Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMASARAN
TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun Oleh:
Nama

: Nur Rahma Laila Rizki Fauziah

NIM

: 11/319005/TP/10208

Hari/Tanggal

: Senin, 20 Mei 2013

Kelompok

: D3

Asisten

: Ikhsan Bani

LABORATORIUM MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang
semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan
tantangan bisnis yang baru bagi setiap perusahaan. Setiap perusahaan
harus melakukan perencanan pada setiap usaha yang akan dijalankannya,
selain itu perusahaan harus memahami arti dari pemasaran itu sendiri.
Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang
dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product),
menentukan tingkat harga (price), mempromosikanny agar produk dikenal
konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen
(place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa
yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen.
Strategi usaha yang cocok dengan konsep marketing adalah
memproduksi barang atau jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual
barang atau jasa apa yang bisa diproduksi. Dari konsep kebutuhan
konsumen maka kita dapat menentukan produk yang akan kita produksi.
Selanjutnya kita harus dapat menentukan segmentation agar kita
mengetahui

segmen

konsumen

yang

memiliki

karakteristik

dan

klasifikasinya berdasarkan usia, status ekonomi, dan lokasi. Segmentasi


memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber
daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen yang akan
memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana
yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkin perusahaan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta
menentukan posisi pasar perusahaan. Kemudian, perusahaan harus
menentukan targeting. Dalam proses ini perusahaan mempertimbangkan
dan akan memilih beberapa klasifikasi spesifik. Faktor-faktor yang perlu

diperhatikan dalam memilih targeting

yaitu sumber daya perusahaan,

variasi produk perusahaan, product life cycle stage, variasi pasar dan
strategi pesaing sasaran pasar yang disasar (target market). Hal terakhir
yang perlu dipertimbangkan adalah positioning. Hal ini penting untuk
dianalisis karena hal ini bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
menjadi ciri khas diri dari para pesaing.
Informasi

dan

pemahaman

mengenai

pemilihan

produk,

segmentasi, targeting dan positioning sangat penting untuk dipelajari


dalam bisnis Agroindustri karena mendukung lancarnya usaha yang akan
dijalankan. Selain itu pokok bahasan kali ini sangat berkaitan dengan
jurusan Teknologi

Industri Pertanian di bidang pemasaran dan

perancanaan dalam memulai usaha di bidang kuliner/ Agroindustri. Pada


kesempatan kali ini, produk makanan yang kita mengambil adalah Spesial
Sambal sebagai objek praktikum.

B. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat memahami bahwa pemilihan produk dari suatu usaha
yang berorientasi pada konsep pemasaran berawal dari adanya
kebutuhan konsumen terhadap barang dan jasa tertentu.
2. Praktikan memahami bahwa penentuan STP pada suatu produk yang
berbeda dari penawaran oleh pelaku pasar lainnya.
3. Praktikan memahami bahwa identifikasi atribut produk penting dalam
memilih suatu produk dan penentuan STP.
4. Praktikan dapat memahami bahwa penggunaan statistik deskriptif
sebagai salah satu alat pengambilan keputusan.

BAB II
LANDASAN TEORI
Didalam kegiatan bisnis, pemasaran merupakan suatu fungsi yang
secara langsung menentukan penjualan (sales) dan kegiatan yang
mempunyai cakupan yang luas karena selain mencakup bagian internal
juga mencakup bagian eksternal perusahaan. Pemasaran merupakan proses
sosial dan majerial dimana individu atau kelompok bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui kreatifitas, penawaran dan
pertukaran nilai produk dengan yang lain. American Marketing
Association mengemukakan bahwa pemasaran sebagai suatu proses
perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga,
promosi, distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa-jasa, untuk melakukan
pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya. Kedua
pendapat tersebut menunjukkan bahwa pemasaranmembutuhkan strategi
yang

diungkapkan

dalam

rencana-rencana

yang

realistis

yang

dihubungkan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan (Kotler,


2006).
Strategi bisnis dan keunggulan bersaing sangat penting untuk dijadikan
pedoman dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pengambil
keputusan dilibatkan dalam proses perencanaan bisnis pada tiga hal
penting, yaitu: (1) peran serta dalam analisis dan perencanaan strategik
perusahaan, (2) melayani bersama manager fugsional lain sebagai tim
perencanaan strategik unit bisnis, (3) mengembangkan dan melaksanakan
rencana-rencana pemasaran starategik untuk pasar yang dilayani
perusahaan, selanjutnya dalam perencanaan strategik kepala eksekutif
pemasaran bertanggung jawab dalam perumusan strategi perusahaan dan
mengembangkan strategi pemasaran unit bisnis dalam mendukung
prioritas perusahaan (Cravens, 2007).

Tahap pelaksanaan dan pengelolaan strategi pemasaran harus


memperhatikan perancangan organisasi pemasaran yang efektif,
pelaksanaan, dan pengendalian strategi serta pemakaian sistem
informasi untuk perencanaan dan manajemen dari strategi pemasaran.
Dengan demikian, strategi pemasaran merupakan prinsip yang
menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan bisnis yang
mencakup keputusan-keputusan pengeluaran pemasaran, bauran
pemasaran dan aplikasi pemasaran. Strategi pemasaran dibagi menjadi
tiga bagian penting, yaitu: (1) strategi pasar sasaran dan strategi
penempatan produk, (2) bauran pemasaran dan anggaran pemasaran,
serta (3) strategi pemasaran yang menyeluruh dikaitkan dengan tujuan
serta sasaran penjualan, pangsa pasar dan keuntungan. Dalam hal ini,
tujuan pemasaran merupakan arah bagi perusahaan untuk merumuskan
alternatif strategi pemasaran (Day, 1994).
Proses segmentasi, penargetan, dan positioning dikuti oleh proses
pelengkap praktis yaitu bahan bauran pemasaran (marketing mix),
yang dikenal dengan 4P: product, price, place, dan promotion. Ini
adalah inkarnasi berwujud dari strategi pemasaran. Saat kita
mengatakan bahwa bauran pemasaran mesti koheren, itu berarti bahwa
tidak hanya elemen-elemen bauran yang mesti konsisten satu sama
lain, tetapi juga elemen-elemen ini harus dilandasi pada dan konsisten
dengan strategi-strategi segmentasi dan positioning. Bauran pemasaran
adalah oprasi-operasi tempat di mana 90% upaya manajemen
pemasaran terjadi. Sebagian besar waktu, sumberdaya, dan anggaran
profesional pemaaran dicurahkan untuk formulasi, implementasi, dan
pengendalian bauran pemasaran. Mengingat bauran pemasaran
dilandasi oleh segmentasi dan positioning, kita bisa menyimpulkan
bahwa aturan pemasaran menghadapi keterbatasan-keterbatasanyang
serupa

dengan

keterbatasan-keterbatasan

yang

serupa

keterbatasan dri segmentasi dan positioning (Fernando, 2004).

dengan

Pembahasan tentang strategi perusahaan, tidak bisa lepas dari


perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan. Ada beberapa langkah dalam merencanakan
pemasaran bagi usaha baru: ( Nindi, 2001)
1. Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan.
Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan,
pertama-tama harus dilakukan penelitian pasar atau riset
pemasaran. Riset pasar harus diarahkan pada kebutuhan
konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang diinginkan
dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang
bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka
memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan
segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju.
2. Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market).
Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen,
langkah berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus.
Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu: (1) Pasar
individual (individual market), (2) Pasar khusus (niche
market), (3) Segmentasi pasar (market segmentation). Dari
tiga altematif pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil
dan usaha baru lebih tepat bila memilih pasar khusus (niche
market)

dan

pasar

individual

(individual

market).

