petani.
Hanafi (1986) menyatakan bahwa penyuluh pertanian berfungsi sebagi mata
rantai, penghubung antara dua sistem sosial, yaitu pemerintah /dinas lingkup
pertanian dengan masyarakat tani. Disamping itu peranan penyuluh sebagai guru
pertanian, penasehat, penganalisis dan sebagai organisatoris, serta sebagai kawan
yang memberi dorongan bekerja (Mosher, 1968). Daram era baru pertanian,
penyuluh lapangan dituntut untuk memiliki fungsi paling tidak dalam tiga hal
yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan
penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, penyuluh
pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Secara rinci, Samsudin (1994) membagi peranan penyuluhan pertanian
menjadi: (1) menyebarkan ilmu dan teknologi pertanian, (2) membantu petani

dalam berbagai kegiatan usahatani, (3) membantu dalam rangka usaha


meningkatkan pendapatan petani, (4) membantu petani untuk menambah
kesejahteraan keluarganya, (5) mengusahakan suatu perangsang agar petani lebih
aktif, (6) menjaga dan mengusahakan iklim sosial yang harmonis, agar petani
dapat dengan aman menjalankan kegiatan usahataninya, (7) mengumpulkan
masalah-masalah dalam masyarakat tani untuk bahan penyusunan program
penyuluhan pertanian.
Menurut Fashihullisan (2009) peranan penyuluhan dalam pemberdayaan
masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk
merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan
masyarakat untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan
masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan
dalam menguasai lingkungan sosialnya. Mosher (1997) menguraikan tentang
peran penyuluh pertanian, yaitu sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai
organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan,
dan pemantap hubungan masyarakat petani.
Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang peran penyuluh yang sangat
penting bagi terwujudnya pembangunan pertanian moderen yaitu pembangunan
pertanian berbasis rakyat. Peran penyuluh tersebut adalah:
1. Sebagai peneliti; mencari masukan terkait dengan ilmu dan teknologi,
penyuluh menyampaikan, mendorong, mengarahkan dan membimbing petani
mengubah kegiatan usahataninya dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi.
2. Sebagai pendidik; meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi
kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja
para petani agar dapat mengelola usahataninya secara lebih efektif, efisien,
dan ekonomis.
3. Sebagai penyuluh; menimbulkan sikap keterbukaan bukan paksaan, penyuluh
berperan serta dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup para petani
beserta keluarganya.
Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat, mengharuskannya memiliki
kemampuan tinggi, Oleh karena itu, kualitas dari penyuluh harus terus

ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan penyuluhan dan


mewujudkan pembangunan pertanian.Peranan agen penyuluhan pertanian adalah
membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang
baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan petani. Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses
membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah
pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai
konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut.
Mosher mengusulkan 6 kateori peranan penyuluh pertanian, yaitu:
1. Pengisi kehampaan pedesaan
Menurut teori tersebut penyuluh pertanian adalah seseorang ysng hidup
dikalangan petani, mengenal dengan akrab kegiatan-kegiatan mereka dan
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam memajukan pertanian, kemudian
membantu mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan oleh mereka
untuk memajukan pertanian.
2. Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang telah modern.
Mereka telah menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses pada input
produksi dan slalu merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga
terjangkau mereka.
3. Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan keterampilannya
dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran dan infestasi
dalam usaha taninya.
4. Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement). Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan
mendampingi mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan
memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam percobaan tersebut.

5. Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas

Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah mendukung rencana


pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak
tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani
untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah
tersebut.
6. Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah, sementara
dipihak lain sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan lanjutan
atau tinggi juga terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh untuk
menjalankan beragam tugas diluar peranan mereka yang seharusnya.

Peran penyuluh sangat berat, mengharuskannya memiliki kemampuan tinggi,


Oleh karena itu, kualitas dari penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga mampu
berperan dalam memberikan penyuluhan dan mewujudkan pembangunan
pertanian. Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani
membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani.
Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka,
dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari
masing masing pilihan tersebut.
4.1.1 Prinsip-Prinsip Penyuluhan Pertanian
Prinsip-prinsip penyuluhan adalah mengacu pada minat dan kebutuhan
masyarakat, organisasi masyarakat bawah, keragaman dan perubahan budaya,
kerjasama dan partisipatif masyarakat, demokrasi dalam penerapan ilmu, belajar
sambil bekerja, menggunakan metode yang sesuai, pengembangan kepemimpinan,
spesialisasi yang terlatih, memperhatikan kelurga sebagai unit sosial dan dapat
mewujudkan kepuasan (Dahama dan Bhatnagar, 1980).
Prinsip penyuluhan pertanian adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan
bekerja untuk sasaran (Valera, et.al.,1987). Sasaran penyuluhan adalah kelompokkelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai dari apa yang diketahui dan
dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan pekerjaan harus berkoordinasi dengan
organisasi pembangunan lainnya. Selanjutnya, informasi yang disampaikan harus
dua arah dan masyarakat harus ikut dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan
penyuluhan tersebut.

10

4.1.2 Falsafah Penyuluhan Pertanian

Dahama dan Bhatnagar (Mardikanto, 1993) mengartikan falsafah sebagai


landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala
sesuatu yang akan dan harus diterapkan di dalam praktek.Paulian (1987)
menyatakan falsafah penyuluhan pertanian diantaranya adalah:
1. Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif; apa yang dikerjakan
atau dialami sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani atau
nelayan dan menjadi kebiasaan baru.
2. Belajar melalui pemecahan masalah yang dihadapi adalah praktis;
kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik dan
menjadikan petani seseorang yang berprakarsa dan berswadaya.
3. Berperanan dalam kegiatan-kegiatan menimbulkan kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri, program pertanian untuk petani atau nelayan dan
oleh petani atau nelayan akan menimbulkan partisipasi masyarakat tani
atau nelayan yang wajar.
Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat,
memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian,
serta mendampingi petani untuk: (1) Membantu menganalisis situasi-situasi yang
sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2) Membantu mereka
menemukan masalah; (3) Membantu mereka memperoleh pengetahuan/informasi
guna memecahkan masalah; (4) Membantu mereka mengambil keputusan, dan (5)
Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang diambilnya.
4.2 Pengaruh Penyuluh Pertanian dalam Memberikan Informasi dan Inovasi
Kepada Petani
Menurut Mardikanto (1996), penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan
di luar sekolah yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan,
tetapi biasanya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan
yang luas. Disamping itu juga memiliki sifat progressif untuk melakukan
perubahan dan inovatif terhadap sesuatu (inovasi baru) serta terampil
melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas,
pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Penyuluh pertanian dituntut menyampaikan pesan yang bersifat inovatif yang
mampu mengubah dan mendorong perubahan perilaku petani sehingga terwujud

11

perbaikan mutu hidup. Pesan yang disampaikan kepada petani dalam berbagai
bentuk yang meliputi informasi teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi,
hukum dan kelestarian lingkungan.
Materi penyuluhan dibuat tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun
menyesuaikan dengan isu global yang lain, seperti upaya menyiapkan petani
dalam mengatasi persoalan iklim global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana
produksi yang memiliki adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim karena akan
berpengaruh kepada rawan pangan dan pengurangan produktifitas tanamannya.
Selain itu materi penyuluhan perlu berorientasi pada teknik bertani yang ramah
lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dalam meningkatkan produktifitas
dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Keberhasilan
penyebaran suatu teknologi sebaiknya tidak terlepas dari peran penyuluh yang
menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharu. Menurut Rogers dan
Schoemaker (1986) peranan yang dijalankan oleh agen pembaharu dalam
menyebarkan inovasi antara lain: membangkitkan kebutuhan untuk berubah,
mengadakan hubungan untuk perubahan, mengidentifikasi masalah sasaran,
memotivasi dan merencanakan tindakan perubahan.
Departemen Pertanian (2000) melalui Program Peningkatan Ketahanan
Pangan telah memberikan bantuan fasilitas penguatan modal, pelatihan dan
pembinaan agar petani mau dan mampu bekerjasama dan mampu menerapkan
teknologi sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani yang profesional.
Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap suatu teknologi baru biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Tingkat pendidikan petani
Pendidikan merupakan sarana belajar yang menanamkan pengertian sikap yang
menguntungkan menuju penggunaan praktek praktek pertanian yang lebih
modern. Mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat menerapkan
teknologi dan melaksanakan proses adopsi.
2. Luas lahan
Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi
daripada petani yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan keefesienan
dalam menggunakan sarana produksi.
3. Umur

12

Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> 50 tahun), biasanya makin
lamban dalam mengadopsi inovasi dan cenderung hanya melakukan kegiatan
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh masyarakat setempat.
4. Pengalaman bertani
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah untuk menerapkan inovasi
daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak,
sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan untuk
mengadopsi suatu inovasi.
5. Jumlah tanggungan
Petani dengan jumlah tanggungan yang semakin tinggi akan makin lamban
dalam mengadopsi suatu inovasi, karena jumlah tanggungan yang besar akan
mengharuskan mereka untuk memikirkan bagaimana cara pemenuhan kebutuhan
hidup keluarganya sehari hari. Petani yang memiliki jumlah tanggungan yang
besar harus mampu dalam mengambil keputusan yang tepat, agar tidak mengalami
resiko yang fatal bila kelak inovasi yang diadopsi mengalami kegagalan.

6. Pendapatan
Petani dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan semakin
cepat dalam mengadopsi inovasi karena memiliki ekonomi yang cukup baik.
7. Status pemilikan lahan
Para pemilik lahan dapat membuat keputusan untuk mengadopsi inovasi sesuai
dengan keinginannya, tetapi penyewa harus sering mendapatkan persetujuan dari
pemilik tanah sebelum mencoba atau mempergunakan teknologi baru yang akan
di praktekkan. Konsekuensi tingkat adopsi biasanya lebih tinggi untuk pemilik
usahatani daripada orang orang yang menyewa.
8. Tingkat kosmopolitan
Petani yang memiliki pandangan luas terhadap dunia luar dengan kelompok
sosial yang lain, umumnya akan lebih mudah dalam mengadopsi suatu inovasi
bila dibandingkan dengan golongan masyarakat yang hanya berorientasi pada
kondisi lokal, karena pengalaman mereka yang terbatas menyebabkan mereka
sulit dalam menerima perubahan atau mengadopsi suatu inovasi. Hal ini karena

13

mereka belum pernah mendengar atau bahkan belum mengenal informasi dengan
cukup tentang inovasi tersebut.
Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan
sebagian besar daerah di Indonesia dan untuk membangunnya perlu ditunjang
dengan SDM yang berkualitas.Semangat usaha yang cenderung menurun akibat
dihadapkan pada nilai jual produk yang belum menguntungkan, dan choise
dengan produk komoditi usaha tani yang lain yang lebih menguntungkan. Karena
itu petani padi kita perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date agar
tumbuh motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi
untuk maju demi nusa bangsa kita Indonesia.
Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang
cukup strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien, UU
No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (SP3K) yang mengatur penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya dapat
diimplementasikan, tentunya menghendaki adanya kearifan lokal dari otonomi
daerah.

4.3 Pengaruh Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produktivitas dan


Kesejahteraan Petani
Peranan Penyuluhan dalam kegiatan pembangunan disebut sebagai
penghubung antara petani/nelayan dengan proyek pembanguan karena melalui
kegiatan penyuluhan pertanian menghasilkan SDM petani dengan kualitas yang
mencerminkan sebagai masyarakat teknologi, terbuka dan trasparan, serta madani.
Penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan non-formal bagi petani agar
memiliki kualitas perilaku sesuai pembangunan, sehingga penyuluhan merupakan
penggerak dan pemercepat pembangunan. Penyuluhan pertanian memiliki peran
penting, yaitu sebagai kegiatan yang merupakan katalis, pendamping, perantara,
dan penemu solusi bagi pembangunan pertanian. Penyuluhan mampu
meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada terwujudnya perbaiakan
teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani (better business), dan
perbaikan kehidupan petani dan masyarakat (better living).
Kegiatan penyuluhan tidak boleh lepas dari memandirikan petani. Menjadikan
petani tidak mengalami ketergantungan, petani dapat mengusahakan sendiri
dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada dan memiliki inisiatif serta
kreatifitas sehingga bisa mengembangkan apa yang telah disuluhkan sesuai
dengan kearifan lokal masyarakat tersebut. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan
dapat berkembang mencapai skala ekonomis dan mampu untuk menghasilkan

14

keuntungan yang besar. Semua kegiatan tersebut akan menimbulkan efek yang
besar bagi kesejahteraan masyarakat serta pendapatan masyarakat yang secara
langsung atau tidak langsung akan membantu pembangunan di daerah tersebut.
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian
dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi
penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta
sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan
pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi
petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Selain itu Sektor
agribisnis mempunyai peranan penting didalam pembangunan. Ada lima peran
penting dari sektor pertanian dalam kontribusi pembangunan ekonomi antara lain
1. meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik,
2. penyedia tenaga kerja terbesar,
3. memperbesar pasar untuk industri,
4. meningkatkan supply uang tabungan, dan
5. meningkatkan devisa.
Untuk mengefektifkan penyuluh, Kementerian Pertanian melakukan kegiatan
demfarm yaitu demonstrasi yang dilaksanakan oleh beberapa orang petani dalam
kelompok tani pada luasan hamparan 1-5 hektar dalam waktu bersamaan. Materi
penyuluhan dibuat tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun
menyesuaikan dengan isu global yang lain, seperti upaya menyiapkan petani
dalam mengatasi persoalan iklim global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana
produksi yang memiliki adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim karena akan
berpengaruh kepada rawan pangan dan pengurangan produktifitas padi. Selain itu
materi penyuluhan perlu berorientasi pada teknik bertani yang ramah lingkungan,
seperti penggunaan pupuk organik dalam meningkatkan produktifitas padi dan
mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan
benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan
penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem
penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan
manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian
sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya,
sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya.

15

Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan


benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan
penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem
penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode penyuluhan yang tepat dan
manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian
sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan keluargannya,
sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya.
Kedepan arah pembangunan menuju pada industrialisasi di bidang pertanian
melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga
kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja
diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga
ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara
rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang
pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya
perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan
pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas.
Upaya mencapai itu semua diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
yang baik, selanjutnya dibutuhkan kelembagaan, ketenagaan yang kompeten,
mekanisme dan tata kerja yang jelas termasuk supervisi, monitoring dan evaluasi
yang efektif dan pembiayaan yang memadai. UU No. 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) sebagai wujud
revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur penyelenggaraan penyuluhan
yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut menghendaki kearifan lokal
dari otonomi daerah.
Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya
petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan
menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh,
tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis
komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat
berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan
perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah.

16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penulis dalam karya tulis ini maka
dapat disimpulkan bahwa penyuluh pertanian memiliki peran pemberi motivasi
dan fasilitas dalam upaya menggerakkan usaha petani dengan memberikan
penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan
kelestarian dari sumber daya alam. Peranan penyuluhan pertanian adalah
membantu petani membentuk pendapat dan membuat keputusan yang baik dengan
cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
petani. Penyuluh pertanian dituntut menyampaikan pesan yang bersifat inovatif
yang mampu mengubah dan mendorong perubahan perilaku petani sehingga
terwujud perbaikan mutu hidup. Dengan demikian peran penyuluhan pertanian
sangat penting dalam memberikan informasi dan inovasi yang dapat
menggerakkan motivasi petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta
kesejahteraan keluarga petani.

5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam karya ilmiah ini, penulis
memberikan saran kepada penyuluh pertanian untuk meningkatkan peran dan
kontribusinya terhadap perkembangan pertanian serta membentuk sistem
kelembagaan dan metode penyuluh pertanian yang baik dan benar.

17

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan,Jakarta.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.

Samsudin S, U.1994. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung.

Suharto,
Edi.
2005.
Membangun
Masyarakat.Bandung. PT Refika Aditama.

Masyarakat

Memberdayakan

Van Den Ban, A.W & H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta.
Kanisius.

http://ayyayy.wordpress.com/2010/05/10/peranan-penyuluhan-dalampembangunan-pertanian-sebagai-upaya-meningkatkan-kesejahteraan-petani/
(Diakses Pada Tanggal 15 Agustus 2015)

18

http://idhafarida.wordpress.com/2012/04/19/definisi-falsafah-dan-peranpenyuluhan-pertanian/ (Diakses Pada Tanggal 13 Agustus 2015)

http://ardyummagroteknologi.blogspot.com/ (Diakses Pada Tanggal 13


2015)

Agustus

http://serbatani.blogspot.com/2013/08/skripsi-peran-penyuluh-pertaniandalam.html (Diakses Pada Tanggal 13 Agustus 2013)


http://panjaitansumitro.blogspot.com/2012/12/peran-penyuluhan-pertaniandalam.html (Diakses Pada Tanggal 13 Agustus 2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22005/4/Chapter
%20II.pdf(Diakses Pada Tanggal 5 Agustus 2015)
http://fashihullisantugaspenyuluhan.blogspot.com/ (Diakses Pada Tanggal 5
Agustus 2015)

Anda mungkin juga menyukai