Anda di halaman 1dari 15

0

GERAKAN ISLAM MODERN : SEJARAH PEMBENTUKAN


ORGANISASI HIZBUT TAHRIR INDONESIA DI JAKARTA
TAHUN 1997-2006

Oleh :
ILHAMDI (1106056964)

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2014

Universitas Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah pergerakan Islam sudah lama menjadi bagian dari berdiri bangsa
Indonesia. Gerakan Islam ini menjadi mainstream perjuangan yang membawakan
rakyat Indonesia masuk ke dalam pergerakan kemerdekaan. Pihak-pihak imperialis
kuno seperti Portugis, Inggris, dan Belanda menjadi saksi terhadap siapa yang mereka
hadapi saat berusaha mengeksploitasi tanah air Indonesia.1
Perjuang umat Islam semakin lama makin berkembang dan lebih modern pada
masa pergerakan kemerdekaan Indonesia di awal abad ke-XX. Gerakan organisasi
seperti Sarekat Islam2 (SI) adalah salah satu gerakan pelopor dan terbesar dalam
sejarah Indonesia sebagai gerakan dakwah politik Islam di Indonesia awal abad keXX. Perkembangan SI yang begitu signifikan tidak lepas dari peran H. O. S.
Tjokroaminoto selaku ketua umum SI setelah H. Samanhoedi, seorang pengusaha
batik Solo, menyerahkan tampuk kepemimpinan padanya.
Gerakan SI cukup mempengaruhi berbagai lini kehidupan masyarakat mulai
dari masalah pendidikan, kesehatan, sosial, politik, dan kemaslahatan ummat lainnya.
Keberadaan SI menjadi bagian kehidupan masyarakat di Hindia Belanda dan
berperan sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi beberapa kelompok muslim
di Nusantara yang eksis saat itu. SI dalam perannya sering berhubungan dengan pihak
pemerintah sebagai mediasi dari masyarakat kecil Hindia Belanda. Permasalahan-

Anthony Reid, Asia Tenggara Dalam Kurun Waktu Niaga 1450-1680, jilid 2 :
Jaringan Perdangangan Global, cet. 2, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2011.
Hal. 169-171.
2
Nama ini berubah dari sebelumnya Sarekat Dagang Islam kemudian menjadi
Sarekat Islam tahun 1912 di Solo.

Universitas Indonesia

permasalahan seputar lahan/tanah partikelir hampir selalu menjadi kajian dalam tubuh
SI hingga dalam kongres SI sekalipun.3
Sesuai namanya, SI memiliki corak Islam dalam gerakannya sehingga
mendapat sambutan dari sebagian besar masyarakat Hindia Belanda karena mayoritas
adalah muslim. Keanggotaan SI melibatkan masyarakat secara luas sehingga tidak
terbatas oleh tingkat pendidikan, profesi, golongan, suku, bahkan geografis sekalipun.
Anggota SI menjadi lebih dari dua puluh kali lipat dalam tempo empat tahun awal
dan membawa perubahan untuk rakyat kecil walaupun mendapat banyak tantangan
dari pemerintah.4 Tentu saja SI mendapat dukungan dari banyak muslim berbagai
latar belakang organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada pada saat itu seperti
Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan sebagainya. Hal ini menjadi bukti
bahwa SI mampu mendapatkan suara hampir seluruh ormas Islam yang ada saat itu.
Tantangan utama SI adalah tantangan politik yang pemerintahan berusaha
mengekang setiap kepentingan SI. Pemerintah memiliki pejabat-pejabat (Ambtenaar)
yang berhubungan langsung dan terlibat dalam perkembangan SI. Seperti halnya
pengajuan SI sebagai lembaga national tidak sepenuhnya berhasil sesuai dengan
keinginan pihak SI. SI memiliki kepengurusan inti yang disebut dengan Central
Sarekat Islam (CSI) namun pemerintah memberikan status hukum SI terdiri dari SI
lokal atau tidak dalam bentuk organisasi national tetapi hanya organisasi terbatas
wilayah setingkat kabupaten. 5
Keterlibatan SI tidak hanya terbatas pada kawasan Hindia Belanda tetapi juga
international. Berakhirnya kekhilafahan di Turki menjadi arti penting bagi SI untuk
menegakannya kembali pemerintahan Islam bersama bangsa-bangsa Arab di Timur
Tengah. Beberapa konferensi khilafah pernah diadakan di Hindia Belanda oleh SI dan
SI juga terlibat dalam konferensi khilafah di Mesir dan Mekah, namun gerakan ini
3

Aris Santoso, Kongres Central Sarekat Islam Pertama dan Kedua, Jakarta, skripsi,
Universitas Indonesia, 1988. Hal. 44-47
4
Tempo, Induk Semang Para Pejuang, ed. 15-21 Agustus 2011, Jakarta. Hal. 2325.
5
Aris Santoso, Ibid., hal. 4

Universitas Indonesia

mengalami kemunduran baik dalam tingkat international maupun dalam tubuh SI


sendiri.6
Berakhirnya SI dengan segala permasalahan yang mereka miliki membuat
kesatuan umat Islam dari berbagai kelompok Islam ikut memisahkan diri. Sejak itu
tidak lagi ada wadah organisasi yang menjadi penyambung lidah rakyat terutama
mewadahi berbagai kesatuan ormas Islam yang ada di Indonesia dalam bentuk satu
kepemimpinan umat (partai politik). Kemunduran gerakan dakwah Islam tidak hanya
dirasakan di Indonesia tetapi juga di belahan dunia international ditandai hasil
kongres kedua Al-Islam di Mekah tahun 1927 tidak menghasilkan sesuatu hal yang
positif terkait dengan tidak adanya keputusan tentang organisasi yang didirikan pada
kongres sebelumnya dilanjutkan atau tidak.7
Kemunduran umat Islam dalam pemikiran politik Islam tidak membuat semua
itu hilang begitu saja. Beberapa pendiri negara ini masih meyakini bahwa konsep
negara Islam adalah konsep yang seharusnya diterapkan. Hal itu terbukti dengan
pengaruh Islam dalam kehidupan bernegara, walaupun dalam bentuk tidak formal dan
status hukum tidak begitu kuat, tetapi adanya pengadilan agama (Islam), Majelis
Ulama Indonesia (MUI), dan Bank Muamalat adalah contoh lembaga yang
bernafaskan pemikiran Islam.
Pemikiran politik Islam tetap hidup namun tidak ada gerakan yang baku
dalam mewujudkan pemikiran tersebut secara menyeluruh. Islam condong lebih
menjadi agama ritual dan penerapan syariat diterapkan dalam bentuk setengahsetangah. Sampai suatu ketika pemikiran politik Islam datang pada akhir masa Orde
Baru.
Pemikiran politik Islam pada masa orde baru dibawa oleh Muhammad
Mustofa dan Abdurahman Al Baqdadi sekitar tahun 1982-1983. Pertama kali
Pemikiran politik Islam ini berkembang di Bogor dimana Abdurahman dan Mustofa
6

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1940 (Jakarta : LP3ES,


1982), Hal. 153-154
7
Lihat Bendera Islam, 22 dan 26 September 1927.

Universitas Indonesia

bertemu dan sama-sama menyebarkan pemahaman ini. Abdurahman al Baqdadi


adalah seorang mubaliq asal Yordania namun berkebangsaan Australia. Beliau
sebelum datang ke Indonesia telah aktif dalam gerakan penyebaran pemikiran politik
Islam Hizbut Tahrir. Sedangkan Muhammad Mustofa adalah seorang mahasiwa
Indonesia di Yordania saat itu yang tertarik dengan pemikiran Hizbut Tahrir.
Ketertarikannya ini mendorongnya untuk mendukung cikal bakal gerakan politik
Islam Hizbut Tahrir di Indonesia yang dirintis oleh Abdurahman al Baqdadi.
Abdurahman al Bagdadi mendapat kesempatan datang ke Indonesia atas
perminataan Abdullah bin Nuh, ayah dari Muhammad Mustofa, untuk mengajar di
pondok pesantren Al Ghazali miliknya. Selain menjadi pengajar di pondok, Beliau
juga mengajar kuliah agama Islam di Institute Pertanian Bogor (IPB). Beliau mulai
memperkenalkan pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir pada mahasiswa IPB dengan
membuka sebuah .
Taqiyudin an-Nabhani merupakan orang yang mengembangkan pemikiran
serta merealisasikannya dalam bentuk sebuah partai politik international bernama
Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir merupakan partai politik yang bersikap non koperatif
dengan lembaga-lembaga yang menganut pemikiran sekularisme, liberalisme, dan
isme-isme lainnya yang berasal dari barat.
Perkembangan pemikiran politik Islam Hizbut Tahrir ini diterima dikalangan
akademisi kampus Institute Pertanian Bogor (IPB) dan Pesantren Al Ghazali Bogor.
Kampus dimana Abdurahman mengajar sebagai dosen agama Islam dan Pesantren
dimana dia mengajar juga sebagai staf pengelola pesantren. IPB menjadi central dari
gerakan pemikiran politik Islam yang kemudian perkembangannya hingga
membentuk suatu halaqoh-halaqoh yang mengubah cara pandang mahasiswa
terhadap politik. Pemikiran politik Islam ini menjadi cikal bakal pemikiran politik
Islam Hizbut Tahrir di Indonesia.
Hizbut Tahrir sengaja dibentuk sebagai partai politik berideologikan Islam
yang memiliki visi untuk mengembalikan tatanan Islam dalam masyarakat dengan

Universitas Indonesia

menerapkan syariat dan mendirikan khilafah Islamiyah. Pendirian Hizbut Tahrir oleh
Taqiyuddin An-Nabhani pada tahun 1953 terpusat di Yordania. Sejak itu pemikiran
politik Hizbut Tahrir menyebar keseluruh dunia hingga sampai ke Indonesia.
Berakhirnya pemerintahan Orde Baru menjadi peluang bagi perubahan dalam
dinamika sosial politik bangsa Indonesia. Perubahan awal yang dapat dirasakan
adalah terdapatnya keanekaragaman pandangan berpolitik dan berkembangnya
paham-paham yang menambah khazanah dalam pemikiran politik. Beberapa
organisasi kembali tumbuh dan berdiri secara terang-terangan, begitu juga pemikiran
politik yang dibawa oleh Hizbut Tahrir.
Sekian lama berlalu perpolitikan Indonesia, 28 Mei 2006 berdiri Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) sebagai cabang dari Hizbut Tahrir international. Pemikiran Hizbut
Tahrir mulai berkembang menjadi organisasi publik yang diakui secara legal sebagai
organisasi masyarakat. Sebagai organisasi masyarakat HTI tidak lepas dari kegiatan
politik seperti menyuarakan pemikiran-pemikiran politiknya. Politik menjadi
aktivitasnya dan pemikiran politik Islam menjadi ideologinya.
Hizbut Tahrir memiliki model sistem pemerintahan yang dijadikan solusi
untuk menyelesaikan permasalahan negara saat ini. Model sistem pemerintahan
khilafah islamiyah atau sistem pemerintahan yang pernah dicontohkan Rasulullah
adalah sistem pemerintahan yang diinginkan oleh Hizbut Tahrir untuk diterapkan
kembali. Sistem ini pernah diterapkan pada masa rasulullah Muhammad saw dan
kemudian dihapuskan karena pengaruh dari pemikiran barat tepatnya pada masa
kepemimpinan Kemal Pasha, presiden pemerintahan Islam pada tahun 1926 di Turki.
Pendirian sistem pemerintahan Islam dipandang wajib hukumnya oleh Hizbut
Tahrir dan menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk berserikat membela syariat
Islam. Landasan hukum menegakan syariat Islam terdapat pada surah Ali Imran ayat
104 yang ditafsirkan umat muslim wajib berserikat dalam menyampaikan syariat
Islam.

Universitas Indonesia

Al Mawardi seorang ahli fikih Syafii pada masa pemerintahan Abbasiyah


berpendapat bahwa mengadakan akad imamah di tengah-tengah umat merupakan
kewajiban yang didasarkan kepada ijma sahabat. Imamah yang dimaksud adalah
pemimpin Islam atau khalifah dan ijma sahabat adalah ketika para Sahabat
bersepakat memilih Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah dalam kepemimpinan
umat.8
Pemikiran politik Islam secara langsung mewajibkan berserikat untuk
menyampaikan syariat Islam. Pemikiran politik Hizbut Tahrir juga mewajibkan setiap
aggotanya ikut serta dalam berserikat dan berusaha menegakkan konstitusi Islam
dalam sistem pemerintahan. Oleh karena itu pembentukan perserikatan menjadi point
penting dari gerakan Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir Indonesia menjadi wadah yang
akhirnya didirikan sebagai organisasi yang bergerak untuk mendirikan khilafah
Islamiyah.
Pendirian Hizbut Tahrir Indonesia telah berdiri pada masa Orde Baru namun
baru terdaftar dalam Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) pada tahun 2006. 9
Terdaftar Hizbut Tahrir menjadikan eksistensi Hizbut Tahrir diakui sebagai organisasi
masyarakat (ormas) Islam. Sejarah pembentukan Hizbut Tahrir Indonesia dari
kedatangan pemikiran politik Islam Hizbut Tahrir hingga berdirinya sebagai ormas
Islam menjadi hal yang menarik bagi penulis untuk menjadikan topik pembahasan
dalam skripsi ini.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan sedikit penjelasan yang terdapat dalam latar belakang, pada
periode awal memasuki abad 21 muncul gerakan Islam dalam politik hampir
memiliki kemiripan dengan gerakan Islam modern sebelum kemerdekaan. Rancangan
8

Nur Hanifah, Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia : Studi Kasus Aktivitas HTI di
Institute Pertanian Bogor (IPB), Depok, 2007, Skripsi, Universitas Indonesia. Hal.
1-2.
9
Surat Keterangan Kementerian Dalam Negeri RI No : 44.D.III.2/6/2006

Universitas Indonesia

proposal skripsi ini mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan bagaimana
terbentuknya Hizbut Tahrir Indonesia. Untuk mempermudah penelitian ini, akan
diajukan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :
1. Bagaimana awal kedatangan pemikiran Hizbut Tahrir di Indonesia.
2. Bagaimana perubahan dinamika aktivitas Hizbut Tahrir di Indonesia pada
masa Orde Baru dan sesudahnya.
3. Bagaimana proses pembentukan Hizbut Tahrir Indonesia tahun 2006.

1. 3 Ruang Lingkup Penelitian


Penulis menentukan ruang lingkup untuk membatasi masalah dengan rentan
waktu dari tahun 1997-2006. Pada tahun 1997 dipilih karena merupakan
terorganisasinya HTI tetapi dalam bentuk tidak formal atau belum diakui oleh
kementerian dalam negeri.10 Berakhir penelitian ini pada tahun 2006 ditandai dengan
berdirinya HTI secara legal aktifitasnya oleh pemerintah Indonesia.

1. 4 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai sejarah pergerakan Islam di Indonesia pada abad 21
sudah pernah dilakukan oleh Muhammad Nur Hanifah, Zaki Mubarok, dan
Kurniawan Abdullah baik dalam bentuk skripsi maupun tesis. Penulisan dari
penelitian skripsi maupun tesis sebelumnya tidak mendalam tentang Sejarah HTI.
Pergerakan HTI dalam tulisan-tulisan tersebut tidak tergambar terbentuknya HTI atau
bagaimana pembentukannya.
Nur Hanifah dalam skripsinya berjudul Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) : Studi Kasus Aktifitas HTI di Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan
tentang pergerakan awal HTI di kampus IPB. Penelitian ini memberi gambaran
aktivitas dakwah HTI di kampus melalui orang yang membawa pemikiran politik HTI
10

Wawancara dengan ustadz Havit, koordinator LDK (Lembaga Dakwah Kampus)


mahasiswa Malang tahun 1996-1997, tanggal 28 Mei 2014, pukul 15.30 WIB di
Kediaman Bukit Cimanggu City Bogor.

Universitas Indonesia

ke Indonesia. Penelitian ini menjelaskan pengaruh dari perkembangan pemikiran


politik Islam di Bogor hingga menjadi suatu gerakan dakwah yang terstruktur.
Zaki Mubarok dalam Tesisnya yang berjudul Islam Fundamentalis Radikal
dan Kepolitikan Indonesia Gerakan dan Pemikiran Front Pembela Islam (FPI),
Majelis Mujahidin, Laskar Jihad, dan Hizbut Tahrir Indonesia Tahun 1998-2003
memaparkan tentang berbagai organisasi yang dinilai radikal dengan studi kasus
beberapa ormas yang ditunjuk. Penelitian ini secara eksplisit menggambarkan peta
pemikiran politik dan sosial yang terbangun pada saat itu. Penelitian ini menjadi pisau
analisis dari untuk memahami latar belakang umat Islam di Indonesia pasca
runtuhnya rezim Soeharto. Khususnya dalam penelitian ini juga membahas peran HTI
tahun 1998-2003.
Penelitian ketiga yaitu oleh Kurniawan Abdullah dengan judul Gerakan
Politik Islam Ekstraparlementer : Studi Kasus Hizbut Tahrir Indonesia menjelaskan
tentang teori gerakan dakwah HTI yang mengklaim sebagai partai politik. Kegiatan
HTI secara metodenya sangat menggambarkan penentangan terhadap sistem yang
berlaku dan menjadi ancaman sistem tersebut. Lebih jauhnya penelitian ini memberi
masukan bahwa HTI sebagai organisasi yang bergerak dengan tujuan pendidikan
terhadap masyarakat (centrifugal proses). Penelitian ini juga memaparkan berbagai
teori dan metode tentang HTI baik yang dikenakan terhadap aktifitas HTI secara
langsung maupun tidak. Penelitian ini sangat berguna untuk dapat melihat lebih jauh
dalam memahami aktifitas HTI secara teori dan metode yang telah berkembang.
Ketiga penelitian tersebut tidak satu pun memaparkan secara jelas aktifitas
HTI pada awal pergerakannya yaitu tahun 1997-2006. Awal mula berdiri secara non
formal hingga mendapat pengakuan dari pemerintahan. Oleh karena itu penulis
tertantang untuk menggali lebih dalam lagi gerakan awal HTI ini dalam perjuangan
politiknya di Indonesia yaitu menyebarluaskan opininya hingga berdirinya HTI
sebagai organisasi legal.

Universitas Indonesia

1. 5 Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu Menjelaskan bagaimana suatu
pemikiran pembaharu Islam dalam politk memasuk dan berkembang di Indonesia.
Kedua, untuk menjelaskan bagaimana aktivitas penyebaran pemikiran politik Islam
Hizbut Tahrir di Indonesia pada masa orde baru. Ketiga, untuk menjelaskan
bagaimana proses terbentuknya HTI secara legal oleh pemerintah.
Satu sisi penulis melihat bahwa terbuka luasnya kesempatan bagi penulis
untuk melakukan penelitian mengenai sejarah terbentuknya Hizbut Tahrir Indonesia.
Tema ini merupakan tema yang terbaru dari tema-tema sejarah sebelumnya tentang
HTI hanya saja kurang mendalam terkait proses pendirian oraganisasi ini. Karena
langsung mengena pada sejarah kontemporer yang belum lama terjadi, penulis harap
dengan adanya penelitian ini dapat membuka ruang masyarakat untuk berfikir secara
jernih dan obyektif terhadap gerakan politik Islam HTI.

1. 6 Metode Penulisan
Metode penelitian digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode
sejarah. Metode sejarah terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1. Heuristik atau mengumpulkan data merupakan pengupulan data yang bisa
dijadikan sumber dari penelitian. Data yang diambil baik primer atau sekunder
yang didapat dari koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI),
koleksi pribadi, Perpustakaan UI, dan Perpustakaan Fisip UI. Sumber primer
di dapat dari PNRI dalam bentuk media cetak Koran yang terbit pada tahun
terkait.
Sumber lain dengan wawancara dengan tokoh-tokoh terkait atau pelaku
sejarah. Sumber sekunder juga akan digunakan untuk menunjang data dan
mendapatkan verifikasi dari informasi yang didapat. Sumber-sumber sekunder
itu dapat diperoleh dari berbagai lokasi seperti perpus UI, perpus nasional, dan