Sedangkan untuk perusahaan menengah dan besar lebih


baik memilih segmen pasar (segmentation market).
3. Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan.
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada
keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari
kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat
tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan

dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi untuk


memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:
a) Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
b) Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total
Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien,
dan tepat.
c) Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan
perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan
kenikmatan.
d) Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi
untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun
proses.
e) Kecepatan

(speed),

Compression
diwujudkan

atau

disebut

Management
dalam

menempatkan

bentuk:

produk

baru

juga

Time

(TCM),

yang

Kecepatan

untuk

di

pasar

dan

memperpendek waktu untuk merespons keinginan


dan kebutuhan pelanggan (customer response time).
f) Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
4. Pemilihan Strategi Pemasaran.
Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha
dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya
dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.
Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa
indikator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran
(marketing mix), yaitu probe, product, price, place,
promotian.
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar
pengelompokkan

variabel

tertentu.

Dengan

menggolongkan

atau

mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum

perusahaan

mempunyai

motivasi

untuk

mempertahankan

dan

meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi
perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif.
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
(Anonim, 2013)
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai
kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan
pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang
tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan
yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa
atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

Brainstorming dilakukan untuk penentuan produk yang akan dipilih.


Kategori produk agroindustri, bisa food atau non food

Pilihan produk yang akan mejadi usaha dan yang akan dipasakan
oleh praktikan diidentifikasi

Alasan pemilihan produk tersebut dikemukakan

Segmentasi, Targeting, dan Positioning produk berdasrkan alur


proses STP ditentukan

Hasil pembahasan kelompok didisikan pada kolom (terlampir)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel hasil pembahasan
No
1.

2.

Pemilihan
Produk

Alasan terpilih produk

Hasil
Banyaknya menu yang ditawarkan

31 macam sambal

27 macam lauk

24 macam minuman

11 macam sayuran

Diferensiasi produk. Warung Spesial


Sambal berbeda dengan warungwarung makan lainnya karena SS
menjual variasi sambal Pedas Abis

3.

Atribut Produk

Product

variatif, fresh,

unik,pedas

Place

bersih,

dijangkau
karena

dan

mudah

ditemukan

banyak

cabang,

lumayan luas, dan rapi.

Price

konsisten,

terjangkau, perbedaan harga


produk tiap daerah.

Promotion : promosi secara


konvensional, terbatas (dari
mulut

ke

mulut),

tidak

promosi melalui media tetapi


ada

kerjasama

sebagai

sponsorship untuk kegiatankegiatan.


4.

Atribut Layanan

Process

ada

konsumen

pelayanan

saat

datang

(konsumen disambu dengan


baik),

pembacaan

kembali

saat

menu

pelanggan

memesan makanan, menjual


sambal

secara

delivery

langsung,

dengan

tertentu,

jarak

pelayanan

konsumen cukup cepat.

People : ramah, bertanggung


jawab, jujur, disiplin, adanya
standarisasi

service

pada

pelayanan, dan rendah hati

Physical evidence : dekorasi


ruangan dengan informasi
poduk, adana display kaos,
design image

5.

Segmentasi

Keluarga, mahasiswa, pelajar


SMA

Target konsumen usia remaja


ke atas

Target

konsumen

dengan

ekonomi menengah ke atas


6.

Targeting

Para pecinta pedas dan penikmat


sambal

7.

Positioning Produk

Warung

makan

dengan

variasi

sambal yang fresh dan menjadi

target konsumen yang ingin makan


besar.

B. Pembahasan
Praktikum Acara I ini berjudul Pemilihan Produk dan Penentuan
Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP). Praktikum ini bertujuan
agar praktikan dapat memahami bahwa pemilihan produk dari suatu usaha
yang berorientasi pada konsep pemasaran berawal dari adanya kebutuhan
konsumen terhadap barang dan jasa tertentu, praktikan memahami bahwa
penentuan STP pada suatu produk yang berbeda dari penawaran oleh
pelaku pasar lainnya, praktikan memahami bahwa identifikasi atribut
produk penting dalam memilih suatu produk dan penentuan STP, dan
praktikan dapat memahami bahwa penggunaan statistik deskriptif sebagai
salah satu alat pengambilan keputusan.
Warung SS atau Spesial Sambal berdiri pada Agustus 2002.
Warung makan ini didirikan oleh Bapak Yoyo Heri Wahyono, beliau
lulusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada tahun 1992. Usaha
warung SS diawali dari warung kaki lima di pinggiran Jalan Kaliurang
(depan GSP UGM) dengan 6 orang karyawan. Warung ini buka pada
pukul 17.00 WIB 22.00 WIB. Latar belakang pembukaan warung SS ini
karena Bapak Yoyo ingin membuka lapangan kerja. Disamping itu beliau
adalah pecinta makanan pedas dan sambal. Dari hobi beliau inilah muncul
inovasi dan kreatifitas dalam membuat suatu main product makanan yang
berbeda dari warung-warung makan lain. Pada warung-warung makan
umumnya, rata-rata menyediakan variasi lauk yang banyak dengan satu
macam rasa sambal. Namun, di warung SS justru memiliki banyak
variansi sambal dengan lauk yang dijual pada warung makan. Hal inilah
yang membedakan warung SS dari warung-warung makan pada
umumnya. Warung makan SS memiliki tagline Pedas Abis. Pada awal
usaha, warung SS hanya menjual 7 variasi sambal kemudian berkembang
menjadi 11 sambal.

Selama 11 tahun berkarir, saat ini SS sudah memiliki 56 cabang di


Indonesia. Warung SS dibag menjadi 4 area utama: Jabotabek, Semarang,
Jogja, dan Solo. Pada area Jabotabek terdapat 8 cabang (7 cabang di
Bogor, 1 cabang di Tangerang). Kemudian 9 cabang di area Semarang (6
cabang di kota Semarang, 2 cabang di Salatiga, dan 1 di Pekalongan).
Terdapat 10 cabang di area Jogja (Condong catur, Babarsari, Pandega,
Kusumanegara dan cabang lainnya) serta pada kota-kota besar lainnya
seperti Cirebon, Purwokerto, Magelang, Prambanan, dan Malang. Pada
area Solo terdapat 9 cabang warung SS, 5 cabang merupakan sistem area
dan 4 warung meupakan sistem mandiri. Untuk tipe warung area
penyediaan dan penyimpanan bahan baku (cabai mentah) dipasok oleh
pusat pengelolaan dalam area tersebut. Sedangkan untuk tipe warung
mandiri, pengadaan dan penyimpanan bahan baku dikelola oleh masingmasing warung. Warung SS juga sudah dilakukan sistem franchise. Saat
ini terdapat 5 franchise yang salah satunya terletak di Temanggung.
Produk makanan yang dijual di warung SS saat ini antara lain: 31 variasi
sambal, 27 variasi lauk pauk, 11 variasi sayuran, dan 24 variasi minuman.
Konsep-konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan, keinginan,
permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi
dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kebutuhan adalah suatu
keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah
kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhankebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran
sosial, dan konsep pemasaran global.

1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai
produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah.
Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan
segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan
distribusi yang luas.
2.

Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang
terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk
berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri ciri terbaik

3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan
dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya
penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi
adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan
pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan
dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para
pesaing

dengan

tetap

melestarikan

kesejahteraan konsumen dan masyarakat.


6. Konsep Pemasaran Global

atau

meningkatkan

Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya


memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya
adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat
dalam perusahaan.
Konsep pemasaran diperlukan ketika penjualan mulai turun,
pertumbuhan produk melambat, pola pembelian yang berubah, persaingan
yang meningkat, serta biaya penjualan meningkat. Perusahaan mendapati
pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas kendali
sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran
untuk menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.
Dalam praktek manajemen pemasaran dikenal adanya istilah STP
atau singkatan dari Segmentation, Targeting, and Positioning. Untuk
mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita harus melakukan segmentasi
pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar pada intinya
membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu, bisa berdasar
pembagian demografis, berdasarkan kelas ekonomi dan pendidikan
ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Segmentation adalah upaya memetakan atau pasar dengan
memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka.
Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya
hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Pembagian
segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi.
Sebagai misal, pembagain yang sering dilakukan adalah membagi lapisan
pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B
(menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung
ditujukan untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil

mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas
atas.
Setelah memetakan pasar, kita haus memahami Targeting. Tahap
targeting seperti namanya adalah membidik target market yang telah kita
pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian
program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar
sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu
mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka
selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan Pacific Place
untuk membuka outletnya dan bukan di mal kelas menengah seperti Plaza
Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi pemasaran yang
dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya.
Apabila target pasar sudah jelas kita harus memahami positioning.
Positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada
konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja
keunggulannya. Langkah ini artinya adalah menciptakan keunikan posisi
produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik.
Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan memposisikan dirinya
sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi lain Esia selalu mencoba
memposisikan dirinya sebegai produk rakyat kebanyakan yang murah dan
tersedia dimanamana. Positioning yang pas ini menjadi sangat penting,
sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan.
Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan
pembelian produk yang ditawarkan.
Struktur organisani dalam warung SS mencakup 3 divisi penting,
yaitu Divisi Operasional, Divisi Produksi, dan Divisi Supporting. Divisi
Operasional menmegang peran penting dalam sarana prasaran, fisik area
konsumen, dan pelayanan. Divisi Produksi menangani proses penyediaan
produk untuk konsumen seperti sarana dapur, pergudangan, proses

memasak, dan riset konsumen. Divisi Supporting terdiri dari tiga subdivisi
penting, yaitu pengelolaan SDM, akuntansi, dan keuangan. Subdivisi SDM
menangani kesejahteraan karyawan, recruitment, pengembangan karyawan
(trainng), dan sebagai database untuk HRD. Subdivisi Akuntansi
menangani laporan keuangan, rugi laba, dan mengontrol biaya bahan baku.
Subdivisi keuangan menangani Anggaran belanja dan menangani Cash
and Back Verification. Warung SS sangat peduli kepada kesejahteraan
karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang diberikan kepada
karyawannya, yaitu jaminan kesehatan dan melahirkan, beasiswa anak,
tunjangan kecantikan, bakti sosial, bantuan musibah, dan tunjangan hari
tua. Selain fasilitas karyawan yang sangat diperhatikan, pihak management
SS juga sering mengadakan kegiatan keakraban antar karyawan untuk
membangun kerjasama yang solid seperti piknik bersama, perayaan ulang
tahun SS, siraman rohani, pembekalan dan training, dan rapat umum yang
diadakan secara berkala. Management SS juga menyisihkan 1% dari
penghasilan kotor setiap cabang untuk kegiatan bakti sosial. Tekat utama
warung

SS

adalah

mensejahterahkan

keluarga

(pemilik),

mensejahterahkan kaaryawan, dan mensejahterakan karyawan. Prinsip


yang dipegang oleh warung SS adalah jujur, disiplin, kerja keras, rendah
hati, bersyukur, dan ikhlas yang merupakan ciri khas personil SS. Setiap
karyawan

diberikan

pelatihan

dan

pembekalan

(training)

untuk

standarisasi bekerja yang berlaku di SS. Pelaihan dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan karyawan. Kendala yang ada saat ini yaitu
belum dapat mempercepat pelayanan dalam pembuatan sambal karena
memang mengedepankan kesegaran sambal yang dibuat pada saat itu juga
secara tradisional dengan digerus. Pada pembukaan cabang ke 6 belum
memenuhi respon pasar atau konsumen 100%. Kendala lain adalah respon
pasar tinggi namun belum dapat memenuhi permintaan pasar, SDM di
cabang Bali susah untuk didapatkan dari penduduk Bali itu sendiri. Selain
itu pada cabang Bali sempat terjadi low pricing yang menyebabkan
karyawan SS tidak sanggup melayani konsumen yang sangat banyak

