Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian, 2088
‘TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIJI_ KAKAO KERING MENJADI
PRODUK OLAHAN SETENGAH ‘ADI
‘Subaedah Ruku
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara
ABSTRAK
Bij kakao Indonesia sebagian besar (60%) diekspor dan selebihnya digunakan ul
kefutuhan industri pengolahan biji Kakao dalam negeri. Industri pengolahan Kekao sebagian b
Ingolah bij kakao hanya sampai tingket produk setengah jadi yakni produk-produk seperti coca
buffer, cocoa paste dan cocoa powder dan hanya sebagian kecil industri tersebut yang mengofbh
kakao menjadi produk jadi untuk pasar dalam negeri. Pasta coklat (cocoa paste) dibuat dari
Kakao keting melalui beberapa tahapan proses, sehingga bili kakao yang semula padat menjpi
ehtuk cair atau semi cair. Pasta coklat dapat diproses lebih lanjut menjadi lemak dan buluk
cefit yang merupakan banen baku pembuatn ‘produk makanan dan minuman. Lemak kaifao
ehyak dioleh untuk produk makanan setelah dicampur dengan pasta, gula dan bahan-batjan
iaihnya. Salah satu fektor yang sangat berpengaruh terhadap rendemen hasil pasta, lemak
‘Oki coklat adalah spesifikasi dari bil kakao kering sangat mempengaruhi rendemen
epee can nl lyon ear, rap aoa nan, Perfo
fidak selalu tetap karena pengaruh kadar air, kadar lemak dan kadar kult bij kakao.
kta kunci : Biji kakao, pengolahan, pasta coklat, lemak kakao dan bubuk coklat
PENDAHULUAN bentuk produk primer (cocoa
Kakao merupakan salah satu sedangkan dalam bentuk olahan
kgmoditas andalan yang mempunyai
aan penting bagi perekonomian
sional, terutama dalam hal penye-
djaan lapangan kerja, sumber penda-
pptan petani dan sumber devisa bagi negeri (seperti cocoa powder,
nbgara. Keadaan iklim dan kondisi tanah batter dan cocoa paste).
ng tersedia dan sesuai untuk per- Industri pengolahan
mbuhan kakao memungkinkan pe- sebagian besar mengolah biji kexao
embangan kakao di Indonesia. hanya sampai tingkat semi
Biji kakao Indonesia sebagian products yakni produk-produk sep
lesar atau sekitar 60% diekspor dan cocoa butter, cocoa paste dan
delebihnya digunakan untuk kebutuhan powder, dan sekitar 90% hasill ini
ipdustri pengolahan biji kakao dalam dipasarkan ke luar negeri. Hanya|
Jeger. Ekspor kakao yang dilakukan sebagian kecil industri tersebut
jelama ini sebagian besar masin dalam mengolah kakao menjadiJproducts untuk pasar dalam negeri
[Tuvan dari tulisan ini adalah untuk
menambah pengetahuan petani dan
Dari biji kako dapat dihasitkan
agai produk setengah jadi dan
ahan. bubuk, lemak, bungkil dan pasta
falah produk antara (intermediate)
ng dihasiikan dari pengolahan
under bili kakao. Sedang bubuk
nylapan bahan/penyortiran
Penyiapan bahan dimulai dari
Pemisahan biji kakao yang akan
dblah dari bij-bii muda, kotoran dan
bgnda-benda asing lain, serta melindungi
fogam. Pembersihan biji kakao umumnya
difkukan secara mekanis, namun di
Balai Penghajian Teknologi Pertanian (BPTB) Sulawesi Tenggara
Buletin Teknologi dan Informasi Pertaniar, 2008
tingkat _petani
secara manual
Pembersihan secara mi
Memanfaatkan perbedaan sifat | fisik
(ukuran) dan sifat magnet (log;
monilogam) antara biji_kakao | dan
sebagai
Proses pembersihan. Kontaminan
dari bahan anorganik akan meny
kan pencemaran —produk,
umumnya — dilaukan
kontaminan-kontaminannya
kestiitan
Beberapa peralatan dasar
Pembersihan bji secara mekanis adalah
Pengayak bertingkat, pengisap debuldan
Penangkap fogam dengan
magnet.
Untuk — mendapatkan —_asil
Pengolahan yang optimal, maka syprat
mutu bahan baku sebaiknya méng-
gunakan ijl kakao yang blah
difermentasi secara_sempurna,
dari jamur, ukuran biji yang seraghm.
Fermentasi tidak hanya bertujuan udtuk
membebaskan biji kakao dari pulp fan
mematikan biji, namun terutama jiga
untu_ memperbaiki dan _memberfuk
citarasacoklat_ yang — enak
menyenangkan serta mengurangi
Sepat dan pahit pada bili (Widyotomd et
al., 2004). Persyaratan mutu biji kaijao
disajikan pada Tabel 1
sigtemBuletin TeRpologi dan Informasi Pertanian, 2
kao kering
Penyortiran
t
Penyangraian
Pemisahan kulit —* Kulit biji
Daging bij (nib)
t
Pemastaan
Pasta coklat
t
Pengempakan
— —
Lemak coklat Bungkil coklat
\cambar 1. Diagram alir tahapan pengolahan biji kakao menjadi produk setangah jad
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara [3]Kriteria Mutu
[Tabel 1. Syarat mutu biji kakao untuk bahan baku produk olahan.
Buletin Teknologi dan Informasi Pertaniarl 2008
Syarat
Tingkat fermentasi, hari 5
Kadar air (%) 7
‘Kadar kulit (%) 12-13
Kadar lemak (%) 50-51
Ukuran biji ‘Seragam
Kadar kotoran Nihil
Jamur Nini
Benda asiing lunak Nihil
‘Benda asing keras
Nihil
jumber: Mulato ef al, (2008),
enyangraian
Proses penyangraian_ bertujuan
embentuk aroma dan citarasa khas
klat dari biji kakao, serta memudahkan
ngeluaran lemak dari dalam biji. Biji
jakao yang telah difermentasi dan
ikeringkan dengan balk banyak
lengandung senyawa calon pembentuk
ftarasa dan aroma khas coklat, antara
|hin; asam amino dan gula reduksi
lama penyangraian, kedua senyawa
tbrsebut akan bereaksi_membentuk
(sukrosa) akan ter-
rolisis oleh air membentuk senyawa
la reduksi dan kemudian akan
lanjutkan reaksi Maillard. Selain itu
sempurnaan penyangraian juga di-
Balai Penghajian Teknologi Pertanian (BET) Sulawesi Tenggara
engaruhi oleh panas, waktu dan
air,
dar
Selama proses penyangraial,, air
akan menguap dari biji dan kulit Yang
‘menempel di permukaan inti bji ter!
Sementara inti biji menjadi coklat Idan
beberapa senyawa seperti atam,
aldehid, furan, pirazin, alkohol dan qster
akan menguap
Suhu sangrai_ yang urhum
disarankan untuk biji kakao_ berfisar
antara 99-104°C dengan waktu sargrai
kadar aimya. Untuk mencegah biji
menjadi gosong, maka dilal
pendinginan sekitar 8-10 menit.Penisahan biji dan kulit dari lembaga
Biji kakao yang telah disangrai
wudian dipacah untuk memisahkan
kuft dengan inti bij. Karena inti biji
befsifat elastis, pecahan biji mempunyai
ukfran yang relatif besar dan seragam.
liknya ult biji bersifat rapuh
m4mpunyai ukuran yang lebih halus.
yan perbedaan ukuran fisik yang
mdncolok, keduanya mudah dipisahkan
mdnggunakan —hembusan _kipas.
han inti biji yang lebih berat akan
terkampung di bawah, sedang pecahan
jit yang halus dan ringan akan terisap
dalam kantong sistem penyaring
ra,
Komponen biji kakao yang
guna untuk bahan pangan adalah
ong biji (nib), sedang kulit bij
mprupakan limbah yang saat ini banyak
dimantaatkan sebagai campuran bahan
pdkan ternak.
Kulit dan lembaga _merupakan
kdmponen biji yang sulit dihaluskan,
kdrena itu peru dipisahkan dari bij
Uhtuk memisahkan biji dari kulit dan
\baga, biji Kakao dipecah kemudian
jisahkan secara_mekanis meng-
nakan mesin penampi. Pemisahan ini
‘kup sulit karena biasanya kulit keping
Ji masih mengandung kulit sekitar 1,5%
tusianto et al., 1998).
sgoo
Galai Pengkajian TeRnologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara [af |
Bulevin Tekpologi dan Informasi Pertanian, 2098
Penghancuran
‘Agar biji kakao dapat digunakdn
sebagai bahan baku makanan dan
minuman, maka keping biji yang semufa
berbentuk butiran padat kasar har
dihancurkan dengan mesin penggilitg
sampai ukuran tertentu (< 20 my) dan
menjadi bentuk pasta kental athu
serbuk. Proses penghancuran ini sans
menentukan kehalusan partikel c
dalam makanan. Proses penghancurpn
atau pemastaan kakao dilakukan daldm
dua tahap, yaitu; penghancuran unthik
merubah biji kakao padat menjadi pajta
dengan kehalusan butiran > 40
dengan menggunakan mesin pemada,
dan proses pelumatan dengan
penghalus pasta atau refiner ul
menghasilkan kehalusan pasta den
ukuranpartikel <20. mp. Pr
pelumatan jini dilakukan secara
ulang-ulang, dimana pasta yang
hasilkan pada proses ini dapat langsng
digunakan sebagai bahan baku urfuk
berbagai jenis makanan, roti, kue
permen cokiat.
PRODUK OLAHAN SEKUNDER
Pasta coklat
Pasta coklat atau cocoa
atau cocoa paste dibuat dari biji kakao
kering melalui beberapa tahapanehingga biji kakao yang semula padat
lenjadi bentuk cair atau semi cair.
Pasta coklat dapat diproses lebih lanjut
jenjadi lemak dan bubuk cokiat yang
lerupakan bahan baku pembuatan
roduk makanan dan minuman.
Pecahan-pecahan inti biji hasil
nyangraian didinginkan dan dilumat-
jan (dihaluskan). Proses pelumatan
qilakukan dua atau tiga tingkat, diawali
qengan menggunakan mesin pelumat
silinder atau pemasta kasar,
emudian diikuti dengan _pelumatan
lpnjut dengan silinder berputar sampai
Gperoleh pasta coklat dengan kehalusan
tprtentu. Selama proses pelumatan, suhu
Fasta dikontrol sedemikian rupa se-
ngga proses sangrai lanjut fase cair
tak berlangsung. Setelah__proses
Pplumatan selesai, pasta yang terbentuk
disimpan dalam wadah yang higienis.
mak kakao
Lemak kakao diperoieh dengan
fa mengepres _partikel-partike! bij
Kgkao. Rendemen lemak yang diperoleh
dari pengempaan sangat_ dipengaruhi
‘shu, inti biji, kadar air, ukuran partikel
biji, kadar protein inti biji, tekanan
ipa dan waktu pengempaan. Lemak
kdkao akan relatif mudah dikempa pada
shu antara 40-5°C, kadar air < 4% dan
Balai Penghajian TeRnologi Pertanian (BETE) Sulawesi Tenggara
‘Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian] 2008
ukuran parfikel < 75 my. Pengempaan
dilakukan dalam tabung dengan tekpnan
hidrolik sampai 40 atm yang dapat
digerakkan dengan mesin atau sé
manual.
Lemak kakao banyak diolah uhtuk
Produk makanan setelah dicartpur
dengan pasta, gula dan bahan-bdhan
lainnya, Lemak kakao juga bayyak
dipakai sebagai bahan baku ind{istri
farmasi dan kosmetika.
Bubuk coklat
Bubuk coklat atau cocoa poi
diperoleh melalui proses _penghal
bungkil (cocoa cake) hasil pengem,
Bungkil inti biji hasit pengemphan
dihaluskan dengan
(breaker). Untuk memperoleh
fraksi yang seragam, setelah
halusan dilakukan _pengayakan.
kakao relatif sulit dihaluskan dibandi
kan biji-biji dari produk pertanian tait
karena pengaruh kadar lemak. Lenjak
yang tersisa di dalam bubuk allanmebieh saat dihaluskan karena gesekan
dar] menyebabkan Komponen peralatan
perghalus tidak dapat bekerja secara
optfmal. Jika suhu penghalusan di bawah
4p, fraksi gliserida di dalam temak
kalo menjadi tidak stabil dan me-
lbabkan bubuk menggumpal kembali
bentuk bongkahan (lump). Untuk itu
ma
nye
me
sel
pel
i
proses penghalusan suhu
ghalusan harus dikontrol agar
oleh bentuk bubuk yang stabil, balk
1a maupun sifat-sifatnya.
Tabel 2. Proporsi Hasil Pasta, Lemak dan Bungkil coklat per 100 kg biji kakao,
Buletin TeRpologi dan Informasi Pertanian, 2
Rendemen
Salah satu faktor yang sang$t
berpengaruh terhadap rendemen hadil
pasta, lemak dan bungkil coklat adal
spesifikasi dari biji kakao kering. Syarpt
mutu dari proporsi hasil pengolahan 140
kg bahan baku (biji kakao kering) 0
dilihat pada Tabel 2.
Tahap ae ae sisa Pasta Lemak Bungkil
—b es ka ka kg kg
nyangraian 7,00 93,00
misah kulit 13,00, 80,90
masta kasar 0,0 80,50
jemasta halus 0,50 80,10
jengempaan 0,50 80,10 39,10 41,00
Ffendemen (%) 80,10 39,10 41,00
‘Sifnber: Walato ofa 2004) :
porsi rendemen hasil olahan biji KESIMPULAN
kao menjadi produk setengah jadi
Ing diperoleh tidak selalu tetap dan
yn berubah seandainya ada per
than spesifikasi biji kakao, seperti
dar air, kadar lemak dan kadar kulit
Ji kakao sebagai bahan baku produk
PI
ki
ye
al
uJ
K
J
(Mulato et al., 2004),
Balai Pengkajian TeRnologi Pertanian (BPTE) Sulawesi Tenggara
‘Teknologi ini perlu dikembangkan
biji_kakao menjadiJetengah jadi yang berasal dari 100 kg
ii _kakao ering diperoleh 80,10 kg
jasta coklat, 39,10 kg lemak coklat dan
1 kg bungkilcoklat
ihuinya teknologi_pengolahan_ biji
ring menjadi produk olahan setengah
ifdi diharapkan dapat meningkatkan nitai
t#mbah kakao dan sekaligus dapat
Jeningkatkan pendapatan petani kakao.
Dengan di-
FTAR PUSTAKA
lisnawi. 2004. Pola Agroindustri Untuk
Pengembangan Industri Kakao
Skala Usaha Kecil/Menengah Di
Indonesia. Prosiding Simposium
Kakao. Jogjakarta, 4 - 5 Oktober
2004.
lato, S., S. Widyotomo dan Handaka.
2002 Disain Teknologi
Pengolahan Pasta, Lemak dan
Bubuk Cokelat untuk Kelompok
Tani. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Badan —Litbang Pertanian,
Departemen Pertanian. Diakses
melalui _http://pustaka. bogor.net.
24 Juli 2008.
Balai Pengkajian Tekologi Pertanian (BPTE) Sulawesi Tenggara
Buletin TeRnologi dan Informasi Pertanian, POO8
Mulato, S., S. Widyotomo, Misrbwi,
‘Sahe.i dan E. Suharyanto. 2)04.
Petunjuk Teknis Pengoldhan
Produk Primer dan Sekul
Kakao. Bagian Proyek Penelftian
dan Pengembangan Kopi dan
Kakao, Pusat Penelitian Kopijian
Kakao Indonesia.
cil
Menengah. Prosiding Simpoqum
Kakao. Pusat Pen
Kakao Indonesi
‘Oktober 2004,
Jogjakarta
Warta Penelitian
Pengembangan Pertanian.
():2 halaman,
Yusianto, T. Wahyudi dan Sulisty.
1998. Pengolahan
Pengaruhnya Terhai
Kakao. Makalah Disampai
pada Acara Pelatihan Uji Citarhsa
Kakao Tanggal 27 - 29 Oktober
1998 di Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao, Jember.