Anda di halaman 1dari 2

BAB III

POSTULAT AUDITING
Tujuan bab ini adalah untuk melihat sifat postulat secara umum, untuk membuat pernyataan
mengenai konsep postulat auditing dan untuk menyelidiki secara jelas maksud dari postulat. Ada
5 karakteristik umum postulat yang bisa membantu pemahaman kita terhadap fungsinya. yaitu;
1) Dasar pengembangan disiplin intelektual mana saja;
2) Asumsi yang tidak meminjamkan dirinya sendiri untuk verifikasi langsung;
3) Merupakan dasar untuk kesimpulan;
4) Fondasi untuk membangun struktur secara teoritis;
5) Rentan terhadap tantangan kemajuan ilmu pengetahuan selanjutnya.
Postulat auditing yang ada sekarang ini harus dianggap postulat sementara dan bisa saja
invalid atau penting. Postulat Tentative auditing ;
1) Pernyataan keuangan dan data keuangan dapat diverifikasi.
2) Tidak ada konflik kepentingan antara auditor dan manajemen perusahaan dibawah
pengauditan.
3) Pernyataan keuangan dan informasi lain yang diberikan untuk verifikasi adalah bebas kolusi
dan ketidakteraturan yang tidak biasanya.
4) Adanya sistem internal control yang memuaskan mengurangi kemungkinan
ketidakteraturan.
5) Aplikasi yang konsisten terhadap hasil prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
posisi keuangan dan hasil operasi.
6) Tidak adanya bukti jelas yang berlawanan, apa yang telah dianggap perusahaan benar
berdasarkan pengujian dimasa lalu akan benar dimasa yang akan datang.
7) Saat menguji data keuangan untuk tujuan memberikan dalil pendapat independen, tindakan
auditor adalah sebagai kapasitas seorang auditor.
8) Status profesional auditor independen memaksakan sepadan dengan keharusan profesional.
A. Data Keuangan Yang Bisa Diverifikasi.
Tanpa data keuangan yang dapat diverifikasi, auditing tidak akan ada, dapat diverifikasi
artinya sesuatu yang dapat dilakukan auditor untuk mendasari pemberian opini atas laporan
keuangan yang diuji. Dalam dunia bisnis, tindakan verifikasi merupakan tugas auditor, baik
internal maupun external. Verifikasi merupakan sesuatu yang membawa seseorang pada posisi
kepercayaan tentang pernyataan yang diberikan, baik kepercayaan positif maupun negatif. Oleh
sebab itu, postulat data keuangan dan pernyataan keuangan yang dapat diverifikasi merupakan
dasar pengembangan teori evidence dan proof.
B. Tidak ada konflik kepentingan antara auditor dan manajemen perusahaan dibawah
pengauditan.
Alasan postulat ini adalah manajemen mementingkan kemajuan dan kemakmuran
perusahaan. Auditor memberikan jasa untuk tujuan benefit berbagai kepentingan di perusahaan
dengan memberikan jaminan data financial yang andal untuk berbagai keputusan penting.
C. Bebas dari Kolusi dan Ketidakteraturan Yang Tidak Biasa.
Jika data yang diuji merupakan hasil dari kolusi dan ketidakteraturan, maka harus dibuatkan
desain suatu program audit. Kenyataannya, ada banyak pertanyaan apakah tipe pengujian dapat
didesain sehingga akan menjamin ditemukannya ketidakteraturan tersebut. Maka, dalam
mengadakan pengujian untuk menemukan ketidakberesan, auditor harus menganut konsep due
care.

D. Pengendalian Internal Mengurangi Probabilitas Irregularitieds.


Hampir semua treatment auditing menunjukkan bahwa luas progran audit tergantung pada
pengendalian internal. Meskipun ketidakteraturan bisa dikurangi, tetapi sangat sulit untuk
mengatakan bahwa ketidakteraturan bisa dihilangkan. Postulat ini membantu menekankan
pentingnya pengendalian internal bagi auditor dan berdasarkan postulat ini bisa ditarik
kesimpulan mengenai luasnya kepentingan auditor dalam pengendalian internal, sifat review,
pengaruh pengendalian internal serta menemukan ketidakteraturan yang disebabkan oleh sistem.
E. Aplikasi yang konsisten terhadap hasil prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
posisi keuangan dan hasil operasi.
Auditor harus mempunyai standar untuk penyajian jujur laporan keuangan. Tanpa pedoman
berterima umum, pendapat auditor akan lebih bersifat personal dan kurang bernilai. Dari
postulat ini disimpulkan fungsi auditor sehubungan dengan pengembangan dan penerapan
prinsip auditing berterima umum. Sebagai ilmuwan auditor harus mengenal sifat benda yang
dikerjakan dan keterbatasannya, maka auditor harus memahami karakter dari GAAP.
F. Yang Memegang Kebenaran Dimasa Lalu Akan Memegangnya Dimasa Yang Akan Datang.
Postulat ini membawa pada prinsip kuntinuitas atau prinsip going concern yang merupakan
pedoman bagi auditor untuk kinerja verifikasinya serta antisipasi terhadap perubahan ekonomi
dan bisnis pada waktu verifikasi. Postulat ini mempunyai limit yang penting pada luasnya
pertanggungjawaban auditor dan menyediakan dasar untuk penyimpulan luasnya keharusan
untuk meramal masa depan dan mempunyai kebijakan kerja dengan meninjau kembali
kebelakang.
G. An Auditor Acts Exclusively as an Auditor.
Walaupun seorang auditor independen bisa melayani kliennya untuk mempertimbangkan
berbagai hal, tetapi auditor tersebut dibatasi dengan tanggungjawab terhadap klien tersebut
untuk tidak bertindak semaunya dan membatasi tugas mereka pada yang seharusnya. Dengan
kata lain auditor sebagai profesional mempunyai tanggungjawab kepada masyarakat yang
mengakui serta mendukung sikap keprofesionalannya.
H. Profesional Status independen auditor
Auditor telah lama mengklaim status profesional dan peningkatan pengakuan publik pada
status ini. Standar audit telah mengakui bahwa profesional harus bertanggungjawab terhadap
profesi, walaupun masih ada penolakan kecil terhadap postulat tersebut dan belum ada penelitian
yang mendalam terhadap hal ini.
Secara jelas kedelapan postulat yang telah dijelaskan bukan merupakan hal yang terpisah,
tetapi satu dengan yang lainnya saling terkait dan diantara mereka mempunyai antar hubungan
yang jelas. Sekurang-kurangnya tidak ada kontradiksi yang jelas antar postulat ini. Postulat
adalah;
1) Postulat memiliki sistem;
2) Dapat mengimplikasi proposisi sistem selanjutnya;
3) Tidak berkontradiksi dengan postulat lainnya;
4) Tidak akan diimplikasikan oleh postulat lainnya, baik diambil sendiri maupun bersamaan.
Syarat postulat adalah;
1) Coberence; 2) Contributiveness; 3) Consistency; 4) Independency.

Anda mungkin juga menyukai