terdalam. Filsafat meninjau sesuatu hal akan sampai pada hakikat terdalam dari
apa yang menjadi permasalahanya. Filsafat juga berusaha mencari jawaban yang
sejelas-jelasnya dari berbagai pertanyaan yang muncul, bukan hanya sekadar
menjawab, akan tetapi berusaha mencari jawaban sampai hakikatnya.
b. Bermetode
Dalam filsafat, dikenal bermacam-macam metode antara lain : kritis,
intuitif, dialektis, fenomenologis, analitis, sintese, dan sebagainya. Dalam filsafat,
penentuan metode bergantung pada pendekatan mana pembahasannya. Yang perlu
ditekankan di sini bahwa filsafat memandang segala sesuatu secara komprehensif ,
yaitu suatu pandangan yang menyeluruh dan utuh tentang apa yang menjadi pusat
perhatian. Berkaitan dengan hal itu kita juga bisa menentukan metode apa yang
bakal dipakai dalam penyelesaian suatu masalah yang ada.
c. Sistematis
Dalam filsafat, kita akan melihat susunan yang sistematis dalam kajian
masing-masing bidang pembahasan. Pembagian masa masing-masing filosof
sesuai dengan zamannya, misalnya abad Klasik Yunani, abad pertengahan, abad
Dua Puluh, dan sebagainya. Kita akan melihat susunan yang sistematis dari
masing-masing tokoh maupun zamannya. Pendapat tentang teori yang berbedabeda dari berbagai macam tokoh akan dapat dengan mudah ditemukan sesuai
dengan urutan masanya. Di samping hal tersebut dalam filsafat juga dikenal
pembagian-pembagian bidang-bidang filsafat yang sudah tersusun sesuai bidang
kajian masing-masing. Misalnya, dalam bidang logika, akan ditemukan masalahmasalah tentang berpikir yang logis, dalam etika akan menemukan masalah nilai
yang baik dan buruk.
d. Universal
Bagi filsafat cakupannya sampai sejauh mana filsafat menjangkau seluruh
permasalahan yang ada. Ilmu filsafat tidak hanya bagi orang-orang tertentu saja
tetapi terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya. Setiap orang memiliki
hak yang sama dalam belajar suatu ilmu. Salah satu ciri suatu ilmu haruslah
berguna bagi masyarakat pada umunnya dan setiap orang bebas untuk belajardan
mengembangkannya. Selain hal tersebut, ilmu juga tidak terbatas oleh ruang dan
waktu, artinya kapan pun dean di mana pun orang bebas belajar dan hasilnya
dapat dimanfaatkan seluruh manusia.
Filsafat memang berbeda dari ilmu-ilmu lainya. Itu terlihat dari cakupan
filsafat dan ilmu-ilmu tersebut. Filsafat jangkauannya sangat luas sedangkan imuilmu lain sangat spesifik, hanya hal-hal tertentu. Di dalam berfilsafat, tidak cukup
hanya mempertanyakan tentang alam semesta dan kemudian berspekulasi tentang
jawaban-jawabannya. Setelah itu, menganalisis melalui penalaran logika semua
pertanyaanyang diajukan dan jawaban yang diperolehnya. Analisis memuat antara
lain: mengajukan pertanyaan, menjawab, berkeyakinan atau pun berteori,
kemudian menyelidiki semuanya itu, menguraikannya ke dalam bagian-bagian
dengan
menggunakan
data-data
fisik
yang
dapat
membantu,
dengan
mempergunakan bentuk penalaran logika. Jadi, berfilsafat itu tidak lain adalah
berspekulasidan melakukan analisis.
2.3 Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Sistem filsafat adalah ajaran yang bulat tentang berbagai segi kehidupan yang
mendasar. Suatu sistem filsafat paling sedikit mengajarkan hakikat realitas, filsafat
hidup, dan tata nilai (etika). Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Yang dimaksut dengan sistem adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem
lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Kesatuan pancasila sebagai suatu sistem dapat dijelaskan sebagai berikut. (1)
Sila pertama :Ke-Tuhannan Yang Maha Esa meliputi dan menjiwai sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
Keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. (2) Sila Kedua : Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab dan dijiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa ; meliputi dan
menjiwai sila Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Keadilan sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. (3) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia diliputi dan jiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ;
meliputi
dan
menjiwai
sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
mengkritik,
dan
menilai
pengetahuan-pengetahuan
tersebut.
pertanyaan-pertanyaan
yang
didalamnya
terkandung
unsur-unsur
kontradiksi.
c. Berusaha untuk menyusun bagan konsepsional yang rasional, yaitu bagan
yang memuat hubungan logis dalam setiap pemikirannya.
d. Berfifat komprehensif, sebab yang hendak dicari oleh filsafat adalah
kebenaran yang harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.
umum
daripadanya.
Jadi,
filsafat
membahas
fakta
secara
mendalamkan fakta.
Menurut SidiGazalba, ciri berpikir filsafati terdiri sebagai berikut.
a. Radikal
Radikal berasal dari kata radix (bahasa Yunani artinya akar). Berpikir radikal
adalah berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung sampai kepada
konsekuensinya yang terakhir.
b. Sistematik
Artinya berpikir secara logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan
penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling memiliki
hubungan yang teratur.
c. Universal
Berpikir secara umum yang mencakup keseluruhan.
Sedangkan, menurut pendapat Louis D. Kattsoff, ciri-ciri pikiran kefilsafatan,
adalah sebagai berikut.
a. Filsafat merupakan pikiran tang sistematik
Kegiatan kefilsafatan ialah merenung, tetapi bukan melamun. Perenungan
kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan rasional,
yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk
memahami diri kita sendiri.
b. Suatu bagan konsepsional
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan konsepsional
yang merupakan hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal
serta proses-proses satu demi satu dalam hubungan yang umum.
c. Filsafat harus bersifat koheren
Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan
dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada
hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu
bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai
tersebut dengan manusia.
Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian
yang mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila
tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap
dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai keindahan,
atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang secara
keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya
sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).
2.6 Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
A. Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways of life
bangsa Indonesia, melalui penelitian dan penyelidikan kesepakatan yang ada pada
siding BPUPKI.
Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan, bahwa mengenai
pentingnya satu weltanschauung (alat pemersatu bangsa) lebih kurang beliau
mengatakan: We want to estabilished a state not for a single individual or for onr
group even not for aristocration, but we want to estabilished a state one for all and
all for all.
Demikian pula dengan berbagai masukan dari para The foundings Fathers kita
yang lain seperti Mr. Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr.
Soepomo, dan lain-lain juga menghendaki adanya satu Philloosophy Groundslag /
filsafat dasar sebuah Negara, hingga diberikanlah nama mengenai philosophy
Grounslag / filsafat dasar Bangga dan Negara Indonesia adalah Pancasila.
B. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para peletak
dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia,
yang kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara, yaitu
pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat
bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu
pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu (Harold Titus, 1984).
Berdasarkan suatu kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
filsafat pancasila sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan
suatu kenyataan obyektif yang hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat
Indonesia.
C. Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum dasar Indonesia.
Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV, susunan
tersebut menunjuk bahwa pancasila merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi
Negara dan tertib hokum Indonesia, yang pada hakekatnya tersimpul salam asas
kerohanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya pancasila asas yang
mutlak bagi adanya tertib hokum Indonesia yang pada akhirnya perlu
direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.
Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari
hokum dasar Indonesia, atau dengan kata lain perkataan sebagai sumber tertib
hukum Indonesia yang tercantum dalam ketentuan tertib hukum tertinggi. Yaitu
pembukaan UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah
sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari
segala sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi
faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang
menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme dan segala bentuk
kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.
Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu
apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang
singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat
adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping
itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil
potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat
3.1 Kesimpulan
Sistem adalah suatu kesatuan dan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerja bersama, untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan, berfilsafat itu tidak lain adalah
berspekulasidan melakukan analisis.
Sistem filsafat adalah ajaran yang bulat tentang berbagai segi kehidupan yang
mendasar. Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan
sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagianbagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu
dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar
ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.