Anda di halaman 1dari 21

TUGAS ILMU BEDAH

KONSEP PEMBEDAHAN ONKOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 3
Chamelya
Stevanus Galih Kurniawan
Diana Zahrotun Nisa
Walterius Hugo

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI ALIH JENJANG DIV KEPERAWATAN MALANG
2015/2016

Bedah Onkologi
1.1 Pengertian & Gambaran Umum
Operasi onkologi adalah cabang ilmu kedokteran yang merujuk pada metode untuk
mengobati tumor yang bersifat kanker. Tujuan utamanya adalah mengangkat pertumbuhan
kanker abnormal yang menginfeksi tubuh, melalui operasi. Meskipun mengangkat kanker
tidak berarti menyembuhkan penyakit tersebut, tindakan ini dianggap sebagai komponen
penting dalam pengobatan kanker, dan sebagai dasar penanganan kanker. Tindakan operasi
onkologi seringkali didukung dengan tindakan tambahan, seperti kemoterapi, terapi radiasi,
dan pengobatan biologis. Cabang ini menjadi hal yang berbeda dengan operasi umum, karena
lebih khusus pengobatan kanker terpusat yang diciptakan sebagai respon terhadap
pertumbuhan penyakit kanker yang meningkat. Operasi onkologi juga terus berkembang,
karena teknik operasi tradisional telah berubah menjadi modern, dan tidak begitu berisiko.
1.2 Orang yang Harus Melakukan dan Hasil yang Dapat Diharapkan
Operasi onkologi adalah pengobatan medis yang dibutuhkan untuk menangani orangorang yang sakit karena adanya pertumbuhan kanker. Operasi yang dilakukan dapat
mengangkat tumor yang tumbuh atau memperbaiki bagian tubuh, di mana kanker telah
menyebar. Dengan demikian, operasi onkologi atau kanker, dikategorikan berdasarkan
tujuannya, yaitu:

Operasi Pencegahan Mereka yang memiliki risiko tinggi mengembangkan


penyakit kanker karena riwayat kesehatan keluarga atau kondisi genetik yang telah
ada, dapat melakukan pencegahan tanpa menunggu munculnya tumor ganas.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah kanker berkembang dari awal. Operasi
onkologi jenis ini, mengangkat jaringan atau organ yang rentan terhadap jenis kanker
yang mungkin berkembang pada tubuh orang tersebut. Sebagai contoh, wanita dengan
riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara, dapat memilih melakukan
mastektomi walaupun tanpa didiagnosa mengidap kanker.

Operasi pemeriksaan Operasi onkologi terkadang dilakukan untuk memastikan


tumor yang dicurigai sebagai kanker, biasanya dengan mengambil sampel kecil dari
tumor sehingga dapat dipelajari di bawah mikroskop. Tindakan ini, disebut sebagai
biopsi, dapat dilakukan dengan teknik minimal invasif, dan merupakan cara paling
efektif untuk menentukan, apakah tumor yang ada ganas atau jinak (non-kanker).

Menentukan stadium kanker Klasifikasi kanker kadang membutuhkan beberapa


kali operasi; ini dilakukan untuk menentukan stadium kanker, yang merupakan faktor
penting dalam membuat rencana pengobatan bagi pasien. Operasi dalam bentuk ini
dijalankan untuk mengevaluasi ukuran tumor dan memeriksa apakah kelenjar getah
bening telah terinfeksi.

Pengobatan awal Dalam banyak kasus kanker, operasi adalah awal dari pengobatan
kanker dengan tingkat kesuksesan yang tinggi, karena tindakan ini akan mengangkat
tumor yang ganas dari tubuh. Jika infeksinya masih bersifat lokal dan belum
menyebar ke bagian tubuh lain, pemoperasian cukup untuk mengobati penyakit.
Namun, jika sebaliknya pasien akan membutuhkan terapi lainnya.

Menghilangkan beberapa gejala Operasi kanker adalah tindakan yang dapat juga
digunakan untuk menghilangkan beberapa gejala yang dialami pasien karena panyakit
ini, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh tumor yang menenkan saraf atau tumor
yang mempersempit saluran usus.

1.3 Cara Kerja Operasi Kanker


Operasi kanker dilakukan dengan banyak cara, baik menggunakan teknik tradisional
ataupun modern. Operasi kanker tradisional adalah mengangkat seluruh tumor ganas dari
tubuh; untuk melakukan hal ini, dokter bedah akan membuat sayatan, tidak hanya untuk
mengangkat tumor yang teinfeksi, namun juga jaringan sehat di sekitarnya; ini dilakukan
guna memastikan bahwa kanker telah sepenuhnya terangkat. Dalam beberapa kasus, kelenjar
getah bening yang terinfeksi juga perlu diangkat dengan operasi.
Selain operasi terbuka tradisional, kanker juga dapat diobati dengan operasi menggunakan
teknologi-teknologi tertentu, seperti:

Cryosurgery Operasi jenis ini bekerja dengan membekukan tumor untuk


menghancurkan sel kanker. Tindakan ini juga bekerja sebagai operasi onkologi
pencegahan.

Electrosurgery Operasi ini menggunakan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk
menghancurkan sel kanker. Operasi jenis ini paling efektif dilakukan pada kanker
kulit atau mulut.

Operasi laser Teknologi laser adalah alat lainnya yang efektif untuk mengobati
kanker, karena intensitas cahaya laser yang tinggi mampu untuk menciutkan dan
menguapkan sel kanker dalam tubuh. Teknik ini secara luas lebih disukai karena

teknologi laser memungkinkan dokter bedah mengenai bagian dengan sel kanker
secara spesifik, sehingga meminimalisir rusaknya sel yang sehat.

Operasi dengan bantuan robot Operasi bedah dengan bantuan robot


memungkinkan dokter bedah untuk melakukan bedah yang dipandu dengan gambar 3
dimensi pada bagian yang terinfeksi. Alat-alat bedah terhubung dengan tangan robot
yang dapat dikendalikan yang membuat dokter bedah dapat melakukan tindakan
hanya dengan mengendalikan manuvernya. Ini seringkali dilakukan hanya untuk
mengoperasi bagian yang sulit dijangkau.

Operasi Mohs Cara paling efektif untuk menghilangkan sel kanker yang
menjangkit di bagian kuliy yang sensitif adalah operasi Mohs. Tindakan ini
menghilangkan pertumbuhan kanker selapis demi lapis hingga seluruh sel yang
terinfeksi berhasil dihilangkan.

Operasi Orifisium Saat ini masih dikembangkan, teknologi operasi kanker ini
bertujuan untuk menghilangkan sel yang terjangkit pada organ perut tanpa perlu
membuat sayatan. Alat-alat bedah ini memanfaatkan lubang alami tubuh yang
terbuka, seperti mulut, vagina, atau rektum.

Jenis kanker tertentu membutuhkan operasi khusus, dikategorikan berdasarkan jenis


kanker yang diobati atau teknologi yang digunakan selama tindakan operasi. Kanker paruparu seringkali membutuhkan bedah untuk mengangkat satu atau kedua paru-paru pasien,
tindakan ini disebut sebagai lobektomi dan pneumonektomi. Pada kasus kanker payudara,
pasien perlu melakukan mastektomi, yang mengacu pada pengangkatan seluruh payudara,
atau lumpektomi, di mana hanya sebagai payudara terjangkit yang diangkat.
1.4 Komplikasi dan Risiko
Semua tindakan operasi memiliki risiko. Risiko dari bedah kanker adalah:

Rasa sakit Ini merupakan hal yang normal, merasakan sakit setelah operasi
pembedahan untuk menghilangkan kanker. Namun, beberapa tindakan, menyebabkan
rasa sakit lebih karena lokasi kankernya, dan seberapa luasnya, serta teknik yang
digunakan.

Infeksi Seperti bedah lainnya, bagian yang dioperasi rentan terhadap infeksi,
terutama saat operasi baru selesai. Dokter penyakit dalam atau onkologis yang
memeriksa pasien dapat menyediakan instruksi perawatan paska operasi yang benar
untuk menjauhkan infeksi. Jika infeksi terjadi, maka pasien membutuhkan antibiotik.

Terganggunya fungsi organ Tidak ada jaminan bahwa organ atau bagian tubuh
yang terjangkit akan berfungsi secara normal setelah operasi pengobatan kanker.
Faktanya, beberapa operasi membutuhkan pengangkat seluruh bagian organ. Setelah
operasi, pasien akan diajarkan bagaimana hidup dengan fungsi organ yang terganggu.

Pembekuan darah Meskipun risiko terjadinya pembekuan darah sangat kecil, ini
adalah risiko yang dimiliki hampir semua jenis operasi bedah. Komplikasi serius ini
biasanya muncul selama masa penyembuhan dan dapat menyebabkan rasa sakit luar
biasa serta pembengkakan.

Pendarahan Seperti operasi lainnya, bedah kanker membawa risiko pendarahan


tertentu.

Adapun beberapa kasus-kasus di bedah onkologi


1. Kanker Payudara / Ca mamae
2. Fibro adenoma mamae/ FAM
3. Liphoma
4. Atherom
5. Struma
6. Basalioma
7. Ca lidah
8. Limphoma
9. Mamae aberan
10. Pyiloides

MASTEKTOMI RADIKAL MODIFIKASI (MRM)


A. Definisi

Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada


keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya
disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc TANPA
mengangkat m.pektoralis major dan minor.
B. Ruang lingkup

Payudara adalah masa stroma dan parenkhim payudara yang terletak di dinding torak
anterior antara ICS II dan VI dan parasternal sampai dengan garis axilaris medius. Payudara
mendapat vaskularisasi utama dari cabang a. mammaria interna, a. Torakoakromialis dan
cabang a. Interkostalis 3,4,5.
KGB regional pada payudara adalah KGB aksila, supra dan infraklavikula serta
mammaria interna. KGB aksila dibagi atas 3 zona yaitu Level I, II dan III. Level I adalah
KGB yang terletak lateral dari muskulus pektoralis minor, level II adalah KGB yang terletak
dibelakang m.pektoralis minor dan Level III adalah KGB yang terletak medial dari
m.pektoralis minor. Disamping itu juga ada KGB interpektoral atau disebut Rotter.
Tumor pada payudara dibagi atas :
Tumor jinak : fibroadenoma, kista,
Tumor ganas : invasif duktal, invasif lobular dan varian lainnya (mukoid, papiler , meduler,
kribriform dll)
Keganasan insitu : insitu lobular, insitu duktal dan mikroinvasif
Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara, belum diketahui karena bersifat
multifaktorial.
Faktor resiko kanker payudara:

Usia > 35 tahun


Menarche < 12 tahun
Menopause > 55 tahun
Nullipara
Riwayat keluarga (orang tua, saudara kandung ) dengan kanker payudara
Diagnosa kanker payudara ditegakkan dengan :

Diagnosa konfirmasi keganasan : pemeriksaan klinis, FNA & pencitraan ( mamografi

dan/atau USG payudara. (tripple diagnostic)


Diagnosa stadium kanker payudara : pemeriksaan klinis- laboratorium dan pencitraan
( foto toraks/paru- USG liver/abdomen- k/p bone scanning ).
Pada keadaan dimana salah satu komponen dari triple diagnostic mengalami ketidak

sesuaian interpretasi maka dikerjakan biopsi dengan pemeriksaan potong beku (bila ada
fasilitas) atau biopsi saja dulu untuk mengetahui jenis histopatologinya. Terapi berikutnya
tergantung dari hasil histopatologinya
C. Indikasi operasi

Kanker payudara stadium dini (I,II)


Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
Keganasan jaringan lunak pada payudara.
D. Kontra indikasi operasi
Tumor melekat dinding dada
Edema lengan
Nodul satelit yang luas
Mastitis inflamatoar
E. Diagnosa banding
Keganasan lainnya dari payudara ( sarkoma-limfoma dll ).
Tumor phylodes ( ganas dan jinak ).
Mastitis yang luas ( terutama mastitis tuberkulosa )
F. Pemeriksaan penunjang
Mandatory
Mamografi dan/atau USG payudara
Foto toraks
FNAB tumor payudara
USG liver/abdomen
pemeriksaan kimia darah lengkap untuk persiapan operasi

Oprional
bone scanning
pemeriksaan kimia darah/ tumor marker : CEA, Ca 15-3, CA 125

G. Tekhnik operasi

Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi
diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.

2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian
bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma
kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas
didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril
dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa
steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted,
insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian
dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap
bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus
dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan,
terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat
sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan
maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi
simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level
III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa
aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke
jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis
longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya
didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu
kesatuan (en bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi

Dini

: pendarahan,
lesi n. Thoracalis longus wing scapula
Lesi n. Thoracalis dorsalis.

Lambat : infeksi
nekrosis flap
wound dehiscence
seroma
edema lengan
kekakuan sendi bahu kontraktur
H. Mortalitas

hampir tidak ada


I. Perawatan pasca bedah

Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi drain,


memeriksa Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin dengan melatih
pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain < 20 cc/24 jam.
Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya lebih sedikit. Jahitan
dilepas umumnya hari ke10 s/d 14.
J. Follow up

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan


Tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan
Setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan
Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
Thorax foto : tiap 6 bulan
Lab. Marker : tiap 2-3 bulan
Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi
USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

EXTIRPASI KISTA DUKTUS TIROGLOSUS (PROSEDUR SISTRUNK )


A. Definisi
Pengangkatan kista duktus tiroglossus beserta salurannya, hanya memotong sebagian
kartlago hyoid pada tempat menempelnya duktus tiroglosus, sampai ke pangkalnya di
pangkal lidah.
B. Ruang lingkup

Benjolan sehingga kartilago hyoid, di garis tengah, dan ikut bergerak saat menelan
dan saat menjulurkan lidah.
C. Indikasi operasi
Kista duktus tiroglossus.
D. Kontra indikasi Operasi
Ko-morbiditas berat
E. Diagnosis Banding
Kista desmoid
Struma nodosa ismus
F. Pemeriksaan Penunjang
USG, FNA
Teknik Operasi
Menjelang operasi:

Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang


akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan
dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. ( Informed consent ).

Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

Tahapan operasi:

Dilakukan di kamar operasi, dengan anestesi umum, intubasi orotrakeal.

Posisi penderita telentang, hiperekstensi dengan ganjal bantal di pundaknya.

Meja operasi sedikit head up 20-25 derajat.

Desinfeksi lapangan operasi dengan lar. Hibitane alkohol 70% 1 : 1000

Lapangan operasi dipersempit dengan kain steril.

Insisi kolar, sesuai garis Langens tepat di atas tumor, sepanjang 5 cm,
diperdalam sampai fasia koli superfisialis. Perdarahan dirawat.

Dibuat flap ke atas sampai submental, dan flap ke bawah sampai 2 cm di kaudal
tepi bawah kista .

Flap atas dan bawah diteugel dengan menjahitkan ke kain dengan benang sutera
2/0.

Dengan dobel pinset, fasia koli superfisialis dibuka pada garis median. Dengan
menyisihkan otot pretrakealis ke kanan-kiri akan tampak dinding kista.

Kista dibebaskan secara tajam dari jaringan sekitar.

Origo m.hioglossus bagian tengah dibebaskan dari kartilago hioid dengan pisau.
Demikian juga bagian- bagian medial dari m.tirohioid yang menempel di hioid.

Dengan pemotong tulang, kartilago hioid dipotong kurang lebih 1 1,5 cm pada
bagian tengah dimana saluran kista tiroglossus melekat kartilago hioid.

Kista beserta kartilago hioid dielevasi ke kranial sehingga dapat dilihat dan
diikuti salurannya yang menuju ke arah dasar lidah. Bila perlu isi kista diaspirasi
sebagian, kemudian dimasukkan metilin biru ke dalamnya sehingga saluran bisa
nampak lebih jelas.

Saluran kista diikuti dan dibebaskan keproksimal sampai ujung.

Dibuat ligasi dengan benang sutera 2/0 pada ujung saluran, dan dipotong pada
distal dari ligasi tersebut.Kontrol perdarahan

Pasang drain handschoen. Untuk penderita yang rawat inap maka dipasang drain
Redon.

Fasia koli dan lemak dijait lapis demi lapis dengan dexon atau vicryl 3/0, kulit
dijahit simpul dengan dermalon atau ethilon 4/0 atau 5/0 drain handschoen
difiksasi pada kulit.

Komplikasi operasi

Komplikasi dini pasca operasi

Perdarahan

Infeksi.

Fistel

Residif

Mortalitas
Mortalitas rendah
Perawatan Paskabedah

Infus dilanjutkan dari sisa kamar operasi, bila sudah sadar baik boleh minum sedikitsedikit dan bila tidak ada gangguan bisa minum bebas, dan boleh makan.

Hari ke-3 handschoen drain dilepas, dan bisa dilanjutkan kontrol poliklinis.

Hari ke-7 jahitan kulit angkat.

Follow-Up
Kontrol tiap tiga bulan selama 3 bulan

EKSISI TUMOR JINAK PAYUDARA


A.Definisi
Tumor jinak mamma ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mamma.
Termasuk : Tumor jinak jaringan lunak mamma, lipoma, hemangioma mamma. Untuk
mudahnya disini dimasukkan pula displasia mamma
Tidak termasuk :Tumor jinak kulit mamma
B. Ruang lingkup
Lesi jinak payudara
C. Manifestasi klinis
Tumor jinak mamma maupun tumor non neoplasma bermanifestasi sebagai:
1. Tumor pada mamma
2. Jaringan mamma yang padat dan noduler.
3. Nyeri pada mamma
D. Gambaran klinis
1. FIBROADENOMA MAMMA
Tumor pada mamma yang:

Timbul pada wanita muda, 15-30 tahun

Membesar sangat pelan, dalam tahunan

Bentuk bulat atau oval

Batas tegas

Tidak besar, 2- 5 cm

Permukaan rata

Konsistensi padat kenyal

Sangat mobil dalam korpus mamma

Tidak ada tanda invasi atau metastase

Dapat singel atau multipel.

>4 cm diperlukan FNA untuk menyingkirkan kemungkinan tumor filodes

2. TUMOR FILODES
Tumor pada mamma yang:

o Bentuk bulat atau oval


o Batas tegas
o Besar > 5 cm
o Permukaan dapat berbenjol-benjol
o Tidak melekat dengan kulit atau m.pektoral sangat mobil dalam korpus mamma
o Tidak ada tanda invasi atau metastase
o Vena subkutan melebar.
3. DISPLASIA MAMMA Ada 3 varian
(1). Tanpa tumor yang jelas
o Keluhan nyeri pada mamma yang siklis sesuai dengan siklus menstruasi. Nyeri
pada mamma pra menstruasi dan menghilang setelah menstruasi.
o Jaringan mamma padat, menyeluruh atau segmental, uni atau bilateral. noduler
(Fibrosklerosis, ) mengeras (Fibrosklerosis, ).
(2). Berbentuk tumor
1. Kista: dapat uni atau bilateral
Kista berisi cairan serous atau keruh
Singel (Kista mamma singel)
Multipel (Kista mamma multipel)
2. Tumor padat
Bentuk tidak teratur
Batas tidak tegas
Sering multipel dan bilateral
Tumor padat ini sering sukar dibedakan dengan kanker mamma.
3. Bentuk campuran padat.
Mamma padat noduler disertai tumor baik yang kistus maupun yang padat
4. HIPERTROFI MAMMA
(1). Mamma membesar jauh melebihi ukuran normal untuk orang itu.
(2). Kelainan dapat uni atau bilateral
(3). Dapat ditemukan pada:
1. Bayi : disebut Hipertrofi mamma neonatorium
2. Anak-anak: disebut Hipertrofi mamma pre-pubertal
3. Laki-laki : disebut Ginekomasti
5. CAIRAN PUTING SUSU (NIPPLE DISCHARGE)

Cairan yang keluar spontan dari puting susu diluar laktasi dapat disebabkan oleh:
1. Intraduktal papilloma
2. Displasia mamma
3. Mastitis
4. Kanker mamma
5. Galaktore
6. Trauma, dll.
C. INDIKASI OPERASI
Lesi jinak yang memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif
D. KONTRA INDIKASI OPERASI
Bukan lesi maligna
Tidak ada komorbid yang berat
E. DIAGNOSIS BANDING TUMOR JINAK PAYUDARA
Karsinoma payudara
Displasia mamma
Hipertrofi mammma
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pada pemeriksaan klinis jelas suatu tumor jinak, pemeriksaan penunjang klinis (triple
diagnostic) dikerjakan bila diperlukan, tergantung kepada ada atau tidaknya faktor resiko
pada penderita (usia, riwayat keluarga, tumor payudara multipel atau residif ).
Imaging: USG mamma, mammografi kadang-kadang MRI payudara
Sitologi atau histopatologi ; FNA, imprint sitologi dari cairan puting susu, core biopsy
atau open biopsy
Teknik Operasi
Prosedur

Dengan pembiusan general, punggung penderita diganjal bantal tipis, sendi bahu
diabduksikan ke arah kranial.

Lokasi tumor ditandai dengan spidol/ tinta.

Desinfeksi lapangan operasi (dibawah klavikula), midsternal, linea aksilaris posterior,


sela iga ke / clan 8, dengan larutan desinfektan povidone iodine 105.

Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril. Bila memungkinkan insisi


dikerjakan sirkumareolar, tetapi bila lokasi tumor cukup jauh dari areola (>4 cm),

maka insisi dikerjakan di atas tumor sesuai dengan garis Langer atau diletakkan pada
daerah-daerah yang tersembunyi.

Untuk insisi sirkumarelar maka puting susu dipegang dengan jari telunjuk dan ibu
jari, dilakukan marker insisi. Dengan pisau dilakukan insisi periareolar sampai fasia
superfisialis subkutan.

Flap kulit diangkat keatas dengan bantuan hak tajam, dengan gunting dilakukan
undermining sepanjang fasia superfisial kearah lokasi tumor.

Rawat perdarahan, lalu identifikasi tumor.

Jepit jaringan sekitar tumor pada 3 tempat dengan kocher, lalu dilakukan eksisi tumor
sesuai tuntunan kocher.

Rawat perdarahan lagi, orientasi seluruh bed tumor lalu dipasang redon drain dengan
lubang di kuadran lateral bawah (bila menggunakan penrose drain, darin
dikeluarkan di garis insisi).

Jahit subkutan fat dengan plain cat gut 3.0.

Jahit kulit dengan. prolene 4.0.

Luka operasi ditutup dengan kasa betadine.

Dilakukan dressing luka operasi dengan teknik suspensi payudara (BH buatan) tanpa
mengganggu gerakan sendi bahu.

Komplikasi operasi
a. Perdarahan : hemostasis yang kurang baik akan menyebabkan perdarahan dan terjadi
hematom
b. Infeksi
Mortaalitas
Tidak ada
Perawatan Pasca Bedah

Drain handschoen/penrose diangkat hari ke 2, drain continous dilepas bila produksi


< 10 cc/24 jam

Jahitan diangkat pada hari ke 7 -10.

Bila masih ada seroma dapat dilakukan aspirasi.

Follow-Up
Pemeriksaan klinis 3-6 bulan pasca bedah, imaging kadang-kadang dilakukan terutama
bila ada

tumor yang residu.

LIPOMA
A. Definisi
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan
otot. Lipoma bisa bergerak atau bergeser jika ditekan dengan jari secara perlahan-lahan dan
terasa lunak. Ketika ditekan, lipoma biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
Lipoma tidak memerlukan perawatan karena biasanya tidak berbahaya dan tidak bersifat
kanker, namun operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma yang diderita tumbuh
besar dan mulai menimbulkan rasa sakit. Sebagian pasien memiliki lebih dari satu lipoma dan
umumnya orang-orang paruh baya yang lebih sering terkena lipoma.
B. Gejala Lipoma
Lipoma bisa muncul di bagian tubuh manapun. Berikut ini adalah beberapa gejala atau
ciri-ciri lipoma:

Ukuran lipoma biasanya memiliki diameter kurang dari 5 cm, namun ukurannya bisa
bertambah besar karena lipoma bisa tumbuh.

Jika ditekan menggunakan jari, lipoma akan mudah bergerak, serta terasa lembek.

Lipoma terletak di bawah kulit dan biasa muncul di area punggung, paha, leher,
lengan, perut, atau bahu.

Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung banyak pembuluh darah atau
menekan saraf di sekitarnya, lipoma akan terasa sakit.

Lipoma bisa tumbuh lebih besar dan lebih dalam, namun hal ini jarang terjadi. Jika
tumbuh benjolan di area tubuh manapun, segera temui dokter untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
Selain lipoma ada juga penyakit lain yang menyebabkan tumbuhnya benjolan berisi
cairan, biasanya nanah, di bawah kulit yaitu disebut kista. Berikut ini adalah beberapa
perbedaan antara lipoma dengan kista:

Jika disentuh, lipoma akan terasa lunak, namun kista akan terasa keras.

Lipoma terletak lebih dalam di bawah kulit, sedangkan kista dekat dengan permukaan
kulit.

Lipoma tidak menyebabkan peradangan pada kulit, tapi kista bisa menyebabkan kulit
membengkak dan berwarna kemerahan.

C. Penyebab Lipoma
Penyebab pasti lipoma belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena lipoma.

Faktor genetika kemungkinan berperan dalam munculnya lipoma.

Walau lipoma bisa menimpa orang pada segala usia, namun lebih sering terjadi pada
orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun, dan jarang menimpa anak-anak.

Orang-orang yang menderita penyakit tertentu, seperti sindrom Cowden, sindrom


Gardner, dan adiposis dolorosa.

D. Diagnosis Lipoma
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis lipoma, seperti pemeriksaan fisik dan
pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan biopsi.
Untuk membedakan benjolan lipoma dari benjolan kista, bisa dilakukan pemeriksaan dengan
ultrasound.
Jika lipoma yang timbul memiliki bentuk yang tidak biasa, berukuran besar, dan terlihat
lebih dalam dari jaringan lemak, diagnosis dapat dilakukan dengan tes pencitraan, seperti CT
scan atau MRI. Dan jika lipoma yang muncul tumbuh dengan cepat, terasa sakit dan tidak
bergerak di bawah kulit, ada kemungkinan itu adalah liposarcoma atau tumor ganas yang
tumbuh di jaringan lemak.
E. Perawatan Lipoma
Ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan jika lipoma yang tumbuh menimbulkan
rasa yang tidak nyaman, sakit atau mengganggu, dan terus berkembang.
Anda bisa melakukan sedot lemak menggunakan jarum atau selang besar untuk
menyingkirkan gumpalan lemak. Alternatif lain adalah dengan melakukan suntik steroid
untuk menyusutkan lipoma, namun biasanya tidak bisa untuk menghilangkan lipoma
seluruhnya.
Cara terakhir dan paling banyak dilakukan adalah melalui operasi pengangkatan lipoma.
Biasanya lipoma tidak akan tumbuh kembali setelah diangkat, namun bisa menimbulkan efek
samping seperti memar dan bekas luka.

FIBRO ADENOMA MAMAE (FAM)

Fibro Adenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak dari kelenjar dan jaringan ikat
pada payudara. FAM yang tumbuh dipayudara akan teraba sebagai benjolan bulat yang
memiliki batas tegas.
Fibro Adenoma Mammae (FAM) mudah digerakan, konsistensi padat dan kenyal,
kadang-kadang terasa nyeri bila ditekan.

Penatalaksanaan Pembedahan Fibro Adenoma Mammae (FAM)


Sebelum pembedahan /operasi dimulai, Instrumentator yang handal telah menyiapkan segala
kebutuhan operasi. Seperti, menata instrumen dengan benar dan menyediakan kebutuhan
operasi, sebagai berikut :
Persiapan Instrumen Bedah pada Pembedahan Fibro Adenoma Mammae (FAM)

1. Clamp lurus kecil 2 buah


2. Clamp bengkok kecil 2 buah
3. Clamp bengkok sedang 2 buah
4. Allys 1 buah
5. Needle holder 2 buah
6. Towel clips 4 buah
7. Tangkai pisau No. 20 atau 22 sebanyak 1 buah
8. Gunting jaringan 1 buah
9. Gunting benang 1 buah
10. Hak / Eyelide 2 buah
11. Nierbeken 1 buah
12. Kom betadine 1 buah

13. Desinfektan forcep 1 buah


(Perhatian..!! : Biasanya alat/instrumen diatas sudah diset dalam satu paket, pelabelan atau
nama set berbeda tiap Rumah Sakit / tergantung dari Rumah Sakit setempat)
Cara Kerja / Teknik Pembedahan Fibro Adenoma Mammae (FAM)

Setelah pasien dilakukan Anestesi / pembiusan


1. Atur posisi pasien telentang dengan punggung diganjal dengan botol cairan infus agar
payudara / lokasi FAM membumbung kedepan.
2. Tandai lokasi sayatan dengan spidol atau pulpen
3. Team Work cuci tangan
4. Pasang jas operasi dan sarung tangan sesuai protap
5. Lokasi FAM di disinfeksi secara melingkar dengan betadine
6. Tutupi seluruh tubuh pasien dengan kain steril, pasang duk besar dan duk kecil
sehingga yang tampak lokasi yang akan disayat / lokasi FAM
7. Bersihkan sisa betadine yang menempel di kulit dengan qaas alkohol
8. Sebelum penyayatan dimulai, Uji efek anestesi dengan pinset chirurgi, jika rasa nyeri
telah hilang, penyayatan siap dilakukan.
9. Gunakan pisau operasi no : 20-22
10. Kendalikan perdarahan dengan dram qaas dan jepit ujung pembuluh darah yang
terputus dengan clamp bengkok, kemudian bisa digunakan elektrik cauter untuk
koagulasi atau ikat ujung pembuluh darah dengan benang silk 2/0 atau plain 2/0.
11. Kuak lokasi sayatan dengan Eyelide ( mengangakan daerah subkutis, sehingga terlihat
FAM yang akan diangkat)
12. Fiksasi FAM dengan Allys
13. Bebaskan FAM dari jaringan sekitar dengan gunting atau dengan elektrik cauter,
sewaktu pembebasan dengan gunting, Allys berfungsi untuk mengangkat FAM yang
telah terfiksasi.
14. Setelah FAM dibebaskan dan terangkat dari sarangnya, jika ada perdarahan hentikan
dengan kiat pada poin ke 11 diatas
15. Jahit jaringan bekas FAM dengan benang cromich 2/0
16. Jika diperlukan, pasang drain untuk mengontrol perdarahan
17. Jahit sub kutis dengan plain 2/0
18. Jahit cutis / kulit dengan teknik subkutikuler menggunakan benang plain 4/0 atau
vicril 4/0 atau dengan premilene 4/0 cutting non atraumatik.

19. Setelah luka terjahit dengan rapi sampai ke kulit, maka bekas luka ditutup dengan
qaas tambah betadine dan di fiksasi dengan plester.
20. Pasien dirapikan dan dirawat di Recovery Room (Ruang Sadar).

DAFTAR RUJUKAN

National Cancer Institute. Chemotherapy and you: support for people who have
cancer. Available at: http://www.cancer.gov/cancertopics/coping/chemotherapy-andyou. Accessed January 8, 2015.

Niederhuber JE, Armitage JO, Doroshow JH, Kastan MB, Tepper JE, eds. Abeloffs
Clinical Oncology. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Churchill Livingstone; 2014.

Perry MC. Approach to the patient with cancer. In: Goldman L, Schafer AI, eds.
Goldmans Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012:chap
182.

Siegel RL, Miller KD, Jemal A. Cancer statistics, 2015. CA Cancer J Clin. 2015;65:529.

http://medianers.blogspot.com/2012/02/teknik-pembedahan-fibro-adenomamammae.html

Anda mungkin juga menyukai