Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang:

Indonesia memiliki biodiversitas flora dan fauna yang sangat tinggi. Luas
wilayah sebesar. (sumber) menyimpan sejuta keindahan. Salah satu kawasan
dilindungi dengan biodiversitas tinggi di Indonesia adalah Kondang Merak yang
merupakan kawasan pantai yang terletak di sebelah selatan kota Malang tepatnya
di sebelah utara pantai Balekambang, masuk wilayah kecamatan Bantur Kabupaten
Malang, Propinsi Jawa Timur.
Salah satu jenis fauna yang menarik di kawasan ini adalah burung. Ada
beberapa spesies burung penetap di tempat ini. Menurut Media Informasi Pro-Fauna
Indonesia Volume XV Nomor 3 Tahun 2011, beberapa satwa tersebut antara lain:
1. Elang Ular Bido (Spilornis cheela)
2. Cekakak Jawa (Todirhampus chloris)
3. Cekakak Sungai (Halycon cyanoventris)
4. Takur Tohtor (Megalaima armillaris)
5. Cipoh Kacat (Aegithina tiphia)
6. Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
7. KacamataBiasa (Zosterops palpebrosus)
8. Cica daun Besar (Chloropsis sonnerati)
9. ElangHitam (Ictinaetus malayensis)
Selain tersebut, salah satu burung Asia yang belum lama di temukan di hutan
Kondang Merak adalah Ninox scutulata. Jenis ini adalah satu jenis burung hantu
yang baru menetap di kawasan AustralAsia, yaitu Brown Hawk Owl (Debus, 2008).
Brown Hawk Owl dibagi dalam tiga jenis spesies, yaitu Ninox scutulata di Asia
Tenggara, Ninox randi di Philipina, dan Ninox Japonica di Asia Timur (King 2002).
Namun, di Indonesia sendiri terdapat persebaran Ninox scutulata yang belum
dipetakan.

Brown Hawk Owl (Ninox scutulata) atau, di Indonesia, dikenal dengan nama
Punguk cokelat
merupakan salah satu jenis burung hantu dengan persebaran
yang cukup luas di Asia. Peserbaran burung ini mulai dari India, Asia timur, Asia
tenggara, Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Ada beberapa
catatan yang mengatakan bahwa burung ini merupakan burung penetap, dan juga
pengembara di musim dingin. Burung ini hidup di daerah daratan rendah hingga
ketinggian 1500 m (Kutilang, 2012).

Distribution of the Brown Hawk Owl Ninox


scutulata

Persebaran punguk coklat di Indonesia dimulai dari pulau Sumatra, Jawa,


Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau
Jawa, Khususnya bagian Jawa Timur belum memiliki catatan resmi tentang informasi
burung ini. Pada beberapa catatan menyatakan tentang habitat burung ini adalah
daerah dataran rendah dengan Hutan tropis dataran rendah yang memilikin tanah
yang relatif subur yang menyebabkan daerah tersebut banyak dikonversi
menjadi areal pertanian dan perkebunan. Aktivitas konversi hutan menjadi
areal penggunaan lain menyebabkan luas tutupan hutan tropis Indonesia
mengalami penurunan sebesar 9,3 % periode tahun 2000 - 2010 (Miettinen et
al., 2011). Salah satu hutan dataran rendah yang ada di Pulau Jawa terdapat di
wilayah Kondang Merak.
Hutan tropis dataran rendah memiliki resiko kerusakan paling tinggi
dibandingkan dengan jenis hutan lainnya. Hal ini disebabkan oleh
banyaknyatumbuhan berkayu yang tinggi, besar dan bernilai ekonomis. Hal ini
menyebabkan banyaknya terjadi penebangan liar secara besar-besaran, baik oleh
masyarakat maupun perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan usaha penyelamatan
beberapa makhluk hidup, terutama satwa khusus, Ninox scutulata sebelum
kerusakan hutan terjadi lebih parah.

Pola distribusi dari Ninox scutulata di hutan Kondang Merak masih belum
ditemukan hingga saat ini. Dalam menggambarkan pola distribusinya, metode yang
dapat digunakan adalah IPA (Index Point of Abundance) that is used to describe any
count conducted by an observer standing at one place from which all birds (of the
target species) seen and/or heard are recorded during a fixed period of time (Bibby
et al., 2000; Gibbons and Gregory 2006). This point counts method are the most
widely used technique for counting birds (Thompson et al., 1998). They are
particularly common for counting songbirds in Europe, the USA (Bibby et al., 2000)
and New Zealand. Simply counting all individuals, groups, species and related
objects of interest at a point (the subject of this specification) can provide much
useful information on the relative abundance of a population.

Daftar Pustaka
Debus, Stephen. 2008. New owls in Australasia. Journal of the Australasian Raptor
Association, 26(1): 7.
King, B. 2002. Species limits in the Brown Boobook Ninox scutulata complex.
Bulletin British Ornithologists Club, 122: 250257.
Nurul Hikmah
Robiatul Hadawiyah
Nabilla Gezy Amaringga
Endah Handayani

Anda mungkin juga menyukai