tersebut. Pada waktu weekend banyak pengunjung yang datang dan dirasa
penyediaan pemasanan belum cepat sehingga ada beberapa pelanggan
yang komplain.
Kelebihan produk SS adalah konsisten dengan harga jual sambal
karena saat harga cabai naik, harga produk sambal di SS tidak ikut naik,
hal ini menjadi strategi SS dalam pricing karena akan tetap mengikat
pelanggan agar tetap berkunjung saat keadaan apapun. Selain itu, sambal
yang disajikan merupakan sambal fresh. Hal ini dapat dilihat dari proses
pembuatan sambal yang dibuat saat pengunjung datang dan memesan
sambal, maka saat itu pulalah baru dilakukan proses pembuatan sambal.
Variasi produk sambalnya sangat banyak dan terus dilakukan penambahan
dan pengembangan cita rasa sambal.
Dalam promosinya SS menerapkan sistem kerjasama dengan
kesediaan warung SS menjadi sponsorship, promosi dari mulut ke mulut
para pengunjung secara konvensional, dan tidak menggunakan media
promosi seperti radio, majalah, dan spanduk. Namun demikian, SS
menyediakan social networking seperti Facebook, fanpage, Twitter dan
website yang digunakan untuk menampung aspirasi pelanggan dan pecinta
sambal SS. Dalam penetapan harga (pricing) di setiap daerah berbeda
sesuai area masing-masing cabang karena ada sistem pengkodean harga
sesuai area yang sudah ditetapkan, terutama untuk cabang SS yang terletak
diluar Pulau Jawa. Penjualan tertinggi terletak dia area Jabotabek
khususnya di Tangerag karena harga bahan baku sama dengan cabang lain
namun harga jualnya lebih tinggi dibandingkan dengan cabang lainnya.
Sedangkan profit yang paling tipis berada di Jogja karena memang
harganya paling murah. Dalam hal service atau pelayanan sangat
ditanggapi dengan serius, misalnya komplain para pelanggan langsung
ditampung melalui nomer pribadi Bapak Yoyo yang menjadi hotline
service. Produk sambal SS yang palig mendominasi adalah sambal terasi
segar, sambal bawang, dan sambal cumi. Omset untuk warung Spesial

Sambal ini mencapai 11 M-12 M per bulan untuk seluruh cabang di


Indonesia.
Alasan pemilihan produk dalam waung Spesial Sambal adalah
sambal karena warung ini memang menciptakan pasar yang berbeda dari
warung-warung makan yang lain. Di saat warug makan lainnya menjual
berbagai macam lauk pauk dengan satu jenis sambal, tidak demikian
dengan warung SS yang memang berorientasi pada aneka macam (variasi)
sambalnya sebagai ciri khas warung makannya yang disajikan dengan
macam lauk pauk yang memang umum di jual di warungmakan. Selain itu
pendiri SS juga seorang pecinta sambal yang, beliau melihat bahwa
adanya peluang pasar yang berbeda dari warung-warung lainnya jika
menjual produk sambal bervariasi.
Atribut produk (4P) di warung SS:
1. Product : main product yang dijual di warung SS adalah sambalnya.
Produk ini bervariatif dengan 31 jenis sambal yang tersedia,
berkualitas karena didatangkan dari suppliar cabai mentah yang
terpercaya, product yang disajikan dalam keadaan fresh (segar)
karena dibuat lagsung pada saat pengunjung memesan sambal
tersebut. Sambal tersebut juga diproses menggunakan proses
tradisional dengan digerus manual. Product sambal yang menjadi
idola adalah sambal terasi segar. Mengutamakan rasa dan kualitas
sambal.
2. Price :

harga produk makanan yang dijual di warung SS

terjangkau. Harga untuk sambalnya sendiri konsisten karena


walaupun harga pasokan cabai melonjak di pasaran, namun warung
SS tetap menjual harga produknya dengan harga yang sama tanpa
mengurangi kualitas sambal yang disajikan. Harga jual untuk tiap
outlet berbeda sesuai dengan area dan wilayah outlet tersebut.

3. Promotion. Promosi dilakukan untuk mengenalkan produk secara


konvensional dari mulut ke mulut. Kerjasama sebagai sponshorship
dengan pihak luar yang menggadakan suatu kegiatan.
4. Place. Warung SS mdang dijangkau karena memiliki cabang yang
banyak. Lokasi warung makan SS dijaga higienitasnya dan
memiliki daya tampung yang cukup luas.

Atribut pelayanan (3) di warung SS:


1. People. Karyawan warung SS sudah terstandarisasi dari pihak
Management HRD mereka untuk berlaku sopan dan santun, mulai
dari senyum, menyapa dan membacakan menu. Karyawan SS juga
diajarkan untuk selalu bersikap jujur, disiplin, bertanggung jawab,
berkomitmen tinggi, rendah hati dan sopan. Dalam pelayanannya
menerapkan 4R (Rasa, Ramah, Rapi, dan Resik)
2. Process. Pelayanan saat proses pemesanan produknya bagus. Mulai
dari datangnya konsumen yang disambut dengan baik dan ramah.
Kemudian karyawan menyampaikan informasi produk makanan
dari karyawan ke konsumen, mengulang order list untuk
menghindari kesalahan, kemudian jika terjadi kesalahan order maka
pihak SS berkenan mengganti sesuai pesanan dan keinginan
pelanggan. Terdapat sistem delivery untuk lokasi tertentu yang
jaraknya ditentukan oleh pihak SS. Namun, kendala yang masih ada
dalam proses ini adalah menyajikan pesanan dengan cepat,
mengingat sambal SS memang dibuat secara langsung dan fresh
saat itu juga.
3. Physical Ecidence. Dalam warung SS terdapat dekorasi mengenai
informasi produk berupa pigura di dinding warung. Terdapat
display kaosuntuk dijual ke pengunjung sebagai kenag-kenangan
dan terdapat design image. Nuansa bambu dan kayu yang melekat
di warung SS.

Segmentasi mengharuskan untuk memisahkan konsumen menjadi


beberapa klasifikasi. Segmentasi dari warung makan SS ini adalah
mahasiswa, keluarga, dan pelajar setingkat SMA. Dapat dikatakan usia
remaja ke atas. Kemudian untuk status ekonomi, harga produk warung SS
tehitung dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke atas.
Targeting di warung SS ini lebih kepada konsumen yang menyukai
sambal dan identik dengan pecinta makanan pedas.
Positioning warung SS ini memiliki image yang melekat di mata
konsumen sebagai warung makan yang menyediakan variasi sambal yang
pedas dan sambal segar. Warung SS ini sebagai tujuan lokasi saat
berkumpul dengan rekan kerja atau rekan lama yang nyaman untuk
berbincang-bincang dan mudah untuk dijangkau.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk barang atau jasa
untuk

dapat

disajikan

pada

pelanggan

dengan

melakukan

differentiation melalui produk yang dihasilkan oleh produsen.


Keputusan produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan
memiliki dampak yang luas pada seluruh fungsi operasi.
2. Dalam rangkaian proses marketing, STP berada di tahap awal yang
paling penting yakni mengidentifikasikan customer value. STP ada di
level strategis karena menentukan bagaimana kita akan menggarap
pasar.
3. Atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu
produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
pembelian. Atribut ini meliputi aspek produk, price, place, dan
pomotion.
4. Statistik deskriptif lebih berkenaan dengan pengumpulan dan
peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data
statistik yang bisa diperoleh dari hasil sensus, survay, jajak pendapat
atau pengamatan lain umumnya yang masih bersifat acak, mentah, dan
tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus
diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau
presentasi grafis yang berguna sebagai dasar dalam prose pengambilan
keputusan (statistik inferensi).

B. Saran
Praktikan harus benar-benar memahami perbedaan Segmentasi, Targeting,
dan Positioning.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,

2013.

Segmentasi

Pasar.

Dalam

http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

Diakses pada hari Jumat, 26 April 2013 pukul 21.06 WIB


Cravens, David W and Nigel F. Piercy. 2007. Strategic Marketing. McGraw-Hill,
Boston
Day, G. S. 1994. The Capabilities of Market Driven Organizations. Journal of
Marketing, 58(Oktober), 37-52
Fernando. 2004. Lateral Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2006. Principles of Marketing. Millenium
Edition, A Simon & Schucer Company, Ebnglewood Cliff, Pretice
Hall Iternational, Inc, New Jersey
Nindy. 2001. Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai