Anda di halaman 1dari 9

A.

Rumusan Masalah
Pada praktikum ini, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana penyerapan ion secara selektif oleh akar?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Membuktikan adanya penyerapan ion secara selektif oleh akar.
C. Hipotesis
Pada praktikum ini, memiliki hipotesis sebagai berikut:
Ha = terdapat peristiwa penyerapan ion secara selektif oleh akar.
Ho = tidak terdapat peristiwa penyerapan ion secara selektif oleh akar.
D. Kajian Pustaka
1. Kacang Tanah
Kacang tanah termasuk tanaman semusim, berbatang jenis perdu,
tidak berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar. Dari
tipe tegak ada yang dapat mencapai tinggi batang 80 cm, tetapi rata-rata
tinggi tanaman subur 50 cm. Tipe menjalar dapat tumbuh ke segala arah
membentuk lingkaran, dengan garis tengah dapat mencapai 150 cm.
Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak
tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalah perakaran serabut,
yang merupakan akar sekunder.akar dapat tumbuh sedalam 40 cm. Pada
akar tumbuh bintil-bintil akar atau nodul, berisi bakteri Rhyzobium
japonicum. Pada akar kacang tanah ini terdapat epidemis,korteks,
endodermis, perisikel dan jaringan pengangkut (xylem dan floem) dan
empulur. Pada akar kacang tanah ini mempunyai tipe akar yang tetrad yang
mana di sini terdapat 4 kelompok protoxilem atau berkas xylem (Dinarto,
2012).
2. Akar
Akar memiliki struktur luar yang meliputi tudung akar, batang akar,
cabang akar (pada dikotil), dan bulu akar. Asal akar adalah dari akar
lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian
pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir
sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil

ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya


melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela (Adisarwanto,
2005).
Akar memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain biasanya terdapat di
dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke
air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya; tidak berbuku-buku, jadi
juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun
bagian-bagian lainnya; warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau
kekuning-kuningan; tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya
pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian
permukaan tanah; bentuk ujungnya seringkali meruncing (Adisarwanto,
2005).
Akar memiliki fungsi-fungsi khusus, antara lain menyokong dan
memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya; menyerap air dan
garam-garam mineral (zat-zat hara); mengangkut air dan zat-zat makanan
yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan; pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai
alat respirasi (Dwidjoseputro, 1985).
3. Sistem Transportasi Pada Tumbuhan
A. Permeabilitas Membran Sel
Sel tumbuhan dibatasi oleh dua lapis pembatas yang sangat berbeda
komposisi dan strukturnya. Lapisan terluar adalah dinding sel yang
tersusun atas selulosa, lignin, dan polisakarida lain. Dinding sel
memberikan kekakuan dan memberi bentuk sel tumbuhan. Pada beberapa
bagian, dinding sel tumbuhan terdapat lubang yang berfungsi sebagai
saluran antara satu sel dengan sel lainnya. Lubang ini disebut
plasmodesmata, berdiameter sekitar 60 nm, sehingga dapat dilalui oleh
molekul dengan berat molekul sekitar 1000 Dalton. Lapisan dalam sel
tumbuhan adalah membran sel. Permeabilitas membran tergantung pada
fluiditas inti hidrofobik membran dan aktivitas protein pengangkutnya.
Oleh karena itu, keadaan lingkungan yang dapat mengganggu keduanya

akan mempengaruhi permeabilitas membran terhadap suatu solute


(Radiman, 2002).
Salisbury

(1992)

mengatakan

transportasi

tumbuhan

adalah

transportasi bagi tumbuhan untuk mengedarkan semua hasil metabolisme.


Hasil metabolisme tersebut di edarkan keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
Tranpostasi tumbuhan dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan
antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal
masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang yang
direndam dalam air beberapa jam.
2. Difusi merupakan perpindahan zat-zat atau molekul-molekul dari
daerah

konsentrasi

tinggi

(hipertonik)

ke

konsentrasi

rendah

(hipotonik). Difusi dapat berlangsung dalam sel-sel hidup, termasuk


pada sel tumbuhan. Telah diketahui bahwa isi sel hidup adalah
protoplasma yang merupakan satu larutan. Tubuh tumbuhan dibangun
oleh sel-sel tumbuhan yang setiap selnya memiliki dinding sel dari
selulosa. Dinding tersebut umumnya bersifat permeabel sehingga dapat
dilewati

air

dan

zat-zat

telarut

di

dalamnya.

Difusi yang tergantung pada suatu mekanisme transpor khusus dari


membran seperti enzim permease disebut difusi terbantu, misalnya
difusi ADP ke dalam dan difusi ATP ke luar dari mitokondria.
3. Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air
berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel.Apabila
dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat
dipisahkan oleh membran semi-permeabel, maka larutan dengan
konsentrasi yang encer

akan terdifusi melalui membran semi-

permeabel tersebut masuk ke dalam larutan yang pekat sampai


kesetimbangan konsentrasi.
4. Transpor aktif adalah pengangkutan zat dengan bantuan energi. Sumber
energi yang digunakan berasal dari ATP dan ADP. Contoh,
Pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP,
melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein
kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain

seperti asam amino dan gula. Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan air dari korteks ke stele.
4. Pengangkutan Zat Melalui Xylem
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh
pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan
arah horisontal. Pengangkutan air dengan arah horizontal, mulai dari
epidermis bulu-bulu akar, kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke
endodermis dan sampai ke berkas pembuluh angkut dalam air (Salisbury,
1992).
b. Pengangkutan Intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler adalah proses pengangkutan zat yang
terjadi di dalam pembuluh angkut, yaitu dalam xilem dan floem. Proses
pengangkutan dalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal.
Air dan mineral dalam tanah masuk melalui buluh akar epidermis
korteks endodermis perisikel dan akhirnya masuk ke xilem. Di dalam
pembulu xilem air dam mineral di bawah naik ke seluruh tubuh termasuk
ke daun. Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh
kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh
(trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel-sel yang mati
karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya mempunyai dinding sel.
Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan membentuk suatu
pembuluh. Sel trakeid merupakan sel dasar penyusun xylem, yang terdiri
dari sel memanjang dan berdinding keras karena mengandung lignin. Pada
beberapa tempat dinding sel trakeid terdapat bagian-bagian yang tidak
menebal yang disebut noktah (Salisbury, 1992).
5. Tembaga
Unsur tembaga diserap oleh tanaman dalam bentuk Cu2+. Cu diperlukan pada
pembentukan beberapa macam enzym, oleh karena itu sangat diperlukan
walaupun dalam jumlah yang kecil. Peranan tembaga adalah sebagai penyusun
plastosianin dan aktivator enzim (polifenol oksidasedan asam askorbat
oksidase). Akibat kelebihan Cu adalah pertumbuhan kerdil, percabangan

terbatas dan akar menebal dan berwarna gelap. Sedangkan defisiensinya antara
lain pertumbuhan bunga terhambat, daun berwarna hijau kebiruan, serta tunas
daun menguncup dan tumbuh kecil.

E. Variabel Penelitian
1. Variabel kontrol
2. Variabel manipulasi
3. Variabel respon

: Waktu perendaman, jenis larutan, jenis biji.


: Pemberian larutan CuSO4.
: Perubahan warna pada kacang tanah (Arachis

hypogaea).
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel kontrol :
- Waktu perendaman dilakukan 1 jam.
- Jenis larutan yang digunakan untuk perendaman adalah larutan
CuSO4.
- Biji yang digunakan adalah biji kacang tanah.
2. Variabel respon :
- Biji kacang direndam kemudian disayat dan diamati dibawah
mikroskop yang akan menunjukkan adanya perubahan warna
akibat penyerapan ion.
G. Alat dan Bahan
Alat
- Mikroskop
- Object glass dan cover glass
- Petridisk
- Kertas saring
- Tabung reaksi
Bahan
-

Kecambah kacang tanah yang ditumbuhkan dalam petri beralaskan

kertas saring (umur 2 hari)


Larutan CuSO4 jenuh
Akuades

H. Rancangan Percobaan
Menanam beberapa biji kacang tanah

Kecambah kacang tanah berumur 2 hari

Mengambil beberapa kacang tanah yang


berumur 2 hari kemudia ditiriskan

Merendam kacang tanah dalam larutan


CuSO4 selama 1 jam

Merendam kacang tanah dalam larutan


CuSO4

Akar disayat dan diamati di mikroskop

Didokumentasikan
Gambar 1. Alur percobaan penyerapan ion secara selektif oleh akar.

