tanah irigasi dapat memproduksi output yang sama jumlahnya dengan yang
dihasilkan oleh 200 hektar tanah tanpa irigasi,maka itu berarti pembangunan
sistem irigasi tersebut sesungguhnya telah melipat gandajan kuantitas
tanah.Demikian pula pemakaian pupuk buatan dan pestisida juga akan
meningkatkan produktifitas sumber daya tanah.Dampak positif peningkatan
seluruh stok tanah yang produktif untuk berbagai keperluan,sebenarnya identi
dengan pembukaan lahan pertanian baru.
Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan
kualitas modal manusia,sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif
yang sama terhadap angka produksi,bahkan akan lebih besar lagi mengingat
terus bertambahnya jumlah manusia.Pendidkan formal,program pendidikan dan
pelatihan dalam kerja atau magang,kursus,dan aneka pendidikan informal
lainnya perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga terdidik dan sumber daya
manusia yang terampil melalui investasi langsung dalam pembangunan serta
pengadaan gedung-gedung,peralatan,dan bahan baku (misalnya bukubuku,proyektor film,computer,peralatan ilmiah,serta alat-alat dan mesin
pendidikan kejuruan seperti mesin babat dan gerinda).Pendidkan guru yang
bermutu dengan kurikulum yang tepat dan releven,sama halnya dengan
penyediaan buku-buku ekonomi yang baik,pasti akan meningkatkan
kualitas,kepemimpinan,dan produktifitas tenaga kerja.logika konsep investasi
dalam pembinaan sumber daya manusia dan penciptaan modal manusia (human
capital) ini jelas dapat dianalogikan dengan peningakatan kualitas dan
produktifitas sumber daya tanah melalui investasi strategis.
Segenap kegiatan yang di sebutkan merupakan bentuk-bentuk investasi yang
menjurus akumulasi modal.Akumulasi modal dapat menambah sumber daya
baru
(contohnya
pembukaan
tanah
yang
semulanya
tidak
ada
( misalnya,perbaikan sistem irigasi,pengadaan pupuk,pestisida).Satu hal penting
yang harus dipahami selalu di tuntut adanya pertukaran komsumsi sekarang dan
komsumsi akan mendatang.Artinya,pihak-pihak pelaku investasi harus bersedia
mengorbankan pendapatan atau mengurangi komsumsi mereka pada saat
sekarang ini demi memperoleh komsumsi yang lebih baik di kemudian
hari,seperti mengorbankan pendapatan yang mungkin diperoleh saat ini jika
bekerja dengan mengambil pendidkan lanjutan.
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun
kemudian setelah pertumbuhan penduduk). Secara tradisonal dianggap sebagai
salah satu faktof positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.Jumlah tenaga
kerja
yang
lebih
besar
berarti
akan
menambah
jumlah
tenaga
produktif,sedangakan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti
meningkatkan
pasar
domestiknya.Meskipun
demikian
kita
masih
mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan
kerja sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja benar-benar akan memberikan
dampak
positif
atau
justru
negative
terhadap
pembangunan
ekonominya.sebenarnya hal tersebut (positif atau negatifnya pertambahan
penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi). Sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan
secara produktif memanfaatkan tambahan angkatan kerja tersebut.Adapun
kemampuan itu sendiri lebih lanjud di pengaruhi oleh tingakat dan jenis
6.Nilai rupiah yang dibuat terlalu mahal (over valued currency) oleh pemerintah
terhadap mata uang asing (terutama US$)sehingga pemerintah berkali-kali
melaksanakan kebijaksanaan devaluasi nilai rupiah.
Sayang sekali tidak diperoleh data mengenai ketimpangan distribusi
pendapatan Indonesia untuk seluruh periode.Namun dapat diduga bahwa
distribusi pendapatan selama pemerintahan sukarnn mungkin mempunyai nilai
gini yang relatif lebih besar dari pada koefisien Gini pada pemerintahan
sukarno.Sejak tahun 1965 dan setiap tahun setelah itu koefisien gini tercatat
sekitar 0,35,kecuali pada tahun 1978.Pada waktu mana koefisien Gini tercatat
paling tinggi sebesar 0,40,untuk kemudian menurun lagi mencapai 0,32pada
tahun 1989-90.Namun nilai tersebut meningkat lagi pada tahun-tahun krisis
ekonomi pada tahun 1997-98 mencapai 0,37.Secara umum dapat dikatakan
bahwa disribusi pendapatan yang ditunjukan oleh Gini Rasio di Indonesia
termaksud pada kategori petimpangan sedang.Sedangkan untuk tahun 20022007 rasio Kuznets menunjukan tidaklah terjadi ketimpangan yang
mencolok,rasio dari bagian yang diterima oleh 20 persen penduduk terkaya
hanyalah sekitar dua kali dan maksimum hanya 2,3 kali dari bagian yang
diterima oleh 40 persen penduduk termiskin.
2.4 Cara Mencapai Masyarakat Adil dan Makmur
Ada dua cara untuk mencapai masyarakat adil-makmur yakni:
a.Makmur dan Adil (Growth and Equity) dan
b.Makmur dengan adil (Growth with Equity)
2.4.1 Masyarakat Makmur dan Adil
Cara untuk mengukur masayarakat adil makmur yang diutarakan pada
seksi terdahulu adalah dengan cara terpisah anatara masyarakat makmur dan
masyarakat adil.Dalam literature ekonomi pembangunan cara demikian ini
dikernal dengan istilah tujuan pembangunan makmur dan adil (Growth and
Equity objectifes).Dalam cara ini,semula dikejar kemakmuran (Tingkat
pendapatan Nasional secara Maksimum),setelah kuenasionalnya besar baru
dikejar keadilan (diadakan pembagian pendapatan nasional yang lebih adil tidak
terlalu timpang).Cara ini adalah cara yang bisa diterapkan oleh Negara-negara
maju.Pertumbuhan pendapatan nasionalnya dikejar agar terjadi penggunaan
sumber produksi yang efisien (penerapan teori ekonomi tradosonal),Kemudian
melalui berbagai kebijakan fiscal dikejar pemerataan.Tujuan pemerataan ini di
usahakan melaluisistem pajak progresif (pajak penghasilan,pajak kekayaan,dan
pajak pungutan lainnya) disertai dengan sistek kesejahteraan (bantuan) sosial
yang massif untuk penduduk yang kurang beruntung dalam proses
pembangunan ekonomi.Sistem kesejahteraan sosialnya terlihat dari pos
pengeluaran
dalam
anggaran
belanja
Misalnya
untuk
pendidikan,kesehatan,bantuan untuk orang tua,ibu,ank,penganggur,pembayaran
transfer secara langsung dan penyedian berbagai barang dan jasa untuk
publik.Karena kebijaksanaan sosialnya yang masif ini kebanyakan Negara yang
sebelumnya dikenal sebagai Negara kapitalis,kemudian (dewasa inin) dikenal
sebagi Negara kesejahteraan (welfare states) seperti misalnya inggris,Negaranegara eropa barat,Kanada,Amerika Serikat ,dan sebagainya.Cara pencapaian
tujuab seperti ini biasanya dianggap berhasil untuk Negara-negara maju karena
sistem pajaknya diberlakukan dengan tegas,dan juga sistem bantuan
sosialnya,tidaklah sebanyak Negara-negara sedang berkembang.Sistem yang
terpisah ini dianggap tidak cocok untuk Negara berkembang.Pencapaian tujuan
pembangunan dinegara maju biasanya ditandai dengan tingkat pertumbuhan
yang sedang (sekirar 3-5 persen pertahun) dengan tingkat ketimpangan yang
kecil (Gini Rasio kurang dari 0,20)
2.4.2 Masyarakat Makmur dengan Adil
Cara kedua yang dikenal dengan literatur ekonomi pembanguanan
adalah cara gabungan,masyarakat makmur berkeadilan di mana kemakmuran
dan keadilan dikejar dalam waktu kesamaan.Cara pencapaian ini dikenal dengan
istilah tujuan makmur dengan adil (Growith with Equity objectives). Dasar logika
dari pendekatan adalah bahwa pembangunan ekonomi terdiri dari serangakian
proyek pembangunan,dari A sampai Z.Dalam mengimpemasikan setiap proyek
mestinya tidak hanya dalam mengutamakan pertumbuhan ekonomi
(penggunaan
sumber
produksi
secara
efisien),melainkan
sekaligus
mempertimbangkan bagaimana pembagian (distribusi) Keuntungan dari proyek
tersebut.Pendekati ini di sponsor oleh lembaga-lembaga internasonal sperti Bank
dunia (The World Bank),Organisasi pembangunan industri PBB(the United
Nations Industrial DEveloment Organisation, UNIDO) program pembangunan PBB
(The united nations Develoment Program,UNDP),Organisasi Negara-negara Maju
(organization of economic cooperation and Develoment ,OECD) dengan cara
menerapkan harga bayangan (mereka mempertimbangkan tujuan efisiensi
(efficiency Objective),tujuan pertumbuhan (growth objective) dan tujuan
pemerataan (distribution objective).Kalau harag bayangan diterapkan kepada
semua input dan output setiap proyek pembangunan,maka dapat diharapkan
distribusi pendapatan tidak timpang tindih).
Cara pencapaian yang kedua ini telah banyak diperdepatkan di Indonesia
pada tahun 1976.Banyak dari menteri kabinet waktu itu lebih menghendaki cara
pencapaian yang pertama (pertumbuhan dan pemerataan),yakni besarkan
dahulu kue nasional baru dibagi-bagi .Namun,barang kali sebaian disebakan oleh
tekana luar negeri,terutama bank dunia (Indonesia peminjaman besar dari bank
dunia).Pendekata yang kedua terpaksa di setujui dan diterapkan mulai pada
p[elita 111 melalui delapan jalur pemerataan.