Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah
menyelesaikan laporan praktek logam dengan judul percobaan DEFLEXI
TEST.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
program S-1 di fakultas teknik Universitas Darma Agung, yang berguna untuk
membekali mahasiswa dengan pengetahuan dalam menerapkan teori yang
diperoleh melalui kuliah dalam bentuk praktek.
Penulis menyadari,bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi penyempurnaan pada tulisan laporan/ tugas lainya dimasa yang akan
datang.
Akhir penulis saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Ir.Hasballah,MM. selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan praktek
logam ini. Terima kasih jugs kepada teman-teman yang telah membantu dan
memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Dan kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap, semoga tulisan
yang sederhana ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.

Medan,28 November 2015


Penulis

( RICO ANDREAS)

DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN..............................................................1
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN...............................................................................2
BAB III ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN.......................................................................10
BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN..............................................................................11
DATA SHEET................................................................................................................. 12
BAB V ANALISA HASIL PERCOBAAN..........................................................................16
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................23
LITERATUR................................................................................................................... 24

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya pengaruh pembebanan terhadap suatu material
adalah harus diketahui oleh perencanaan kontruksi.
Karena akibat pembebanan yang terlalu besar dapat mengakibatkan
kerusakan suatu kontruksi dan dengan kata lain pembebanan yang diberikan
sehingga mengakibatkan deformasi plastis terhadap suatu material.

Pembebanan biasanya mempunyai kasus yang bebeda-beda yakni sesuai


bagaimana terjadinya pembebanan tersebut pada tinjauan pustaka akan
dibahas prinsip cara pembebanan terhadap suatu spesimen.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Percobaan teori dasar konstrusi ini diprgunakan untuk mengetahui
kekuatan suatu bahan logam. Bila suatu material dari suatu kontrusi
mengalami pembebanan maka ada kemungkinan teriadinya deformasi atau
deflexi.
Maka dalam hal ini untuk menjamin keselamatan dari kontrusi tersebut
perlu diperhatikan dan direncanakan dari konstrusi agar tidak mengalami
kerusakan. Akibat beban yang diberikan tidak sesuai dengan bahan material yang
digunakan, sehingga menimbulkan defleksi yang terlalu besar dan dapat
meninbulkan kerusakan pada konstrusi.
Untuk mencari deflexi yang diakibatkan oleh pembebanan, digunakan
beberapa cars yang sesuai dengan praktikum logam, Cara-cara tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mencari defleksi dengan metode diffrensial
a. Untuk kasus pada beban yang terbagi rata ditumpu pada kedua ujungnya
dengan tumpuan sederhana

Ima = 0
Maka : Rb. LQ.L, =0 2
Rb = Q. 1 2
Untuk mengitung Ra sama dengan Rb karena defleksi yang ditanya
adalah ditengah batang.
Persamaan momen sejauh X adalah
Mx = R, X Q - X, 2
= Q.L.X -Q. X2
2 = CL.X.(LX)

Dimana :
E. 1. d'v
d2
x

M. X

Maka didapat :
E . i . d, = Q. X' Q. L. X' + C ......................(1)
dx
.6
4
E .1 . y
Q . x 4 _ Q.I.X3+ X.C+D .....................(2)
24

12

Untuk mencari harga konstan C dan D dipergunakan sprat batas yakni


- Untuk X = 0
makaY=O
Untuk X = 1
maka Yi = Y = 0
2
Jika pads saat X = L maka Y = 0 didapat :
2
0 = Q. X4 _ Q. 11 + C
2y
C =Q.L'
384

12

Harga C tersebut dimasukkan kepersamaan 2 maka akan diperoleh


0 = Q.0 - Q.0.1 +C.O+d
2y
12
Maka harga d = 0

Dengan diketahui harga C dan d, maka persamaan 1 dan 2


dapat di ubah menjadi El. y = Q. XI _ Q. I X2 + 5Q. 14
6
4
384
E I . y = Q. X4 - Q. I X3 + 5Q. 1'. X
24
12
384

b. Untuk mengetahui beban terpusat ditumpu pada kedua


ujungnya dengan tumpuan sederhana

IM.

0, maka Rb . I Pa = 0
Rb -

= Pa

L
0, maka R a

-Pb

E.

0
Pb

L
Maka persamaan momen sepanjang x pada daerah 0 < x < a
M

X = RbX

EI.Y
Pb-..X L
El. Y'X2+ C,
21
- P b - X 3 + Cl- X+C2

El . Y

1. 6
Untuk a < x < 1 M x =
- P.a . x

L
Maka -.
El = -p.a.x +p(xa)
L
El = -P. a . X3 + P(x- a )2 + D,
61
2
.
3
3
El = - P . a. x + P(x a) + D Ix + D?. 61 6
Untuk mencari konstanta Cl, C2,D1 , D2 diperlukan syarat batas, yaitu

Untuk x = 0, maka y = 0 Untukx=l,


maka y =0 Untukx=a, maka y = y
Untuk x = a , maka Ya = Yb

Untuk x = 0; Ya = 0 maka didapat C2 = 0 Untuk x = a dan


Ya = Yb , jika didistribusikan
P . bx2 + Cl

P . bx2 + p (x a)2 + D,

21
C,

21

P (x a )2 + D,

2
C,

D,

Untuk X = 1 dan Yb = 0 didistribusikan kedalam persamaan, maka diperoleh: 0 =


-P.bl + P(1a )2 + DI . , + D 2

61

Untuk X = a maka Y. = Yb
-P. b . a 3 = ci
P. b.a 3 + p (a a )3 +Dj. , + D2
61

61

l.a = Di.. + ID2


Sedangkan D2 = 0 maka diperoleh C, = C,
Setelah disubsitusikan konstanta tersebut kepersamaan maka diperoleh:
C

D,

= P . 13 . b + p (1a)2

D,

61
6
= P.13.bp.I(Ia )3

Jadi persamaan 5 , 6 , 7 dan 8 berturut turut akan berubah menjadi: El Y


a = p. b. x (I2b2x2)
61
El . Yb = p . b . (x a) + (I2b2) (x _ X)
61

METODE SUPERPOSISI.
Sepanjang hukum hooke berlaku, pergeseran suatu tempat
karena beberapa bush beban adalah sama jumlah
pergeseran ditempat tersebut karena masingmasing
beban sendiri. Metode ini dapat dijeleskan dengan
sebuah beban contoh peantilever beam sebagai

berikut-.

Aplikasi Prinsip Superposisi


Seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebuah beam yang
diengsel pada A dan ditumpu roll, dengan memberikan P, dan

P2

mengakibatkan terjadinya reaksi pada masing-masing tumpuan yang


diperlihatkan pada diagram dibawah ini, dimana reaksi yang terjadi pada B dan
C mempunyai arah vertical sebab roll tidak memberikan reaksi yang horizontal.

Reaksi yang terjadi pada tumpuan C dengan defleksi Yc2 akibat beban P2
adalah: Ycl =P(b+c)a..E.1.1.(da )3 + (12 _ (b + c) d d')
b
(b + c)
Reaksi pada Y terjadi pada tumpuan C dengan defleksi Y,2 akibat beban P2 adalah:
Y
c2 = p. c. d . (1 2 _ C 2 d)
E.I.I
Penjumlahan defleksi yang diakibatkan pada setiap tumpuan harus sama dengan
0
Y
cl + Yc2 Yc3 = 0
Sedangkan defleksi yang diakibatkan tumpuan C yaitu Rc adalah:
Yc3
R(I d) - (ID,,d 2)
6EI.I.D12

Teori Maxwell
Teori ini pada umumnya pengembangan dari peninjauan benda yang elastis
yang mengalami gaya-gaya atau pun pembebanan.

Seperti terlihat pada gambar diatas sistem tersebut dibebani dua jenis
pembebanan yang berbeda dan ditumpu x keadaan ini tegangan yang
ditimbulkan oleh pembebanan yang mempunyai titik tangkap dan arah masingmasing.
Teori yang lebih umum dari teori reciprical. Dengan teori ini dapat
dinyatakan bahwa yang dilakukan oleh pembebanan pada kondisi A akan
sama dengan kerja yang dilakukan oleh pembebanan pada kondisi B.
Y +P
Y =P
Y +P
P1 - 1 2 - 2 3 - 3 4 - Y4
Sebagai pembuktian dari rumus ini dapat dihubungkan bahwa selain energi
pada benda tersebut adalah ketika beban P1, P2 , P3 clan P4 bekerja sekaligus.
Maka jumlah energi tidak tergantung pada keadaan atau kondisi tersebut, tetapi
tergantung pada beban nyata dari beban tersebut. Pada mulanya pembebanan
dianggap melakukan kerja dari beban tersebut. Pada mulanya pembebanan
dianggap melakukan kerja dari beban P, dan P2 kemudian P3 dan P4.

Energi yang tersimpan


Bila bahan masing-masing memenuhi hukum hook dan dianggap defleksi
kecil yang terjadi adalah fungsi linear dari benda itu. Maka besar energi yang
tersimpan adalah:
U = du
Dpn
Dpn = strain energi yang barn

Karena starin energi yang terakhir tidak tergantung pada


urutan pemberian gaya, dapat dianggap bahwa D p n adalah gaya
yang diberikan pada permukaan juga gaya P, dan P 2 de ngan
cara ini te rjadi pe rtamb ahan kerja seb esar D p n d an maka
strain energi dalam hal ini adalah:
U = Dpn;dn=O
Jadi harga d, diperoleh menjadi:
Dn = du / dpn

Aplikasi teori Maxwell.


Bentuk dari defl eksi yang terjadi pada suatu batang akibat
bekerjanya gaya terpusat dapat juga ditentukan aplikasi teori
maxwell. Dalam hal ini teori maxwell dapat dipakai untuk
menentukan lendutan pads batang yang ditumpu sederhana
dan dibebani dengan benda terpusat. Untuk lebih jelas dapat
dibuat suatu bahan yang dibebani dengan beban terpusat seperti
gambar dibawah ini:

Jika diperhatikan pada gambar diatas lendutan pada A dan B


sama dengan 0, maka dapat ditentukan dahulu harga n, pada titik C
sebesar defleksi pada Yd adalah:

Y = P (I - X) (11 X). X,
Besar kerja yang ditakukan pada gambar diatas-.
PY Rc.dc = U
Sedangkan pada gambar tumpuan adalah 0
Py = R c . d

BAB III
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.Bat an g b aj a p l at stri p d e ng an be n tuk p e n amp an g se g i
e mp a t se b ag ai specimen.

2.Dial gauge, berguna untuk mengukur defleksi yang terjadi.


3.Sliding caliper, berguna untuk mengukur dimensi dari pada
spesimen. 4.pemberat berguna untuk pembebanan spesimen.

5.Tumpuan berguna untuk menumpu spesimen yang dibebani.

BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum pembebanan dilakukan, priksa yiel stress bahan yang


yang digunakan stiap pembebanan, perhatikan jangan sampai momen
yang terjadi menimbulkan tegangan lebih dari 60% dari yiel stress.

A. Metode Superposisi
1. Pasang batang pada tumpuan, pilih tiga tempat pengukuran pembebanan
(A, B, C) dan suatu tempat pengukuran lendutan defleksi D.
1. Letakkan beban berlainan di A , B secara bergiliran dan ukur lendutan
di C pda setiap Kali pembebanan.
2. Letakkan beban semula dimasing-masing tempatnya secara bersama
dan ukur lendutanya di C.
3. Ulangi tiga kali langkah pada 1 3 dengan mengambil tempat yang
berlainan dengan beban yang bervariasi.

B. Aplikasi Superposisi
Prinsip superposisi dipakai dalam penentuan reaksi dari seluruh batang
yang terletak pada tiga tumpuan.
1. Stel tiga tumpuan I, 11, III supaya merupakan garis lurus dan letakkan
tumpuan tersebut hingga satu dengan yang lain cukup berjauhan
(tumpuan II berada ditengah tumpuan 1).
2. Letakkan batang diatas tumpuan. Pasang sebuah deal gauge tepat diatas
tumpuan II hingga misalkan C Perlahan-lahan turunkan tumpuan II
hingga lepas dari batang, catat ledutan yang terjadi akibat berat batang
itu sendiri.
1. Letakkan beban Pa disuatu tempat A diantara tumpuan 1 dan 2 dan
beban. Pb disatu tempat B antara tumpuan 2 dan 3, ukur lendutan di A
dan B.
3. Lepaskan beban dan pasang suatu beban di C oleh Pc ukur lendutan di
C.

C. Teori Maxwell
Letakkan batang diantara dua tumpuan, pilih dua titiki antara A dan B
yang ticlak simetris.
1. Letakkan beban di B dan ukur lendutan di A kemudian pindahkan beban
dari B ke C dan ukur lendutan di B.
2. Ulangi langkah kedua diatas dengan memilih tempat di titk A dan B yang
1.

lain.

D. Aplikasi Teori Maxwell


1. Letakkan batang antara dua tumpuan, pilih dua titik A clan B, letakkan
suatu beban P disuatu titik, kemudian ukur lendutanya.
2. Pindahkan beban P ke beberapa tempat lainya dan ukur lendutan di A.

E. Aplikasi Kedua Prinsip Superposisi Dan Maxwell


1. Pada batang yang terletak diatas dua tumpuan, diletakkan beban
ditengah batang (titik A) ukur lendutan ditengah batang ditiga tempat
lainya yaitu A, B, D jugs lendutan di A.
2. Lepaskan n beban dan kemudian letakkan tiga beban yang berlainan di B,
C, D ukur lendutan di A.
Ulangi percobaan diatas sampai tiga kali.

PA
200

XA
50

XB
20

40

XD
70

YA
1,40

YB
0,36

Yc

0,91

YD
0,86

500

50

20

40

70

3,65

1,19

2,32

2,27

NO

xc

XA
50

X,

xc

20

40

XD
70

YA
1,40

YB
0,36

Yc

PA
200

0,91

YD
0,86

500

50

20

40

70

3,65

1,19

2,32

2,27

NO

PRINSIP SUPERPOSISI
NO
1

PA

PB

PC

XA

XB

XC

XD

YDA

YDB

YCB XYC

20

200

20

20

60

45

55

1,12

3,6

2,95 45

500

500

20

20

60

45

50

4,4

1,76

2,48 45

800

800

20

20

60

45

50

2,77

4,78

0,32 45

Beban : Plat Baja (E= 2,14 X 10 6 gr/ cm')


Panjang Speciamen L = 100 cm
Tebal
: 0,3 cm
Lebar 2,54 cm

NO
1
2
3

P
500
500
700

XA
20
40
70

XB
70
70
70

YA
0,73
1,56
4,18

PA

YB
1,35
1,7
2,80

NO
1
2
3

P
200
200
200

XA
45
45
45

XP
20
30
70

YA
0,38
0,89
1,51

BAB V
ANALISA HASIL PERCOBAAN
Percobaan 1 (statis tertentu)
Dik: E = 2,1 x 106 kg/cM2 =21 x 106
gr/mM2 b = 2 4 m m
h=4mm
L=1000 mm
b .h3
12
= 24.43
12
= 128 mm4
El = 21 x
10'. 128
= 2688
gr .
mm2
Variasi beban dengan jarak tetap, defleksi diukur di x = 500 mm, X1= 350 mm ; X2
= 700 mm.

I.

P, = 600 gr, P2 = 900 gr; b = 650 mm; a = 350 mm


Yl =pb [I(xa )3+ ( L 2 b 2 ) X _ X 3 ] , untuka<x<L 6LEI b
= 600. 650 [1000 (500 350)3 + (1000 650)2 500 5003] 6. 11DOID
. 2688. 106
= 65 [168,98 x 106]
2688 x 106
= 10981,75
2688
Y

2 = pbx (L2 _ X2 b 2) untuk 0 < X < a 6 LEI

b = 300 mm, a = 700 mm


Y2 = 900. 300. 500 [10002 _ 5002 300'1 2688 x

106.6. 1000
= 15000 [660000]
2688 x 106
3,68 mm
y

l = Yl + Y2
= 4,08 + 3,68 = 7,76 mm

Selanjutnya untuk:
[L (x _ a)3 + (C _ b2)2

X31 = 16

8,95 x 106 MM3 B


2

[L' _ X2 b ] = 660000 MM2


II.

P1= 700 gr ; P2 = 1000 gr


Y, 700. 650
[168,95 x 1061
6. 1000. 2688 x 106
4,77 mm
Y

2 = 1000 . 300. 500

[660000]
6.1000. 2688. 10 6 x 106 = 6,14 mm

ll = Y1 + Y2

=4,77+6,14 = 10,91
mm

P, = 800 gr ; P2 = 1200 gr

Ill.

Y, = 800. 650 [168,95 x 106]


6. 1000. 2688 x 106
= 5,45 mm
Y

2=

1200. 300. 500 [66000] 6.1000. 2688 x 106

= 7,37 mm
Y

l + Y2

5,45 + 7,37 12,82 mm

IV.Superposisi
M
max Pa . X. b
E
1,96. 20 80

100
31,68 N.cm
Ra = P . b
E
= 1,96. 80 100
=1,5N
RbPi,

- Ra
1,96 1,5 0,46 N

Mm a x
E

- X. b

3,92.50.50 100
98 N.cm
Ra = Pb - b
E

= 3,92 . 50 100
= 1,96 N

Rb = Pb- R.
= 3,92 1,96 = 1 , 9 6 N

C.

m a x P~ . X . b

6 , 8 6 . 8 0 . 2 0 100
100,76 N.cm

R. = P,,b
L= 6,86. 20 100
= 1,372 N
Rb = P, - R,,
= 6,89 1,372 = 5,488 N

PC

Untuk pembebanan serentak: R, = P, . a + Pb. b + P,.


c
L
= 1,96. 80 + 3,92. 50 + 6,89. 20
100
= 1,5 + 1,96 + 1,372
= 4,83 N
RB = 0,46 + 1,96 + 5,488
=7,908N

V.

Aplikasi Super Posisi


Gaya lintang dan akibat momen akibat berat sendiri:
19

Ma Q. Ra
Q- L
2

Rb

=Q. L.X+Q. L 2

Persamaanbidang momen
M
m a x = Q . L . X Q . X2
2
2
M
max

(Persamaan Parabola)

terjadi pads tengah-tengah (X 1) 2

Mm..

Q. L(1)Q. V12

22
Q 12

PA

Buat batang
Q = p.p . v
Bahan baja : p = 7,8 x 10-3 gr/mm3 Q = P.V

p (b . h . 1)
=7,833x10 - 3 (4 24. 1000) 748,8 gr
Karena beban terbagi rata maka: Q = 748,8
L 1000
= 0,7519 gr/mm

MatraMmax=Q.L2

8
= 0,7519. 10002
8
= 93,88 kg/cm2

Menentukan gays hitung :


R, = E,. a + Pb a + P.. a
L
= 4,9. 30 + 9,8. 80 + 6,86. 65
1000
= 147 + 784 + 445,9
1000
=13,7N
.

Rb = 4,9 + 9,8 + 6,89 13,7 =7,86N

Rc = Y, . total . b E I . L
(I2b2a2) a b
= 0,5575. 650. 268,8 x 104 . 1000 (100 2 35 2 65 2 ) 65.35 = 9255 gr
= 9,2 N

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
KESIMPULAN:

1.
2.
1.
2.
3.

Konstruksi yang dapat pembebanan, balk itu beban terpusat maupun beban
terbagi rata akan mengalami defleksi.
Defleksi yang besar akan mengakibatkan ketidaksamaan dari pada
konstrusinya.
Dari analisa kecil hasil percobaan dan pengamatan serta pertanyaan
grafiknya dapat dilihat pada saat gaya lintang 0 momen max.
Pada tiap tumpuan tidak mengalami defleksi atau dengan kata lain bahwa
tumpuan defleksi = 0.
Pada tiap tumpuan rata bentuk grafiknya (momen) berupa persamaan
pangkat dua (parabola).

SARAN-SARAN:

1. Untuk plat yang digunakan haruslah plat yang benar-benar memenuhi


syarat standart laboratorium.
2. Sebaiknya sismtem tumpuan bermacam-macam dan memberikan
pembebanan yang berlainan pula.
3. Sebaiknya untuk perhitungan diatas harga modulus elastisitasnya telah
diketahui standartnya.
4. Sebaiknya diberikan data yang standartnya untuk percobaan ini agar
praktikum mempunyai pegangan.

LITERATUR

1%,

S. Timoshenco, Strength of material 1, Advanced Third Editor.

2. R. Soutwell, Teori Elastisitas.


. Heiz, Frank, Mekanika I, Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai