(UMPK606)
ACARA I
KETELITIAN PENGGAMBARAN
DI BUAT OLEH:
NAMA
NIM
: 140722601083
DOSEN
JURUSAN
: GEOGRAFI
FAKULTAS
I.
TUJUAN
Agar mahasiswa biasa mendapatkan ketelitian dalam mrnggambar peta dalam bidang
kertas kalkir maupun di kerras HVS.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
III.
DASAR TEORI
III.1
Pentingnya Peta
Cepatnya pertumbuhan penduduk di muka bumi ini dan berkembangnya
kehidupan modern yang serba kompleks, timbul tekanan dan pergulatan untuk
mendapatkan sumber-sumber yang tersedia. Hal ini mendorong perlunya suatu
studi yang detail tentang lingkungan fisikal dan sosial, sejak dari masalah
kependudukan sampai ke masalah polusi dan dari produksi bahan makanan
sampai ke sumber-sumber energi.
Pakar geografi pada umumnya, demikian pula perencana, sejarahwan,
ekonomiwan, pakar pertanian, pakar geologi, dan pakar-pakar lain yang
berkecimpung dalam ilmu-ilmu dasar dan keteknikan, telah menyadari bahwa
suatu peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan.
Suatu peta berskala besar yang menggambarkan detail suatu daerah sempit, dapat
mencerminkan bentuklahan, aliran, vegetasi, pola permukiman, jalan-jalan,
2
keadaan geologi dan banyak detail lainnya, yang kesemuanya ini menungkinkan
kita melihat saling hubungannya, yang diperlukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan suatua pekerjaan secara ilmiah.
Studi lingkungan yang kompleks memerlukan peta untuk mempelajarinya.
Pembangunan suatu jaringan jalan suatu rumah, suatu sistem pengontrol banjir,
hampir setiap pekerjaan konstruksi memerlukan pemetaan sebelumnya.
Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas, dapat
menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan lahan (landuse),
penyebaran penduduk, iklim, dan sebagainya. Kesemuanya itu amat penting untuk
memahami masalah-masalah dan potensi suatu daerah.
Peta yang menunjukkan informasi pada seluruh muka bumi menunjukkan
generalisasi dan hubungan timbal balik dari pola permukaan bumi secara luas,
dimana kita dapat memperkirakan asal kejadian di masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang.
Beberapa contoh fungsi peta adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari
suatu daerah
b. Sebagai suatu alat analisa untuk mendapatkan kesimpulan
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Kegiatan Penelitian
a. Alat bantu survei untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan
diteliti
b. Alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data yang
ditemukan di lapangan
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.
dimana kita dapat memperkirakan asal kejadian di masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang.
Beberapa contoh fungsi peta adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari
suatu daerah
b. Sebagai suatu alat analisa untuk mendapatkan kesimpulan
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Kegiatan Penelitian
a. Alat bantu survei untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan
diteliti
b. Alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data yang
ditemukan di lapangan
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.
III.3 Klasifikasi peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya, skala, isi, dan kenampakan dari
peta. ICA mengklasifikasikan peta menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Peta topografi (termasuk peta rencana dan peta topografi)
b. Chart dan peta jalan (untuk navigasi dan orientasi)
c. Peta tematik (menampilkan satu tema khusu atau lebih)
III.3.1 Peta topografi
Peta topografi memberikan gambaran umum mengenai terrain atau permukaan lahan.
Dalam pemetaan topografi dengan sakala besar, dapat disusun dari foto udara, dan
dipublikasikan sebagai peta orthophoto. Termasuk dalam peta topografi ini juga: peta
dunia skala 1:1.000.000. Pada waktu lampau, beberapa peta skala menengah dari
semua peta skala kecil, diperoleh dari peta skala yang lebih besar walaupun hal ini
dapat dimungkinkan disusun dari citra satelit. Sering peta
peta topografi skala kecil disebut dengan peta geografik, peta-peta umum atau
khususakala sangat kecil: peta peta atlas.
Menurut Kers (1977), batasan peta topografi dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Peta topografi menyajikan gambaran permukaan bumi dengan seteliti mungkin,
sejauh skalanya memungkinkan, dan menunjukkan elemen-elemen baik yang alami
maupun yang kultural
2. Letak-letak elemen tersebut ditunjukkan dengan posisi yang sesungguhnya, baik
lokasi, situasi, maupun elevasinya.
3. Liputan peta topografi didasarkan pada hasil pengukuran lapangan atauapun dari
foto udara.
Semua komponen pada peta topografi pada skala tertentu diletakkan pada tingkat
kepentingan yang sama: air, permukaan lahan, komunikasi, daerah terbangun,
vegetasi, dan lain-lain. Demikan pula halnya mengenai tulisan nama-nama tempat
dan kenampakan kultur.
Peta topografi biasanya diklasifikasikan berdasarkan:
1) Skala besar: > 1:25.000;
2) Skala menengah: 1:25.000 - 1:250.000;
3) Skala kecil: 1:250.000 1:2.500.000;
4) Skala sangat kecil: <1:2.500.000.
III.3.2 Chart dan peta jalan
Chart dan peta jalan disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam navigasi darat,
laut, maupun udara, Peta-peta ini biasanya pada skala menengah atau kecil dan hanya
mencerminkan kenampakan-kenampakan yang menarik untuk pengguna peta khusus
(pilot, sopir, navigator). Chart untuk navigasi perairan sering disebut hydrographic
charts, atau admiral charts. Simbol dan singkatan-singkatan pada peta ini telah
distandarisasi oleh Badan Hidrografi Dunia. Chart untuk udara disebut aeronautical
chart. Skala chart ini variatif:
1) 1:5.000.000: World planning charts
2) 1:3.000.000: Long range navigating charts
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada kertas HVS (telampir)
2. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada kertas kalkir (telampir)
VI. PEMBAHASAN
Perbedaan penggambaran di media kertas HVS (alat pensil 2B) dan media kertas
kalkir (alat drawing pen):
1. Ketebalan g garis
Dalam menggambar untuk ketebalan garis, dalam peta sebagian daerah
Rotterdam terdapat perbedaan ketebalan garis, contohnya seperti jalan raya pen
ggarisannya adalah tipis dan bisa memakai drawing pen ukuran 0,1 atau 0,2 dan
untuk garis yang lebih tebal bias memakain ukuran 0,4 atau 0,5. Dan bila
memakai pensil tidak memiliki ukuran jadi dalam menent
Kan ketebalan garis lebih sulit dari pada memakai drawing pen.
2. Ketelitian obyek
Dalam peta sebagian Rotterdam terdapat beberapa obyek atau symbol symbol
seperti bendungan, dermaga bendungan, penghadang gelombang badai, debit
pintu air, pengunci pengiriman, kanal, jalan raya utama, pengusulan jalan lalu
lintas utama,, jembatan, bukit pasir. Dalam penggambaran ketelitian obyek lebih
mudah memakai drawing pen dari pada pensil 2B.
3. Kesan penggamabaran secara umum
Dalam mendeliniasi peta sebagian Rotterdam kesan saya cukup mudah karena
menurut saya tidak ada kendala dan obyek obyek yang rumit.
4. Kelebihan dan kekurangan penggambaran di media HVS dan kalkir
4.1HVS
Kelebihan
: karena dimedia HVS penggambaran memakai pensil jadi
kita bisa menghapus bila salah.
Kekurangan : karena HVS tidak transparan jadi dalam menjiplak ada
kendala karena kurang terlihat.
4.2 KALKIR
Kelebihan
: kertas kalkir transparan dan dalam penggambaran memakai
drawing pen jadi lebih mudah dan lebih teliti.
8
Kekurangan
: kertas kalkir dalam penggambarannya karena memakai
drawing pen bila salah tidak bias dihapus jadi bila salah harus mengganti lagi
dengan yang baru.
VII. KESIMPULAN
Jadi dalam penggambaran peta sebagian daerah Rotterdam terdapat perbedaan
ketebalan garis, dan dalam media kertas HVS dan KALKIR terdapat kekurangan dan
kelebihan dimasing masingnya.
VIII. TUGAS
1. Sebut dan jelaskan macam macam skala ?
2. Jelaskan cara untuk mengubah skala ?
JAWABAN
1. Skala Peta
Pernahkah Anda menggunakan peta untuk menentukan jarak antara
dua kota atau dua tempat? Setelah letak dua kota ditemukan, apa
langkah selanjutnya?
Tentunya, Anda akan melihat skala peta, bukan?
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena
dengan skala peta kita dapat mengetahui jarak antara dua
tempat. Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan
jarak sebenarnya dipermukaan bumi.
Contoh:
Pada peta tertulis skala 1 : 1.000.000 ini berarti tiap jarak 1 bagian di
peta sama dengan jarak 1.000.000 bagian di muka bumi.
Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 10 Km.
Ukuran jarak yang digunakan dalam peta yaitu cm, m, km, inci dan
mil. Untuk Indonesia satuan yang umum dipakai cm, m, atau km.
Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat
menghitung dan memperkirakan perbesaran pada keadaan yang
sebenarnya.
Skala Peta dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua angka di peta
= 1 km di lapangan, jadi kalau antara 0 1, 1 2, 2 3, 3 4, 4 5 masing-masing =
1cm maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.
b)
Dari grafik tersebut dapat dibaca bahwa tiap jarak 1 inci pada peta sama dengan 2 mil di
lapangan. Skala garis ini pada umumnya digunakan apabila suatu peta akan dikecilkan atau
akan dibuat ukuran tertentu. Dengan memakai skala grafik/garis maka jarak dua tempat dapat
langsung diukur dalam peta. Tidak jarang dalam satu peta dicantumkan skala angka dan
jugaskala garis.
10
Sampai disini apakah Anda dapat memahami? Selanjutnya, dalam pembahasan skala peta
yang harus Anda ingat adalah semakin besar skalanya, akan semakin kecil kenampakkan
wilayah yang digambarkan. Sebaliknya semakin kecil skalanya semakin luas areal
kenampakkan permukaan bumi yang yang tergambar dalam peta.Untuk memahami skala
termasuk besar atau kecil dapat dicontohkan sebagai berikut:
Skala 1 :
50.000
Skala 1 :
200.000
Skala 1 :
250.000
-
lebih besar
dari
lebih besar
dari
lebih kecil
dari
1 : 100.000
1 : 2.000.000
1 : 50.000
11
2. a.
Menggunakan grid
Memperbesar dan atau memperkecil peta dengan bantuan grid atau garis-garis
koordinat yaitu dengan memberikan garis khayal pada peta yang terdiri atas garis
lintang dan garis bujur.
Jika gambar suatu daerah diperbesar, berarti bentuk daerah tetap, tetapi ukuran
panjang dan lebar diperbesar, bilangan pembagi skala menjadi lebih kecil, dan
detail gambar makin banyak. Sebaliknya jika gambar suatu daerah diperkecil
maka bentuk daerah tetap, tetapi ukuran panjang dan lebar diperkecil, bilangan
pembagi skala menjadi lebih besar, dan detail gambar semakin sedikit. Urutan
kerja sebagai berikut:
1.
2.
2.
3.
4.
5.
b.
Fotocopy
Cara yang harus kamu lakukan yaitu dengan memfotocopy peta tersebut. Bila
kamu ingin memperbesar peta maka gunakanlah mesin fotocopy yang dapat
memperbesar peta. Sebelum difotocopy, usahakan peta yang akan diperbesar
skalanya sudah dirubah dalam bentuk skala garis atau batang, agar perubahan
hasil peta yang diperbesar akan sesuai dengan perubahan skalanya. Akan tetapi,
jika masih dalam bentuk skala angka maka akan sangat sulit menyesuaikannya.
c.
13
Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi
jajaran genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama.
Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan, yaitu
memperbesar atau memperkecil peta. Pada alat ini juga digunakan formulasi
yaitu:
14
DAFTAR PUSTAKA
Lab kartografi : universitas negeri malang
Bos, E.S. 1978. Thematic Cartographuc Principles in Thematic Mapping. ITC: The
Netherland.
ICA. 1984. Basic Cartography. BAS Printers Limited: Hamshire.
Keates, J. 1976. Cartographic Design and Production. Longman Ltd: London
Muehrcke c, Phillip. 1978. Map Use: Reading, Analysis, and Interpretation. Winconsin:
USA
Oxtoby, P.J, and Brown, A. 1976. Cartographic Technique. ITC. The Netherland
Robinson, Arthur. Elements of Cartography. John Willey&Sons. New York: USA
Sijmons, K, and Oxtoby, P.J. 1983. Map Projection. ITC: The Netherland.
Sukwardjono, dan Sukoco, Mas. 1997. Kartografi Dasar. UGM: Yogyakarta
Surjosumarto. 1977. Membaca Peta. Jakarta Truran, H.c. 1977. Statistical Map and Diagram.
Heinemann Educational Books Ltd: london
15