Anda di halaman 1dari 18

engolahan Limbah Cair Rumah Tangga: Mengubah

Bakorsakumkum Menjadi ASEHI


Limbah: Bau, Kotor, Sarang Kuman, dan Kumuh
Surabaya, CocoNotes - Permasalahan limbah merupakan permasalahan yang mengikuti kegiatan
masyarakat dan berdampak pada kehidupan masyarakat. Bahkan disebutkan oleh Dr. Sri Murni
Soenarno, M.Si (Indonesian Wildlife Conservation Foundation, http://www.iwf.or.id/, 2011)
bahwa peningkatan limbah berbanding lurus dengan konsumsi masyarakat berbanding lurus
dengan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, permasalahan limbah tidak bisa diabaikan
begitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti bergulat dengan limbah rumah
tangga, mulai dari limbah dapur sampai limbah aktivitas anggota keluarga, mulai mencuci,
mandi, buang air besar, buang air kecil, dan sebagainya. Hampir setiap gerak aktivitas masyarakt
selalu menghasilkan limbah.

Limbah Padat (Sampah) Rumah Tangga yang Belum Dikelola (doc. Pribadi, Modif)
Produksi limbah rumah tangga yang tidak pernah berhenti ini seringkali tidak kita sadari,
sehingga kita membuangnya begitu saja tanpa memperhatikan dampaknya. Limbah padat kita
kumpulkan di bak sampah untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara
(TPS). Sementara itu, limbah cairnya kita biarkan mengalir melalui selokan dan akhirnya
meresap ke dalam tanah, dan mencemari tanah dan air dalam tanah. Dampak dari meresapnya air
ke dalam tanah ini adalah terjadinya penurunan kualitas air dan timbullah masalah kekurangan
air yang berkualitas, penyakit menular, dan lain-lain. Menurut Statistik WHO yang dirilis

bertepatan dengan hari air sedunia pada tangal 22 Maret 2012, setiap harinya 6.000 anak di dunia
meninggal karena kekurangan air bersih (Vivanews.com).

Pengolahan Limbah Cair (Grey Water)


Limbah cair (Grey Water) merupakan limbah rumah tangga non kakus, yaitu buangan yang
berasal dari kamar mandi, dapur (mengandung sisa makanan), dan tempat cuci. Limbah cair ini
biasanya menggenang sebelum mengalir, sehingga tempat di sekitarnya menjadi bau, kotor,
sarang kuman, dan kumuh. Akan banyak lalat dan nyamuk yang bersarang di genangan air kotor
yang lama-lama akan menjadikan tempat di sekitarnya berlumut, menghitam, dan bau. Bau
tersebut disebabkan oleh adanya proses dekomposisi zat organik yang memerlukan oksigen
terlarut, sehingga dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air limbah, ditandai oleh
warna air limbah kehitaman, berbusa, dan berbau busuk.

Aliran Limbah Cair (doc. Pribadi, Modif)


Dari fakta tersebut bisa dilihat bahwa, ketika kita tidak memperdulikan dampak limbah rumah
tangga, maka limbah cair tersebt menjadi produk yang sangat merugikan bagi kita, keluarga kita,
dan lingkungan kita, yang pada akhirnya merugikan kehidupan kita bersama, karena limbah cair
yang dibiarkan meresap ke dalam tanah tersebut akhirnya akan mencemari air tanah.
Sebagaimana disebutkan oleh Agenda 21 (1997) dan World Bank (2003) bahwa air limbah
domestik yang dapat berpengaruh negatif bagi kualitas badan air yang berakibat pada
terkontaminasinya air. Sebagaimana diketahui, kontaminasi air akibat aktivitas domestik masih
relatif tinggi, sekitar 70-80%. Oleh karena itu, saatnya untuk mengatasi permasalahan terkait
sanitasi dan kesehatan lingkungan pemukiman seta kualitas air bersih.

Peran IPTEK dalam Pengolahan Limbah Cair

Menghadapi permasalahan terkait produksi limbah cair dan dampaknya, maka perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal krusial yang harus dimanfaatkan sebagai solusi di
bidang pengolahan limbah cair rumah tangga. Hal ini bisa dilakukan melalui pelaksanaan kajiankajian dan penelitian empiris yang mengkaji lebih jauh mengenai sistem pengolahan limbah cair
yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk teknologi terapan. Teknologi pengolahan air
limbah yang dipilih harus mampu meningkatkan kualitas air efluen secara kimiawi, fisik, dan
bakterial.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman merilis beberapa teknologi pengolahan limbah
cair antara lain: Biorotasi (berupa instalasi pengolahan air limbah), Biotour (instalasi daur ulang
limbah), Meralis (instalasi pengolahan air limbah sistem kompak), Merotek (instalasi pengolahan
air siap minum, IPA Mobile (instalasi pengolahan air dengan sistem yang portable), Biority, dan
Ekotech Garden (EGA) atau taman sanita.
Biorotasi
Biorotasi adalah instalasi pengolahan air limbah rumah tangga (non kakus) yang terdiri dari
sistem biofilter dan taman sanita dengan re-sirkulasi yang dapat menghasilkan air olahan yang
dapat digunakan kembali untuk kebutuhan umum gedung. Biofilter merupakan bagian dari
sistem perlakuan (treatment) terhadap air secara biologis, dimana sistem yang lain menggunakan
cara fisika dan kimiawi.
Biotour
Biotour merupakan rangkaian unit pengolahan air limbah rumah tangga untuk menghasilkan air
daur ulang dengan kualitas baik untuk kebutuhan rumah tangga.
Meralis
Meralis adalah reaktor kompak dengan sistem lumpur aktif dan filtrasi membran ultrafiltrasi
airlift.
Merotek
Merotek adalah sistem yang mirip namun menggunakan membran RO tekanan rendah untuk air
siap minum.
IPA Mobile
IPA Mobile merupakan teknologi pengolahan air baku dengan sistem portable yang cocok untuk
daerah rawan air atau rawan bencana.
Biority
Biority merupakan kependekan dari Biologically Purity. Sistem ini terbukti memenuhi
persyaratan Peraturan Menteri KLH No. 112 Tahun 2003 tentang standar kualitas air limbah
rumah tangga. Biority dapat diaplikasikan untuk perumahan, hotel, pusat perbelanjaaan, dan
lain-lain, baik secara individual maupun komunal. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman menemukan sistem tangki septik bermedia kontak yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena mampu
diproduksi secara masal.

Biority (sumber: Balitbang PU)


Inti dari sistem tanki septik tersebut terletak pada media kontak technocell yang bermanfaat bagi
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme tersebut mempercepat
penguraian tinja sehingga ruang lumpur menjadi tidak cepat penuh sehingga umur pakai tanki
septik menjadi lebih panjang dan pengurasan yang lebih jarang. Sistem ini memiliki kemampuan
untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan mereduksi COD, BOD, dan TSS sampai 75%.
Keunggulan dari Biority, di antaranya:
1. Tanpa memerlukan resapan dan ramah lingkungan
2. Pemasangan mudah dan cepat
3. Hemat ruang
4. Material yang tahan korosi
5. Air buangan yang dapat langsung dialirkan ke drainase umum.
Ecotech Garden
Ecotech Garden (EGA) adalah salah satu teknologi alternatif pengolahan air selokan dengan
menggunakan tanaman hias air. N & P cemar; BOD, COD, Detergent, Bakteri patogen, serta
menghilangkan bau dan menjernihkan air. Beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam di
antaranya adalah Canna Aquatic, Typa sp, Thalia Dealbata, Cyperus Altemifolius, Pontederia
Condata Arrouhead Sagita Japonica, Waterdop-Echinodorus Paleafolius.

Jenis Tanaman untuk Ecotech Garden (Sumber: Balitbang PU)


Adapun, prinsip kerja EGA bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sumber: Balitbang PU

Gambar di atas bisa dijelaskan bahwa proses penyerapan unsur pencemar adalah:
1. BOD air limbah diturunkan melalui proses oksidasi dan reduksi (fermentasi aerobic)
2. Amonium (NH4N), dioksidasi oleh bakteri autotrop pada rizosphere menjadi nitrat dan
kemudian nitrit, akhirnya pada kondisi anaerobik dirubah oleh bakteri fakultatif
anaerobik pada tanah menjadi gas N2
3. Fosfat diikat oleh keloid Fe, Ca dan Al yang ada dalam tanah pada kondisi aerobik,
oksidasi pada daerah rhizosphere juga dapat mengurangi keracunan tumbuhan akibat gas
H2S dan juga mengurangi kadar Fe dan Mn dari limbah.
Dalam sistem kerja EGA ini, rizosphere (perakaran tanaman) mendapat penyaluran oksigen dari
daun, sehingga populasi mikro organisme meningkat +/- 10-100 kali lebih banyak. Hal ini
membantu penyerapan bahan cemar dari air limbah yang diolah.
Sementara itu, sistem kerja EGA dimulai dari pengaliran grey water ke EGA, dilakukan dengan
cara memasang bendung di selokan, sehingga air dapat dibelokkan ke EGA. Sistem EGA
tersebut dapat dibangun di halaman rumah, atau taman taman yang ada di kompleks perumahan
atau di bagian atas suatu situ atau danau alami. EGA akan menyaring unsur unsur hara (pupuk)
yang terkandung di dalam air, dan unsur bahan pencemar air lainnya. Unsur pupuk digunakan
oleh tanaman untuk bertumbuh, sedangkan unsur pencemar, disaring oleh akar dan media
penahan tanaman. Air yang keluar dari EGA (sudah disaring secara biologis), dapat dialirkan
kembali ke selokan dibagian hilir bendung, atau dialirkan ke waduk, dan sumber sumber air
lainnya. Karena bahan cemaran dalam air sudah berkurang, maka kualitas air yang dikembalikan
ke selokan atau ke badan badan air lainnya, sudah lebih baik dari kualitas air sebelum melalui
EGA.

Sumber: Balitbang PU
Keunggulan EGA:
1. Menambah estetika lingkungan permukiman yang nyaman.EGA berperan menjaga
kelestarian sumber sumber air, seraya meningkatkan estetika lingkungan, dan bahkan
memberikan tambahan pendapatan bagi pengelolanya.

2. Mengurangi pencemaran sungai, karena zat-zat pencemar seperti BOD, Total-N dan
Total-P diserap oleh tanaman.
3. Dapat menurunkan bau, dengan indikator dari penurunan kadar Amonia sebesar 50 %
(semula 10,50 mg/L turun di outlet EGA menjadi 5,3 mg/L) sedangkan kriteria limbah
domestik berbau minimal 6 mg.
4. Tidak memerlukan biaya operasional yang mahal karena pengaliran air kotor
menggunakan gaya gravitasi, bukan dengan pompa atau pipa.
5. Dapat menambah pendapatan dari penjualan bibit bunga yang dihasilkan, yaitu
Rp.219.000 per tahun,atau Rp.106.000,-per m2, walau harga cenderung menurun bila
ada jenis tanaman hias baru. Ada baiknya dihitung dalam persen terhadap pendapatan
kepala keluarga.
6. Air sisa olahan dapat digunakan kembali, salah satunya untuk mengairi kolam ikan.

Ecotech Garden (sumber: Balitbabg PU)


Meskipun memiliki kelebihan, implementasi EGA perlu memperhatikan aliran masuk (inlet),
karena teknologi bangunan peninggi air, menjadi tempat berkumpulnya sampah.Bagian ini harus
dibuat agar aliran air mengalir secara terus menerus, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk dan
menghitam, serta menimbulkan bau. Hanya saja hal itu bisa diatasi, karena dengan adanya
habitat tanaman air maka akan muncul ekosistem di sekitar taman air tersebut seperti ikan, katak,
dan capung yang akan melahap nyamuk dan jentik-jentiknya.

Ekosistem baru terbentuk di sekitar ecotech garden (adaptasi dari Balitbang PU)
Uraian di atas bisa didimpulkan bahwa pengolahan limbah cair dengan teknologi yang tepat yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan akan mampu mengubah lingkungan yang bau, kotor, sarang
kuman, dan kumuh (Bakorsakumkum) menjadi lingkungan yang asri, sehat dan hijau (ASEHI).

Makalah Cara Penanganan Limbah Cair


Makalah Cara Penanganan Limbah Cair

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok tiga dapat menyelesaikan
makalah tentang Cara Penanganan Limbah Cair, meskipun dalam bentuk yang
sederhana.

Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu meskipun
tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun hadapi.
Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman sekalian dan
tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT. Serta kerja sama yang baik dalam
kelompok kami
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah menugaskan kepada kelompok tiga untuk memaparkan materi
mengenai pengolahan limbah cair sehingga melalui makalah ini penulis dapat
memperoleh ilmu pengetahuan baru khususnya pada proses pengolahan limbahlimbah cair di industri industri, tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada

teman-teman yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini,

semoga kita semua diberi rahmat dan hidayah-Nya. Amin and selalu semangat
Indrapura, 11 Februari 2013
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata
pengantar...............................................................................................
i
Daftar
Isi......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.

A. Latar
Belakang........................................................................... ......... 1

2.

B.
Tujuan.................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan

1.

A. Pengertian...........................................................................................
3

2. . B. Jenis-Jenis Limbah............................................................................. 3
3. . C. Efek Buruk Air Limbah.................................................................... 3
. a. Gangguan Terhadap Kesehatan........................................................ 3
. b. Gangguan Terhadap Kehidupan Biotik........................................... 5

. c. Gangguan Terhadap Keindahan....................................................... 5


. d. Gangguan Terhadap Kerusakan Benda........................................... 5
4. . Cara Penanganan Limbah Cair........................................................... 6
. 1.
Penyaringan......................................................................................... 6
. 2.
Flotasi................................................................................................... 6
. 3. Absorbsi/Penyerapan..........................................................................
6
. 4.
Pengendapan....................................................................................... 6
. 5.
Penyisihan............................................................................................ 6
. 6. Menghilangkan Material Organik..................................................... 6
. 7. Menghilangkan Organisme Penyebab Penyakit............................... 6
. 8. Penghancuran Partikel Perusak........................................................ 6
. 9. Penggunaan Kolam Oksidasi..............................................................
6
. 10. Pengurangan Limbah Cair.............................................................. 6
BAB III
Kesimpulan..............................................................................................
....... 7
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan
hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah
juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah,
sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan

alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan


lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat
yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan
industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan
karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum mendapatkan perhatian
yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif
bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan pengolahannya
membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian
dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri kecil dan menengah.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah
cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri
pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin
sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun
demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair
bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasardasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan.Untuk bisa memilih teknologi yang tepat,
seseorang harus mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan
air limbah yang ada, baik tentang prinsip kerja, tentang penerapan metode-metode
tersebut, keuntungan dan kerugian, dan juga faktor biaya. Hal yang penting dalam
konsep pengolahan air limbah industri adalah usaha mencegah atau menekan
beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi itu
sendiri (konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah pengolahan
air limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari badan air (sungai, selokan dsb)
atau dengan kata lain, agar air buangan dari industri sesuai dengan baku mutu
yang telah ditentukan.

Penentuan suatu sistem pengolahan limbah yang tepat terhadap air limbah terkait
erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu.
Karena itu, macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk
dipaparkan dalam kaitan dengan teknologi pengolahan air limbah dari industri,
prinsip dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah
pada beberapa jenis industri.
B.

Tujuan
1. Terciptanya pemahaman pengusaha bahwa di samping hasil utama yang
diharapkan, terdapat limbah yang menimbulkan dampak negative di mana hal
tersebut tidak bisa dianggap sepele.
2. Melihat keseriusan para pengusaha dalam pengelolaan limbah produknya,
tercermin dari upaya pengadaan IPAL dengan melibatkan pihak-pihak kompeten,
penggalangan dana yang relative besar serta pengelolaan operasional yang teratur,
dapat disimpulkan bahwa dalam batas-batas tertentu perusahaan semisal
perusahaan tahu yang tergabung dalam Paguyuban Sari Putih Karanganom, mulai
mengarah Kepada sistem usaha yang moderen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
limbah, yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan
atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah
(waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan
Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai
kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan,
pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan
limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang
terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal.
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung
didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang.
Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang
efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan
secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste

minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah


produksi (disposal).
B.

JENIS-JENIS AIR LIMBAH


Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air
limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zatzat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah
yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan harus dilakukan penanganan khusus
tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi
mikro organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air
limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya
melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat.
Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin
dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi yang bersifat kotoran
umum. zat-zat yang berbahaya.

C. EFEK BURUK AIR LIMBAH


Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang
tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan
tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan,
karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan
gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
a. Gangguan Terhadap Kesehatan
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
2. Vibrio Cholera Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui
air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio
cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di
dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan
makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit
typhus.
4. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada
air hasil pengolahan.
5. Shigella Spp

Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar.
Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran
manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan
terhadap pengolahan.
7 . Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan
keguguran (aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang
berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
dalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur
yang mengandung kista.
11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat
melewati pengolahan air limbah.
12. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap
cuaca.
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak
terdapat pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap
kesehatan manusia.
b. Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah.
Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain
kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air
dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
c. Gangguan Terhadap Keindahan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air

limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas
yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama.
Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat
organic yang ada didalamnya.Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau
hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung.
Pada bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau
lain yang melewati bangunan pengolahan.
2. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
d.Gangguan terhadap Kerusakan Benda
Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam cara
antara lain :
1. Secara Fisik
Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui pembakaran
pada suhu yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi kebutuhan suhu
yang tinggi dapat dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah
juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke dalam hamparan atau lapisan.
Gas yang berkontak dengannya akan diserap sehingga bau akan dapat dikurangi,
begitu juga halnya dengan penyerapan melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen
ke dalam limbah cair adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga
proses terjadinya pengolahan anaerobdapat dihindari sehingga gas yang
ditimbulkan karena proses tersebut dapat dihindari.Penggunaan menara (tower)
juga dapat dipergunakan untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh
adanya bau melalui proses pengenceran di udra terbuka karena udara dari
cerobong tidak mencapai langsung kedaerah pemukiman, dengan demikian bau
yang ada dapat dicegah.
2. Secara Kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara
melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk
menghilangkan bau. Apabila kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya
pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah
satu penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada pengolahan air
limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari. Adapun
bahan yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator adalah hydrogen peroksida.
Pengendapan dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida
dengan gram metal khususnya besi.
3. Secara Biologis

Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau
dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang
berbau. Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau,
adapun jenis menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat
tumbuhnya bakteri.
CARA PENANGANAN LMBAH CAIR
1. PENYARINGAN
Limbah cair bisa di saring / difiltrsi unt memisahkan partikel tersusensi dari air
2. FLOTASI
Flotasi merupakan proses penanganan limbah dengan cara
memisahkan partikel yang mengapung diatas permukaan air

membuang dan

3. ABSORBSI/ PENYERAPAN
Proses absorbsi ini dilakukan dengan menggunakan karbon sehngga partikel yang
tidak dibutuhkn bisa terserap dan terpisah dari air
4. PENGENDAPAN
Pengendapan diakukan dengan tujan supaya bahan yangtidak mudah larut bisa
terpisah dari air. Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan elektrolit
5. PENYISIHAN
Penyisihan dapat dilakuan dengan cara
zatorganis beracun bisa terpisah dari air

mengoksidsi

limbah

cair

sehingga

6. MENGHILNGKANA MATERIAL ORGANIK


Pada cara penanganan limbah cair ini dilakukan dengan cara memberikan
mikroorganisme supaya material organik dalam air hancur atau hilang
7. MENGHILANGKAN ORGANISME PENYEBAB PENYAKIT
Pada proses ini, kita bisa menggunakan sinar ltravioletataupun menambahkan
khlorin
8. PENGHANCURAN PARTIKEL PERUSAK
Ini perlu dilakukan untuk melindungi alat dari partiel - partikel yanng bersifat
merusak
9. PENGGUNAAN KOLAM OKSIDASI
Ini merupakan metode penanganan limbah cair secara Biologi
10. PENGURANGAN LIMBAH CAIR
Jumlah limbah cair bisa dikurangi dengan cara mengefisienkan proses produksi
sehingga jumlah limbah cair yang dihasilkan bisa diminimalisir

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa :
1. yang dimaksud dengan limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan
atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga
dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987)
air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan
juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan
lainnya. Begitupun dengan Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah
berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah
tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan
air tanah, air permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam
proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang terjadi,
volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal.
2. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan
untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang
terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat
untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk
mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah
pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan
upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste
treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
3. Terciptanya pemahaman pengusaha bahwa di samping hasil utama yang
diharapkan, terdapat limbah yang menimbulkan dampak negative di mana
hal tersebut tidak bisa dianggap sepele.
4. Melihat keseriusan para pengusaha dalam pengelolaan limbah produknya,
tercermin dari upaya pengadaan IPAL dengan melibatkan pihak-pihak
kompeten, penggalangan dana yang relative besar serta pengelolaan
operasional yang teratur, dapat disimpulkan bahwa dalam batas-batas
tertentu perusahaan semisal perusahaan tahu yang tergabung dalam
Paguyuban Sari Putih Karanganom, mulai mengarah Kepada sistem usaha
yang moderen.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood, A.L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Jakarta:
Erlangga.
Ensiklopedia Bebas, 2007, Besi, (online). (http://www.besi.com)
Iswari, S.R. 1997. Potensi Cemaran Pb sebagai Racun Syaraf perlu Diwaspadai
(Media Pendidikan MIPA). Semarang: IKIP Semarang Press.
Izmare. 1987. Teknik Penyehatan Analisa Lab. (http://www.kandunganbesi.com)
ipta Science Series.

Khopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Bombay: Institut Teknologi India.
Rohmatun, 2006, Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air Tanah dengan
Oksidasi H2O2 UV, (diakses 25 Juli 2006.
Vogel, 1979, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis,
Longman Group Limited, London.
Vogel, A.I. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi kelima.
Penerjemah: Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Williams, M.C dan Cokal, E.J. 1986. Masking, Chelation, and Solvent Extractionfor
The Determination of Sub-Parts-per-Million Levelsof Trace Elements in High Iron and
Salt Matrices. Analitycal Chemistry. New Mexico: University of New Mexico.
Winarno.F.G., 1986, Air untuk Industri Pangan, PT. Gramedia, Jakarta.
Yulianto Teguh, 2005, Penetapan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur di Dusun
Waringinrejo secara Spektrofotometri UV-Vis, KTI, Fakultas Teknik, Universitas Setia
Budi Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai