Anda di halaman 1dari 2

HERNIA INKARSERATA DAN STRANGULATA

Diagnosis
Diagnosis hernia inkarserata atau strangulate biasanya jelas. Massa kenyal, nyeri dan
nyeri tekan dalam daerah hernia yang telah dikenal sebelumnya. Bisa ada sejumlah eritema kulit
di atasnya. Hernia femoralis inkarserata paling sulit didiagnosis, karena hernia ini bisa sangat
kecil dan massa bisa tidak terdeteksi pada pemeriksaan fisik. Di samping itu pasien sering
mengeluh mual dan muntah, jika ada obstruksi usus halus, mungkin juga ada demam dan
kedinginan.Pemeriksaan Fisik dan Terapi
Segi yang berhubungan pada pemeriksaan fisik mencakup tanda vital, keadaan cairan,
tanda iritasi dan distensi peritoneum serta inspeksi tempat hernia inkarserata. Hernia sendiri bisa
sangat nyeri tekan, yang menghambat dilakukannya evaluasi terperinci.
Jika pasien tak stabil secara hemodinamik, makan keadaan ini lebih diutamakan. Dalam
kasus demikian, dilakukan pemantauan hemodinamik yang tepat, kateter dipasang dalam vesika
urinaria, cairan dan elektrolit adekuat diberikan dan dukungan farmakologi bagi tekanan arteri
diberikan, jika diperlukan.
Jika pasien tidak dalam keadaan syok septic atau dalam keadaan memerlukan cairan
darurat atau tindakan resusitasi lain, maka pemeriksaan yang lebih terperinci pada hernia
inkarserata dapat dilakukan. Reposisi hernia dengan palpasi manual harus dicoba. Karena nyeri
tekan merupakan halangan selama usaha reposisi, maka analgesia dan sedasi yang adekuat harus
diberikan, dan pasien ditempatkan dalam posisi Trendelenburg sedang dengan kompres dingin
diletakkan diatas massa. Dengan kepala dan dada terletak lebih rendah dibandingkan abdomen,
maka gravitasi cenderung menarik hernia kembali ke kavitas peritonealis. Setelah pasien merasa
nyaman, maka dapat dicoba reposisi. Satu tangan ditempatkan diatas leher anatomi kantong
hernia untuk membimbing arah isi hernia dan tangan lain memberikan tekanan ke kantong hernia
sewaktu isi ditekan balik melalui cacat fasia. 30 50% hernia inkarserata dapat direposisi
dengan cara ini, sehingga mencegah dilakukannya operasi gawat darurat.
Jika pasien stabil secara hemodinamik dan hernia dapat direposisi dengan teknik tertutup,
maka perawatan di rumah sakit mungkin paling baik, dengan rencana kemudia untuk herniorafi

semi terencana. Selama waktu ini pasien seharusnya menerima cairan dan elektrolit yang tepat.
Jika reposisi tertutup tak mungkin, maka operasi gawat darurat diperlukan untuk mencegah
strangulasi lengkap dan akhirnya gangrene jaringan usus yang terlibat. Pasien harus menerima
resusitasi cairan dan elektrolit yang adekuat serta antibiotika berspektrum luas prabedah.
Pendekatan bedah pada hernia inkarserata dalam keadaan gawat darurat, serupa dengan
keadaan terencana. Setelah kantong hernia dikenali dan dibebaskan, maka kantong dibuka dan
isisnya diperiksa. Jika ada usus yang non-viabel, maka reseksi dilakukan. Usus halus dan
omentum merupakan jaringan yang paling sering mengalami inkarserata. Jika ada keraguan
tetang adanya gangrene, maka bantalan hangat dan lembut diletakkan di atas usus dan dibiarkan
selama sekitar 20 menit. Perhatikan warna usus maupun adanya pulsasi arteri dalam arteria
mesenterika yang kecil. Jika isi inkarserata viable, maka bisa direposisi dengan menginsisi leher
kantong hernia, yang memungkinkan isi amsuk kembali ke dalam kavitas peritonealis.

Anda mungkin juga menyukai