Universitas Indonesia

10

koleksi buku penerbit khilafah press. Sumber akan ditambah atau di-compare
dengan data dari artikel majalah, buletin, atau selebaran.
2. Penulis melakukan kritik sumber baik secara internal dan eksternal untuk
mendapatkan rangkaian data dalam penulisan sejarah. Data primer tersebut
diinterpretasikan untuk membentuk fakta sejarah sebagai tahap akhir dari
penulisan sejarah.
3. Penulis melakukan tahap interpretasi setelah melalui tahap kritik sumber
primer. Kemudian diberikan pemaknaan oleh penulis agar dapat memahami
peristiwa yang terkandung dalam sumber tersebut. Pemaknaan diberikan
bedasarkan sumber yang ditemukan.
4. Historiografi adalah tahap selanjutnya dalam dan menjadi tahap akhir dalam
metode sejarah yaitu tahap penulisan sebuah peristiwa menjadi karya sejarah.
Sistem

penulisan

yang

digunakan

adalah

analitis

deskriptif

yang

mengungkapkan peristiwa dalam gerakan dakwah HTI yang dilihat dari peristiwa
panjang mulai dari gagasan atau gerakan awal hingga berdirinya HTI secara resmi.

1. 7 Sistematika Penulisan
Agar dapat memahami permasalahan di awal, maka skripsi ini membahasnya
dalam lima bab. Adapun pembahasan masing-masing bab adalah sebagai berikut.
Bab I menjelaskan Secara general bab ini membahas terkait dengan sejarah
pemikiran politik Islam dan gerakannya pada masa Hindia Belanda latar belakang
masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tinjauan pustaka, tujuan penulisan, metode
penelitian, sumber sejarah, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi sejarah Hizbut Tahrir secara singkat dengan memaparkan secara
deskriptif perjalanan organisasi Hizbut tahrir. Menjelaskan Hizbut Tahrir untuk
mengetahui

profil

serta

latar

belakang

berdirinya

organisasi

ini.

Pada

Universitas Indonesia

11

perkembangannya Hizbut Tahrir sampai mencakup beberapa negara hingga ke


Indonesia bahkan Amerika Serikat sekalipun.
Menjelaskan pemikiran politik Islam Hizbut Tahrir secara teknis dan
mendasar. Sebuah tinjauan yang tidak luput dari sejarah yaitu mengetahui teknis dari
pemikiran yang dibawakan oleh Hizbut tahrir. Mengetahui pemikiran ini akan
membawa penulis secara langsung membahas landasan pemikiran politik Islam
Hizbut Tahrir.
Latar belakang dari masuknya pemikiran HT ke Indonesia pertama kali.
Pemikiran politik Islam telah ada sejak dahulu di Indonesia atau Nusantara.
Berdirinya kesultanan-kesultanan di Nusantara merupakan bukti dari telah
berkembangnya pemikiran politik Islam walau tidak sesempurna yang pernah
Rasulullah contohkan. Pada bab ini akan menjelaskan sedikit tentang sejarah dari
masuknya pemikiran politik Islam di Nusantara hingga masa-masa pergerakan
Nasional. Kemudian akan dilanjutkan dengan datangnya pemikiran politik Islam
modern dalam bingkai partai politik HT disertakan dengan latar dari pemikiran politik
Islam tersebut. Bagian selanjutnya akan menjelaskan terkait dengan kedatangan HT
ke Indonesia berdasarkan beberapa sumber yang dapat dipercaya dan masih dapat
ditelusuri.
Bab III berisi tentang HTI berdiri dalam bentuk organisasi politik
ekstraparlementer yang terorganisasi dalam menyebarkan pemahaman politik Islam.
Terbentuknya HTI pada tahun 1997 belum terdaftar sebagai lembaga atau
perserikatan yang legal.
Gerakan HTI sebelum hingga berakhirnya Orde Baru. Orde Baru menjadi
suatu rezim berpengaruh pada masa itu dan berakhirnya membawa perubahan baru
dalam pergerakan organisasi Islam. Pengaruh masa Orde Baru tidak luput pada
organisasi politik HTI di Indonesia pasa saat itu. Bab ini lebih khususnya
menyingung pergerakan dakwah HTI pada masa Soeharto dalam beberapa aspek
dalam menyebarkan pemikiran politik Islam HTI.

Universitas Indonesia

12

Berakhirnya pemerintahan Soeharto membawa perubahan terutama HTI


sendiri dalam cara dakwahnya. HT lebih membuka dirinya dalam menyebarkan
pemikiran politik Islamnya.
Bab IV menjelaskan usaha dari HT dalam merealisasikan dirinya sebagai
suatu lembaga atau organisasi yang sah. Dilegalkan HT sebagai organisasi
masyarakat atau ormas dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menjadi titik
henti dari penelitian ini. Bab ini khususnya menjelaskan profile singkat dari pendirian
HTI serta posisinya baik di nusantara maupun international. Kegiatan-kegiatan HT
muncul secara terbuka dan formal di tengah masyarakat. Sebagian kegiatan HTI
bersinggungan dengan dunia politik terutama politik Indonesia sehingga membuat
dinamika terbaru dalam politik Indonesia.
Gerakan-gerakan berkenaan dengan HTI sedikitnya membawa pengaruh
terutama ditengah masyarakat baik melalui opini-opininya. Pada bab ini akan lebih
jauh membahas perbedaan solusi yang ditawarkan HTI terhadap permasalahan yang
berkembang pada masa masing-masing pemerintahan ini.
Bab V kesimpulan berisi mengenai rangkuman dari isi tulisan ini dengan
dilengkapi hasil dari penelitian secara singkat. Hasil penelitian ini menjawab
permasalahan yang menjadi landasan dibuatnya tulisan ini. Sehingga bagian ini dapat
menjelaskan gambaran mengenai peran gerakan dakwah HTI dalam dunia politik di
Indonesia secara khususnya dan dunia umumnya.

Daftar Pustaka
An-Nabhani, Taqqiyudin, Mafahim Hizbut Tahrir, Diterjemah oleh Abdullah.
Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2001.
An-Nabhani, Taqiyuddin, Membentuk Partai Politik, Diterjemah oleh Abdullah.
Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2001.

Universitas Indonesia

13

Anonim, mengenal Hizbut Tahrir, partai politk Islam Ideologis. Diterjemahkan oleh
Abu Afif. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah, 2002.
Anonim, Khilafah dan Jejak Islam : Kesultanan Islam Nusantara, Bogor, Pustaka
Thariqul Izzah, 2011.
Anonim, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, Bogor, Pustaka Thariqul Izzah, 1989.
Anthony Reid, Asia Tenggara Dalam Kurun Waktu Niaga 1450-1680, jilid 2 :
Jaringan Perdangangan Global, cet. 2, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2011
Ar-Rais, Dhiya ad-Din, Islam dan Khilafah kritik terhadap Buku Khilafah dan
Pemerintah dalam Islam, Ali Abdur Raziq, Diterjemahkan oleh Afif Muhammad,
Bandung, Penerbit Pustaka, 1985.
Ghoschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Jakarta Yayasan Penerbit UI, 1975.
Hizbut Tahrir, Menegakan Syariat Islam. Jakarta : HTI Press. 2002.
Mardjono Hartono, Politik Indonesia Tahun 1996-2003, Jakarta, Gema Insani Press,
1996.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: BENTANG, 2005.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1901-1942. Jakarta: LP3ES, 1996.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto Nugroho. (2010). Sejarah
Nasional Indonesia jilid VI. Ed. Rev. Jakarta: Balai Pustaka.
Kompas, Suara Pembaharu, Sinar Harapan tahun 1997-2006
Majalah salibi, Tempo, Gatra, Saksi
Terbitan Resmi HT

Universitas Indonesia

14

Hizbut Tahrir Indonesia, Bunga Rampai Syariat Islam (HTI, 2002)


Alwaie
Al Islam
Wawancara
Kriteria orang
-Orang yang terlibat dalam pergerakan HTI pada masa waktu 1997-2006.
-Lembaga atau institusi yang mengena dalam gerakan HTI (FSLDK/LDK)
-Pakar pengamat politik Islam yang baik dalam sudut padang netral dalam
memandang perubahan.

Sumber Wawancara
Muhammad Al Khathtath (Amir DPD I HTI 2000an)
Muhammad Abdul Hafidz (Aktivis 1997)
Rokhmat S Labib (Amir DPD I HTI 2014)
Ismail Yusanto (jubir HTI)
Website
http://hizbut-tahrir.or.id/
http://www.isna.net/
http://www.kemenag.go.id/
http://www.hizb-ut-tahrir.org/
http://www.hizb-ut-tahrir.info/

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai