MENEJEMEN KEPERAWATAN
March 18, 2014 Leave a comment
MAKALAH KEPEMIMPINAN DAN MENEJEMEN KEPERAWATAN
Penerapan Menejemen Tim dalam Ruang Medikal Bedah
Disusun oleh:
Bellaniar
Irfan Kurniawan
Irma Susilawati
Pebrina Gandaria
Sherly Junia Harsono
Kelas : II A
Dosen Pembimbing : Kanti Winarsih, S.Kp., M.Sc.
PRODI KEPERAWATAN KIMIA 17
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut, jelas Linda.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang lulusan S1
keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga
lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang
dibimbing dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan
magister spesialis keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena bentuk
tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien yang
perlu landasan konsep dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan anggota
tim kesehatan lain terutama dokter. PP juga mengarahkan dan membimbing
perawat lain serta bertanggung jawab atas semua asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh tim pada sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan peralatan yang
digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot ke dan dari klien
dilakukan oleh pembantu keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan
berdasarkan standar rencana keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan
validasi terhadap diagnosis keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang
dilakukan.
sistematika penulisan.
Bab II
BAB II
Tinjauan Pustaka
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan
salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen
keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.
Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Seorang manajer keperawatan perlu
melakukan fungsi-fungsi manajemen dalain memberikan perawatan kesehatan
kepada klien.
Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori manajemen keperawatan. Mereka
mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana optimal bagi
persyaratan pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis. Perawatperawat klinis mengatur seleksi sumber daya manusia dan materi dan memberikan
masukan tambahan kedalam proses manajemen. Tugas manajer keperawatan
adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang
ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang
efektif dan ekonomis kepada kelompok pasien. Proses manajemen keperawatan
sejajar dengan proses keperawatan yaitu dirancang untuk memudahkan pekerjaan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
benama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima
fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkordinasi,
dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. DEPKES RI yang diambil dari fungsi manajemen menurut George
Terry yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC).
Di Ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing). dan pengendalian (controlling).
A. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
B. Pengorganisasian
Pengorganisasin adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua
sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Istilah organisasi mempunyai
dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau
kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk
pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan
di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama secara jelas
diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus
komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas itu kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya
manusia, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan
organisasi. Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
secara efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat pembagian tugas dan
tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan
masing-masing. Pengorganisasian diruangan perawatan MPKP menggunakan
pendekatan sistem/metode antara lain adalah pembuatan struktur organisasi, daftar
dinas dan daftar pasien.
a) Struktur organisasi
Pengorganisasian diruangan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode
penugasan tim. SDM perawat diorganisasikan dengan menggunakan metode
penugasan perawat primer dan tim keperawatan yang dimodifikasi. Perawat
dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien diruangan. Jumlah pasien untuk
tiap tim 8-10 orang, dan jumlah perawat antara 6-10 orang, untuk itu akan dibuat
struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi dua
atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer membawahi
prioritas diagnosa dan tujuan dari perawatan yang diberikan.Operan ini harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan.
b) Pre Conferen
Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim
atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan
hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
c) Post Conferen
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil
asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
d) Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, dengan melibatkan klien untuk mermbahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan oleh ketua Tim atau penanggung jawab jaga
dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik pelaksanan ronde keperawatan antara lain:
Klien dilibatkan secara langsung
Klien merupakan fokus kegiatan
Perawat pelaksana, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
Kosuler memfasilitasi kreatifitas
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah
Tujuan :
menumbuhkan cara berfikir secara kritis
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien
BAB III
KASUS
Di ruang penyakit dalam ada 2 ketua tim dan sejumlah 4 pasien yang ditangani 4
perawat, masing perawat menangani 1 pasien.
1. Tn.D,(20 thn) sudah 2 hari lalu dirawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnosa DHF. Pada saat dikaji pasien mengeluh sakit kepala, nyeri otot, pegal
seluruh badan, klien tampak meringis, klien lemas karna mual dan muntah tidak
nafsu makan dan berat badan menurun semula berat badan 65 kg menjadi 57 kg,
pasien terpasang infus klien juga demam turun naik pada saat pagi hari dan sore
hari, pada saat observasi ditemukan tanda-tanda vital tekanan darah 90/70
mmHg, nadi 110x/menit,pernafasan 29x/menit,suhu 39.6 0C. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukan : trombosit : 100.000/mm3 Hb : 11 mg/dl leukosit :
5500. Pada saat sore hari pagi hari dilakukan pengompresan dan pemberian obat
antipiretik, dan pagi dan siang diberikan terapi obat antipiretik dan infuse.
2. Nn. T umur 21 dirawat 3 hari lalu diruang penyakit dalam dengan diagnose
post apendisitis akut , setelah operasi klien mengeluh nyeri pada luka jahitan post
operasi, pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri 5 dan pasien mual
muntah, saat diobervasi ditemukan tanda tanda vital tekanan darah 120/70 suhu :
38 c Nadi : 120 x/ menit RR 18x/mnt. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukan trombosit : 170.000 Hb : 13mg/dl, leukosit : 120000 pasien diberi
terapi obat : Analgetik
3. Nn. K umur 67 thn dirawat 3 hari lalu diruang penyakit dalam dengan
diagnose diabetes melitus, klien mengeluh sering kencing, dan tampak pada
bagian kakinya terdapat ulkus kemerahan yang masih basah yang sudah
menghitam, klien mengatakan luka tersebut tidak begitu dirasakan sakitnya, pada
saat dikaji BB klien 72 kg sebelum sakit 85 kg dgn tinggi 170 cm. hasil
pemeriksaan cek gula darah sewaktu 375 mg/dl TD 160/90 mmHg, Nadi 84
x/menit, RR 22 x/menit, suhu 37,5C. pasien diberi terapi injeksi insulin.
4. Tn. L 35 tahun dirawat 2 hari lalu dengan diagnosa tuberculosis paru sudah 1
tahun. Pada saat di kaji pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada disertai batuk
produktif dengan sputum, pasien juga mengeluhkan sulit bernafas karena tidak
bisa mengeluarkan sputum, hingga mengganggu tidur pasien, pasien mengeluh
tidak nafsu makan, pasien tampak lemas, pasien juga mengatakan dia pernah
memutuskan OAT karena klien lelah minum obat, pada saat observasi tandatanda vital ditemukan data TD : 130/90 S : 38.5C N : 90x/menit RR : 34x/menit.
Pasien diberi terapi obat Streptomisin
BAB IV
Penutup
A. Simpulan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang
lain dan Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat. Ada lima metode pemberian
asuhan keperawatan yang dikenal, antara lain metode fungsional, tim,
keperawatan primer, modular, dan menejemen kasus keperawatan. Metode tim
merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaborasi
( Douglas, 1984).
B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik dalam penulisan
makalah.
Daftar Pustaka
Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. 1999. Introductory Management and
Leadership for Nurses. Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.
http://hasimupdate.blogspot.com/2012/11/mpkp-model-praktek-keperawatan.html
http://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/05/aplikasi-mpkp.pdf