TINJAUAN PUSTAKA
dalam
perkembangan
penyakit
periodontal.
Peradangan
pada
gingiva
dan
perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme
berkembang. 5
2.2
Plak Dental
2.2.1 Definisi
Plak adalah lapisan polisakarida dan merupakan deposit lunak yang semi transparan dan
melekat kuat pada permukaan gigi dan mengandung bakteri patogenik. Kebanyakan bakteri
bertahan hidup dalam komunitas kompleks yang merupakan biofilm. Biofilm adalah suatu
kelompok bakteri terorganisir yang melekat pada permukaan dan berada di dalam lapisan
ekstraseluler. Semua bakteri ini berevolusi untuk bertahan hidup dalam lingkungan oral seperti
permukaan gigi, epitel gingiva, dan rongga mulut. 8 Plak berdasarkan lokasi dibedakan menjadi
plak supragingiva dan plak subgingiva, serta terbentuk melalui tiga tahap yaitu pembentukan
pelikel, kolonisasi bakteri, kolonisasi sekunder dan maturasi plak.
10
pertumbuhan dari koloni bakteri positif Gramm, disertai aggregasi bakteri lain sehingga terjadi
kolonisasi sekunder, serta peningkatan jumlah dan spesies bakteri. Dalam tahap ini terjadinya
perubahan lingkungan, dari aerob menjadi anaerob yang didominasi oleh bakteri negatif Gramm.
Pematangan plak merupakan proses akhir dari plak, yang umumnya terjadi dua hari setelah plak
terbentuk. 11
host seperti monosit, limfosit, dan fibroblas sehingga terjadi perubahan patologis yang konsisten
terhadap respon inflamasi kronik.
Pada lesi inisial gingivitis dengan respon inflamasi akut akan mempunyai karakteristik
seperti infiltrasi netrofil, perubahan vaskular, perubahan sel epitel dan degradasi kolagen.
Perubahan ini terjadi karena kemotaksis netrofil dan vasodilatasi sebagai efek langsung dari
produk bakteri, juga termasuk aktivasi sistem pertahanan host seperti komplemen dan kinin.12
Bakteri yang terdapat pada gingivitis yang diinduksi oleh plak (gingivitis kronik) terdiri atas
bakteri positif Gramm (56%), negatif Gramm (44%), fakultatif (59%) dan anaerob (41%). Positif
Gramm termasuk S. sanguis, S. mitis, S. intermedius, S. oralis, A. viscosus, A. naeslundii, dan
Peptostreptococcus micros. Negatif Gramm termasuk F. nucleatum, P. intermedia, V. parvula,
Hemophilus, Capnocytophaga dan Campylobacter spp.13 Periodontitis dapat dibedakan dengan
gingivitis secara klinis dengan adanya kehilangan perlekatan jaringan ikat pada gigi dengan
peradangan gingiva.12 Pada periodontitis kronik, bakteri yang sering dijumpai adalah P.
gingivalis, B. forsythus, P. intermedia, C. rectus, Eikenella corrodens, F. nucleatum, A.
actinomycetemcomitans, P. micros, Treponema dan Eubacterium.13
2.3
Probiotik
antikarsinogenik dan dermatitis atopik. Dalam bidang kedokteran gigi, probiotik telah banyak
digunakan sebagai terapi preventif terhadap karies gigi, akumulasi plak, kesehatan gingiva,
halitosis dan penyakit periodontal.14
Mikroorganisme yang umum digunakan pada probiotik adalah bakteri asam laktat dan
bifidobacteria. Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang paling banyak
menghasilkan bakteriosin, yaitu senyawa peptida antimikroba yang mempunyai sifat bakterisida
atau bakteriostatik melawan spesies lain.15
Tabel 1. Mikroorganisme pada Probiotik16
Lactobacillus spp.
L. acidophilus
L. Casei
Bifidobacterium spp.
B. bifidum
B. breve
L. delbrueckii subsp.
Bulggaricus
L. fermentum
B. infantis
L. gasseri
L. johnsonii
L. paracasei
L. plantarum
L. reuteri
L. rhamnosus
B. lactis
B. adolescentis
2.3.1
B. longum
Lain-lain
Saccharomyces boulardii
Lactococcus lactis subsp.
Cremoris
Enterococcus faecium
Streptococcus salivarius
subsp. Thermophilus
S. diaacetylactis
S. intermedius
Kegunaan Probiotik
Sejumlah peneliti juga mengungkapkan beberapa pengaruh positif bagi kesehatan dari
probiotik yaitu meningkatkan ketahanan terhadap penyakit infeksi terutama infeksi usus dan
diare, menurunkan tekanan darah/ antihipertensi menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah,
mengurangi risiko intoleransi laktosa, mempengaruhi respon imun, memudahkan pencernaan,
menurunkan risiko terjadinya tumor dan kanker kolon dan bersifat antimutagenik serta bersifat
anti karsinogenik. 17
2.3.2
Kontrol plak supragingiva secara mekanis seperti penyikatan gigi dan flossing tidak
100% efektif menyingkirkan penumpukan plak. Kontrol plak mekanis tidak memadai untuk
menjamin kesehatan jaringan periodontal pada kebanyakan individu.3 Oleh karena itu, diperlukan
metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi. Metode ini mudah dilakukan dan efektif
dalam menghambat pembentukan plak. Namun, metode kimiawi ini hanya merupakan penunjang
kontrol plak mekanis karena struktur biofilm terdapat lapisan lendir ekstraseluler yang
menghambat penetrasi bahan antimikrobal ke dalam koloni bakteri.
Pertama kali efek probiotik diduga melalui modifikasi genetik sehingga strain bakteri
dapat menghasilkan antibodi, enzim, dan sitokin. Saat ini diketahui bahwa mekanisme probiotik
adalah melalui produksi senyawa antimikroba, meregulasi respon imun dan menghilangkan
adhesi bakteri patogen dan menggantikannya dengan bakteri non-patogen. Probiotik dapat
membuat lapisan biofilm dalam rongga mulut, bertindak sebagai lapisan protektif bagi jaringan
melawan penyakit gigi dan mulut. 17
Bakteri probiotik dapat mempengaruhi sistem imun, baik lokal maupun humoral. Pada
respon imun seluler dikatakan bahwa probiotik meningkatkan proliferasi splenosit sebagai akibat
mitogen untuk Sel-T dan sel-B. Lactobacillus BB terutama akan meningkatkan jumlah sel
penghasil IgA dan sel penghasil immunoglobin lainnya, serta merangsang pelepasan interferon
lokal yang memfasilitasi transport antigen. Probiotik juga berperan terhadap peningkatan
produksi sitokin, sebagai contoh strain streptococcus thermophilus akan meningkatkan produksi
sitokin TNF dan IL-6 melalui sel makrofag. Strain L.bulgaricus, Bifidobacterium culolescenti
dan B.bifidum akan meningkatkan produksi IL-6 melalui sel T-helper. Peran probiotik pada
immunitas non-spesifik yaitu adanya kemampuan untuk meningkatkan efek fagositosis terhadap
patogen. Peran non-spesifik lainnya yaitu mampu menurunkan reaksi hipersensitifitas. 18
Bakteriosin yang dihasilkan bakteri probiotik merupakan senyawa peptide antimikroba,
yaitu senyawa dengan berat molekul rendah baik berupa protein atau peptida pendek yang
memiliki aktivitas menghambat atau membunuh antimikroba. Penggunaan senyawa antimikroba
dalam pengobatan tidak memberikan efek samping pada sel host, karena bersifat toksistas
selektif akibat adanya keseimbangan interaksi elektrostatik dan hidrofobisitas terhadap sel
targetnya. Bakteriosin yang dihasilkan akan menetap dalam rongga mulut, dapat beradhesi
dengan berbagai sel dalam mulut yang poten terhadap bakteri positif Gramm.16
Mekanisme probiotik dalam tubuh secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu normalisasi
dari mikroba intestin, modulasi respon imun, dan pengaruh metabolik. Mekanisme-mekanisme
ini juga dapat dianalogikan ke dalam rongga mulut. Cara yang pertama adalah probiotik
berkompetisi dengan bakteri patogen, mencari tempat perlekatan dan beragregasi. Keadaan ini
akan menghambat adhesi bakteri patogen dan menguranginya. Cara yang kedua adalah probiotik
berkompetisi dalam nutrisi dan faktor-faktor pertumbuhan dengan bakteri-bakteri patogen, serta
memproduksi zat antimikrobial. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan dari bakteri-bakteri
patogen dan plak gigi. Cara yang ketiga adalah memperkuat respon imun host, menghambat
bakteri patogen memproduksi pro-inflammatory cytokine, serta mengurangi produksi MMP. Hal
ini berperan dalam respon imun, baik sistemik maupun lokal sehingga terjadi pengurangan
inflamasi dan kerusakan jaringan.14
dengan
2 = Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi
dan batas tepi gingival bebas yang terlihat dengan mata
3 = Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi
dan batas tepi gingival bebas, tumpukan itu sudah dapat dilihat dari jauh
Perhitungan skor individual =
2.7
Kerangka Teori
Probiotik
Antagonis
dengan patogen
Modulasi komposisi
biofilm
Menghambat
pertumbuhan dari
plak gigi
Reduksi
mikroorganisme
plak dental
Memperkuat fungsi
epitel barrier
Modulasi respon
imun
Meningkat resistensi
terhadap infeksi rongga
mulut
2.8
Kerangka Konsep
Variabel bebas:
Susu Probiotik
Variabel terikat:
Indeks plak Loe and Silness
Susu Plasebo
Variabel terkendali:
a. Volume susu Probiotik dan
susu Plasebo yang dikumur
b. Lama berkumur
c. Frekuensi penggunaan susu
Probiotik dan susu Plasebo
d. Waktu dan frekuensi menyikat
gigi
e. Jenis sikat gigi dan pasta gigi