Tugas Preparasi Batubara
Tugas Preparasi Batubara
Assalamualaikum....
Baik buruknya suatu kualitas batubara ditentukan oleh penggunaan batubara itu sendiri.
Batubara yang berkualitas baik untuk penggunaan tertentu, belum tentu baik pula untuk
penggunaan yang lainnya, begitu juga sebaliknya.
Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik secara
fisik maupun secara kimia.Parameter yang ditentukan dari suatu analisa batubara tergantung
tujuan untuk apa batubara tersebut digunakan.
Parameter Batubara
1. Total Moisture
2. Proximate
3. Total Sulfur
4. Calorific Value
5. HGI
6. Ultimate Analysis
7. Ash Fusion Temperature
8. Ash Analysis
Total Moisture
Tinggi Rendahnya Total Moisture akan tergantung pada :
Peringkat Batubara
Size Distrbusi
Peringkat Batubara
Semakin tinggi peringkat suatu batubara semakin kecil porositas batubara tersebut atau
semakin padat batubara tersebut. Dengan demikian akan semakin kecil juga moisture yang
dapat diserap atau ditampung dalam pori batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin
kecil kandungan moisturenya khususnya inherent moisturenya.
Size Distribusi
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas permukaanya. Hal ini
menyebabkan akan semakin tinggi surface moisturenya. Pada nilai inherent moisture tetap,
maka TM-nya akan naik yang dikarenakan naiknya surface moisture.
Kondisi pada saat Sampling
Total Moisture dapat dipengaruhi oleh kondisi pada saat batubara tersebut di Sampling. Yang
termasuk dalam kondisi sampling adalah :
Size distribusi
Besar kecilnya nilai ADM dipengaruhi oleh peringkat batubara. Semakin tinggi
peringkat batubara, semakin rendah kandungan ADM nya.
Nilainya tergantung juga pada preparasi sample sebelum ADM dianalisa (Standar
preparasi).
Ash Content
Batubara sebenarnya tidak mengandung abu,melainkan mengandung mineral matter. Namun
sebagian mineral matter dianalisa dan dinyatakan sebagai kadar Abu atau Ash Content.
Mineral Matter atau ash dalam batubara terdiri dari inherent dan extarneous.
Inherent Ash ada dalam batubara sejak pada masa pembentukan batubara dan keberadaan
dalam batubara terikat secara kimia dalam struktur molekul batubara.
Sedangkan Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu lainnya yang berasal dari luar
batubara.
Sifat-sifat Kadar Abu
Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis mineral matter yang
dikandung oleh batubara baik yang berasal dari inherent atau dari extraneous.
Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu Ash sering
dijadikan parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat preparasi maupun alat
sampling.
Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah nilai
kalorinya.
Kadar abu dalam komersial sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi atau bahkan
sebagai rejection limit.
Volatile Matter
Volatile matter/ zat terbang, adalah bagian organik batubara yang menguap ketika
dipanaskan pada temperature tertentu.
Volatile matter biasanya berasal dari gugus hidrokarbon dengan rantai alifatik atau
rantai lurus. Yang mudah putus dengan pemanasan tanpa udara menjadi hidrokarbon
yang lebih sederhana seperti methana atau ethana.
Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya.
Volatile matter memiliki korelasi dengan vitrinite reflectance, semakin rendah volatile
matter, semakin tinggi vitrinite reflectancenya.
1.
Kegunaan Volatile Matter
Volatile matter dalam batubara dapat dijadikan sebagai indikasi reaktifitas batubara
pada saat dibakar.
Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya.
Total Sulfur
Sifat-sifat Sulfur
Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya bersifat
heterogen sekalipun dalam satu seam batubara yang sama. Baik heterogen secara
vertikal maupun secara lateral.
Namun demikian ditemukan juga beberapa seam yang sama memiliki kandungan
sulfur yang relatif homogen.
Kegunaan Sulfur
1. Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak diinginkan, karena Sulfur
dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran yang dapat menyebabkan slagging
maupun mempengaruhi kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh
terhadap lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam. Oleh karena
itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas, bahkan dijadikan
sebagai rejection limit.
2. Namun demikian dalam beberapa utilisasi batubara, Sulfur tidak menyebabkan
masalah bahkan sulfur membantu performance dari utilisasi tersebut. Utilisasi tersebut
misalnya pada proses pengolahan Nikel seperti di PT. INCO. Dan juga pada proses
Coal Liquefaction (Pencairan Batubara).
Stoicimetry
1. Miliequivalent S = Miliequivalent SO2
2. Miliequivalent SO2 = Miliequivalent H2SO4
3. Miliequivalent H2SO4 = Miliequivalent NaOH
4. Miliequivalent NaOH = Miliequivalent Borax (Na2B4O7)
5. Miliequivalent Borax (Na2B4O7) = V(ml) x N Borax
6. Miliequivalent S = V(ml) x N Borax (Na2B4O7 )
7. Due to Blank test is regularly determined prior to determined the samples, then the
equation become
8. Miliequivalent S = (V(ml) uV blank (ml)) x N Borax
9. Weight S in the sample (gram) = (V(ml) uV blank (ml)) x N Borax x ME.S : 1000
10. ME. S = ? MM = 32.08 /2 = 16.04
Calorific Value
Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara.Nilai kalori batubara
dapat dinyatakan dalam satuan: MJ/Kg , Kcal/kg, BTU/lb Nilai kalori tersebut dapat
dinyatakan dalam Gross dan Net.
Calorific Value
Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara. Calorific Value Dapat
dinyatakan dalam Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam satuan yang berbeda:
1. Calorific Value (CV)aa(kcal/kg)
2. Specific Energy (SE) a.(Mj/kg)
3. Higher Heating Value (HHV) = Gross CV
4. Lower Heating Value (LHV)= Net CV
5. British Thermal Unit = Btu/lb
Konversi Nilai Kalori
= 22.49 MJ/Kg
= 5,372 Kcal/kg
ASTM Standard
Net CV = Gross CV u 92.67Btu/lb X (H)
E = Heat capacity
Hc = Heat Capacity
t = t (temperature rise)
Analisa Sample
Qvad ={ (E x t)-e1-e2-e3)}
e1 = Acid correction
e2 = Fuse correction
e3 = Sulfur correction
Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh organik batubara seperti jenis maceral
dan lain-lain.
Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, maka semakin rendah HGI nya.
Namun hal ini tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat cooking. Dimana
untuk jenis batubara ini HGInya tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.
Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan. Secara umum
penambahan abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.
Pengujian HGI
HGI ditest dengan menggunakan mesin hardgrove. Sample yang sudah digerus pada ukuran
partikel tertentu kemudian dimasukan kedalam mesin hardgrove. Selanjutnya digerus dengan
menggunakan bola baja pada putaran (revolusi) tertentu. Batubara hasil gerusan kemudian
discreen pada ukuran 200 mesh. Jumlah yang lolos pada screen ukuran 200 mesh dijadikan
data dan dikalkulasi dengan menggunakan hasil kalibrasi alat tersebut.
pembentuk batubara, dan juga dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau
material yang terbawa selama penambangan. Abu batubara dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu : Abu lignitic dan Abu Bituminous
Prediksi sifat-sifat abu berdasarkan ash analysis biasanya dinyatakan dalam beberapa
formula seperti :
Rasio Basa /Asam = Fe2O3 + CaO + MgO + K2O + Na2O:SiO2 + Al2O3 + TiO2 Slagging
Factor = Basa / Asam X S(d) Fouling Factor = Basa / Asam x Na2O