Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN KAD PENGENDAPAN

4.2.1 Pembakuan Larutan Perak Nitrat


Dilakukannya Pembakuan larutan perak nitrat (AgNO3) adalah karena
larutan ini termasuk kedalam larutan baku sekunder yang tidak diketahui secara
pasti konsentrasinya,tidak stabil, mudah teroksidasi, dan memiliki berat molekul
rendah. untuk itu dilakukan pembakuan yang bertujuan untuk menjadikan
larutan perak nitrat menjadi larutan baku primer yang konsentrasinya dapat
diketahui secara pasti dan memenuhi syarat sebagai larutan baku primer.
Metode yang dilakukan dalam pembakuan ini adalah metode titrasi dengan
menggunakan Larutan baku primer NaCl dan indikator Kalium Kromat.
Pembakuan diawali dengan menimbang serbuk zat baku primer NaCl
sebanyak 0,1 gram menggunakan neraca elektronik. Digunaknnya NaCl adalah
karena NaCl merupakan zat baku yang memenuhi syarat sebagai zatbaku primer
dan akan dijadikan penitran dalam proses pembakuan AgNO3. Kemudian srbung
NaCl dimasukkan beaker glass dan ditambahkan dengan aquades. Fungsi
menambahan aquades adalah untuk melarutkan serbuk NaCl. Diperoleh hasil
berupa larutan NaCl yang serlanjutnya ditanda bataskan dalam labu takar 100ml
untuk dihomogenkan. Setelah dihomogenkan, larutan di pipet sebanyak 10ml
dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang selanjutnya ditambahkan aquades
hingga 100ml. Dilanjutkan dengan menambahkan kalium kromat sebanyak 2ml
ke dalam larutan. Fungsi penambahan kalium kromat adalah sebagai indikator
yang memudahkan dalam pengidentifikasian titik akhir titrasi. Menurut Chang
(2005) titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna pada larutan. Warna
indikator kalium kromat adalah kuning, sehingga ketika ditambahkan pada
larutan, maka larutan berubah warna dari tak berwarna menjadi kuning sesuai
reaksi berikut : CARI REKASI ANTARA NACL DG K2CRO4
Selsnajutnya, Dipasang buret pada statif dan dibasuh buret dengan
larutan 0,05M AgNO3. Fungsi pembasuhan ini adalah untuk membersihkan buret
dari pengotor yang dimungkinkan tertinggal dari praktikum sebelumnya. Setelah
dibasuh, larutan titer (AgNO3) dimasukkan hingga volume 50ml. Selanjutnya
dilakukan proses titrasi, sampai larutan menunjukkan perubahan warna. Saat
volume titer yang diteteskan pada titran mencapai 4,6ML terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi merah kecoklatan yang tak lama kemudian terbentuk
endapan berwarna merah bata. Terjadinya endpan merah bata ini sesuai dengan
beberapa literatur seperti pada jurnal Agung (2009:32) yang menyatakan bahwa
warna indikator kalium kromat akan berubah warna dari kuning menjadi merah
coklat (merah bata) saat direaksikan dengan AgNO3.
CARI RUMUS BANGUN DARI KALIUM KROMAT DAN NACL
Ketika AgNO3 direaksikan dengan NaCl yang mengandung indikator
K2CrO4, yang pertama mengendap adalahAgCl dan bukanlah Ag2CrO4 seperti
pada reaksi diatas. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh Ksp (hasil kali
kesetimbangan) antara agCl dengan Ag2CrO4. Ksp AgCl lebih rendah dari Ksp
Ag2CrO4, sehingga yang mengendap terlebih dahulu adalah AgCl. Ketika Cl-

telah hilang (habis bereaksi) dan AgNO3 terus ditambahkan, maka akan terdapat
Ag berlebih . karena kondisinya lewat jenuh (Q > Ksp), maka Ag dalam senyawa
AgNO3 dapat mengendapkan CrO4 menjadi Ag2CrO4. Keadaan ini sesuai dengan
reaksi yang dijabarkan oleh Svehla (1990:88) :
TULIS DARI REAKSI HINGGA KSP
Langkah terakhir adalah menduplo proses titrasi, dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang akurat dan didapatkan rata-rata volume titrasi untuk
selanjutnya digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan AgNO3.
Berdasarkan hasil duplo, diperoleh nilai V titrasi 1 =.... dan V titrasi 2 =... .
perhitungan konsentrasi AgNO3 selanjutnya seperti yang terlampir dalam
halaman lampiran.

4.2.2 Penentuan Kadar klorin Dalam Sampel Padat


Penentuan kadar klorin pada praktikum ini adalah dengan menggunakan
sampel penyedap rasa (masako). Digunakannya sampel penyedap rasa, karena
didalamnya terkandung garam NaCl. Untuk penentuan kadar NaCl dalam sampel
padat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah, ditimbang sampel
sebanyak 0,5 gram menggunakan neraca elektronik dan dimasukkan kedalam
beaker glass untuk ditambahkan dengan aquades. Fungsi penambahan aquades
adalah untuk melarutkan sampel. Didapatkan hasil berupa larutan sampel yang
selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dengan bantuan corong gelas.
Filtrat yang dihasilkan ditanda bataskan dalam labu takar 100 ml dan
dihomogenkan. Setelah dihomogenkan, larutan dipipet sebanyak 10 ml dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer untuk ditambahkan aquades hingga 100 ml.
Langkah selanjutnya, kedalam larutan ditambahkan 2ml K2CrO4 2%. Fungsi
penambahan K2CrO4 adalah sebagai indikator yang dpat menunjukkan
perubahan warna saat di capai titik akhir titirasi. Warna dari indikator K2CrO4
adalah kuning, sehingga ketika ditambahkan pada larutan, maka larutan berubah
warna dari tak berwarna menjadi warna kuning.
Kemudian dilakukan proses titrasi menggunakan AgNO3 sisa dari titrasi
sebelumya (pembakuan AgNO3) hingga terjadi perubahan warna. Seperti titrasi
sebelumnya, saat tercapai titik akhir titrasi warna larutan berubah dari warna
kuning menjadi warna merah.

Anda mungkin juga menyukai