Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


F3 KESEHATAN IBU ANAK

SOSIALISASI IMUNISASI

Oleh :
dr. Ayu Astrini Naningtyas Ps

Pendamping :
dr. Tjahjo Bagus E. K

PUSKESMAS YOSOWILANGUN
DINAS KESEHATAN
LUMAJANG
2016

F.3 KESEHATAN IBU ANAK


Sosialisasi Imunisasi
LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat
vaksinasi. "Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan kesehatan umum,"
demikian seperti ditulis dalam laporan.
Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik menunjukkan penurunan
penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945 lebih dari 21.000 orang terinfeksi
difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun kasus penyakit ini sudah
tidak ditemukan lagi pada tahun 2006. Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang
menderita cacar air tiap tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun 2006 hanya ada
55 kasus penyakit cacar air ditemukan.
Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen, tetanus 92,9 persen, dan
penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat tetanus dan pertusis menurun hingga 99
persen. "Keberhasilan tersebut terjadi karena program imunisasi untuk anak dan balita yang
dicanangkan pemerintah berhasil,".
Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi dan anak mendapat imunusisasi
tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak, dan hepatitis B. Selain itu masih ada
beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan, yakni imunisasi Tipa untuk demam tifoid
dan paratifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi varisela untuk penyakit cacar air, imunisasi HiB
untuk mencagah kuman Haemophylus influenza penyebab meningitis (radang selaput otak)
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada pasien, keluarga dan masyarakat,
terutama ibu yang mempunyai balita atau ibu yang sedang hamil mengenai pentingnya
imunisasi.
PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Kebanyakan masyarakat Desa Tekung masih memiliki adat atau kepercayaan yang salah
mengenai Imunisasi. Banyak yang beranggapan apabila diimunisasi malah membuat anak
menjadi sakit dan cacat. Selain itu ibu-ibu enggan untuk imunisasi karena di kandungan
imunisasi terdapat lemak babi. Kepercayaan tersebut membuat cakupan imunisasi menjadi

rendah. Hal tersebut membuat kegiatan penyuluhan di desa Tekung perlu ditingkatkan untuk
mengubah pemahaman yang salah di dalam masyarakat.
TUJUAN DAN TARGET KEGIATAN
Tujuan umum
Mengetahui dan memahami pentingnya Imunisasi.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi, menjelaskan program wajib
imunisasi lengkap pada bayi dan anak serta memberikan informasi apabila anak atau bayi
tidak diimunisasi.
2. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam program imunisasi.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada acara kelas ibu hamil yang beranggotakan perwakilan
ibu hamil di Desa Tekung. Pada penyuluhan ini akan dijelaskan mengenai apa itu imunisasi,
macam imunisasi, manfaat imunisasi, jadwal imunisasi, dan akibat apabila anak atau bayi tidak
diimuisasi.
1. Narasumber
Nara sumber adalah dr. Ayu Astrini, dokter internsip Puskesmas Yosowilangun.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/ Tanggal
: Rabu, 13 April 2016
Tempat
: Balai Desa Tekung
3. Sasaran kegiatan
Sasaran kegitan adalah ibu hamil didesa Tekung wilayah kerja Puskesmas Tekung.
4. Media
Media yang digunakan adalah presentasi secara lisan kepada perwakilan ibu hamil
Desa Tekung.
5. Metode
Metode yang digunakan adalah penyuluhan secara ceramah disertai tanya jawab.
6. Materi
6.1 Definisi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada seseorang
terhadap penyakit tertentu.
6.2 Tujuan imunisasi
Membentuk daya tahan tubuh sehingga seseorang terhindar dari penyakit tertentu
dan mencegah kecacatan dan kematian karena penyakit tersebut.

6.3 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


a. Penyakit TBC
Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada
masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah, kurang gizi dan pemukiman
padat. Ditandai dengan
1) Batuk produktif lebih dari 2 minggu, dahak dapat disertai dengan darah
2) Nafsu makan menurun, berat badan menurun
3) Badan meriang, berkeringa saat malam hari
b. Penyakit difteri
Difteri merupakan penyakit menular, terutama menyerang anak kecil. Penyakit
ini ditandai dengan
1) Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu di kerongkongan bila disentuh
mudah berdarah
2) Anak gelisah, sesak nafas makin lama makin berat
3) Rekak dan amandel anak membengkak dan merah
c. Penyakit pertusis
Penyakit menular yang menyerang anak-anak ditandai dengan
1) Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung 7-14 hari, kemudian diikuti batuk
hebat yang lebih keras dan menyambung terus 10-30 kali disertai tarikan
nafas dan berbunyi, kemudian muntah dan mata merah berair
2) Batuk berlangsung beberapa minggu. Komplikasi berupa radang paru-paru
dan mungkin terjadi kerusakan otak sehingga menyebabkan kejang bahkan
kematian.
d. Penyakit tetanus
Penyakit ini menyeranf semua umur. Banyak bayi baru lahir mengalami kematian
karena penyakit ini. Penyakit ini ditandai dengan
1) Kejang atau kaku seluruh tubuh
2) Mulut kaku dan sulit dibuka, punggung kaku melengkung
3) Selama kejang pasien tetap sadar dan merasakan sakit
4) Pada bayi baru lahir sulit menetek, mulut sulit dibuka atau mencucu seperti
mulut ikan
e. Penyakit polio
Polio menular dengan cepat didaerah pemukiman padat, ditandai dengan
1) Anak rewel, panas, batuk kemudian leher kaku, sakit kepala dan badan lemas
2) Lumpuh salah satu anggota gerak biasanya satu sisi
3) Dapat menyerang otot pernafasan dan oto menelan sehingga menyebabkan
kematian.
f. Penyakit Campak
Penyakit ini menular dan menyerang anak terutama bayi, ditandai dengan
1) Panas, batuk pilek, marah merah dan berair

2) Mulut dan bibir kering serta memerah


3) Beberapa hari kemudia muncul bercak merah di kulit yang dimulai dari
belakang telinga, leher muka kemudian seluruh tubuh. Akibat selanjutnya
adalah terjadi radang telinga, mata, diare, radang paru-paru, otak, hingga
kematian.
g. Penyakit Hepatitis B
Penyakit menular yang menyerang semua usia, ditandai dengan
1) Panas badan, batuk pilek, warna mata bisa jadi kuning, diikuti kulit di seluruh
tubuh
2) Terjadi pembesaran hati, mual, muntah-muntah. Komplikasi yang bisa terjadi
sirosis hepatis
6.4 Jenis imunisasi
a. BCG untuk memberikan kekebalan terhadap TBC
b. DPT untuk memberi kekebalan terhadap difteri, pertusis dan tetanus
c. Polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
d. Campak untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
e. HB untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B
6.5 Sasaran imunisasi
a. Bayi baru lahir (0=9 bulan)
b. Anak-anak baik yang sudah diimunisasi maupun belum
c. Wanita usia subur dan ibu hamil
6.6 Jadwal pemberian imunisasi
Umur
1.7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan

Jenis imunisasi
HB0
BCG, Polio 1
DPT/HB 1, Polio 2
DPT/HB 2, Polio 3
DPT/HB 3, Polio 4
Campak

LAPORAN DAN ULASAN KEGIATAN


Penyuluhan mengenai imunisasi telah selesai diadakan di Balai Desa Tekung pada
tanggal 13 April 2016. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan hingga sesi Tanya jawab, dan
diakhiri dengan senam ibu hamil.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah.
Selesai presentasi ibu hamil di Desa Tekung diberikan kesempatan untuk bertanya dan dilakukan
sesi diskusi. Penyuluhan diberikan juga oleh perwakilan bidan Puskesmas Tekung mengenai

tanda bayi lahir sehat lalu dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai imunisasi dan diakhiri degan
senam ibu hamil.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup menyimak
dan di akhir acara aktif menanyakan berbagai macam pertanyaan seputar kehamilan, imunisasi,
tentang asi, dan mitos-mitos pada kehamilan. Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas
pengetahuan mengenai pentingnya imunisasi untuk mencegah suatu penyakit di Desa Tekung.

Pendamping

Lumajang, 13 April 2016


Peserta

(drg. Irniwati Zakaria)

(dr. Ayu Astrini Naningtyas Ps

Anda mungkin juga menyukai