Tugas Ilmu Bedah Kel 3 Onkologi
Tugas Ilmu Bedah Kel 3 Onkologi
Disusun oleh :
Kelompok 3
Chamelya
Stevanus Galih Kurniawan
Diana Zahrotun Nisa
Walterius Hugo
Bedah Onkologi
1.1 Pengertian & Gambaran Umum
Operasi onkologi adalah cabang ilmu kedokteran yang merujuk pada metode untuk
mengobati tumor yang bersifat kanker. Tujuan utamanya adalah mengangkat pertumbuhan
kanker abnormal yang menginfeksi tubuh, melalui operasi. Meskipun mengangkat kanker
tidak berarti menyembuhkan penyakit tersebut, tindakan ini dianggap sebagai komponen
penting dalam pengobatan kanker, dan sebagai dasar penanganan kanker. Tindakan operasi
onkologi seringkali didukung dengan tindakan tambahan, seperti kemoterapi, terapi radiasi,
dan pengobatan biologis. Cabang ini menjadi hal yang berbeda dengan operasi umum, karena
lebih khusus pengobatan kanker terpusat yang diciptakan sebagai respon terhadap
pertumbuhan penyakit kanker yang meningkat. Operasi onkologi juga terus berkembang,
karena teknik operasi tradisional telah berubah menjadi modern, dan tidak begitu berisiko.
1.2 Orang yang Harus Melakukan dan Hasil yang Dapat Diharapkan
Operasi onkologi adalah pengobatan medis yang dibutuhkan untuk menangani orangorang yang sakit karena adanya pertumbuhan kanker. Operasi yang dilakukan dapat
mengangkat tumor yang tumbuh atau memperbaiki bagian tubuh, di mana kanker telah
menyebar. Dengan demikian, operasi onkologi atau kanker, dikategorikan berdasarkan
tujuannya, yaitu:
Pengobatan awal Dalam banyak kasus kanker, operasi adalah awal dari pengobatan
kanker dengan tingkat kesuksesan yang tinggi, karena tindakan ini akan mengangkat
tumor yang ganas dari tubuh. Jika infeksinya masih bersifat lokal dan belum
menyebar ke bagian tubuh lain, pemoperasian cukup untuk mengobati penyakit.
Namun, jika sebaliknya pasien akan membutuhkan terapi lainnya.
Menghilangkan beberapa gejala Operasi kanker adalah tindakan yang dapat juga
digunakan untuk menghilangkan beberapa gejala yang dialami pasien karena panyakit
ini, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh tumor yang menenkan saraf atau tumor
yang mempersempit saluran usus.
Electrosurgery Operasi ini menggunakan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk
menghancurkan sel kanker. Operasi jenis ini paling efektif dilakukan pada kanker
kulit atau mulut.
Operasi laser Teknologi laser adalah alat lainnya yang efektif untuk mengobati
kanker, karena intensitas cahaya laser yang tinggi mampu untuk menciutkan dan
menguapkan sel kanker dalam tubuh. Teknik ini secara luas lebih disukai karena
teknologi laser memungkinkan dokter bedah mengenai bagian dengan sel kanker
secara spesifik, sehingga meminimalisir rusaknya sel yang sehat.
Operasi Mohs Cara paling efektif untuk menghilangkan sel kanker yang
menjangkit di bagian kuliy yang sensitif adalah operasi Mohs. Tindakan ini
menghilangkan pertumbuhan kanker selapis demi lapis hingga seluruh sel yang
terinfeksi berhasil dihilangkan.
Operasi Orifisium Saat ini masih dikembangkan, teknologi operasi kanker ini
bertujuan untuk menghilangkan sel yang terjangkit pada organ perut tanpa perlu
membuat sayatan. Alat-alat bedah ini memanfaatkan lubang alami tubuh yang
terbuka, seperti mulut, vagina, atau rektum.
Rasa sakit Ini merupakan hal yang normal, merasakan sakit setelah operasi
pembedahan untuk menghilangkan kanker. Namun, beberapa tindakan, menyebabkan
rasa sakit lebih karena lokasi kankernya, dan seberapa luasnya, serta teknik yang
digunakan.
Infeksi Seperti bedah lainnya, bagian yang dioperasi rentan terhadap infeksi,
terutama saat operasi baru selesai. Dokter penyakit dalam atau onkologis yang
memeriksa pasien dapat menyediakan instruksi perawatan paska operasi yang benar
untuk menjauhkan infeksi. Jika infeksi terjadi, maka pasien membutuhkan antibiotik.
Terganggunya fungsi organ Tidak ada jaminan bahwa organ atau bagian tubuh
yang terjangkit akan berfungsi secara normal setelah operasi pengobatan kanker.
Faktanya, beberapa operasi membutuhkan pengangkat seluruh bagian organ. Setelah
operasi, pasien akan diajarkan bagaimana hidup dengan fungsi organ yang terganggu.
Pembekuan darah Meskipun risiko terjadinya pembekuan darah sangat kecil, ini
adalah risiko yang dimiliki hampir semua jenis operasi bedah. Komplikasi serius ini
biasanya muncul selama masa penyembuhan dan dapat menyebabkan rasa sakit luar
biasa serta pembengkakan.
Payudara adalah masa stroma dan parenkhim payudara yang terletak di dinding torak
anterior antara ICS II dan VI dan parasternal sampai dengan garis axilaris medius. Payudara
mendapat vaskularisasi utama dari cabang a. mammaria interna, a. Torakoakromialis dan
cabang a. Interkostalis 3,4,5.
KGB regional pada payudara adalah KGB aksila, supra dan infraklavikula serta
mammaria interna. KGB aksila dibagi atas 3 zona yaitu Level I, II dan III. Level I adalah
KGB yang terletak lateral dari muskulus pektoralis minor, level II adalah KGB yang terletak
dibelakang m.pektoralis minor dan Level III adalah KGB yang terletak medial dari
m.pektoralis minor. Disamping itu juga ada KGB interpektoral atau disebut Rotter.
Tumor pada payudara dibagi atas :
Tumor jinak : fibroadenoma, kista,
Tumor ganas : invasif duktal, invasif lobular dan varian lainnya (mukoid, papiler , meduler,
kribriform dll)
Keganasan insitu : insitu lobular, insitu duktal dan mikroinvasif
Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara, belum diketahui karena bersifat
multifaktorial.
Faktor resiko kanker payudara:
sesuaian interpretasi maka dikerjakan biopsi dengan pemeriksaan potong beku (bila ada
fasilitas) atau biopsi saja dulu untuk mengetahui jenis histopatologinya. Terapi berikutnya
tergantung dari hasil histopatologinya
C. Indikasi operasi
Oprional
bone scanning
pemeriksaan kimia darah/ tumor marker : CEA, Ca 15-3, CA 125
G. Tekhnik operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi
diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian
bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma
kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas
didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril
dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa
steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted,
insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian
dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap
bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus
dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan,
terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat
sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan
maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi
simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level
III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa
aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke
jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis
longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya
didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu
kesatuan (en bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi
Dini
: pendarahan,
lesi n. Thoracalis longus wing scapula
Lesi n. Thoracalis dorsalis.
Lambat : infeksi
nekrosis flap
wound dehiscence
seroma
edema lengan
kekakuan sendi bahu kontraktur
H. Mortalitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Benjolan sehingga kartilago hyoid, di garis tengah, dan ikut bergerak saat menelan
dan saat menjulurkan lidah.
C. Indikasi operasi
Kista duktus tiroglossus.
D. Kontra indikasi Operasi
Ko-morbiditas berat
E. Diagnosis Banding
Kista desmoid
Struma nodosa ismus
F. Pemeriksaan Penunjang
USG, FNA
Teknik Operasi
Menjelang operasi:
Tahapan operasi:
Insisi kolar, sesuai garis Langens tepat di atas tumor, sepanjang 5 cm,
diperdalam sampai fasia koli superfisialis. Perdarahan dirawat.
Dibuat flap ke atas sampai submental, dan flap ke bawah sampai 2 cm di kaudal
tepi bawah kista .
Flap atas dan bawah diteugel dengan menjahitkan ke kain dengan benang sutera
2/0.
Dengan dobel pinset, fasia koli superfisialis dibuka pada garis median. Dengan
menyisihkan otot pretrakealis ke kanan-kiri akan tampak dinding kista.
Origo m.hioglossus bagian tengah dibebaskan dari kartilago hioid dengan pisau.
Demikian juga bagian- bagian medial dari m.tirohioid yang menempel di hioid.
Dengan pemotong tulang, kartilago hioid dipotong kurang lebih 1 1,5 cm pada
bagian tengah dimana saluran kista tiroglossus melekat kartilago hioid.
Kista beserta kartilago hioid dielevasi ke kranial sehingga dapat dilihat dan
diikuti salurannya yang menuju ke arah dasar lidah. Bila perlu isi kista diaspirasi
sebagian, kemudian dimasukkan metilin biru ke dalamnya sehingga saluran bisa
nampak lebih jelas.
Dibuat ligasi dengan benang sutera 2/0 pada ujung saluran, dan dipotong pada
distal dari ligasi tersebut.Kontrol perdarahan
Pasang drain handschoen. Untuk penderita yang rawat inap maka dipasang drain
Redon.
Fasia koli dan lemak dijait lapis demi lapis dengan dexon atau vicryl 3/0, kulit
dijahit simpul dengan dermalon atau ethilon 4/0 atau 5/0 drain handschoen
difiksasi pada kulit.
Komplikasi operasi
Perdarahan
Infeksi.
Fistel
Residif
Mortalitas
Mortalitas rendah
Perawatan Paskabedah
Infus dilanjutkan dari sisa kamar operasi, bila sudah sadar baik boleh minum sedikitsedikit dan bila tidak ada gangguan bisa minum bebas, dan boleh makan.
Hari ke-3 handschoen drain dilepas, dan bisa dilanjutkan kontrol poliklinis.
Follow-Up
Kontrol tiap tiga bulan selama 3 bulan
Batas tegas
Tidak besar, 2- 5 cm
Permukaan rata
2. TUMOR FILODES
Tumor pada mamma yang:
Cairan yang keluar spontan dari puting susu diluar laktasi dapat disebabkan oleh:
1. Intraduktal papilloma
2. Displasia mamma
3. Mastitis
4. Kanker mamma
5. Galaktore
6. Trauma, dll.
C. INDIKASI OPERASI
Lesi jinak yang memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif
D. KONTRA INDIKASI OPERASI
Bukan lesi maligna
Tidak ada komorbid yang berat
E. DIAGNOSIS BANDING TUMOR JINAK PAYUDARA
Karsinoma payudara
Displasia mamma
Hipertrofi mammma
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pada pemeriksaan klinis jelas suatu tumor jinak, pemeriksaan penunjang klinis (triple
diagnostic) dikerjakan bila diperlukan, tergantung kepada ada atau tidaknya faktor resiko
pada penderita (usia, riwayat keluarga, tumor payudara multipel atau residif ).
Imaging: USG mamma, mammografi kadang-kadang MRI payudara
Sitologi atau histopatologi ; FNA, imprint sitologi dari cairan puting susu, core biopsy
atau open biopsy
Teknik Operasi
Prosedur
Dengan pembiusan general, punggung penderita diganjal bantal tipis, sendi bahu
diabduksikan ke arah kranial.
maka insisi dikerjakan di atas tumor sesuai dengan garis Langer atau diletakkan pada
daerah-daerah yang tersembunyi.
Untuk insisi sirkumarelar maka puting susu dipegang dengan jari telunjuk dan ibu
jari, dilakukan marker insisi. Dengan pisau dilakukan insisi periareolar sampai fasia
superfisialis subkutan.
Flap kulit diangkat keatas dengan bantuan hak tajam, dengan gunting dilakukan
undermining sepanjang fasia superfisial kearah lokasi tumor.
Jepit jaringan sekitar tumor pada 3 tempat dengan kocher, lalu dilakukan eksisi tumor
sesuai tuntunan kocher.
Rawat perdarahan lagi, orientasi seluruh bed tumor lalu dipasang redon drain dengan
lubang di kuadran lateral bawah (bila menggunakan penrose drain, darin
dikeluarkan di garis insisi).
Dilakukan dressing luka operasi dengan teknik suspensi payudara (BH buatan) tanpa
mengganggu gerakan sendi bahu.
Komplikasi operasi
a. Perdarahan : hemostasis yang kurang baik akan menyebabkan perdarahan dan terjadi
hematom
b. Infeksi
Mortaalitas
Tidak ada
Perawatan Pasca Bedah
Follow-Up
Pemeriksaan klinis 3-6 bulan pasca bedah, imaging kadang-kadang dilakukan terutama
bila ada
LIPOMA
A. Definisi
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan
otot. Lipoma bisa bergerak atau bergeser jika ditekan dengan jari secara perlahan-lahan dan
terasa lunak. Ketika ditekan, lipoma biasanya tidak menyebabkan rasa sakit.
Lipoma tidak memerlukan perawatan karena biasanya tidak berbahaya dan tidak bersifat
kanker, namun operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma yang diderita tumbuh
besar dan mulai menimbulkan rasa sakit. Sebagian pasien memiliki lebih dari satu lipoma dan
umumnya orang-orang paruh baya yang lebih sering terkena lipoma.
B. Gejala Lipoma
Lipoma bisa muncul di bagian tubuh manapun. Berikut ini adalah beberapa gejala atau
ciri-ciri lipoma:
Ukuran lipoma biasanya memiliki diameter kurang dari 5 cm, namun ukurannya bisa
bertambah besar karena lipoma bisa tumbuh.
Jika ditekan menggunakan jari, lipoma akan mudah bergerak, serta terasa lembek.
Lipoma terletak di bawah kulit dan biasa muncul di area punggung, paha, leher,
lengan, perut, atau bahu.
Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung banyak pembuluh darah atau
menekan saraf di sekitarnya, lipoma akan terasa sakit.
Lipoma bisa tumbuh lebih besar dan lebih dalam, namun hal ini jarang terjadi. Jika
tumbuh benjolan di area tubuh manapun, segera temui dokter untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
Selain lipoma ada juga penyakit lain yang menyebabkan tumbuhnya benjolan berisi
cairan, biasanya nanah, di bawah kulit yaitu disebut kista. Berikut ini adalah beberapa
perbedaan antara lipoma dengan kista:
Jika disentuh, lipoma akan terasa lunak, namun kista akan terasa keras.
Lipoma terletak lebih dalam di bawah kulit, sedangkan kista dekat dengan permukaan
kulit.
Lipoma tidak menyebabkan peradangan pada kulit, tapi kista bisa menyebabkan kulit
membengkak dan berwarna kemerahan.
C. Penyebab Lipoma
Penyebab pasti lipoma belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena lipoma.
Walau lipoma bisa menimpa orang pada segala usia, namun lebih sering terjadi pada
orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun, dan jarang menimpa anak-anak.
D. Diagnosis Lipoma
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis lipoma, seperti pemeriksaan fisik dan
pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan biopsi.
Untuk membedakan benjolan lipoma dari benjolan kista, bisa dilakukan pemeriksaan dengan
ultrasound.
Jika lipoma yang timbul memiliki bentuk yang tidak biasa, berukuran besar, dan terlihat
lebih dalam dari jaringan lemak, diagnosis dapat dilakukan dengan tes pencitraan, seperti CT
scan atau MRI. Dan jika lipoma yang muncul tumbuh dengan cepat, terasa sakit dan tidak
bergerak di bawah kulit, ada kemungkinan itu adalah liposarcoma atau tumor ganas yang
tumbuh di jaringan lemak.
E. Perawatan Lipoma
Ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan jika lipoma yang tumbuh menimbulkan
rasa yang tidak nyaman, sakit atau mengganggu, dan terus berkembang.
Anda bisa melakukan sedot lemak menggunakan jarum atau selang besar untuk
menyingkirkan gumpalan lemak. Alternatif lain adalah dengan melakukan suntik steroid
untuk menyusutkan lipoma, namun biasanya tidak bisa untuk menghilangkan lipoma
seluruhnya.
Cara terakhir dan paling banyak dilakukan adalah melalui operasi pengangkatan lipoma.
Biasanya lipoma tidak akan tumbuh kembali setelah diangkat, namun bisa menimbulkan efek
samping seperti memar dan bekas luka.
Fibro Adenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak dari kelenjar dan jaringan ikat
pada payudara. FAM yang tumbuh dipayudara akan teraba sebagai benjolan bulat yang
memiliki batas tegas.
Fibro Adenoma Mammae (FAM) mudah digerakan, konsistensi padat dan kenyal,
kadang-kadang terasa nyeri bila ditekan.
19. Setelah luka terjahit dengan rapi sampai ke kulit, maka bekas luka ditutup dengan
qaas tambah betadine dan di fiksasi dengan plester.
20. Pasien dirapikan dan dirawat di Recovery Room (Ruang Sadar).
DAFTAR RUJUKAN
National Cancer Institute. Chemotherapy and you: support for people who have
cancer. Available at: http://www.cancer.gov/cancertopics/coping/chemotherapy-andyou. Accessed January 8, 2015.
Niederhuber JE, Armitage JO, Doroshow JH, Kastan MB, Tepper JE, eds. Abeloffs
Clinical Oncology. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Churchill Livingstone; 2014.
Perry MC. Approach to the patient with cancer. In: Goldman L, Schafer AI, eds.
Goldmans Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012:chap
182.
Siegel RL, Miller KD, Jemal A. Cancer statistics, 2015. CA Cancer J Clin. 2015;65:529.
http://medianers.blogspot.com/2012/02/teknik-pembedahan-fibro-adenomamammae.html