Chapter II PDF
Chapter II PDF
PENGELOLAAN KASUS
kenyamanan
individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang
sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan
pasien (Potter & Perry, 2006).
Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif,
yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari
kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau hygiene, berpakaian atau berhias,
toileting, instrumental) (Lynda Juall, 2007).
2. Etiologi
Kurang perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, dan toileting (Buang air besar atau buang air kecil) secara
mandiri (Purba dkk, 2011).
5
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa dampak yang sering timbul
pada masalah defisit perawatan diri, antara lain:
a.
Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah:
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b.
Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
6
Universitas Sumatera Utara
9
Universitas Sumatera Utara
menggunakan
alat
tambahan,
menggunakan
kancing
tarik,
Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir atau gelas.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan
menyiram toilet atau kamar kecil (Fitria, 2010).
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah),
sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK (Fitria, 2010).
10
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
Analisa data yang didapat pada Tn. P ialah:
Data Subyektif:
1. klien mengatakan mandi bukanlah hal yang penting
2. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri seperti mandi,
memakai sabun, shampo, sikat gigi, dan menggunting kuku kaki dan tangannya.
Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi
2. Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun berbicara
3. Badan klien bau dan berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kuning dan kotor
7. Mulut berbau
8. Kuku kotor dan panjang
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan
atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan
intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah
kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009).
4. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah
adalah defisit perawatan diri.
1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.
2. Rencana tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
- Perkenalkan diri dengan sopan.
11
Universitas Sumatera Utara
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Jujur dan menepati janji.
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
- Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri, berdandan,
makan, dan BAB/BAK.
Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan
terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta klien menjelaskan
kembali pentingnya kebersihan diri.
Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri, dengan
tahapan tindakan sebagai berikut;
- Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk
membersihkan diri.
- Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri.
Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.
2.
(SP2)
3.
(SP3
4.
(SP4)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Kemampuan/Kompetensi
Kemampuan Merawat Pasien
Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Menjelaskan cara makan yang baik
Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Menjelaskan cara eliminasi yang baik
Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam jadwal
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Menjelaskan cara berdandan
Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
12
Universitas Sumatera Utara
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. P
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 25 tahun
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Bertani
Alamat
II.
Tanggal Masuk RS
: 13 Januari 2013
No. Register
: 02.91.57
Ruangan/Kamar
: Sibual-buali
Tanggal pengkajian
: 18 juni 2013
Diagnosa Medis
: Skizofrenia Paranoid
KELUHAN UTAMA
III.
Klien mengatakan jika putus rokok ia merasa stress lalu memarahi dan
memukul ibunya. Teman-teman klien juga sering mengejek dirinya
karena bau badan. Klien malas mandi karena menurutnya mandi itu
bukanlah hal yang penting.
13
Universitas Sumatera Utara
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
C. Severity
Klien merasa tidak terganggu dengan kondisinya saat ini yaitu sering
mendengar suara-suara palsu pada malam hari yang menyuruhnya untuk
merokok dan memukuli temannya, melihat bayangan laki-laki yang lewat
pada malam hari, dan badannya yang berbau dan kotor karena malas mandi.
IV.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Lebih kurang 1 tahun yang lalu, klien pernah di rawat di RS. Jiwa
PROV.SU.
14
Universitas Sumatera Utara
D. Lama dirawat
Klien pernah dirawat di RS. Jiwa PROV.SU selama 380 hari.
E. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi
V.
B. Saudara Kandung
Saudara kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti
yang di deritanya yaitu gangguan jiwa.
F. Penyebab meninggal
Tidak ada
15
Universitas Sumatera Utara
VI.
matanya,
3. Harga diri
4. Peran diri
5. Identitas
: Klien
seorang
laki-laki
yang
pendidikan
C. Keadaan Emosi
Klien tidak bisa mengontrol emosinya jika tidak diberikan rokok, jika di
paksa mandi oleh orang tua nya, dan jika mendengar suara-suara pada
malam hari yang menyuruh memukul temannya.
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dihidupnya ialah kedua orang tua
nya.
2. Hubungan dengan keluarga
Menurut klien hubungannya dengan keluarga saat ini kurang baik karena
orang tuanya sering melarangnya untuk tidak merokok dan membuang
kebiasaan buruknya yaitu malas untuk mandi.
16
Universitas Sumatera Utara
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam dan percaya akan adanya Tuhan Yang
Maha Esa di dunia ini.
2. Kegiatan ibadah
VII.
STATUS MENTAL
1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien binggung karena sering melihat penampakan lakilaki pada malam hari dan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya
merokok pada malam hari.
2. Penampilan
Penampilan klien terlihat tidak rapi, tampak jorok karena jarang mandi,
mengeluarkan air liur saat diam maupun berbicara, kulit tampak kusam dan
berdaki, kuku terlihat panjang dan kotor, mulut dan giginya tampak kotor dan
berbau.
3. Pembicaraan
Klien selalu berbicara dengan nada yang keras, cepat, tampak berfikir pada
waktu berbicara, dan mampu memulai pembicaraan pada saat di wawancara.
17
Universitas Sumatera Utara
4. Alam perasaan
Klien terlihat periang, sering tertawa berlebihan pada hal tidak ada cerita
yang lucu untuk ditertawakan, tidak pernah merasa ketakutan jika melihat
sosok laki-laki pada malam hari, mendengar suara-suara pada malam hari
yang menyuruhnya merokok dan memukul temannya.
5. Afek
Klien terlihat labil saat di wawancara, mimik wajahnya tidak sesuai dengan
cerita yang sedang di ceritakannya.
7. Persepsi
Klien sering melihat bayangan laki-laki lewat, mendengar suara-suara yang
menyuruhnya merokok dan memukul temannya hanya pada malam hari saja.
8. Proses pikir
Klien tampak mengulangi perkataannya agar lawan bicaranya percaya dengan
apa yang dikatakannya.
9. Isi pikir
Jika diberikan pertanyaan klien mampu menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan jawaban dari pertanyaan tersebut.
10. Waham
Klien selalu curiga jika melihat orang karena merasa orang-orang
membicarakan tentang dirinya. Akan tetapi, sikap curiga klien belum bisa
dikatakan waham curiga karena rasa curiganya masih batas normal.
18
Universitas Sumatera Utara
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian jangka panjang maupun kejadian jangka
panjang, akan tetapi semua ingatannya tidak tahu kebenarannya karena belum
dipastikan kebenarannya dengan pihak keluarga.
B. Tanda-tanda vital
Pada saat di periksa tekanan darah klien 120/70 mmHg, dengan suhu tubuh
37c, nadi 78x/menit, pernafasan 20x/menit, tinggi badan 160 cm, dan berat
badannya 61 kg.
Rambut:
Penyebaran rambut klien tampak merata di seluruh kepala, rambutnya
berwarna hitam dan berbau.
Wajah:
Struktur wajah klien berbentuk oval dan berwarna kuning langsat, pucat,
kusam, dan berdaki.
19
Universitas Sumatera Utara
Mata:
Kedua mata klien masih baik dan simetris janan dan kiri, tidak ada kelainan
pada palpebra, konjungtiva isokor kanan dan kiri, pupil sama besar antara
kanan dan kiri, cornea dan iris matanya berwarna bening, visus jernih, tidak
ada tekanan pada bola matanya, akan tetapi pada saat berbicara dengan
orang lain klien tampak melotkan matanya.
Hidung:
Tidak ada kelainan pada tulang hidung dan posisi septum nasi klien, lubang
hidung klien kotor, dan cuping hidungnya normal.
Telinga:
Klien masih bisa mendengar dengan baik, bentuk dan ukuran telinga
simetris kanan dan kiri, akan tetapi lubang telinga klien tampak kotor.
Leher
Posisi trachea klien normal, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
memiliki suara yang normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe,
tidak ada peningkatan tekanan pada vena jugularis, dan denyut nadi karotis
teraba dengan jelas.
20
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan integumen
Integumen klien terlihat kotor karena malas mandi memakai sabun, bagian
akralnya hangat, berwarna kuning langsat dan berdaki, turgor kulit kembali
<1 detik, kulit kering, dan tidak ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan thoraks/dada
Tidak ada kelainan pada thoraks klien, pernafasan 20x/menit, dan tidak ada
tanda kesulitan pada saat bernafas.
Pemeriksaan Abdomen
Pada saat di inspeksi tidak ada pembengkakan pada abdomen klien.
Fungsi motorik klien tidak terganggu, terlihat dari cara berjalannya yang
normal.
21
Universitas Sumatera Utara
IX.
2. BAK
Klien mengatakan bahwa dirinya BAK 5 kali dalam sehari, karakter
urine tidak menentu terkadang kuning dan putih, tidak merasakan
22
Universitas Sumatera Utara
kesulitan dan tidak merasa nyeri saat BAK, tidak mempunyai riwayat
penyakit ginjal.
V. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien terlihat kooperatif saat berbicara dengan orang lain, dapat
melakukan teknik relaksasi dengan baik, dan melakukan kegiatan olah
raga setiap pagi dengan teman-temannya.
b. Malaptif
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah minum alkohol, klien
tampak mempunyai reaksi yang berlebihan saat berbicara, dan tidak
pernah mencederai dirinya sendiri.
23
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA
No.
Data
Masalah Keperawatan
1. DS:- Klien mengatakan selalu mandi
Defisit Perawatan Diri
asal-asalan karena malas mandi.
- Klien mengatakan malas mandi
pakai sabun.
- Klien mengatakan malas menyikat
giginya.
- Klien mengatakan malas untuk
memotong kuku kaki dan
tangannya
DO:- Klien tampak kotor dan tidak
rapi.
- Kulit klien tampak kusam, kotor,
dan berdaki.
- Mulut klien tampak kotor, giginya
berwarna kuning, dan berbau
mulut.
- Pada saat makan klien terlihat
asal-asalan sehingga nasinya
berlepotan di sekitar wajahnya
dan jatuh di lantai.
- Klien terlihat mengeluarkan air
liur saat diam maupun berbicara.
2.
dan
No.
3.
Data
Masalah Keperawatan
- Klien terlihat menguap saat di
wanancara.
- Wajah klien terlihat kusam
DS:- Klien mengatakan
sering
Perilaku Kekerasan
marah-marah karena tidak
dibelikan rokok pada ibunya.
- Klien
mengatakan
pernah
memukuli ibunya jika tidak
dibelikan rokok.
- Klien
mengatakan
pernah
memecahkan jendela tetangga,
memecahkan kaca lemari di
rumahnya karena sering di
ejek bau badan dan gila oleh
teman-temannya.
- Klien
mengatakan
pernah
memukuli temannya karena ada
suara-suara yang menyuruhnya.
DO:- Wajah klien terlihat kesal saat
mengatakan tidak dibelikan
rokok oleh ibunya, saat di ejek
bau badan dan gila oleh teman
temannya.
- Mata klien tampak melotot
dengan nada suara yang keras.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri
2. Halusinasi Penglihatan dan Pendengaran
3. Perilaku Kekerasan
25
Universitas Sumatera Utara
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
1. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Membina hubungan saling percaya, klien mampu melakukan
aktivitas
perawatan
diri
secara
mandiri
seperti
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan
minum dengan baik, dan BAB/BAK yang benar.
Rencana Tindakan
Rasional
1. Bina hubungan saling percaya Kepercayaan dari klien
dengan menggunakan prinsip merupakan
hal
yang
komunikasi terapeutik.
mutlak
serta
akan
memudahkan
dalam
melakukan
pendekatan
dan tindakan keperawatan
kepada klien
SP.1 (Kebersihan Diri)
2. Identifikasi kemampuan klien Untuk mengetahui aspek
dalam melakukan kebersihan diri. positif yang dimiliki klien
dalam
melakukan
kebersihan diri.
3. Jelaskan pentingnya kebersihan Untuk
menambah
diri dengan cara memberikan pengetahuan
tetnatng
penjelasan terhadap pentingnya pentingnya kebersihan diri
kebersihan diri.
dan memberikan motivasi
pada diri klien.
4. Jelaskan
peralatan
yang Untuk
menambah
dibutuhkan
dan
cara pengetahuan
dan
membersihkan diri.
mempermudah
klien
dalam kebersihan dirinya.
5. Jelaskan cara-cara melakukan Untuk mengatasi masalah
kebersihan diri pada klien.
klien dan agar klien bisa
melakukannya
secara
mandiri.
6. Latih klien mempraktikkan cara Untuk
melihat
menjaga kebersihan diri.
kemampuan
klien
melakukan
cara
kebersihan
diri
yang
benar.
7. Berikan pujian pada setiap hasil
Untuk membuat klien
tindakan yang dilakukan klien
puas dan merasa senang,
saat berlatih.
sehingga mau dan ingin
terus
melakukan
perawatan diri.
SP.2 (Berdandan/berhias)
8. Identifikasi
kemampuan klien Untuk
mengetahui
untuk berdandan dan berhias.
kemampuan yang dimiliki
klien dalam berdandan
atau berhias.
26
Universitas Sumatera Utara
Rencana Tindakan
Rasional
9. Menjelaskan peralatan yang Agar
klien
mengerti
dibutuhkan untuk berhias atau peralatan apa saja yang
berdandan.
dibutuhkan untuk berhias
atau berdandan.
10. Menjelaskan
cara-cara Agar klien mengerti cara
melakukan
berhias
atau melakukan berhias atau
berdandan.
berdandan dengan benar
dan mandiri.
11. Latih klien mempraktikkan cara Untuk
mengetahui
berhias/berdandan.
kemampuan
dan
membiasakan
klien
melakukan perawatan diri
secara mandiri.
12. Berikan pujian pada setiap hasil Membuat klien puas dan
tindakan klien.
senang sehingga mau dan
ingin terus melakukan
berhias atau berdandan.
SP.3 (Makan/minum)
13. Identifikasi kemampuan klien Untuk
mengetahui
untuk melakukan makan dan kemampuan yang dimiliki
minum.
klien pada saat makan dan
minum.
14. Menjelaskan peralatan yang Agar
klien
mengerti
dibutuhkan untuk makan dan peralatan apa saja yang
minum.
dibutuhkan pada saat
makan dan minum.
15. Menjelaskan cara melakukan Agar klien mengerti cara
makan dan minum yang baik.
makan dan minum yang
baik dan benar.
16. Latih klien mempraktikkan cara Untuk
mengetahui
makan dan minum yang baik.
kemampuan dan melatih
klien cara makan dan
minum yang baik.
17. Berikan pujian pada setiap hasil Membuat klien puas dan
tindakan klien.
senang sehingga mau dan
ingin terus melakukan
berhias atau berdandan.
Untuk
mengetahui
SP.4 (BAB/BAK)
18. Identifikasi kemampuan klien kemampuan yang dimiliki
pada saat BAB/BAK.
klien
pada
saat
BAB/BAK.
19. Memberitahu
klien
tempat Agar klien mengerti dan
BAB/BAK yang baik dan melakukan
cara
menjelaskan cara melakukan BAB/BAK yang benar
BAB/BAK yang benar.
dikesehariannya.
20. Latih klien cara BAB/BAK Untuk
mengetahui
yang baik dan yang benar.
kemampuan dan melatih
klien cara BAB/BAK
27
Universitas Sumatera Utara
Rencana Tindakan
21. Berikan pujian pada setiap hasil
dan tindakan yang dilakukan
klien.
Rabu/
19 Juni
2013
2.
Rasional
yang baik dan benar.
Membuat klien puas dan
senang sehingga mau dan
ingin terus melakukan
makan dan minum secara
baik dan benar.
Hari/
tanggal
Kamis/
20 Juni
2013
No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
3 Tujuan dan Kriteria Hasil:
Membina hubungan saling percaya, mendiskusikan penyebab
perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan perasaannya jika
dilakukannya perilaku kekerasan, klien dapat mengontrol atau
mengendalikan perilaku kekerasan yang dimilikannya.
Rencana Tindakan
Rasional
1. Bina hubungan saling percaya Kepercayaan dari klien
dengan menggunakan prinsip merupakan
hal
yang
komunikasi terapeutik.
mutlak
serta
akan
memudahkan
dalam
melakukan
pendekatan
dan tindakan keperawatan
kepada klien.
2. Diskusikan
bersama
klien Untuk
mengetahui
penyebab perilaku kekerasan penyebab
perilaku
yang pernah dilakukannya.
kekerasan yang pernah
dilakukan klien.
3. Diskusikan bersama klien tanda Untuk mengetahui tanda
dan gejala yang dirasakan saat dan gejala dari halusinasi
berhalusinasi.
yang dialami klien.
4. Diskusikan pada klien perilaku Untuk
mengetahui
kekerasan yang biasa dilakukan perilaku kekerasan yang
klien.
pernah dilakukan klien.
5. Diskusikan bersama klien akibat Membantu klien melihat
dari perilaku kekerasan yang dampak yang di timbulkan
pernah dilakukannya.
akibat perilaku kekerasan
yang dilakukan klien.
6. Ajarkan
klien
mengontrol Untuk mencegah klien
perilaku kekerasannya secara agar tidak melakukan
fisik, sosial/verbal, spiritual, dan perilaku kekerasan.
dengan terapi obat.
7. Latih klien mengontrol perilaku Untuk
mengetahui
kekerasan
dengan
fisik, kemampuan klien saat
sosial/verbal,
spiritual,
dan mengontrol
perilaku
dengan terapi obat.
kekerasan dengan cara
fisik,
sosial/verbal,
spiritual, dan minum obat.
8. Berikan pujian pada setiap hasil Membuat klien puas dan
dan tindakan yang dilakukan senang sehingga mau dan
klien.
ingin terus melakukan
makan & minum dengan
baik.
29
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
tanggal
Selasa/
18 Juni
2013
Rabu/
19 Juni
2013
No.
Implementasi Keperawatan
Dx
1. 1. Bina hubungan saling percaya
dengan
menggunaka
prinsip
komunikasi terapeutik.
2. Mendiskusikan
pada
klien
pentingnya kebersihan diri, cara-cara
merawat diri, berdandan/ berhias,
makan dan minum, dan melakukan
BAB dan BAK yang benar.
3. Mengajarkan dan melatih klien
perawatan kebersihan diri yaitu
mandi menggunakan sabun, shampo,
menyikat gigi yang benar.
4. Mengajarkan dan melatih klien
berdandan yaitu berpakaian yang
rapi, menyisir rambut, bercukur, dan
memotong kuku.
5. Mengajarkan dan melatih klien
makan dan minum yang baik.
6. Mengajarkan dan melatih klien
melakukan
BAB/BAK
secara
mandiri
7. Memberikan pujian pada setiap hasil
dan tindakan yang dilakukan klien
2. 1. Bina hubungan saling percaya
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi terapeutik.
2. Membantu
pasien
mengenal
halusinasi.
3. Mendiskusikan respon klien saat
berhalusinasi.
4. Menjelaskan atau mengajarkan caracara mengontrol halusinasi dengan
cara
menghardik
halusinasi,
bercakap-cakap dengan orang lain,
melakukan
aktivitas,
dan
menggunakan obat secara benar.
5. Melatih klien mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik halusinasi.
6. Melatih
klien
mengontrol
halusinasi dengan cara bercakapcakap dengan orang lain.
7. Melatih klien mengontrol halusinasi
dengan cara melaksanakan aktifitas
terjadwal.
8. Melatih klien mengontrol halusinasi
dengan mengenal macam-macam
Evaluasi (SOAP)
S: Klien mengatakan malas
mandi dan mengatakan
kebersihan tidak begitu
penting untuknya.
O: Rambut klien kotor dan
acak-acakan,
gigi
tampak kuning, badan
bau dan berdaki, kuku
panjang, jika makan
berceceran dan jorok.
A: Masalah
teratasi.
sebagian
P: Intervensi selesai
sebagian
P: Intervensi selesai
30
Universitas Sumatera Utara
Hari/
tanggal
Kamis/
20 Juni
2013
No.
Dx
Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP)
sebagian
P: Intervensi selesai
31
Universitas Sumatera Utara
EVALUASI
1.
2.
Halusinasi
Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi:
a. Pasien menggungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
b. Pasien menjelaskan waktu, dan frekuensi halusinasi yang dialaminya
c. Pasien menjelaskan situasi yang mencetus halusinasinya
d. Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
e. Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha mengatasi halusinasi yang
dialaminya
Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai dengan:
a. Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol halusinasi
b. Pasien menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
-
Menghardik halusinasi
32
Universitas Sumatera Utara
3. Perilaku Kekerasan
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan,
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan
yang dilakukan.
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan:
-
Secara fisik
Secara sosial/verbal
Secara spiritual
33
Universitas Sumatera Utara