Anda di halaman 1dari 13

Tugas & Tanggung Jawab Komite

Audit, Komite Remunerasi &


Nominasi

Beni Treodi Arrahman


023154075
MANAJEMEN BIAYA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
KOMITE AUDIT
Dewan Komisaris Astra Otoparts membentuk Komite Audit sesuai Peraturan Nomor IX.I.5
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor: Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012
tentang pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Komite Audit Perseroan
beranggotakan tiga orang terdiri dari seorang Komisaris Independen sebagai ketua dan dua
orang pihak eksternal yang independen sebagai anggota.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit


Fungsi utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung
jawab pengawasan terhadap metodologi dan proses penyusunan laporan keuangan,
pengelolaan risiko, audit dan ketaatan terhadap hukum yang berlaku. Dalam menjalankan
tugasnya, Komite Audit bekerja bersama-sama dengan Direksi, Corporate Internal Audit,
Manajemen Risiko, Corporate Legal, dan auditor eksternal Perseroan.
Komite Audit melakukan pengawasan terhadap hal-hal berikut:
1. Laporan Keuangan, mencakup kredibilitas dan objektivitas laporan keuangan Perseroan
yang akan diberikan kepada pihak luar dan badan hukum/regulator, termasuk tindak
lanjut dari keluhan apapun dan/atau catatan atas ketidaksesuaian dari laporan tersebut
pada saat pengkajian oleh Komite Audit.
2. Pengelolaan Risiko dan Pengawasan Internal, mencakup kecukupan dalam proses
mengidentifikasi dan memitigasi risiko keuangan dan bisnis.
3. Kepastian Aktivitas, mencakup rencana dan hasil dari aktivitas yang dilakukan oleh
manajemen risiko, corporate internal audit, dan auditor eksternal untuk menilai apakah
risiko utama telah teridentifikasi dengan tepat dan dievaluasi berdasarkan performa
pekerjaan mereka.
4. Objektivitas dan Independensi dari auditor internal dan eksternal.
5. Legal, mencakup kemajuan proses dan pelaporan dari kasus legal yang signifikan di PT
Astra Otoparts Tbk dan anak perusahaan.
6. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta kode etik Perseroan.

Kewenangan Komite Audit


Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Mengakses dokumen, data, dan informasi Perseroan tentang karyawan, dana, aset, dan
sumber daya Perseroan yang diperlukan.
2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang
menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan akuntan independen terkait
tugas dan tanggung jawab Komite Audit.
3. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit untuk membantu
pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan).
4. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Independensi Anggota Komite Audit


Untuk menjaga independensi dalam pelaksanaan tugasnya, Ketua Komite Audit berasal dari
Komisaris Independen Perseroan. Sedangkan dua anggota Komite Audit berasal dari pihak luar
Perseroan yang independen, tidak memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung
dengan Perseroan. Dengan demikian seluruh anggota Komite Audit telah memenuhi kriteria
independensi, keahlian, pengalaman, dan integritas sesuai ketentuan yang berlaku.

INTERNAL AUDIT
Corporate Internal Audit merupakan mitra manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan
dengan melaksanakan fungsi audit dan fungsi konsultansi secara independen dan objektif.
Aktivitas yang dilakukan oleh Corporate Internal Audit dapat dikelompokkan menjadi kegiatan
audit reguler, kegiatan audit khusus, kegiatan audit TI (Teknologi Informasi), memonitor tindak
lanjut, sosialisasi pengendalian internal, serta pengembangan audit.
Audit reguler dilakukan berdasarkan Rencana Audit Tahunan (RAT) yang mengatur fokus dan
arah kegiatan audit pada tahun bersangkutan dengan prioritas audit sesuai hasil risk
assessment. Audit spesial tidak termasuk dalam RAT tetapi dilakukan berdasarkan permintaan
Direksi atau diprioritaskan karena tingkat urgensinya. Audit TI dilakukan pada sistem TI untuk
memastikan bahwa pengendalian TI telah memberikan keyakinan yang memadai atas

pengamanan aset, integritas data, penyediaan informasi yang efektif, serta penggunaan sumber
daya yang efisien.
Corporate Internal Audit memantau tindak lanjut hasil audit untuk memastikan bahwa
rekomendasi perbaikan yang telah disepakati benar-benar dilaksanakan tepat waktu sesuai
dengan komitmen audit. Corporate Internal Audit juga terlibat aktif dalam kegiatan sosialisasi
dalam rangka membangun kesadaran tentang pengendalian internal yang dilakukan dalam
forum-forum internal.

Piagam Audit Internal


Untuk melaksanakan fungsinya secara independen dan obyektif, Unit Internal Audit telah
memiliki Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) yang ditetapkan oleh Direksi Astra
Otoparts atas persetujuan Dewan Komisaris pada tanggal 29 Juli 2007. Piagam Audit Internal
menjadi acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatan audit internal.
Piagam Audit Internal tersebut menetapkan struktur dan kedudukan Unit Internal Audit, tugas
dan tanggung jawab, wewenang serta kode etik Unit Internal Audit, persyaratan auditor yang
duduk dalam Unit Internal Audit, pertanggungjawaban unit Internal Audit, dan larangan
perangkapan tugas dan jabatan auditor dan pelaksana yang duduk dalam Unit Internal Audit
dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan baik di holding maupun anak usaha.

Struktur Organisasi Internal Audit


Unit Internal Audit bertanggung jawab langsung kepada Direksi, dan memberikan laporan
berkala kepada Direksi dan Komite Audit atas temuan-temuan dan rekomendasi yang telah
dilaksanakan.
Dalam menjalankan aktivitasnya, Internal Audit berpedoman kepada Pedoman Dasar Audit
Internal dan menggunakan pendekatan serta metodologi standar sebagaimana diterapkan di
perusahaan-perusahaan di lingkungan kelompok PT Astra International Tbk. Perseroan terus
menerus berupaya untuk melakukan pengembangan audit antara lain melalui tool improvement
dan metodologi audit serta peningkatan kualitas auditor.

MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan
pengendalian risiko-risiko yang berpotensi mengganggu aktivitas perusahaan, kelangsungan
usaha, dan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan. Pengendalian risiko dilakukan
dengan pendekatan terstruktur mulai dari penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya, dan mitigasi risiko dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi
yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek buruk dari risiko atau menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari
risiko tertentu. Manajemen risiko yang berfungsi dengan baik akan menjadi mitra strategis bagi
unit-unit bisnis untuk mencapai hasil kinerja yang optimal.

Aktivitas Manajemen Risiko


Kondisi lingkungan industri otomotif yang terus berubah secara dinamis mempertegas
pentingnya manajemen risiko yang handal. Perseroan harus terus melakukan langkah-Langkah
sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, mengevaluasi dan mengelola berbagai faktor
risiko yang ada, terutama risiko strategis dan risiko operasional. Perseroan melakukan empat
langkah metodologi pengelolaan risiko yaitu Risk Assessment, Business Continuity Plan,
Insurance Review, dan Whistleblowing System.
1. Risk Assessment
Risiko yang mungkin terjadi dalam setiap aktivitas usaha umumnya bersumber dari unsur
ketidakpastian yang menyebabkan tertekannya profitabilitas sehingga dapat menimbulkan
kerugian. Identifikasi risiko secara akurat dan komprehensif sangat penting, diantaranya
dengan mendata sebanyak mungkin potensi risiko melalui survei,

wawancara, data

historis, dan brainstorming.


2. Business Continuity Plan
Business Continuity Plan (BCP) menjadi pedoman untuk menjamin kelangsungan
operasional perusahaan saat terjadi suatu bencana atau sesuatu yang tidak diharapkan
sehingga kerugian karena bencana tersebut dapat diminimalisir.
3. Insurance Review
Insurance Review bertujuan untuk memastikan bahwa program asuransi di Perseroan telah
dikelola secara memadai baik dari sisi cakupan risiko maupun jumlah pertanggungan.
4. Whistleblowing System

Whistleblowing System merupakan sarana penyampaian informasi alternatif bagi karyawan


yang diharapkan dapat mendukung pengembangan Good Corporate Governance (GCG) di
lingkungan Perseroan. Perbaikan sistem dan sosialisasi terus dilakukan mencakup hingga
ke anak perusahaan konsolidasi.

PLAN-DO-CHECK-ACTION MANAGEMENT
Unit Plan Do Check Action (PDCA) bertugas memfasilitasi Direksi Astra Otoparts dan
manajemen anak-anak usahanya dalam penyusunan strategi jangka panjang maupun jangka
pendek, program-program khusus untuk mencapai target, serta Key Performance Indicator
(KPI) dari masing-masing perusahaan.
Tugas Unit PDCA dimulai dengan memfasilitasi rapat pimpinan (Rapim) Direksi Astra Otoparts
dan manajemen anak-anak perusahaan untuk menentukan strategi untuk satu sampai tiga
tahun ke depan. Dalam hal ini, Unit PDCA membantu penyelarasan antara strategi Perseroan
dan anak-anak perusahaan dan koordinasi antar anak perusahaan yang terkait agar
memperoleh

hasil

optimal

sesuai

dengan

ekspektasi

para

pemangku

kepentingan.

Perencanaan strategi ini dibahas dalam siklus Rapim yang umumnya dimulai dengan Pra
Rapim pada bulan Juni.
Hasil diskusi antara Direksi dan manajemen anak-anak perusahaan pada Pra-Rapim dibawa ke
masing-masing perusahaan untuk mendapatkan masukan (feedback) yang akan didiskusikan
pada Rapim I pada bulan Agustus. Rapim I melibatkan Direksi dan manajemen anak-anak
usahanya. Hasil dari Rapim I ini adalah perencanaan strategi tiga tahunan yang disetujui dan
disepakati bersama antara Direksi Perseroan dan manajemen anak-anak perusahaannya.
Strategi tiga-tahunan tiap perusahaan kemudian diturunkan menjadi program kerja dan rencana
anggaran satu tahun ke depan dan disepakati bersama dalam Rapim II pada bulan November.
Selain dihadiri Direksi dan manajemen anak-anak usahanya, Rapim II diikuti oleh mitra dari
perusahaan patungan (joint venture).
Unit PDCA juga membantu memfasilitasi pelaksanaan kajian bulanan oleh Direksi atas
kemajuan proyek maupun implementasi program kerja tiap anak perusahaan pada tahun
berjalan dan membantu menindaklanjuti saran-saran yang diberikan oleh Direksi untuk
memastikan anak perusahaan mencapai target yang sudah disepakati.

SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur.
Tugas Sekretaris Perusahaan adalah memastikan kelancaran hubungan antar organ
Perseroan, hubungan Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan dan pasar modal, dan
dengan pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan juga
harus memastikan bahwa Perseroan senantiasa memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab atas tata laksana dokumen dan informasi yang
terkait dengan kepatuhan Perseroan terhadap undang-undang dan peraturan pasar modal dan
mendukung akuntabilitas pelaporan kinerja dan tanggung jawab Perseroan kepada pemangku
kepentingan.
Sekretaris Perusahaan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat
mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, analis, media massa, dan masyarakat
umum, termasuk penyediaan laporan triwulan dan laporan tahunan.

Kerahasiaan dan Keterbukaan Informasi


Astra Otoparts dalam melakukan penentuan klasifikasi informasi selalu berdasarkan kepada
peraturan dan ketentuan yang berlaku. Informasi yang bersifat non rahasia dimungkinkan untuk
dipublikasikan dan dapat diakses oleh masyarakat melalui sarana dan fasilitas yang cukup dan
memadai yang memungkinkan masyarakat sebagai pemangku kepentingan dapat mengakses
informasi tersebut dengan mudah tanpa dikenakan biaya apapun. Informasi yang bersifat non
rahasia harus segera diberitahukan kepada pemangku kepentingan jika berkenaan dengan
proses pengambilan keputusan yang cepat yang dilakukan oleh perusahaan.
Seluruh karyawan Astra Otoparts dilarang melakukan tindakan maupun perbuatan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan sebagai akibat kebocoran informasi sebagian atau
seluruhnya kepada pihak luar termasuk mitra kerja, pelanggan (main dealer ) dan pemasok.
Karyawan dilarang untuk mengungkapkan, menyebarluaskan sebagian atau seluruh informasi
rahasia yang berhubungan dengan proyek perusahaan, hak kekayaan intelektual, hak paten,

dan rencana bisnis perusahaan secara tidak sah tanpa adanya persetujuan tertulis dari pihak
perusahaan. Pelanggaran dan penyimpangan atas ketersediaan, kerahasiaan dan keterbukaan
informasi akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan.
Untuk memperoleh informasi mengenai Astra Otoparts, perusahaan membuka akses informasi
seluas-luasnya bagi pemangku kepentingan, masyarakat umum dan investor melalui situs
www.astra-otoparts.com yang memuat informasi terkini seperti profil perusahaan, informasi
produk, berita Perseroan, laporan keuangan, aksi korporasi, penerapan GCG (Good Corporate
Governance), Corporate Social Responsibility (CSR) dan lainnya. Informasi pada situs
Perseroan disajikan dwi-bahasa (Bahasa Indonesia dan Inggris) untuk memudahkan publik
dalam mengakses informasi, sekaligus sebagai bagian dari praktek GCG yang dilaksanakan
perusahaan.

KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI


Latar Belakang
1. Sebagai perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia, PT ASTRA OTOPARTS Tbk
("Perseroan") memiliki tiga organ, yang terdiri dari:
a. Rapat Umum Pemegang Saham
b. Dewan Komisaris
c. Direksi
2. Setiap organ Perseroan memiliki tugas dan wewenang masing-masing secara independen
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Anggaran Dasar serta hukum dan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Rapat Umum Pemegang Saham ("RUPS") pada dasarnyaadalah wadahbagi pemegang
saham untuk menentukananggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan serta untuk
menyetujui laporan keuangan tahunan, laporan tahunan, penggunaan laba bersih,
perubahan modal, dan restrukturisasi Perseroan.
4. Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan, sedangkan Direksi melaksanakan
kepengurusan Perseroan.
5. Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerai ("KNR") yang bertugas
membantu Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan yang terkait
dengan sistem nominasi dan remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
6. Pedoman KNR ini ("Pedoman") disusun untuk memberikan arahankepada KNR dan
anggotanya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Tugas dan Tanggung Jawab


Fungsi Nominasi
KNR memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memberikan rekomendasi kepada dan/atau membantu Dewan Komisaris mengenai:
a. Komposisi jabatan Direksi dan Dewan Komisaris.
b. Kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses nominasi anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris.
c. Kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
d. Program pengembangan untuk anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
2. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS untuk
mendapatkan persetujuan.

Fungsi Remunerasi
KNR memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memberikan rekomendasi kepada dan/atau membantu Dewan Komisaris mengenai:
a. Struktur remunerasi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
b. Kebijakan atas remunerasi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
c. Besaran atas remunerasi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
2. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian
remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris terkait dengan kinerja mereka.

Independensi
1. Tugas dan tanggung jawab KNR dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 di
bawah.
2. KNR wajib bertindak independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam Pedoman ini.

3. Setiap anggota KNR dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun
tidak langsung dari kegiatan Perseroan.
4. Dewan Komisaris dapat memberikan kuasa kepada KNR untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tertentu dari Dewan Komisaris sehubungan dengan fungsi nominasi dan
remunerasinya.

Komposisi dan Struktur Keanggotaan


1. KNR paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang anggota yang bertindak sebagai ketua KNR dan harus merupakan
Komisaris Independen.
b. Pihak yang dapat diangkat sebagai anggota lainnya dari KNR adalah sebegai
berikut:
- Anggota Dewan Komisaris Perseroan yang sedang menjabat.
- Pihak yang berasal dari luar Perseroan, dengan ketentuan wajib memenuhi
syarat:
1. tidak mempunyai hubungan Afiliasi (sebagaimana didefinisikan dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal) dengan Perseroan,
anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau Pemegang Saham Utama
Perseroan.
2. memiliki pengalaman terkait nominasi dan/atau remunerasi; dan tidak
merangkap jabatan sebagai anggota komite lainnya yang dimiliki Perseroan.
3. pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi yang
membidangi sumber daya manusia, dengan ketentian bahwa sebagian besar
anggota KNR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.b ini tidak dapat
berasal dari pihak dengan jabatan manajerial yang membidangi sumber
daya manusia.
c. Anggota Dewan Komisaris yang menjadi Ketua atau anggota KNR tidak diberikan
penghasilan tambahan selain penghasilan sebagai anggota Dewan Komisaris.
2. Anggota KNR wajib
a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yangmemadai.
b. Mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
c. Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
KNR.
3. KNR dapat mengangkat pejabat Perseroan yang membidangi sumber daya manusia untuk
menjadi sekretaris KNR.
4. Pengangkatan

Anggota KNR diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
Anggota KNR diangkat untuk masa jabatan terhitung sejak tanggal sebagaimana
ditentukan oleh Dewan Komisaris sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang kedua
sejak tanggal tersebut dengan mengindahkan ketentuan yang berlaku.
a. Untuk pertama kalinya masa jabatan anggota KNR yang diangkat mengikuti masa
jabatan Dewan KomisarisPerseroan periode 2015 2017.
b. Untuk komposisi dan nama anggota KNR akan dibuat dalam keputusan Dewan
Komisaris tersendiri dengan tetap mengacu pada Pedoman ini.
c. Jabatan anggota KNR berakhir apabila anggota tersebut :
1. Mengundurkan diri.
2. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
3. Meninggal dunia
4. Diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
d. Anggota KNR yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
5. Pengunduran Diri
a. Anggota KNR dapatmengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksud tersebut kepada Dewan Komisaris sekurangnya 30 (tiga
puluh) hari kalender sebelum tanggal pengunduran dirinya. Anggota KNR yang
mengundurkan diri tersebut hanya dibebaskan dari tanggung jawabnya selama masa
jabatannya, jika rapat Dewan Komisaris membebaskannya dari tanggung jawabnya.
b. Jika pengunduran diri anggota KNR tersebut mengakibatkan jumlah anggota KNR
menjadi kurang dari 3 (tiga), maka Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan rapat
paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuantertulis
pengunduran diri tersebut untuk mengangkat orang lain sebagai pengganti anggota
KNR yang mengundurkan diri tersebut.

Dalam hal Dewan Komisaris tidak

menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris dalam jangka waktu tersebut, maka dengan
lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota KNR tersebut menjadi sah
tanpa memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
c. Penggantian anggota KNR yang bukan berasal dari Dewan Komisaris dilakukan paling
lambat 60 (enam puluh) hari sejak anggota KNR dimaksud tidak dapat lagi
melaksanakan fungsinya.
6. Tata Cara dan Prosedur Kerja
a. Fungsi Nominasi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana disebutkan dalam
Bagian 2 diatas, KNR wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mengusulkan calon yang memnuhi syarat sebagai anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.
2. Menelaah dan menentukan atas nama Dewan Komisaris:
- Struktur, jumlah dan komposisi Direksi dan Dewan Komisaris yang sesuai.

Rencana suksesi Direksi dan Dewan Komisaris.


Kebijakan dan kriteria yang diperlukan dalam proses nominasi Direksi dan

Dewan Komisaris.
Kebijakan penilaian kinerja anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
Hasil penilaian kinerja anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.


