PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN DIREKTORAT
JENDERAL TATA RUANG YANG DILAKSANAKAN
MELALUI DEKONSENTRASI BIDANG PENATAAN
RUANG
TAHUN 2015
BUKU 3
PENGELOLAAN KSN
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
Direktorat Jenderal Tata Ruang
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
YANG DILAKSANAKAN MELALUI DEKONSENTRASI
BIDANG PENATAAN RUANG
TAHUN 2015
BUKU 3
PENGELOLAAN KSN
DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................................ i
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran ....................................................... 2
1.3.1 Maksud ................................................................................ 2
1.3.2 Tujuan .................................................................................. 2
1.3.3 Sasaran ................................................................................ 2
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................... 2
1.4. Manfaat ......................................................................................... 3
1.5. Referensi ........................................................................................ 3
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam struktur organisasi dan tata kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional menetapkan Direktorat Jenderal Tata
Ruang dengan tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan.
Kebijakan di bidang perencanaan tata ruang dalam bentuk pelaksanaan
kebijakan dan standarisasi teknis perencanaan tata ruang wilayah nasional,
pulau/ kepulauan, dan kawasan strategis nasional. Sedangkan kebijakan
pemanfaatan ruang dalam bentuk pelaksanaan kebijakan dan standarisasi
teknis dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional,
pulau/ kepulauan, dan kawasan strategis nasional.
Salah satu kewenangan pemerintah dalam penyelenggaraan penataan
ruang adalah koordinasi penyelenggaraan penataan ruang pada semua
tingkatan wilayah. Terkait hal tersebut, mengingat luasnya rentang kendali
yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya dalam melakukan tugas
maupun
fungsi
koordinasi
penyelenggaraan
penataan
ruang
di
yang
dimaksud
kepada
pemerintah
provinsi
melalui
mekanisme dekonsentrasi.
Mekanisme
dekonsentrasi
di
bidang
perencanaan
tata
ruang
dan
BAB 1 PENDAHULUAN | 1
fasilitasi
dan
infrastruktur
koordinasi
KSN
dalam
keterpaduan
bentuk
program
berita
acara
BAB 1 PENDAHULUAN | 2
infrastruktur
KSN
yang
meliputi
provinsi
Aceh,
1.4 MANFAAT
Manfaat Pelaksanaan Pekerjaan pada Petunjuk Teknis ini adalah sebagai
acuan bagi Satker Dekon dalam melaksanakan pekerjaan.
1.5 REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan KSN
adalah:
1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tanggal 15 Oktober 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tanggal 26 April 2007
tentang Penataan Ruang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tanggal 9 Juli 2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
BAB 1 PENDAHULUAN | 3
Menteri
Agraria
dan
Tata
Ruang/
Kepala
Badan
dan
Tata
Kerja
Kementerian
Agraria
dan
Tata
Rencana
Tata
Ruang
Kawasan
Perkotaan
Denpasar,
BAB 1 PENDAHULUAN | 4
BAB II
SUBSTANSI PEKERJAAN
2.1
fasilitasi
dan
rapat
koordinasi
internal
dan
eksternal;
2. tersepakatinya muatan Raperpres RTR KSN;
hasil
fasilitasi
dan
rapat koordinasi
internal
dan
eksternal.
2.1.5 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Pada tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan
antara lain:
a. PPK membentuk Tim Swakelola dengan jumlah personil sesuai
RKAKL paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah penerbitan
DIPA; dan
b. Tim Swakelola menyusun laporan pendahuluan yang memuat
antara lain rencana kerja, kajian literatur, dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
penerbitan DIPA.
2. Pelaksanaan Survei
Kegiatan swakelola dapat dilaksanakan survei guna pengambilan data
dan informasi ke beberapa instansi/lembaga dan/atau pengamatan
lapangan di tempat KSN berada. Jumlah dan waktu pelaksanaan survei
disesuaikan dengan KAK/ TOR dan rencana kerja.
Tahapan pelaksanaan survei adalah:
a. Persiapan.
Sebelum dilaksanakan survei, harus dipersiapkan surat keterangan
pelaksanaan survei yang ditujukan ke instansi/ lembaga yang dituju
atau
yang
berwenang,
disusun
daftar
data/
informasi
yang
dilakukan dengan
jumlah
dan
tempat
2.2
KSN
dimaksudkan
untuk
merumuskan
dukungan
pelaksanaan
pembangunan
dalam
pengembangan
KSN
Melakukan
pertemuan
intensif
dalam
penentuan
program
penyusunan
(dokumen
pembangunan
RPI2JM
kebijakan
daerah)
berupa
spasial
serta
penyiapan
dan
dokumen
menyusun
kajian
pembahasan
di
daerah
dalam
rangka
pertemuan
intensif
dalam
penentuan
program
Pelaporan kegiatan.
setelah penerbitan
DIPA; dan
b. Tim Swakelola menyusun laporan pendahuluan yang memuat
antara lain rencana kerja, kajian literatur, dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
penerbitan DIPA.
2. Pelibatan Tenaga Ahli
Kegiatan swakelola dapat melibatkan tenaga ahli yang dikontrak secara
perseorangan/ individu dengan jangka waktu kontrak paling lama
sesuai dengan waktu kegiatan swakelola (kontrak tenaga ahli waktu
kegiatan swakelola).Pengadaan tenaga ahli dilakukan sesuai ketentuan
Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Tenaga ahli yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan
swakelola
yang
tercantum
pada
Kerangka
Acuan
Kerja
(KAK/
Pada tahap ini, PPK PKP merekrut tenaga ahli swakelola untuk turut
bekerja pada tim swakelola provinsi. Kemudian, PPK PKP dan tenaga
ahli menandatangani kontrak pekerjaan supervisi.
3. Pelaksanaan Survei
Kegiatan swakelola dapat dilaksanakan survei guna pengambilan data
dan informasi ke beberapa instansi/lembaga dan/atau pengamatan
lapangan di tempat KSN berada. Jumlah dan waktu pelaksanaan survei
disesuaikan dengan KAK/ TOR dan rencana kerja.
Tahapan pelaksanaan survei adalah:
a. Persiapan.
Sebelum dilaksanakan survei, harus dipersiapkan surat keterangan
pelaksanaan survei yang ditujukan ke instansi/ lembaga yang dituju
atau
yang
berwenang,
disusun
daftar
data/
informasi
yang
dilakukan
dengan
jumlah
dan
tempat
Pusat
(dalam
hal
ini
Ditjen
Tata
Ruang,
KAK/
narasumber
TOR
yang
dengan
jumlah
berasal
dari
disesuaikan
Satker
Dekon,
dari
APBN
melalui
Dana
Dekonsentrasi
kepada
SKPD
2.3
perwujudan
pemanfaatan
ruang
melalui
forum-forum
koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah yang tercakup dalam KSN
Perkotaan.
2.3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi:
1. Fasilitasi penetapan dan penyepakatan bentuk lembaga pengelola
KSN Perkotaan;
2. Penyusunan dan penetapan mekanisme tata laksana lembaga
pengelola KSN Perkotaan;
a. Perancangan operasionalisasi lembaga pengelola KSN Perkotaan;
b. Melakukan koordinasi dengan Ditjen Penataaan Ruang.
setelah penerbitan
DIPA; dan
b. Tim Swakelola menyusun laporan pendahuluan yang memuat
antara lain rencana kerja, kajian literatur, dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
penerbitan DIPA.
2. Pelibatan Tenaga Ahli
Kegiatan swakelola dapat melibatkan tenaga ahli yang dikontrak secara
perseorangan/ individu dengan jangka waktu kontrak paling lama
sesuai dengan waktu kegiatan swakelola (kontrak tenaga ahli waktu
kegiatan swakelola).Pengadaan tenaga ahli dilakukan sesuai ketentuan
Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Tenaga ahli yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan
swakelola
yang
tercantum
pada
Kerangka
Acuan
Kerja
(KAK/
yang
berwenang,
disusun
daftar
data/
informasi
yang
dilakukan
dengan
jumlah
dan tempat
Pusat
(dalam
hal
ini
Ditjen
Tata
Ruang,
narasumber
dengan
jumlah
dengan
TOR
berasal
dari
KAK/
yang
disesuaikan
Satker
Dekon,
Pembentukan/Operasionalisasi
Kelembagaan
KSN
2.4
2.4.4 Keluaran
Keluaran dari kegiatan Sinkronisasi dan Keterpaduan Operasionalisasi
Rencana Terpadu KSN (Fasilitasi dan Koordinasi) adalah dokumen usulan
program sektor-sektor yang telah disinkronisasi dengan program RTR KSN
Perkotaan di atas.
2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
Pada tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan
antara lain:
a. PPK membentuk Tim Swakelola dengan jumlah personil sesuai
RKAKL paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah penerbitan
DIPA; dan
b. Tim Swakelola menyusun laporan pendahuluan yang memuat
antara lain rencana kerja, kajian literatur, dan metodologi
pelaksanaan pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
penerbitan DIPA.
2. Pelibatan Tenaga Ahli
Kegiatan swakelola dapat melibatkan tenaga ahli yang dikontrak secara
perseorangan/ individu dengan jangka waktu kontrak paling lama
sesuai dengan waktu kegiatan swakelola (kontrak tenaga ahli waktu
kegiatan swakelola).Pengadaan tenaga ahli dilakukan sesuai ketentuan
Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Tenaga ahli yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan kegiatan
swakelola
yang
tercantum
pada
Kerangka
Acuan
Kerja
(KAK/
3. Pelaksanaan Survei
Kegiatan swakelola dapat dilaksanakan survei guna pengambilan data
dan informasi ke beberapa instansi/lembaga dan/atau pengamatan
lapangan di tempat KSN berada. Jumlah dan waktu pelaksanaan survei
disesuaikan dengan KAK/ TOR dan rencana kerja.
Tahapan pelaksanaan survei adalah:
a. Persiapan.
Sebelum dilaksanakan survei, harus dipersiapkan surat keterangan
pelaksanaan survei yang ditujukan ke instansi/ lembaga yang dituju
atau
yang
berwenang,
disusun
daftar
data/
informasi
yang
dilakukan
dengan
jumlah
dan
tempat
Pemerintah
Pusat
(dalam
hal
ini
Ditjen
Tata
Ruang,
KAK/
narasumber
TOR
yang
dengan
jumlah
berasal
dari
disesuaikan
Satker
Dekon,
KSN
(Fasilitasi
dan
Koordinasi)
dilaksanakan
dengan