Pengaruh Perawatan Luka Teknik Balutan Wet-Dry Dan Moist Wound Healing Dengan Hydrocoloid Dressing Pada Penyembuhan Ulkus Diabetik
Pengaruh Perawatan Luka Teknik Balutan Wet-Dry Dan Moist Wound Healing Dengan Hydrocoloid Dressing Pada Penyembuhan Ulkus Diabetik
Kep Ns
PENGARUH PERAWATAN LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST
WOUND HEALING DENGAN HYDROCOLOID DRESSING PADA PENYEMBUHAN
ULKUS DIABETIK.
TECH WOUND CARE INFLUENCE WET DRY'S WRAPPING AND MOIST WOUND
HEALING WITH HYDROCOLOID DRESSING ON ULKUS DIABETIK'S HEALING .
ABSTRAK
50% hingga 75% amputasi ekstermitas bawah dilakukan pada pasien-pasien
yang menderita diabetes. Perawatan luka dewasa ini, cenderung menggunakan
metode balutan kasa wet-dry(Basah-kering), perawatan luka telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknik
perawatan luka terkini Moist Wound Healing. Tujuan penelitian ini untuk melihat
pengaruh proses penyembuhan luka dengan teknik wet-dry dan dengan teknik
balutan moist wound healing Dalam penelitian ini menggunakan QuasyEksperiment (Post-Test Control Group Design). Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien diabetic di kota Tarakan, dengan menggunakan Consecutive Sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah 15 respoden dengan perawatan teknik moist
healing dan 15 respoden dengan perawatan wet-dry Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar observasi. Setelah itu data dianalisa dengan menggunakan
uji statistik kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukan nilai Signifikasi
Kolmogorov Smirnov sebesar 1,643 yang berada dibawah nilai P; >0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada proses
penyembuhan luka dengan menggunakan teknik moist healing dengan wet-dry.
Kesimpulan dari penelitian ini perawatan luka pada ulkus diabetik dengan teknik
moist healing lebih cepat proses penyembuhannya.
Kata Kunci : Ulkus, Diabetic, Wet-dry, Moist Wound Healing.
ABSTRACT
50% until 75% ekstermitas's amputations down is done on patient that suffers
diabetes. Mature wound care it, tend utilizes to methodic wire-netting wrapping
wet dry ( Dry wet), wound care have experienced developing that really quick
especially in two this last decade. Wound maintenance engineering most now
Moist Wound Healing . To the effect this research to see wound healing process
influence with tech wet dry and with moist wound healing's wrapping tech In
observational it utilizes Quasy Eksperiment (Post is Control's Test Design's Group).
Population in observational it is diabetic's patient at Tarakan's city, by use of
Consecutive is Sampling. Sample on observational it is 15 respoden with moist
healing's tech care and 15 respoden with wet dry's care Data Collecting by use of
observation sheet. Data afterwards is analysed by use of statistic quiz kolmogorov
Smirnov. This observational result menunjukan assesses Signifikasi Kolmogorov
Smirnov as big as 1,643 one lie under point p; >0,05. Thus can be concluded that
exists distinctive signifikan's one on processes wound healing by use of tech moist
healing with wet dry. Conclusion of this research wound care on ulkus diabetik with
tech faster moist healing its healing process.
Key word: Ulkus, diabetic, Wet dry, Moist Wound Healing .
PENDAHULUAN
Pada saat ini, perawatan luka telah
mengalami
perkembangan
yang
diharapkan
memenuhi
kebutuhan
pasien/masyarakat akan pentingnya
pemanfaatan ilmu terkini. Pemahaman
Perawat yang benar tentang teknik
perawatan
luka
terkini
akan
meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan. Banyak teknik perawatan
luka dikembangkan diberbagai rumah
sakit. Perawatan luka dewasa ini,
cenderung
menggunakan
metode
balutan
kasa
wet-dry(Basahkering),Basah-Kering
digunakan
khusus untuk debridemen pada dasar
luka, normal salin digunakan untuk
melembabkan kasa, kemudian dibalut
dengan kasa kering. Ketika kasa
lembab menjadi kering, akan menekan
permukaan jaringan, yang berarti
segera harus diganti dengan balutan
kering
berikutnya.
Hal
ini
mengakibatkan
tidak
hanya
pertumbuhan jaringan sehat yang
terganggu, tetapi juga menimbulkan
rasa nyeri yang berlebihan, metode
wet- dry dianggap sebagai metode
debridemen mekanik dan diindikasikan
bila ada sejumlah jaringan nekrotik
pada luka. (Perry dan Potter, 2002)
Teknik perawatan luka terkini
menggunakan prinsip lembab (moist)
atau sering digunakan istilah Moist
Wound Healing. Metode ini secara
klinis akan meningkatkan epitelisasi
30-50%,
meningkatkan
sintesa
kolagen sebanyak 50 %, rata-rata reepitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali
lebih cepat serta dapat mengurangi
kehilangan cairan dari atas permukaan
luka. Moist Wound Healing adalah
mempertahankan isolasi lingkungan
luka yang tetap lembab dengan
menggunakan
balutan
penahankelembaban,
oklusive
dan
semi
oklusive sehingga penyembuhan luka
dan pertumbuhan jaringan dapat
terjadi
secara
alami,
dapat
mempercepat penyembuhan 45 % dan
mengurangi komplikasi infeksi dan
pertumbuhan jaringan parut residual.
Penanganan luka ini saat ini terutama
untuk luka kronik, seperti venous leg
ulcers, pressure ulcers, dan diabetic
foot ulcers. Teknik ini memiliki
keuntungan luka cepat sembuh,
kualitas penyembuhan baik serta
dapat mengurangi biaya perawatan
Tarakan.
sampel 15 pasien ulkus
diabetic
yang dilakukan perawatan
luka dengan teknik moist wound
Healing dan 15 pasien ulkus diabetic
yang
dilakukan
perawatan
luka
dengan
teknik
wet-dry.
Variabel
independennya adalah balutan basahkering (wet-dry) dan balutan lembab
(moist
wound
healing
dengan
hydrocoloid
dreesing).
Variabel
dependennya adalah penyembuhan
luka.
Definisi Operasional
Perawatan luka dengan menggunakan
metode balutan basah-kering (wetdry) dan balutan lembab (moist wound
healing dengan hydrocoloid dressing)
pada pasien Diabetes Melitus dengan
ulkus diabetic yang dirawat di Ruang
Flamboyan dan Dahlia RSUD Tarakan.
Penyembuhan luka yang dilakukan
penilaian
dengan
menggunakan
lembar
observasi
yang
sudah
dipersiapkan. Berdasarkan penelitian
Julia Mees et all tentang treatment
options for postoperatively infected
abdominal wall wounds healing by
secondary intention membagi tiga
kategori dalam penyembuhan luka
yaitu: Cepat: 21 -14, Sedang: 13 7
Lambat: 6 - 0.
Tabel 1. Clinical wound Score (range,
0-21, with 0-21; with 0= no healing
potential and 21= maximum healing
potential) with assement of quality
and progress of healing. (Julia Mees
et all, 2012)
CATEGORY
Necrosis
DESCRIPTION
Complete
75%
50%
25%
Absent
Granulation
Absent
25%
50%
75%
Complete
Exudation (Quantity)
High
Medium
Moderately-absent
Exudation (quality)
Purulent
Purulent-serous
Serous
Yello
Yello
Aque
Color of granulation
tissue
Necroasis
Blac
Scar/fascia
Whit
Desain Penelitian
Dalam
penelitian
ini
menggunakan
Quasy-Eksperiment
(Post-Test Control Group Design) untuk
mencari
pengaruh
dari
variabel
dependen dan independen. Peneliti
melakukan intervensi sebagian dari
sampel yang ada dengan bahan
balutan Kasa basah-kering dan balutan
hydrocoloid sebagian sampel dengan
bahan. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien Diabetes Melitus
dengan ulkus diabetic yang dirawat di
Ruang Flamboyan dan Dahlia RSUD
Consistency of
granulation
Fibrin
Moderate granulation
Medium granulation
Strong granulation
Gambar
1.
Distribusi
Proses
penyembuhan luka dengan teknik
modern/ Moist healing
Spongy
Perawatan luka
kering (wet-dry)
Soft
Firm
Surrounding Skin
Infected
Less vasculated
Vital
Maximum
Total score
Sedang Lambat
7%
33%
60%
balutan
basah-
We
tdry
Moi
st
wo
un
d
hea
lin
g
Tot
al
Sedan
g
N
%
Lamba
t
N
%
Normal
N
14
%
20
%
10
20
%
15
50
%
60
%
33
%
33
%
15
50
%
1
1
74
%
53
%
11
53
%
30
10
0
%
1.6
43
PEMBAHASAN
Proses Penyembuhan dengan
teknik perawatan Moist Healing
Pada
penelitian
ini
dikaji
penyembuhan
dengan
melakukan
perawatan luka dengan menggunakan
teknik Moist Healing. Moist healing
merupakan suatu metode perawatan
luka dengan memberikan lingkungan
yang tepat dibutuhkan oleh luka
sehingga proses penyembuhan luka
sesuai dengan fase penyembuhan luka
atau bahkan lebih cepat. Prinsip
penyembuhan luka salah satunya
adalah kemampuan tubuh untuk
menangani
trauma
jaringan
dipengaruhi oleh luasnya kerusakan
dan keadaan umum kesehatan tiap
orang,
maka
perawatan
dengan
menggunakan metode moist healing
yaitu
menyesuaikan
apa
yang
dibutuhkan oleh luka dalam setiap
fase
penyembuhannya.
Sehingga
penyembuhan
lebih optimal.
luka
dapat
menjadi
uji statistik
alternatif
Kolmogorov
Smirnov.
Setelah dilakukan penghitungan
menggunakan program SPSS for
Windows, menunjukan nilai Signifikasi
Kolmogorov Smirnov sebesar 1,643
yang berada dibawah nilai P; >0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada proses penyembuhan
luka dengan menggunakan teknik
moist healing dengan wet-dry.
Menurut teori perawatan luka
dengan menggunakan balutan moist
healing memberikan lingkungan luka
dalam keadaan lembab sehingga
dapat
mempersiapkan
proses
penyembuhan luka sesuai dengan
waktu yang sudah ditetapkan pada
fase penyembuhan luka. Sedangkan
penggunaan balutan basah kering
menurut teori adalah sebagai balutan
dengan menggunakan cara sekunder
dan tersier.
Dari hasil penelitian dapat
dilihat bahwa proses penyembuhan
luka dengan menggunakan teknik
moist
healing
lebih
cepat
penyembuhannya daripada dengan
menggunakan tekhnik balutan basah
kering. Selain itu teknik moist healing
tidak memberikan nyeri maupun
perdarahan saat balutan diangkat dari
luka. Sedangkan untuk penggunaan
perawatan luka balutan basah kering
akan sangat sulit saat ingin membuka
balutan tersebut dikarenakan balutan
tersebut menjadi kering dan akan
menimbulkan
nyeri
dan
juga
perdarahan apabila balutan tersebut
diangkat.
Balutan moist healing bersifat lembut
dan dapat mengembang apabila luka
mempunyai jumlah eksudat yang
banyak dan tetap memberikan kesan
lembab dan mencegah kontaminasi
dari bakteri yang ada diluar luka.
Untuk balutan basah kering apabila
luka memiliki eksudat dalam jumlah
banyak maka harus segera diganti
balutannya. Terutama apabila eksudat
tersebut sampai merembes keluar dari
balutan yang menyebabkan balutan
tampak kotor.
Perawatan luka dengan menggunakan
teknik
basah
kering
sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan
sekitar. Dapat menyebabkan luka
menjadi terlalu basah apabila balutan
terlalu basah sehingga menyebabkan
vaskularisasi
pada
luka
menjadi
terganggu
dan
menyebabkan
malserasi. Apabila balutan terlalu
kering maka menjadi sulit untuk
mengganti balutan luka. Sedangkan
untuk teknik balutan modern dressing
tidak
dipengaruhi
oleh
suhu
lingkungan sekitar karena lapisan
balutan tertutup rapat.
Perawatan luka juga selain
didukung dengan tekhnik perawatan
luka yang diberikan tetapi juga dapat
memperhatikan prinsip penyembuhan
luka lainnya. Salah satunya adalah
dengan nutrisi karena nutrisi berperan
penting dalam pembentukkan kolagen.
Mengkonsumsi makanan tinggi protein
selalu disarankan untuk membantu
proses penyembuhan luka. Sehingga
semua dasar prinsip penyembuhan
luka berperan penting dalam proses
penyembuhan luka itu sendiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan
tentang proses penyembuhan luka
pada pasien dengan ulkus diabetik
dengan
menggunakan
teknik
perawatan balutan Moist dan Wet-Dry.
Maka dapat disimpulkan tiga hal
yaitu :
Pada pasien dengan ulkus diabetik
yang
perawatan
luka
dengan
menggunakan
moist
healing
cenderung
proses
penyembuhan
lukanya lebih cepat. Namun beberapa
pasien yang dilakukan perawatan
dengan moist healing yang proses
penyembuhannya sedang dan lambat.
Pada pasien yang perawatan luka
dengan
menggunakan
wet-dry
cenderung proses penyembuhannya
lebih
lambat.
Selain
itu
suhu
lingkungan
sekitar
yang
mempengaruhi
Perawatan
luka
dengan menggunakan teknik basah
kering menyebabkan luka menjadi
terlalu basah apabila balutan terlalu
basah
sehingga
menyebabkan
vaskularisasi
pada
luka
menjadi
terganggu
dan
menyebabkan
malserasi. Apabila balutan terlalu
kering maka menjadi sulit untuk
mengganti balutan luka.
Dari hasil uji statistik didapatkan
adanya perbedaan antara proses
penyembuhan dengan teknik moist
healing dan wet-dry yaitu nilai
Signifikasi
Kolmogorov
Smirnov
sebesar 1,643 yang berada dibawah
nilai P; >0,05.
Saran
Dari
kesimpulan
diatas
penulis
memberikan saran sebagai berikut :
Bagi perawat
Dalam Perawatan luka dapat dilakukan
dengan teknik balutan Moist Healing
yang
mempercepat
proses
penyembuhan luka, meningkatkan laju
epitelisasi,
dapat
menurunkan
kejadiaan infeksi, lebih efektif dan
efisien dalam biaya juga dapat
memberi keuntungan psikologis dan
mudah digunakan.
Bagi Peneliti lain
Diharapkan
dapat
meneruskan
penelitian ini dengan menambah
jumlah sampel pada kedua kelompok
penelitian
atau
meningkatan
penelitian
dengan
menggunakan
metode eksprimental pada hewan
coba.
DAFTAR PUSTAKA
Adimas. (2008). Cara Perawatan
dengan
Modern
Dressing.
http:// Mediacastore.com
Brunner dan Suddarth. (2002). Buku
Ajar
Keperawatan
Medikal
Bedah. Jakarta : EGC.
Dahlan Sopiyudin. (2011). Statistik
Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika
Doenges, M. E. et al. (2000). Rencana
Asuhan Keperawatan.Edisi. 3.
Jakarta : EGC.
Istikomah Nurul. 2010. Perbedaan
Perawatan
Luka
Dengan
Menggunakan
Povodine
Iodine 10% Dan Nacl 0,9%
Terhadap
Proses
Penyembuhan
Luka
Pada
Pasien
Post
Operasi
Prostatektomi
Di
Ruang
Anggrek
Rsud
Tugurejo
Semarang. Abstrak. Program
studi
ilmu
keperawatan
fakultas
kedokteran
universitas
diponegoro
semarang
Julia Mees and Wolf Arif . (2012).
Treatment Options for Post
operatively infected abdominal
wall
wound
healing
by
secondary
intention.
(http://www. ebscohost.co.id di
akses 10 oktober 2013)