STEP 1
Ronki kering
o Suara yang didapatkan saat auskultasi dan s
Hipervaskularisasi
o Peningkatan aktivitas vaskuler
Batuk
o Refleks visiologis yang berguna untuk mengeluarkan benda asing
yang bekerja di tracheobroncial
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
STEP 3
1. Mekanisme timbulnya batuk?
o Iritasi : terjadi perangsangan reseptor
o Inspirasi : glotisnya terbuka
o Kompresi
o Ekspulsi : glotis membuka pengeluaran udara secara tiba-tiba
Antigen masuk { ( ditangkap oleh cilia disaring mukosa)
mukosa melemah --> antigen lolos dari pertahanan
inflamasimeningkatkan sekresi mukus dahak sistem impuls
afferen medula oblongata } efferen epiglotis dan pita suara
menutup otot abdomen berkontraksi otot ekspirasi erkontraksi
epiglotis membuka udara di paru meledak keluar dari paru
Reseptor didalam thorax : n. vagus
2. Macam-macam dahak?
o Putih infeksi virus
o Kuning dan hijau bakteri
Manifestasi klinis?
Diagnosis?
Faktor resiko
Rokok
Paparan iritasi ditempat kerja
Peningkatan asam lambung
Penatalaksanaan?
Bronkiektasis
Dilatasi bronkus yang bersifat permanen
a. Etiologi
b. Patofisiologi?
c. Manifestasi klinis?
d. Diagnosis?
Khas pada pemeriksaan rontgennya!!
e. Penatalaksanaan?
YANG MEMBEDAKAN KEDUANYA!
STEP 4
Mapping
Etiologi :
virus .bakteri
Cillia
STEP 7
Macam-macam sputum
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Refleks
Batuk
Eskalasi
Mukus
Menggerak
kan
Sel PMN
Mekanisme Fagositik dan
Inflamasi
Jika makrofag terpajan benda
asing/mikroorganisme menempel pada
dinding makrofag invaginasi
pembentukan fagosom menelan
benda asing tsb jika tidak berhasil
diatasi makrofag mikroorganisme akan
berkembang biak proses inflamasi
Makrofag alveolar
(Fagoditosis)
SellularLimfosit T
Mekanisme respon
imun
(Respirologi)
(https://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:BPOOhDRq6oAJ:isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/35708401404_0125913X.pdf+gastroesophageal+reflux+terhadap+asma&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGE
EShmjv01OEN7NLy619bqD0MhFc2aSvtMEWfvkLlEsnj8va1HPd2YBbwGmeeTGjVuxr5h1F6S
bDU4jIj6upEU-cV6QJUXqUu8BYltNvW7APYsS9AAwumhWgPsW_nuzxYpFI_CqR6&sig=AHIEtbRCNPSxpSzm9coQazYwBlkuXEZnw)
9. DD?
Nama
Definisi
Etiologi
Patogenesis
Tatalaksa
Penya
kit
Bron
Peradangan
kitis
yang
mengenai
hari;lokal;bisa sembuh
bronkus dan
total tanpa
percabangann
meniinggalkan sisa),
ya.
Virus
Etiologi menyerang
Non-Farmakolog
(paling
bronkus
banyak)
kompensasi dengan
penyakitnya, ap
o peradangan
V perubahan proporsi
memperparah d
Infeksi
bakteri
1. Edukasi tentang
memperbaiki
2. Tirah baring
3. Hentikan kebia
(hiperplasi dan
merokok
4.
Masukan cairan
hipertrofi
sel
goblet
o
harus cukup (ce
S untuk hasilkan
leblih banyak
dehidrasi dan e
Infeksi
mucus untuk
jamur
Iritasi
menangkap
dahak)
5. Hindari mengh
bahan
iritan/antigen;penur
unan jumlah dan
(bisa gunakan m
6. Hindari minum
produksi mucus
kimia /
pergerakan
awalnya sedikit
gas
silia;epitel bisa
oksidan bila pe
dan lengket,
(SO2 ,
lepas)
perkaya diet de
selanjutnya
NO2,
hipersekresi mucus
makan yang ba
produksi
Cl2,
mengandung
seromukus
melimpah (hasil
dari sel goblet,
kelenjar
submokosa
bronkus, eksudat
serous hasil
vasodilatasi
kapiler)
Akibatnya Epitel
bronkus jajdi
longgar dan
dapat terangkat
(lepas) dari
stratum basal
dsb)
Asap
dibersihkan secara
kendara penyempitan
an
lumen obstruksi
bermot
rangsang
or)
reseptor batuk
Alergi
(carina) batuk
(disebu
(bila mucus > 100)
t
alergik
a)
Kongen
ital
Obstru
Dyspneu
batuk) atau
sebukan leukosit
s (oleh
tumor,
obstruksi
bronkus,
abnormaiitas
ventilasi local
b. Fibrosa/pseudome
mbranosa
Peradangan +
hi oleh:
1. Faktor
pekerja
an
2. Faktor
short-actin
Bronkodil
long-actin
Kortikoste
inhalan
Oksigen P
saturasi 95
b. Batuk
- Mucollitik
bronku
Dipengaru
1. Simptomatik
a. Sesak
- Bronkodil
(biasanya
setelah
ktasis)
Farmakologi:
mmHg ata
mengandung
bronkospasme,
latih pernapas
progressif
ksi
bronkie
antioksidan
8. Olahraga ringa
Manifestasi:
(eksudat banyak
yang lepas)
Terjadi
7. Beri vitamin an
tachypneu
Batuk
berdahak
Bisa demam
(bila akut)
Bisa nyeri
otot
Bisa sakit
kepala
Sakit
menelan,
keluarg
suara serak,
a dan
dan parau
expectoran
-
encerkan d
Antitusif t
disarankan
c. Alergi
Antihistamin
d. Demam antip
e. Sukar tidur m
hari: sedative
sangat hati2 d
memang sang
diperlukan
f. Memulihkan
badan: vitami
Eksudasi
fibrinogen pada
permukaan
mukosa bronus
pseudomembran
obstruksi total
lumen bronkus
kecil
Pseudomembran
dapat
dikeluarkan
lewat batuk
Banyak
ditemukan pada
penderita
diphtheria
c. Necrotozing/ulcerat
ive
Dapat terjadi
karena :
o Inhala
si
genetic
3. Faktor
menurun
Blue Bloater
dipenga
/ sianosis
ruhi
(difusi udara
hiperse
di alveolus
amoksisilin dan a
nsitivit
tidak
klavulanat ; sefalo
as
maksimal +
kuinolon ; makrol
mukosa
saluran
bronku
napas yang
s)
4. Faktor
meradang)
Mukosa
umur
dan
sputum
ekono
mukoid/puti
mi
(usia
h;sputum yg
tua
lekat dan
rentan
berwarna
terkena
abu2/putih
)
5. Faktor
p yag
i (lebih
korosi
sering
pada
pendud
si isi
uk
gaster/
urban)
asing
o Endotr
faring merah
Umunya
sosial
geograf
benda
2. Action
a. Antibiotika b
alergi
(diduga
gas/ua
f
o Aspira
Wheezing
FEV1
berlendir,
tanda
bronkitis
kronik;bila
terjadi
infeksi
bakteri maka
berwarna
kekuningan,
dan bila
berlanjut
terjadi
acheal
penimbunan
tube
nanah dan
gejala infeksi
- Lini I
Amoksisilin ; mak
-
Lini II
yg
berwarna
dipasa
hijau
ng
terlalu
lama
o Infeksi
berat
(bakte
ri /
virus)
Mukosa nekrosis
mengelupas
nekrosis
regenerasi (3-7
hari) epitel
kolumner /
kuboid
berdiferensiasi
sempurna
(bersilia dan sel
goblet)
Bila trauma
berat, regenerasi
tidak sempurna
dan membentuk
jaringan parut
2. Kronis (lebih dari
90 hari, sering
rekuren/kumat)
Batuk produktif
persisten selama
paling sedikit 3
bulan berturutturut pada paling
sedikit 2 tahun
berturut-turut.
10.Etiologi
11.Patofisiologi?
12.Manifestasi klinis?
bengek
lelah
sakit kepala
gangguan penglihatan.
13.Diagnosis?
14.Penatalaksanaan?
Bronkiektasis
Suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang
bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten, atau irreversible. Kelainan2 bronkus
disebabkan perubahan2 pada dinding bronkus berupa dekstruksi elemen2 elastis, otot2 polos
bronkkus, tulang rawan dan pembuluh2 darah;bronkus yang terkena umumnya bronkus kecilmedium, yang besar jarang.
Pseudibronkiektasis bukan merupakan bronkiektasis yang sebenarnya karena kerusakan
bersifat reversible, umumnya bentuk silindris.
Klasifikasi
Berdasar distribusinya dan etiologi:
1. Lokal/Difus
Pasca pneumonia berat, benda asing atau tumor (biasanya pada distal endobronkial), pasca
tuberculosis KGB / Sindrom Brock (biasanya pada ekstrabronkial).
2. Generalisata
Karena fibrosis kistik, diskinesia silier,/Sindrom Kartegener, dan defek imun (terutama
immunoglobin, komplemen, atau granulomatosa kronis), kompleks imun (aspergilosis
bronkopulmonal alergika, arthritis rheumatoid, penyakit inflamasi usus), defisensi alpha1antitrypsin, dan sindrom marfan.
Berdasar bentuk bronkiektasis (sebenarnya tidak begitu penting karena tidak
memengaruhi gejala klinis yang timbul dan pengobatan yang dilakukan;bisa berasal
dari etiologi yang sama)
1. Tabung/tubular/ cylindrical/ fusiform
Paling ringan;sering ditemukan pada bronkiektasis yang disertai dengan bronchitis
kronik.
2. Kantong/Saccus
Paling klasik;ditandai dengan penyempitan dan dilatasi bronkus yang irregular.
3. Varicose (antara tabung dan kantong)
Bentuknya menyerupai bentuk varises pada pembuluh vena.
Menurut Tingkatan Beratnya Penyakit:
1. Ringan
Batuk2 dan sputum hijau hanya setelah demam, produksi sputum terjadi hanya bila
ada perubahan postural;foto dada normal;pasien tampak sehat dengan faal paru
normal;biasanya ada hemoptisis sangat ringan.
2. Sedang
Batuk2 produktif terjadi tiap saat , sputum umumnya timbul tiap saat (bisanya warna
hijau dan jarang mukoid, bau mulut busuk), sering ada hemoptisis, pasien masih
tampak sehat dan fungsi paru normal;jari tabuh;ronkhi basah pada paru yang
terkena;foto dada masih bisa dikiatakan normal
3. Berat
Batu2 produktif dengan sputum banyak dan berwarna kotor dan berbau; sering
ditemukan pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura;sering ditemukan jari
tabuh;bila ada obstruksi saluran napas maka didapati sianosis/tanda kegagalan
paru;keadaan umum kurang baik sering ada infeksi piogenik pada kulit, mata, juga
mudah pneumonia, septicemia, abses metastasis, kadang2 terjadi amiloidosis;ronkhi
basah kasar pada daerah yang terkena;foto dada sudah tampak kelainan.
Sumber : Anonymous. Terapi obat: bromhexin (mucosolvan).
Cermin DuniaKedokteran
BRONKIEKTASIS
1. definisi
suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan
distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan
kronik, persisten atau irreversibel
( IPD jilid II, FKUI )
2. etiologi
o kelainan kongenital
o kelainan didapat
o infeksi
o obstruksi bronkus
( IPD jilid II, FKUI )
o kongenital
o sebab tertentu : post infeksi paru pneumonia, TBC paru
post obstruksi paru corpus alineum, ca
bronkus
( kuliah pakar, dr. Pasiyan )
3. patogenesis
o adanya faktor infeksi bakterial
4. gambaran klinis
o batuk
o hemoptisis
o sesak nafas
o demam berulang
( IPD jilid II, FKUI )
o Dry bronchiektasis :
produkstif
# hemoptysis
# bentuk non
o BE pada umumnya :
# hipersekresi mukus
# faktor ekspetorasi menurun
# sputum
# stadium lanjut
( kuliah pakar, dr. Pasiyan )
5. penegakan diagnosis
doagnosis pasti dapat ditegakkan apabila telah ditemukan
adanya dilatasi dan nekrosis dinding bronkus dengan
prosedur pemeriksaan bronkografi, melihat bronkogram
yang didapatkan dan CT-scan.
( IPD jilid II, FKUI )
# bronkoskopi
# lab rutin
( kuliah pakar, dr. Pasiyan )
6. diagnosis banding
o bronkitis kronik
o TBC paru
o abses paru
o penyakit paru penyebab hemoptisis ( ex : karsinoma paru )
o fistula bronkospleural dengan empiema
( IPD jilid II, FKUI )
7. komplikasi
o bronkitis kronik
o pneumonia
o pleuritis
o efusi pleura timbunan nanah pada pleura
o abses metastasis di otak
o hemoptisis
o sinusitis
o kor pulmonal kronik (KPK)
o kegagalan pernafasan
o amiloidosis pembesaran hati, limpa & proteinuria
( IPD jilid II, FKUI )
8. penataklaksanaan
o pengelolaan umum
a. melakukan drainase postural
mengurangi gejala, tetapi harus dikerjakan secara
terus2
b. mencairkan sputum yang kental
9. pencegahan
o pengobatan dengan antibiotik atau cara2 lain secara tepat
terhadap semua bentuk pneumonia yang timbul pada anak,
akan dapat mencegah (mengurangi) timbulnya
bronkiektasis
o tindakan vaksinasi terhadap pertusis dan lain2 pada anak
dapat pula diartikan sebagai tindakan preventif terhadap
timbulnya bronkiektasis
PENATALAKSANAAN
Tujuan dari pengobatan adalah menghilangi masalah yang mendasari,mengendal
ikan infeksi terutama selama fase eksaserbasi akut, meningkatkankebersihan
sekret tracheobronchial dengan mengendalikan pembentukan
dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah
komplikasi.a. Terapi medis
1. Fisioterapi dada : postural drainage, perkusi dada, latihan batuk.Hal ini
dilakukan untuk membuang dahak.
2. Hidrasi
3.
Bronkodilator Untuk memperbaiki obstruksi dan meningkatkan kebersihan sekret
,terutama pada paien dengan hiperaktifitas jalan nafas atau obstruksi jalannafas
yang reversibel.
4. Kortikosteroid bila diperlukan
5. Antibiotik
www.scrib04827.com/bronkiektasis