Anda di halaman 1dari 7

Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Platyhelminthes

IN BIOLOGI - ON 03:14 - NO COMMENTS


Selamat datang di softilmu, blog pengetahuan yang berbagi dengan penuh
keikhlasan. Kali ini kami akan berbagi tentang Filum Platyhelmintes, beberapa
topik utama yang akan kami bahas antara lain adalah Pengertian
Platyhelminthes, Struktur dan Fungsi Tubuh Platyhelminthes, Sistem Organ
Platyhelminthes, Ciri-Ciri platyhelminthes, dan Klasifikasi Platyhelminthes.

A. PENGERTIAN PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes adalah kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih. Secara
bahasa platyhelminthes berasal dari dua kata bahasa yunani , yaitu Platy yang
artinya pipih dan helmin yang artinya cacing. Platyheminthes biasanya hidup
bebas di laut atau di air tawar, adapula yang hidupnya parasit. Cacing ini
kebanyakan bersifat hemafrodit, yaitu memiliki dua kelamin, jantan dan betina,
dalam satu tubuh. Namun demikian mereka tetap melakukan perkawinan antara 2
individu. Platyhelmintes tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran
darah. Sistem pencernaannya tidak sempurna, karena mereka belum mempunyai
anus.

Baca juga : Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Coelenterata (Cnidaria)

Ukuran tubuh Platyhelminthes beranekaragam, mulai dari ukuran yang hamoir


mikroskopis hingga yang panjangnya dapat mencapai 20m. Tubuh Platyhelmintes
simetri bilateral, artinya bagian tubuh yang sama didestribusikan secara merata
dari pusat tubuh.

B. STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH PLATYHELMINTHES


Platyhelminthes merupakan hewan yang tidak memiliki rongga tubuh sehingga
disebut hewan aselomata. Tubuhnya tersusun oleh tiga lapisan (triploblastik), yaitu
lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).
Dinding tubuh bagian luar disebut epidermis dan ditutupi oleh sel halus yang
bersilia. Lapisan dalam tersusun oleh otot yang berkembang dengan baik. Pada
ujung tubuhnya terdapat kepala yang tumpul atau membulat, sedangkan pada
ujung lainnya terdapat bagian ekor yang meruncing.

STRUKTUR TUBUH PLATYHELMINTHES


Pada bagian ujung depan tubuhya terdapat bagian sensorik yang dapat merespon
perubahan lingkungan dengan cepat. Dengan bagian sensoriknya, yang juga
merespon terhadap cahaya dan zat kimia, hewan ini dapat bergerak menuju sumber
makanan dengan cepat. Platyhelminthes juga memiliki mulut, faring, dan usus yang
berperan dalam sistem pencernaan, ia tidak memiliki anus sehingga sisa makanan
akan dikeluarkan kembali melalui anus. Sistem saraf berbentuk seperti tali dengan
pusat pada ganglion otak di bagian depan tubuhnya. Sistem eksresi berbentuk dua
saluran dan akan bermuara pada pori-pori tubuh, pusat dari saluran eksresi
merupakan sel api yang memiliki silia dan ketika silia tersebut bergerak sel ini akan
terlihat seperti kobaran api, sehingga disebut sel api. Fungsi silia pada sel api
adalah untuk mengatur pergerakan cairan.

Baca juga : Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Porifera

C. SISTEM ORGAN PADA PLATYHELMINTHES

Sistem Pencernaan, seperti yang telah saya jelaskan diatas, sistem


pencernaan dari Platyhelminthes terdiri atas mulut, faring dan usus. Faring
dapat keluar dari mulut untuk menangkap makanan, kemudian masuk ke
mulut dan dicerna di dalam usus yang bentuknya bercabang-cabang
kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh, sisa makanan dari
platyhelminthes akan dibuang dan dikeluarkan melalui mulut karena cacing
pipih tidak memiliki anus.

Sistem Persarafan, sistem persarafan pada platyhelminthes diatur oleh


otak yang terdapat pada bagian depan tubuh, otak ini akan bercabang
menjadi dua ganglion. Kemudian ganglion tersebut akan bercabang lagi
hingga mempersarafi tubuh, dan sel-sel saraf tersebut terkonsentrasi pada

bagian tepi tubuh. Sehingga sistem saraf pada Platyhelmintes membentuk


sistem tangga tali dengan otak pada bagian depan tubuh yang menjadi
pusatnya.

Sistem Eksresi, pada platyhelminthes berupa dua saluran memanjang yang


akan bermuara pada pori-pori tubuh. Kedua saluran tersebut akan
bercabang-cabang pada bagian punggung dan berakhir pada sel api yang
memiliki silia sebagai pusatnya.

Sistem Reproduksi, pada platyhelminthes, proses reproduksi dapat


berlangsung secara seksual maupun aseksual. Umunya hewan ini bersifat
hermafrodit, yaitu memiliki dua kelamin dalam satu individu, namun
demikian perkawinan tetap terjadi antara 2 individu yang berbeda, tapi ada
juga sumber yang mengatakan bahwa hewan ini dapat bereproduksi sendiri
secara seksual. Setelah bertemunya sperma dan ovum, maka akan dihasilkan
sel telur yang miksroskopik, pembuahan terjadi di dalam tubuh. Sedangkan
proses reproduksi secara aseksual terjadi melalui fragmentasi.

Sistem Pernapasan dan Sistem sirkulasi, pada platyhelminthes tidak


terdapat kedua sistem ini. Sehingga proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dilakukan melalui proses difusi, yaitu proses pertukaran zat dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.

D. CIRI-CIRI PLATYHELMINTES

Merupakan cacing berbentuk pipih yang tubuhnya simetri bilateral dan tidak
berongga(Aselomata)

Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (Triploblastik) yaitu lapisan luar (Ektoderm),


Lapisan tengah (Mesoderm) dan lapisan dalam (Endoderm).

Tidak memiliki sistem respirasi dan sistem peredaran darah (sirkulasi)

Sistem pencernaannya tidak sempurna karena tidak memiliki anus.

Memiliki sistem saraf dengan dua saluran ganglion dengan otak sebagai
pusatnya

E. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
1. Kelas Turbellaria

TURBELLARIA
Turbellaria merupakan kelompok platyhelminthes yang dapat bergerak dengan
menggetarkan bulu getarnya. Cacing pipih jenis ini hidup secara bebas (bukan
parasit) dan tidak memiliki alat hisap. Tempat hidupnya di air atau tempat lembab,
dan tidak hidup pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Salah satu
hewan jenis ini yang sangat dikenal adalah planaria, kami akan berusaha
menjelaskan kelas ini dengan mencontohkan planaria.

Baca juga : Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Nemathelminthes

Tubuh Planaria memiliki panjang 1 2 cm. Planaria memakan protista dan hewan
kecil lainnya, planaria memakan mangsanya dengan menggunakan faring. Setelah
ditangkap, makanan akan dipecah dan didorong masuk ke lambung oleh faring.
Umumnya hewan jenis ini melakukan reproduksi secara seksual. Warna tubuhnya
gelap dan pada bagian kepala terdapat bintik mata untuk membedakan keadaan
gelap dan terang. Mulutnya terdapat di permukaan ventral juga bisa di tengah
tubuh. Pada mulut terdapat struktur seperti taring yang disebut probosis, probosis
berfungsi untuk menangkap mangsa. Turbellaria mampu beregenerasi dengan cara
memotong tubuh, dan daya regenerasi ini sangat baik.

2. Kelas Trematoda (Cacing Hisap)

TREMATODA
Tremotoda merupakan kelompok platyhelminthes yang memiliki alat hisap dan alat
kait untuk menempelkan diri pada inangnya. Trematoda merupakan platyhelminthes
yang hidupnya parasit. Tubuh bagian luarnya ditutupi oleh kutikula yang berfungsi
agar tubuhnya tidak tercerna oleh sel tubuh inangya. Hewan jenis ini tidak memiliki
silia pada permukaan luar tubuh. Makanan dari trematoda merupakan cairan atau
jaringan tubuh inangnya. Dinding tubuhnya memiliki otot dan saraf. Contoh hewan
ini adalah cacing hati.

3. Kelas Cestoda (Cacing Pita)

CESTODA
Cestoda merupakan kelompok platyhelminthes yang berbentuk seperti pita dan
bersifat parasit. Pada bagian kepala hewan ini terdapat kait yang berfungsi untuk
mengaitkan tubuhnya pada usus inang. Kepala cacing pita disebut skoleks dan
bagian di bawah kepala disebut strobilus. Bagian Strobilus berfungsi untuk
membentuk progtolid pada hewan ini. Progtolid merupakan bagian tubuh yang akan
menjadi individu baru nantinya. Cestoda terus membentuk progtolid dan semakin
ke ujung progtolid tersebut semakin besar dan semakin matang. Selama siklus
hidupnya mereka dapat melibatkan lebih dari satu inang. Cacing pita dapat
ditularkan ke manusia melalui daging babi atau sapi terinfeksi yang tidak dimasak
dengan matang.

Baca juga : Pengertian, Klasifikasi, Struktur Tubuh, dan Ciri Annelida

DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, dkk. 2010. BUKU SAKU BIOLOGI SMA. Jakarta : Kawan Pustaka
Aryulina, Diah, dkk. 2007. BIOLOGI 1 SMA dan MA kelas X. Jakarta : ESIS/Erlangga.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar BIOLOGI. Bandung : GRAFINDO Media
Pratama.
Ferdinan P, Fictor; Moekti, Aeribowo. 2009. PRAKTIS BELAJAR BIOLOGI. Penerbit :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Nah itulah pembahasan kami kali ini tentang Platyhelminthes, semoga artikenya
dapat bermanfaat. Apabila masih ada hal yang belum dimengerti silahkan
ditanyakan melalui kotak komentar. Kami akan berusaha meresponnya dengan
cepat dan tepat. Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa komentarnya J.

Anda mungkin juga menyukai