I. Langkah Kerja
1. Melakukan kegiatan. Mengambil beberapa kecambah dari petridisk,
ditiriskan airnya. Selanjutnya akar kecambah ini dicelupkan/ direndam
dalam larutan CuSO4 dalam tabung reaksi selama 1 jam.
2. Setelah 1 jam perendaman, kecambah diambil dan diletakkan pada
kertas saring, sehingga cairan yang ada diluar kecambah menjadi
mengering (ditiriskan).

3. Mengamati. Kemudian melakukan pengamatan mengenai bagian akar


yang telah menyerap garam tersebut (berwarna biru), baik secara
mikroskopik (identifikasi warna biru pada akar) maupun dengan
mikroskopik (menggunakan mikroskop).
4. Menggambar morfologi (warna) potongan melintang jaringan akar
(bagian epidermis, korteks, stele) setelah 1 jam direndam larutan
CuSO4.
J. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan terjadi perubahan
warna pada akar biji kacang tanah yang telah diberi perlakuan direndam
pada larutan CuSO4 selama 1 jam.
Tabel 1. Hasil pengamatan penyerapan ion secara selektif oleh akar
sebelum dan sesudah direndam larutan CuSO4
No
.
1.

Sebelum direndam larutan CuSO4

Setelah direndam larutan CuSO4

K. Analisis Data
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, biji kacang tanah yang
direndam dalam larutan CuSO4 diamati secara makroskopis dan
mikroskopis. Pada pengamatan makroskopis, ujung akar biji kacang tanah
berwarna kebiru-biruan, hal ini menunjukkan pengaruh dari larutan CuSO4.
Pada pengamatan mikroskopis, hasil anatomi dari ujung akar biji kacang
tanah menunjukkan perubahan pada epidermis, korteks, dan berkas

pembuluh yaitu penebalan pada dinding dinding korteks dan berkas


pembuluh.

L. Pembahasan
Kacang

tanah

merupakan

tanaman

dikotil.

Susunan

berkas

pembuluhnya berupa epidemis, korteks, endodermis, perisikel, jaringan


pengangkut (xylem dan floem) dan empulur. Pada akar kacang tanah ini
mempunyai tipe akar yang tetrad yang mana di sini terdapat 4 kelompok
protoxilem atau berkas xylem (Dinarto, 2012).
Berdasarkan analisis yang didapatkan, akar tanaman kacang tanah
yang telah direndam CuSO4 selama 1 jam berubah menjadi warna biru
pada bagian epidermis, sedikit pada bagian korteks dan bagian stele. Hal
ini menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah menyerap ion Cu 2+ dalam
jumlah sedikit.. Jika ion tersebut berada di dalam tubuh tanaman melebihi
ambang batas, maka akan proses metabolisme pada tanaman tersebut dapat
terganggu yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil, percabangan terbatas dan akar menebal dan berwarna gelap.
Indikasi pertama dari penyerapan ion Cu2+ ialah warna akar.
Perubahan warna akar menunjukkan bahwa penyerapan garam (CuSO 4)
telah diserap dengan baik oleh radikula kecambah kacang tanah sesuai
dengan fungsi dari akar itu sendiri adalah menyerap air dan zat hara.
Dalam menyerap air dan zat hara, akar melakukan penyeleksian terhadap
mineral yang diserap sehingga tidak menimbulkan hal yang negative pada
tumbuhan. Membran berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara
yang akan melaluinya (Zulkifli, 2008).
Sifat permeabilitas membran diperlukan supaya proses penyerapan
Cu2+ lebih selektif. Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari:
dinding sel, membran sel, protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel
yang tidak aktif. Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah.
Sedangkan bagian dalam terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif dan
dikelilingi oleh membran.

M. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa akar tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) mempunyai kemampuan selektif menyerap ion yaitu
menyerap CuSO4 pada bagian epidermis, stele dan sedikit pada bagian korteks
setelah perendaman 1 jam dengan indikasi adanya warna biru.
N. Daftar Pustaka
Copeland LO, McDonald MB. 2001. Principles of Seed Science and
Technology, 4th edition. London: Kluwer Academic Publishers.
Lakitan B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.
Sutopo L. 1995. Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali.
Tjitrosomo, S. S. 1985. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa.
Wilkins, M.B., 1992. Fisiologi Tanaman. Penerjemah Sutedjo M.M dan
Kartasapoetra A.G. penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai