Anda di halaman 1dari 7

Nama

: ANGGA KURNIAWAN

NIM

: I4051161016

LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM
A. Definisi
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup
besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi
masuknya kepada kedalam panggul.
Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering
dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Kista ovarium adalah suatu kantong berisi
cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium.
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium
yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor
Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.
Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi cairan yang
tumbuh di indung telur. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk
selama siklus menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista
ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan
pembunuh yang diam-diam, karena memang seringkali pasien tidak merasakan apa-apa,
kalapun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut.

B. Etiologi
Kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium dan
dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Kista non-Neoplasma
Disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya
adalah :
a. Kista non-Fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang didalam
korteks.
b. Kista Fungsional
-

Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun

Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah


ovulasi

Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa

Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang


menyebabkan hiperstimuli ovarium

2. Kista Neoplasma
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan
epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b. Kistadenoma ovarii musinosum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu tempat terutama yang
pertumbuhannya elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistodenoma ovarii serosum: berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal
ovarium)
d. Kista Endrometreid: belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid
e. Kista Dermoid: tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
Pada kehamilan yang dijumpai dengan kista ovarium ini memerlukan tindakan
operasi untuk mengangkat kista tersebut (pada kehamilan 16 minggu) karena dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibatkan abortus,
kematian dalam rahim.

C. Manifestasi Klinis
Kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa ada gejala
(asimtomatik). Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukkan adanya gejala
sampai periode waktu tertentu. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ini berlangsung
secara tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada saat pasien dalam keadaan
stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi,
nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
Pada umumnya kista adenoma ovarii serosim tak mempunyai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kista denoma musinosu. Permukaan tumor biasanya licin, akan
tetapi dapat pula berbagai karena ovarium pun dapat berbentuk multivokuler. Meskipun
lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 0% dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5% isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
jarang kistanya sendiripun kecil tetapi pemukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papiloma).
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukkan kemungkinan adanya
kanker/kista
2. Ultrasound/CT Scan : membantu mengidentifikasi ukuran/lokasi massa
3. Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan endometrial
4. Hitung darah lengkap
5. Foto rontgen : untuk menentukan adanya hidrotoraks
Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparotomi. Pada kista
asimtomatik, besarnya > 10 cm, dilakukan laparotomi pada trimester kedua kehamilan.
Kista yang kecil (<5 cm) umumnya tidak memerlukan tindakan operatif. Kista 5-10 cm,
memerlukan observasi; jika menetap atau membesar, lakukan laparotomi. Jika pada
laparotomi ada kecurigaan keganasan, pasien perlu dirujuk kerumah sakit yang lebih
lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya.

E. Penatalaksanaan
Pengobatan kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah bila
ukuranya kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan/fisiologis pada pasien muda yang
sehat. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista. Sekitar 80% lesi yang terjadi pada wanita berusia 29 tahun dan yang
lebih muda adalah jinak, setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Perawatan pada operatif
setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan darah
abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan
memberikan gurita abdomen yang ketat.
F. Pencegahan
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberi hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang
meliputi: pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium lainnya, pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah, pemeriksaan petanda tumor (tumor marker), pemeriksaan CTScan / MRI bila dianggap perlu.
G. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko perdarahan
2. Resiko aspirasi
3. Konstipasi b.d penurunan peristaktik usus
4. Resiko cedera
5. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka post operasi)
6. Resiko infeksi
7. Defisit perawatan diri
8. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit

Intervensi Keperawatan :
1. Resiko infeksi
Tujuan dan Kriteria hasil :
-

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan


serta penatalaksanaannya

Jumlah leukosit dalam batas normal


NIC / Intervensi :

Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain


-

Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi

2. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit


NOC :
-

Anxiety level

Social anxiety level


Kriteria Hasil :

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

Vital sign dalam batas normal


NIC/Intervensi :

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Dengarkan dengan penuh perhatian

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi

3. Resiko perdarahan
Kriteria Hasil :
-

Tidak ada hematuria dan hematemesis

Tekanan darah dalam batas normal sistol dan diastol

Tidak ada perdarahan pervagina


NIC/Intervensi :

Monitor ketat tanda-tanda perdarahan

Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan

Catat nilai Hb dan HT sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan

Identifikasi penyebab perdarahan

Monitor status cairan yang meliputi intake dan output

DAFTAR PUSTAKA
1. Huda, Amin., & Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jakarta: MediAction
2. Fadhilah, E. 2015. Kista Ovarium. Universitas Sumatera Utara: Medan
3. Safitri, E. 2011. Kista Ovarium. Universitas Sumatera Utara: Medan
4. Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan Post Op Kista Ovarium yang dirawat di Ruang
Pepaya di RSUD Cengkareng tahun 2015. digilib.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai