Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SYNDROM NEPHROTIK
Masalah

Kurangnya Informasi Tentang Penyakit SYNDROM NEPHROTIK

Pokok Bahasan :

SYNDROM NEPHROTIK

Sub bahasan

Pengertian, gejala, penyebab, pencegahan, dan Pengobatan

Sasaran

Keluarga An. E

Penyaji

Patimah

Waktu

15 Menit

Hari/tanggal

Kamis, 17 Nopember 2016

Tempat

Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka

TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga klien

i.

dapat mengerti dan

memahami tentang Sindrom Nefrotik


ii.

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah diberi penyuluhan selama 15 menit, diharapkan keluarga klien mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

iii.

MATERI PENYULUHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

iv.

Mengetahui definisi (pengertian) dari Sindrom Nefrotik


Mengetahui etiologi (penyebab) Sindrom Nefrotik
Mengetahui Patofisiologi dari Sindrom Nefrotik
Mengetahui tanda dan gejala Sindrom Nefrotik
Mengetahui cara pengobatan Sindrom Nefrotik
Mengetahui cara pencegahan Sindrom Nefrotik
Memahami komplikasi Sindrom Nefrotik

Pengertian Sindrom Nefrotik


Penyebab Sindrom Nefrotik
Patofisiologi Sindrom Nefrotik
Tanda dan gejala Sindrom Nefrotik
Cara pengobatan Sindrom Nefrotik
Cara pencegahan Sindrom Nefrotik
Komplikasi Sindrom Nefrotik
KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Metode
: Ceramah dan diskusi
2. Langkah langkah kegiatan
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[if !supportLists]-->V.
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[if !supportLists]-->2.

<!--[endif]-->Ceramah
<!--[endif]-->Tanya jawab
<!--[endif]-->MEDIA DAN ALAT PERAGA
<!--[endif]-->Microfon
<!--[endif]-->LCD

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Leaflet


<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Flipchart
<!--[if !supportLists]-->VI. <!--[endif]-->KEGIATAN PENYULUHAN

NO
1

KEGIATAN
KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
Pembukaan <!--[if !supportLists]-->a. <!-<!--[if !supportLists]-->a.
(5 Menit)
[endif]-->Membuka kegiatan
<!--[endif]-->Menjawab
dengan mengucap salam
<!--[if !supportLists]-->b. <!-[endif]-->Memperkenalkan diri
<!--[if !supportLists]-->c. <!--

salam
<!--[if !supportLists]-->b. <!--

[endif]-->Mendengarkan
[endif]-->Menjelaskan tujuan dari <!--[if !supportLists]-->c.

penyuluhan
<!--[if !supportLists]-->d. <!-[endif]-->Kontrakwaktu
<!--[if !supportLists]-->e. <!-[endif]-->Menyebut kanmateri

yang akan diberikan


<!--[if !supportLists]-->f.

<!--

[endif]-->Melakukanapersepsi

<!--[endif]->Memperhatikan
<!--[if !supportLists]-->d. <!-[endif]-->Memperhatikan
<!--[if !supportLists]-->e.
<!--[endif]->Memperhatikan
<!--[if !supportLists]-->f.

Isi
(13Menit)

<!--[if !supportLists]-->a.

<!--

<!--

[endif]-->Memperhatikan
<!--[if !supportLists]-->a.

[endif]-->Memberi penjelasan

<!--[endif]-->Peserta

tentang Sindrom Nefritis

mendengarkan serta

mengenai:

memperhatikan penjelasan

<!--[if !supportLists]-->1. <!-[endif]-->Pengertian


<!--[if !supportLists]-->2. <!-[endif]-->Etiologi
<!--[if !supportLists]-->3. <!-[endif]-->Tandadangejala
<!--[if !supportLists]-->4. <!-[endif]-->Pengobatan
<!--[if !supportLists]-->5. <!-[endif]-->Pencegahan
<!--[if !supportLists]-->6. <!-[endif]-->Komplikasi

yang diberikan.

Evaluasi
(7 Menit)

<!--[if !supportLists]-->a.

<!--

<!--[if

[endif]-->Kesempatan peserta

<!--[endif]-->Peserta

untuk bertanya

bertanya

<!--[if !supportLists]-->b. <!-[endif]-->Penyuluh bertanyapada

<!--[if

Terminasi
(5 Menit)

<!--[if !supportLists]-->a.

menjawab
<!--

<!--[if !supportLists]-->a.

[endif]-->Pembagian leaflet
<!--[if !supportLists]-->b. <!-[endif]-->Kesimpulan
<!--[if !supportLists]-->c.

!supportLists]-->b)

<!--[endif]-->Peserta

peserta
4

!supportLists]-->a)

<!--[endif]-->Menerima

leaflet
<!--[if !supportLists]-->b. <!--

<!--

[endif]-->Memperhatikan
[endif]-->Mengucap terimakasih <!--[if !supportLists]-->c.
<!--[endif]--

ata sperhatian peserta


<!--[if !supportLists]-->d. <!--

>Mendengarkan

[endif]-->Mengucap salam penutup


<!--[if !supportLists]-->d. <!-[endif]-->Menjawab salam
<!--[if !supportLists]-->VII.
<!--[endif]-->Pengorganisasian
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Moderator
: Rustamaji Aziz
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Pemateri
: Moh. Raju Hidayatullah
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Observer
: Nur laili Fatin
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Fasilitator
: Maimuna

<!--[if !supportLists]-->VIII.<!--[endif]-->SETTING TEMPAT


<!--[endif]-->

Keterangan :
: Moderator
: Pemateri

: Observer
: Peserta

: Fasilitator

<!--[if !mso]-->
<!--[if !mso]--> <!--[endif]-->
<!--[endif]-->

Lembar balik
<!--[if !mso]-->
<!--[if !mso]--> <!--[endif]-->
<!--[endif]-->

Audience
(tempat duduk tunggu)
<!--[if !mso]-->
<!--[if !mso]--> <!--[endif]-->

<!--[if !supportLists]-->IX. <!--[endif]-->EVALUASI

Dilakukan setelah ceramah di berikan dengan mengacu padatujuan yang telah di tetapkan.
Kriteria evaluasi sebagai berikut :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Kriteria struktur

<!--[if !supportLists]-->a.

<!--[endif]-->Semua peserta penyuluhan hadir/ikut dalam kegiatan

penyuluhan dengan jumlah 30 peserta


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di balai desa
Kramat Pamekasan
<!--[if !supportLists]-->c.

<!--[endif]-->Tim pelaksana telah siap baik alat maupun kelengkapan

lainnya, sehingga kegiatan penyuluhan dapat segera dimulai pada jam 07.30 wib
!supportLists]-->d.
<!--[endif]-->Pengorganisasian penyuluhan dilakukan

<!--[if

hari

sebelumnya
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kriteria proses
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Audience/peserta penyuluhan dengan tenang dan tertib

memperhatikan serta mendengarkan penyampaian materi


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan

selesai
<!--[if !supportLists]-->d.

<!--[endif]-->Suara pemateri dapat didengar jelas dan dipahami oleh

Audience / peserta penyuluhan


<!--[if !supportLists]-->e.
<!--[if
<!--[if
<!--[if
<!--[if

<!--[endif]-->Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

!supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kriteria hasil


!supportLists]-->a. <!--[endif]-->Seluruh materi sudah tersampaikan
!supportLists]-->b. <!--[endif]-->Peserta mengerti tentang penyakit Sindrom Nefrotik
!supportLists]-->c.
<!--[endif]-->Dapat menyebutkan pengertian, etiologi, tandadan

gejala, pengobatan, pencegahan dan komplikasi


<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Audience / peserta dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemateri.

<!--[if !supportLists]-->IX. <!--[endif]-->LAMPIRAN MATERI

MATERI PENYULUHAN
SINDROM NEFROTIK
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->DEFINISI SINDROM NEFROTIK

Sindrom Nefrotik adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury
glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi, 2006)
Sindrom Nefrotik adalah suatu sindroma yang ditandai dengan proteinuria, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia, dan edema. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya faktor yang
menyebabkan premeabilitas glomerulus. (Hidayat, A.Aziz, 2011)
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->ETIOLOGI

Penyebaba penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, namun akhir-akhir ini
dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-antibodi.
Berdasarkan etiologinya sindrom nefrotik dibagi menjadi 3 yaitu:
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Primer/ Idiopatik
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Yang berhubungan dengan kelainan primer glomerulus
dengan sebab tidak diketahui.
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Banyak terjadi pada usia sekolah (74% pada usia 2 7
tahun)
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Pria dan wanita 2 : 1
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Diawali dengan infeksi virus pada saluran nafas atas.
<!--[if !supportLists]-->2.<!--[endif]-->Sekunder
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Disebabkan oleh kerusakan glomerulus (akut/kronik)

karena penyakit tertentu.


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Karena infeksi, keganasan, obat-obtan, penyakit

multisistem dan jaringan ikat, reaksi alergi, bahan kimia, penyakit metabolik, penyakit
kolagen, toksin, transplantasi ginjal, trombosis vena renalis, stenosis arteri renalis, obesitas
masif, glomerulonefritis akut/kronis.
<!--[if !supportLists]-->c.

<!--[endif]-->Banyak terjadi pada anak dengan penurunan daya tahan

tubuh/ gangguan imunitas, respon alergi, glomerulonefritis. Dikaitkan dengan respon imun
(abnormal immunoglobulin)
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Pada orang dewasa SN skunder terbanyak disebabkan

oleh dibetes melitus


<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Kongenital
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi

fetomaterna
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Herediter Resisten gen

<!--[if !supportLists]-->c.

<!--[endif]-->Tidak resisten terhadap terapi malalui Transplantasi

Ginjal
Beberapa penyakit yang dapat secara spesifik menyebabkan rusaknya glomeruli ginjal dan
sering mengakibatkan timbulnya proteinuria tentunya mempercepat timbulnya Nefrotik
syndrome:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Amiloidosis
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Congenital nephrosis
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Focal segmental glomerular sclerosis (FSGS)

Terjadi kerusakan pada jaringan glomeruli, sehingga merusak membran pelindung protein
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Glomerulonephritis (GN)
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->IgA nephropathy (Berger's disease)
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Minimal change disease (Nil's disease)
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Pre-eclampsia
Terjadinya Sindroma Nefrotik juga tergantung usia kejadiannya:
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Usia kurang dari 1 tahun
<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Usia kurang dari 15 tahun
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Usia 15 sampai 40 tahun
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->PATOFISIOLOGI

Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma potein, terutama albumin ke dalam
urine. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak mampu
untuk terus mempertahankannya jika albumin terus-menerus hilang melalui ginjal sehingga
terjadi hipoalbuminemia.
Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang
berpindah dari sistem vaskular ke dalam ruang cairan ekstraseluler. Penurunan sirkulasi
volume darah mengaktifkan sistem renin-angiotensin menyebabkan retensi natrium dan
edema lebih lanjut.
Manifestasi dari hilangnya protein dalam serum akan menstimulasi sintesis lipoprotein di hati
dan terjadi peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang
mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anakanak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab
sindrom

nefrotik

mencakup

glomerulonefritis

kronis,

dibetes

mellitus

disertai

glomerulosklerosis interkapiler, amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik,


dan trombosis vena renal.
Respons perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan memberikan berbagai
masalah keperawatan pada pasien yang mengalami glomerulus progresif cepat. (Arif
Muttaqin, 2011).

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->DETEKSI DINI


<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Pembengkakan di bagian tubuh tertentu

Anak yang menderita sindrom nefrotik biasanya akan mengalami pembengkakan (edema) di
bagian kaki dan sekitar mata. Mata menjadi sembab dan kaki membesar. Pembengkakan
abnormal adalah pembengkakan yang tidak keras melainkan lembek ketika kaki dipegang.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kenaikan berat badan secara tiba-tiba

Anak juga akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak normal. Namun, kenaikan berat
badan tersebut bukan disebabkan oleh nutrisi melainkan adanya cairan yang menumpuk
dalam tubuh.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Urin berbusa

Adanya kandungan protein yang tinggi pada urin menyebabkan urin yang dikeluarkan anak
menjadi berbusa. Waspadai gejala ini, karena urin berbusa adalah indikator utama adanya
masalah dalam ginjal.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Tidak nafsu makan
Gejala berikutnya ialah terganggunya nafsu makan anak. Seorang ibu harus curiga ketika
buah hatinya tidak mau makan karena bisa jadi anak menderita sakit tertentu, misalnya
sindrom nefrotik ini.
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->TANDA GEJALA

Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami Sindrom nefrotik
adalah: (Ngastiyah, 2005)
<!--[if !supportLists]-->a.

<!--[endif]-->Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka

dan jaringan periorbital.


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Proteinuria dan albuminemia.
<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Hipoproteinemi dan albuminemia.
<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Lipid uria.
<!--[if !supportLists]-->f. <!--[endif]-->Mual, anoreksia, diare.
<!--[if !supportLists]-->g. <!--[endif]-->Anemia, pasien mengalami edema paru.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->PENGOBATAN
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Istirahat sampai edema tinggal sedikit
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Makanan yang mengandung protein tinggi sebanyak 3

4 gram kgBB hari,


<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Bila edema tidak berkurang dengan
<!--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya

furosemid 1 mg kgBB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon pengobatan.


<!--[if !supportLists]-->9. <!--[endif]-->Dengan antibiotik bila ada infeksi
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->PENCEGAHAN

Cara Pencegahan Sindrom Nefrotik yaitu dengan :

<!--[if !supportLists]-->1.

<!--[endif]-->Imunisasi yang direkomendasikan adalah adalah

terhadap Streptococcus pneuminiae


<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Pemberian antibiotik
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengontrol kondisi Nefrotik, mencagas asites, dan
imunisasi
<!--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->KOMPLIKASI
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin

yang rendah akibat hipoalbuminemia.


<!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (<
1 gram/100ml) yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
<!--[endif]-->Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem

<!--[if !supportLists]-->c.

koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma.


<!--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Keseimbangan nitrogen menjadi pasif
<!--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau

kegagalan
(Rauf, .2002 : .27-28).

ginjal.

Anda mungkin juga menyukai