Anda di halaman 1dari 17

PETA SEBAGIAN DAERAH ROTTERDAM

(UMPK606)
ACARA I
KETELITIAN PENGGAMBARAN

DI BUAT OLEH:

NAMA

: HAFIZ HENDRI RIYANTO

NIM

: 140722601083

DOSEN

: ALFI NUR RUSYDI

JURUSAN

: GEOGRAFI

FAKULTAS

: FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2014

I.

TUJUAN

Agar mahasiswa biasa mendapatkan ketelitian dalam mrnggambar peta dalam bidang
kertas kalkir maupun di kerras HVS.

II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ALAT DAN BAHAN


Kertas kalkir
Drawing pen
Sablon huruf
Alat tulis
Kertas HVS A4
Alat gambar

III.

DASAR TEORI

III.1

batasan- batasan kartografi


Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tentang pembuatan petapeta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni
(ICA, 1973)
Dalam konteks ini peta dapat dianggap termasuk semua tipe data, plan
(peta skala besar), charts, bentuk tiga dimensional dan globe yang menyajikan
model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu. Dalam pengertian
yang lebih luas, kartografi pada dewasa ini memasukkan setiap kegiatan, dimana
yang menyangkut penyiapan peta-peta yang penggunaan peta-peta, merupakan
perhatian pokoknya, dan menganggap peta sebagai alat yang berguna sebagai
media komunikasi termasuk pula:
1. Mempelajari sejarah tentang kartografi
2. Kegiatan koleksi data, klasifikasi data, dan pemberian katalog-katalog, serta
bibliografis
3. Mendesain dan membuat konstruksi peta-peta, charts, plan, dan atlas-atlas
Semua peta-peta merupakan pengecilan dari permukaan bumi atau benda angkasa
yang disiapkan menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar dengan simbol
yang digeneralisir untuk mewakili kenampakan-kenampakan sebenarnya. Batasan
peta menurut ICA adalah sebagai berikut:
1
Peta adalah suatu representasi/gambaran unsur-unsur atau kenampakankenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang ada kaitannya

dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan


pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. (ICA, 1973)
Oleh karena variasinya sangat kompleks untuk menyajikan aspek keruangan,
tidak mudah mendefinisikan peta, sehingga dapat mencakup semua pengertian
secara jelas untuk semua konteks. Di bidang kartografi, secara
konvensional/tradisi, kata peta mememrlukan beberapa keterbatasan yang
penting, yakni:
1. Hubungan spasial (keruangan) yang jelas secara matematikal meliputi jarak,
arah, dan luas
2. Peta pada umumnya dibuat bidang datar, karena pada medium yang datar ini,
peta mudah dibawa dan digambar. Globe kadang-kadang dapat juga lengkung dan
ini satu perkecualian, namun model ini tidak praktis karena tidak mudah dibawa
kemana-mana
3. Suatu peta hanya menunjukkan fenomena geografis yang dipilih, pada
umumnya juga perlu digeneralisir, antara lain dengan:
a. Penyederhanaan
b. Klasifikasi
c. Penghilangan
d. Pembesaran
Pada dewasa ini ada istilah lain, apa yang disebut peta digital (digital map) yaitu peta
yang berupa gambaran hasil bantuan komputer, di mana informasi keruangan yang
dikandungnya berupa data digital dan disimpan dalam suatu peta magnetis atau disket
(piringan) atau dengan bantuan layar (monitor) dan komputer yang dapat ditayangkan
petanya.
III. 2

Pentingnya Peta
Cepatnya pertumbuhan penduduk di muka bumi ini dan berkembangnya
kehidupan modern yang serba kompleks, timbul tekanan dan pergulatan untuk
mendapatkan sumber-sumber yang tersedia. Hal ini mendorong perlunya suatu
studi yang detail tentang lingkungan fisikal dan sosial, sejak dari masalah
kependudukan sampai ke masalah polusi dan dari produksi bahan makanan
sampai ke sumber-sumber energi.
Pakar geografi pada umumnya, demikian pula perencana, sejarahwan,
ekonomiwan, pakar pertanian, pakar geologi, dan pakar-pakar lain yang
berkecimpung dalam ilmu-ilmu dasar dan keteknikan, telah menyadari bahwa
suatu peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan.
Suatu peta berskala besar yang menggambarkan detail suatu daerah sempit, dapat
mencerminkan bentuklahan, aliran, vegetasi, pola permukiman, jalan-jalan,
2

keadaan geologi dan banyak detail lainnya, yang kesemuanya ini menungkinkan
kita melihat saling hubungannya, yang diperlukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan suatua pekerjaan secara ilmiah.
Studi lingkungan yang kompleks memerlukan peta untuk mempelajarinya.
Pembangunan suatu jaringan jalan suatu rumah, suatu sistem pengontrol banjir,
hampir setiap pekerjaan konstruksi memerlukan pemetaan sebelumnya.
Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas, dapat
menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan lahan (landuse),
penyebaran penduduk, iklim, dan sebagainya. Kesemuanya itu amat penting untuk
memahami masalah-masalah dan potensi suatu daerah.
Peta yang menunjukkan informasi pada seluruh muka bumi menunjukkan
generalisasi dan hubungan timbal balik dari pola permukaan bumi secara luas,
dimana kita dapat memperkirakan asal kejadian di masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang.
Beberapa contoh fungsi peta adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari
suatu daerah
b. Sebagai suatu alat analisa untuk mendapatkan kesimpulan
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Kegiatan Penelitian
a. Alat bantu survei untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan
diteliti
b. Alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data yang
ditemukan di lapangan
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.

dimana kita dapat memperkirakan asal kejadian di masa lalu, masa sekarang, dan
masa yang akan datang.
Beberapa contoh fungsi peta adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari
suatu daerah
b. Sebagai suatu alat analisa untuk mendapatkan kesimpulan
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Kegiatan Penelitian
a. Alat bantu survei untuk mendapatkan gambaran tentang daerah yang akan
diteliti
b. Alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data yang
ditemukan di lapangan
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.
III.3 Klasifikasi peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya, skala, isi, dan kenampakan dari
peta. ICA mengklasifikasikan peta menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Peta topografi (termasuk peta rencana dan peta topografi)
b. Chart dan peta jalan (untuk navigasi dan orientasi)
c. Peta tematik (menampilkan satu tema khusu atau lebih)
III.3.1 Peta topografi
Peta topografi memberikan gambaran umum mengenai terrain atau permukaan lahan.
Dalam pemetaan topografi dengan sakala besar, dapat disusun dari foto udara, dan
dipublikasikan sebagai peta orthophoto. Termasuk dalam peta topografi ini juga: peta
dunia skala 1:1.000.000. Pada waktu lampau, beberapa peta skala menengah dari
semua peta skala kecil, diperoleh dari peta skala yang lebih besar walaupun hal ini
dapat dimungkinkan disusun dari citra satelit. Sering peta

peta topografi skala kecil disebut dengan peta geografik, peta-peta umum atau
khususakala sangat kecil: peta peta atlas.
Menurut Kers (1977), batasan peta topografi dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Peta topografi menyajikan gambaran permukaan bumi dengan seteliti mungkin,
sejauh skalanya memungkinkan, dan menunjukkan elemen-elemen baik yang alami
maupun yang kultural
2. Letak-letak elemen tersebut ditunjukkan dengan posisi yang sesungguhnya, baik
lokasi, situasi, maupun elevasinya.
3. Liputan peta topografi didasarkan pada hasil pengukuran lapangan atauapun dari
foto udara.
Semua komponen pada peta topografi pada skala tertentu diletakkan pada tingkat
kepentingan yang sama: air, permukaan lahan, komunikasi, daerah terbangun,
vegetasi, dan lain-lain. Demikan pula halnya mengenai tulisan nama-nama tempat
dan kenampakan kultur.
Peta topografi biasanya diklasifikasikan berdasarkan:
1) Skala besar: > 1:25.000;
2) Skala menengah: 1:25.000 - 1:250.000;
3) Skala kecil: 1:250.000 1:2.500.000;
4) Skala sangat kecil: <1:2.500.000.
III.3.2 Chart dan peta jalan
Chart dan peta jalan disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam navigasi darat,
laut, maupun udara, Peta-peta ini biasanya pada skala menengah atau kecil dan hanya
mencerminkan kenampakan-kenampakan yang menarik untuk pengguna peta khusus
(pilot, sopir, navigator). Chart untuk navigasi perairan sering disebut hydrographic
charts, atau admiral charts. Simbol dan singkatan-singkatan pada peta ini telah
distandarisasi oleh Badan Hidrografi Dunia. Chart untuk udara disebut aeronautical
chart. Skala chart ini variatif:
1) 1:5.000.000: World planning charts
2) 1:3.000.000: Long range navigating charts

3) 1:1.000.000: World aeronautical charts (WAC)


4) 1:500.000: Pilotage charts
5) 1:200.000: Approach charts
Peta jalan pada umumnya dipublikasi pada skala yang bervariasi antara skala
1:200.000 sampai 1:1.000.000
III.3.3 Peta Tematik
Peta-peta tematik pada akhir-akhir ini menjadi semakin penting dalam kaitannya
dengan penelitian imu pengetahuan, perencanaan, keteknikan, untuk menunjukkan
tema-tema tertentu. Data topografi dimasukkan hanya sebagai latar belakang
informasi untuk menunjukkan posisi dan orientasi.
Banyak batasan mengenai peta tematik, di antaranya batasan yang dikemukakan oleh
E.S. Bos dan dari ICA.
E.S. Bos (1977), peta tematik adalah:
Suatu peta yang menggambarkan informasi kualitatif ataupun kuantitatif tentang
kenampakan-kenampakan atau konsep yang spesifik yang ada hubungannya dengan
detail topografi tertentu.
International Cartographic Association (ICA, 1973):
Peta yang dibuat dan didesain untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan atau
konsep-konsep khusus.
Dari batasan tersebut, dapat dikatakan secara garis besar bahwa peta tematik
merupakan peta yang menggambarkan suatu data yang mempunyai tema khusus dan
ada kaitannya dengan detail topografi tertentu. Peta tematik ini sangat banyak ragam
dan jenisnya mulai dari yang berkaitan dengan keadaan sosial, ekonomi, budaya,
sampai yang berkaitan dengan aspek fisik. Beberapa contoh peta tematik antara lain;
peta tematik kelompok fisik, peta geologi, peta iklim, peta tanah, peta geomorfologi,
peta hidrologi, peta vegetasi. Kelompok peta tematik sosio-ekonomi: Modul Praktikum
peta penduduk, peta industri, peta ekonomi, peta pertanian, peta penggunaan lahan,
peta kebudayaan, peta pendidikan, peta politik, peta turis, dan lain sebagainya.

IV. CARA KERJA


1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan (alat gambar dan tulis) termasuk
peta atau gambar yang akan disalin
2. Melekatkan terlebih dahulu guide map atau gambar yang akan disalin di atas
landasan dengan menggunakan selotip atau perekat, kemudian di atasnya diletakkan
kertas kalkir yang akan digunakan untuk menyalin peta atau gambar tersebut
3. Memeriksa dengan teliti bentuk kenampakan yang ada pada peta atau gambar
tersebut. Apabila dicermati, kenampakan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu kenampakan titik, kenampakan garis, dan kenampakan area atau bidang.
4. Memulai untuk menyalin peta dengan teliti, terutama penggambaran kenampakan
titik, garis dan areadengan diperhatikan drawing per berukuran berapa saja yang
digunakan, dibedakan menurut guide yang akan disalin
5. Setelah selesai, mencantumkan nama hasil praktikum, sumber yang disalin, nama
dan nomor mahasiswa.
6. Memberi ulasan singkat hasil kerja meliputi proses penggambaran yang dilakukan
dan kenampakan peta yang ada (simbol titik, garis, dan area)

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada kertas HVS (telampir)
2. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada kertas kalkir (telampir)
VI. PEMBAHASAN

Perbedaan penggambaran di media kertas HVS (alat pensil 2B) dan media kertas
kalkir (alat drawing pen):
1. Ketebalan g garis
Dalam menggambar untuk ketebalan garis, dalam peta sebagian daerah
Rotterdam terdapat perbedaan ketebalan garis, contohnya seperti jalan raya pen
ggarisannya adalah tipis dan bisa memakai drawing pen ukuran 0,1 atau 0,2 dan
untuk garis yang lebih tebal bias memakain ukuran 0,4 atau 0,5. Dan bila
memakai pensil tidak memiliki ukuran jadi dalam menent
Kan ketebalan garis lebih sulit dari pada memakai drawing pen.
2. Ketelitian obyek
Dalam peta sebagian Rotterdam terdapat beberapa obyek atau symbol symbol
seperti bendungan, dermaga bendungan, penghadang gelombang badai, debit
pintu air, pengunci pengiriman, kanal, jalan raya utama, pengusulan jalan lalu
lintas utama,, jembatan, bukit pasir. Dalam penggambaran ketelitian obyek lebih
mudah memakai drawing pen dari pada pensil 2B.
3. Kesan penggamabaran secara umum
Dalam mendeliniasi peta sebagian Rotterdam kesan saya cukup mudah karena
menurut saya tidak ada kendala dan obyek obyek yang rumit.
4. Kelebihan dan kekurangan penggambaran di media HVS dan kalkir
4.1HVS
Kelebihan
: karena dimedia HVS penggambaran memakai pensil jadi
kita bisa menghapus bila salah.
Kekurangan : karena HVS tidak transparan jadi dalam menjiplak ada
kendala karena kurang terlihat.
4.2 KALKIR
Kelebihan
: kertas kalkir transparan dan dalam penggambaran memakai
drawing pen jadi lebih mudah dan lebih teliti.
8

Kekurangan
: kertas kalkir dalam penggambarannya karena memakai
drawing pen bila salah tidak bias dihapus jadi bila salah harus mengganti lagi
dengan yang baru.
VII. KESIMPULAN
Jadi dalam penggambaran peta sebagian daerah Rotterdam terdapat perbedaan
ketebalan garis, dan dalam media kertas HVS dan KALKIR terdapat kekurangan dan
kelebihan dimasing masingnya.
VIII. TUGAS
1. Sebut dan jelaskan macam macam skala ?
2. Jelaskan cara untuk mengubah skala ?
JAWABAN

1. Skala Peta
Pernahkah Anda menggunakan peta untuk menentukan jarak antara
dua kota atau dua tempat? Setelah letak dua kota ditemukan, apa
langkah selanjutnya?
Tentunya, Anda akan melihat skala peta, bukan?
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat penting karena
dengan skala peta kita dapat mengetahui jarak antara dua
tempat. Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan
jarak sebenarnya dipermukaan bumi.
Contoh:
Pada peta tertulis skala 1 : 1.000.000 ini berarti tiap jarak 1 bagian di
peta sama dengan jarak 1.000.000 bagian di muka bumi.
Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 10 Km.
Ukuran jarak yang digunakan dalam peta yaitu cm, m, km, inci dan
mil. Untuk Indonesia satuan yang umum dipakai cm, m, atau km.
Setiap peta hendaknya mencantumkan skalanya agar pembaca dapat
menghitung dan memperkirakan perbesaran pada keadaan yang
sebenarnya.
Skala Peta dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Skala Angka/Skala Pecahan (Numerical Scale).


Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
perbandingan angka.
Contoh:
Skala 1 : 100.000, skala 1 : 2.000.000 dan sebagainya Bila peta berskala 1 : 100.000 berarti
tiap satuan panjang pada peta menggambarkan jarak yang sesungguhnya di lapangan/ di
muka bumi sebenarnya 100.000 kali satu satuan panjang di peta. Bila satuan panjang
menggunakan cm berarti tiap jarak 1 cm pada peta menggambarkan jarak 100.000 di
lapangan.
Contoh negara yang menggunakan sistem skala angka ini adalah Indonesia dan Amerika
Serikat. Untuk menentukan skala peta ini dapat dipakai rumus:
2. Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata.
Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut Inch Mile
Scale.
Contoh:
Skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 5 miles, ini berarti jarak 1 inci di peta
menggambarkan jarak 5 mil di lapangan atau jarak sebenarnya.
Skala Garis (Line Scale)/Skala Grafik (Graphical Scale) / Skala Batang (Bar Scale)/ Skala
3.
Jalan (Road Scale)
Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa bagian
yang sama panjangnya.
Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran jarak yang sesungguhnya di lapangan,
misalnya dalam meter, kilometer, feet atau mil.
Contoh:
a)

Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua angka di peta
= 1 km di lapangan, jadi kalau antara 0 1, 1 2, 2 3, 3 4, 4 5 masing-masing =
1cm maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.
b)

Dari grafik tersebut dapat dibaca bahwa tiap jarak 1 inci pada peta sama dengan 2 mil di
lapangan. Skala garis ini pada umumnya digunakan apabila suatu peta akan dikecilkan atau
akan dibuat ukuran tertentu. Dengan memakai skala grafik/garis maka jarak dua tempat dapat
langsung diukur dalam peta. Tidak jarang dalam satu peta dicantumkan skala angka dan
jugaskala garis.
10

Sampai disini apakah Anda dapat memahami? Selanjutnya, dalam pembahasan skala peta
yang harus Anda ingat adalah semakin besar skalanya, akan semakin kecil kenampakkan
wilayah yang digambarkan. Sebaliknya semakin kecil skalanya semakin luas areal
kenampakkan permukaan bumi yang yang tergambar dalam peta.Untuk memahami skala
termasuk besar atau kecil dapat dicontohkan sebagai berikut:
Skala 1 :
50.000
Skala 1 :
200.000
Skala 1 :
250.000
-

lebih besar
dari
lebih besar
dari
lebih kecil
dari

1 : 100.000
1 : 2.000.000
1 : 50.000

11

2. a.

Menggunakan grid

Memperbesar dan atau memperkecil peta dengan bantuan grid atau garis-garis
koordinat yaitu dengan memberikan garis khayal pada peta yang terdiri atas garis
lintang dan garis bujur.
Jika gambar suatu daerah diperbesar, berarti bentuk daerah tetap, tetapi ukuran
panjang dan lebar diperbesar, bilangan pembagi skala menjadi lebih kecil, dan
detail gambar makin banyak. Sebaliknya jika gambar suatu daerah diperkecil
maka bentuk daerah tetap, tetapi ukuran panjang dan lebar diperkecil, bilangan
pembagi skala menjadi lebih besar, dan detail gambar semakin sedikit. Urutan
kerja sebagai berikut:
1.

Menentukan daerah yang akan digambar, misalnya menggambar Peta


Pulau Jawa, diketahui peta asli skala 1 : 15.000.000 berukuran 40 x 30 cm.

2.

Menentukan pembesaran atau pengecilan gambar:


1.

Jika skala daerah yang akan digambar menjadi 1 : 7.500.000


ini berarti peta skala diperbesar 2 kali dan ukuran peta diperbesar 2 kali
menjadi 80 x 60 cm.

2.

Jika skala daerah yang akan digambar menjadi 1 : 30.000.000,


ini berarti skala peta diperkecil ^ kali dan ukuran peta diperkecil ^ kali
menjadi 20 x 15 cm.

3.

Menarik garis-garis yang sejajar garis tepi peta asli, sehingga


terbentuk petak-petak. Jarak antar garis disesuaikan dengan ukuran
pembesaran atau pengecilan. Misalnya jika peta asli berukuran petaknya 4 x
4 cm maka peta yang baru 8 x 8 cm jika diperbesar, menjadi 2 x 2 cm jika
diperkecil.

4.

Melakukan langkah yang sama seperti tahap 3 pada kertas lain


yang dipersiapkan untuk memindahkan gambar.

5.

Meniru pola garis yang membentuk gambar daerah dalam peta


asli pada kertas yang sudah dipersiapkan. Penarikan arah garis disesuaikan

dengan titik-titik potong antara garis yang membentuk gambar daerah


dengan garis-garis yang membentuk petak-petak pada peta asli.
Setelah tiruan gambar daerah pada peta selesai dilakukan, tahap terakhir ialah melengkapi
bagian-bagian (komponen-komponen) peta pada gambar yang baru.ContohPeta berskala 1 :
100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala peta tersebut menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar).
12

b.

Fotocopy

Cara yang harus kamu lakukan yaitu dengan memfotocopy peta tersebut. Bila
kamu ingin memperbesar peta maka gunakanlah mesin fotocopy yang dapat
memperbesar peta. Sebelum difotocopy, usahakan peta yang akan diperbesar
skalanya sudah dirubah dalam bentuk skala garis atau batang, agar perubahan
hasil peta yang diperbesar akan sesuai dengan perubahan skalanya. Akan tetapi,
jika masih dalam bentuk skala angka maka akan sangat sulit menyesuaikannya.

c.

Menggunakan alat pantograf

Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar dan


memperkecil peta, maka dapat menggunakan alat pantograf. Di bawah ini

disajikan gambar sketsa dari pantograf.

13

Pantograf alat untuk memperbesar dan


memperkeil skala peta (Sumber: Koleksi penulis, 2006).

Pantograf dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi
jajaran genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama.
Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan, yaitu
memperbesar atau memperkecil peta. Pada alat ini juga digunakan formulasi
yaitu:

Setelah didapat besarnya skala faktor, kemudian pantograf diatur sehingga


masing-masing lengan pantograf memiliki skala faktor sama dengan 20.
Selanjutnya peta yang akan diperbesar letakkan di tempat B dan kertas gambar
kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian
gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat atau dijiplak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Lab kartografi : universitas negeri malang
Bos, E.S. 1978. Thematic Cartographuc Principles in Thematic Mapping. ITC: The
Netherland.
ICA. 1984. Basic Cartography. BAS Printers Limited: Hamshire.
Keates, J. 1976. Cartographic Design and Production. Longman Ltd: London
Muehrcke c, Phillip. 1978. Map Use: Reading, Analysis, and Interpretation. Winconsin:
USA
Oxtoby, P.J, and Brown, A. 1976. Cartographic Technique. ITC. The Netherland
Robinson, Arthur. Elements of Cartography. John Willey&Sons. New York: USA
Sijmons, K, and Oxtoby, P.J. 1983. Map Projection. ITC: The Netherland.
Sukwardjono, dan Sukoco, Mas. 1997. Kartografi Dasar. UGM: Yogyakarta
Surjosumarto. 1977. Membaca Peta. Jakarta Truran, H.c. 1977. Statistical Map and Diagram.
Heinemann Educational Books Ltd: london

15

Anda mungkin juga menyukai