- Program pengembangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
b. Fungsi Remunerasi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana disebutkan dalam
Bagian 2 di atas, KNR wajib menelaah dan menentukan, atas nama Dewan Komisaris:
1. Struktur remunerasi bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
2. Kebijakan atas remunerasi bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris
3. Remunerasi bagi masing-masing anggota Direksi
4. Remunerasi bagi masing-masing anggota Dewan Komisaris (kecuali ditentukan lain
oleh RUPS).
5. Penilaian kesesuaian remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris terkait dengan kinerja mereka.
c. Dalam penentuanstruktur, kebijakan, dan besaran remunerasi tersebut, KNR harus
memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. remunerasi yang berlaku pada industri sesuai dengan kegiatan usaha sejenis
dan/atau skala usaha dari Perseroan
2. tugas, tanggung jawab, dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja Perseroan
3. target kinerja atau kinerja masing-masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris
4. keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap dan bersifat variabel.
7. Penyelenggaraan Rapat
a. Rapat KNR
Rapat KNR diselenggarakan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat)
bulan.
b. Panggilan Rapat
1. Panggilan rapat KNR dilakukan oleh Ketua KNR atau salah seorang anggota KNR.
2. Panggilan rapat KNR disampaikan kepada setiap anggota KNR, sekurangnya 10
(sepuluh) hari kalender dan dalam keadaan mendesak sekurangnya 5 (lima) hari
kalender sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan
dan tanggal rapat.
3. KNR juga dapat mengundang pihak(-pihak) lain yang dianggap perlu sehubungan
dengan pelaksanaan tugasnya untuk hadir dalam rapat KNR.
4. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat KNR diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan. Apabila semua anggota KNR hadir atau diwakili, panggilan terlebih

dahulu tesebut tidak disyaratkan dan rapat KNR dapat diadakan dimanapun juga
dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat KNR dapat dilakukan juga melalui video konferensi atau sarana media
elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta rapat dapat saling melihat
dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
c. Pimpinan dan Keputusan Rapat
1. Rapat KNR dipimpin oleh Ketua KNR.
2. Rapat KNR hanya dapat diselenggarakan apabila dihadiri oleh mayoritas dari
jumlah anggota KNR, termasuk ketua KNR.
3. Keputusan rapat KNR diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam hal
keputusan

berdasarkan

musyawarah

mufakat

tidak

tercapai,

pengambilan

keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.


4. Jika dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara pemungutan suara
terjadi suara yang sama banyaknya, maka usul dianggap ditolak.
5. Dalam hal proses pengambilan keputusan terdapat perbedaan pendapat,
perbedaan pendapat tersebut wajib dimuat dalam risalah rapat beserta alasan
perbedaan pendapat tersebut.
6. Risalah rapat KNR tersebut harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat yang
ditunjuk oleh ketua rapat KNR. Risalah tersebut kemudian harus ditanda-tangani
oleh ketua Rapat KNR dan salah seorang anggota KNR yang hadir dalam rapat
yang ditunjuk untuk maksud tersebut tersebut guna memastikan kelengkapannya
dan kebenaran risalah rapat tersebut.
7. Hasil rapat KNR wajib didokumentasikan dalam risalah rapat dan wajib disampaikan
secara tertulis kepada Dewan Komisaris.
8. Bahan dan risalah rapat wajib dijaga kerahasiaannya.
9. KNR dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat KNR,
dengan ketentuan semua anggota KNR telah diberitahu secara tertulis dan semua
anggota KNR memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan serta
menandatangani keputusan tersebut.
8. Pelaporan
a. Dalam melaksanakan tugasnya, KNR bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
b. KNR melaporkan pelaksanaan tugas dantanggung jawabnya kepada Dewan Komisaris.
c. Laporan KNR tersebut merupakan bagian dari laporan pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris yang dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan untuk disampaikan dalam
RUPS.

Anda mungkin juga menyukai