Chapter II
Chapter II
besar
usaha
tanaman
perkebunan
itu
akan
rugi
total.
bijinya memiliki sifat dormansi yang memungkinkan untuk bertahan hidup dalam
kondisi yang tidak menguntungkan (Nasution, 1986).
cm panjangnya,
berbiji
empat
atau
kurang
dalam
buah
kapsul
(http://www.doa.gov.my/pgnet/rumpai/rump003/asystasia_intrusa.html., 2006).
Penyebaran A. intrusa
A. intrusa dapat ditemukan di daerah sampai 500 m di atas permukaan
laut, dapat tumbuh baik pada daerah ternaungi ataupun pada daerah terbuka. Pada
daerah ternaungi seperti pada perkebunan kelapa sawit dan karet banyak
menghasilkan daun dan menghasilkan lebih organ vegetatif, merupakan rumput
liar subur dan kompetitif dan membutuhkan unsur hara tinggi terutama N dan P.
A. intrusa menghasilkan biji dengan baik dengan viabilitas mencapai 85%
(http://biotrop.org/database.php, 2008).
Biji
dan
A.
ringan
intrusa
kecil
sehingga
mudah
berwarna
hitam
diterbangkan
kecoklat-coklatan,
oleh
angin.
kecil
Biji
ini
pecah dari polong dengan keadaan lingkungan yang tepat baik dari suhu
dan penyinaran yang cukup. Bila penyinaran matahari lama saat biji
pecah
maka
jarak
loncat
biji
semakin
jauh
dari
pohonnya
(http://www.doa.gov.my/pgnet/rumpai/rump003/asystasia_intrusa.html., 2006).
Pengendalian A. intrusa
Pengendalian A. intrusa hampir sama dengan pengendalian gulma lain.
Terdapat beberapa metoda/cara pengendalian gulma. Teknik pengendalian
meliputi :
a. Pengendalian dengan upaya prefentif (pembuatan peraturan/perundangundangan, karantina, sanitasi, dan peniadaan sumber invasi).
b. Pengendalian
secara
mekanik/fisik
(pengerjaan
tanah,
penyiangan,
bentuk
formulasi
dan
mode
of
action
dari
suatu
herbisida
Glifosat
Herbisida glifosat adalah herbisida yang dipakai di seluruh dunia. Glifosat
yang pertama ditemukan pada tahun 1970 oleh John E. Franz, yang bekerja untuk
Monsanto. Herbisida glifosat sudah populer sejak dipasarkan pertama kali pada
tahun 1974 (Cox, 2004).
Glifosat bekerja menghambat metabolisme tanaman dan beberapa hari
setelah penyemprotan, tumbuhan jadi layu, kuning dan mati. Herbisida Glifosat
juga mengandung bahan kimia yang membuat herbisida untuk menempel pada
daun sehingga glifosat dapat bergerak dari permukaan tumbuhan ke dalam selnya
tumbuhan (Lang, 2005).
Glifosat membunuh gulma dengan menghambat aktivitas dari enzim 5 asam enolpyruvylshikimic - 3 - synthase fosfat (EPSPS), yaitu penting bagi
sintesa dari asam amino yaitu tyrosine, tryptophan, dan phenylalanine. Asam
amino ini penting pada sintesa dari protein penghubung metabolisme primer dan
sekunder. EPSPS berada pada kloroplas tumbuhan, tapi tidak hadir di hewan
(http://www.mcn.org/1/caspar/Gorse/UCDGlyphosate.pdf, 2001).
Nama Umum
: Glifosat
Nama Kimia
: [(phosphonomethyl)amino]acetic acid
Rumus Empiris
: C3H8NO5P
Rumus
Bangun
:
(http://www.mcn.org/1/caspar/Gorse/UCDGlyphosate.pdf, 2001).
Parakuat
Bahan aktif ini merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai herbisida
kontak untuk mengendalikan gulma tanaman dengan daya bunuh luar biasa.
Parakuat ditemukan para ahli kimia di permulaan tahun 1950 di Inggris
(http://www.paraquat.com/AboutParaquat, 2009).
Parakuat memiliki rumus kimia 1,1 ' - dimethyl - 4,4 ' - bipyridinium
dichloride. Anggota lain dari kelas ini termasuk diquat, cyperquat, diethamquat,
difenzoquat, dan morfamquat. Parakuat pertama sekali dihasilkan untuk
penggunaan secara umum tahun 1961 oleh ICI (sekarang Syngenta),
(http://www.paraquat.com/AboutParaquat, 2009).
Aktifitas herbisida gugusan ini sangat dipengaruhi oleh cahaya dan suhu.
Kelembaban dan suhu tinggi dapat menghentikan aktivitasnya. Cahaya penting
dalam pembentukan free radical dan perubahan dalam permeabilitas membran.
Suhu dan intensitas cahaya tinggi mempercepat khlorosis setelah aplikasi
herbisida golongan ini (Moenandir, 1988).
Parakuat bekerja pada kloroplas dari tumbuhan hijau. Di sini, reaksi
fotosintesis menyerap cahaya untuk menghasilkan gula sebagai hara tanaman.
Parakuat secara tepat menuju sistem biokimia yang dikenal sebagai fotosistem I.
Parakuat menghasilkan elektron bebas, penggerak fotosintesis . Ion parakuat
bereaksi dengan elektron fotosistem I untuk membentuk Oksigen radikal bebas
dengan cepat mengonversi radikal bebas ke superoxides. Siap bereaksi dengan
asam yang mengandung lemak tak jenuh komponen dari selaput sel.
Sebagai hasil perubahan kimia dramatis ini, membran dihancurkan, dan isi sel
pecah
dan
menyebabkan
kematian.
Keseluruhan
proses
terjadi
sangat
: Paraquat
Nama Kimia
Rumus Empiris
: C12H14N2Cl2
Rumus Bangun
(http://www.paraquat.com/AboutParaquat, 2009).
2,4-D
2,4 - dichlorophenoxyacetic acid (2,4 - D) adalah herbisida sistemik yang
digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar. Merupakan herbisida yang
banyak digunakan di dunia, dan ketiga paling umum dipakai di Amerika Utara.
2,4-D dikembangkan selama Perang Dunia II oleh satu Tim Inggris di
Laboratorium Rothamsted, di bawah kepemimpinan dari Judah Hirsch Quastel,
untuk meningkat hasil panen satu bangsa saat berperang. Setelah diperkenalkan
secara umum tahun 1946, menjadi herbisida selektif pertama yang sukses dan
sangat baik mengganti pengendalian gulma di lahan gandum, jagung, padi, dan
serelia lainnya, karena hanya membunuh tumbuhan dikotil saja, monokotil tidak
(http://www.pesticideinfo.org/Detail_chemical.jsp., 2008).
2,4 - dichlorophenoxyacetic acid (2,4 - D) biasanya dipakai sebagai satu
herbisida untuk membunuh gulma berdaun lebar. Formulasi ini melemahkan kayu,
menerobos kulit kayu setelah diaplikasi. Penyerap 2,4 - D. melalui akar dan daun-
daun gulma setelah 4 - 6 jam aplikasi tanpa turun hujan. Jika hujan 2,4 - D akan
larut pada air hujan dan aliran permukaan dari gulma dan tanah sebelum
jumlahnya cukup diserap oleh gulma. 2,4 D berada pada jaringan floem gulma
setelah diserap dan bersamaan dengan translokasi bahan makanan ke seluruh
tubuh tumbuhan. Akumulasi dari herbisida terjadi pada daerah meristematik dari
batang dan akar. 2,4 - D bekerja akibat dari auxin atau perkembangan gulma,
mengatur hormon. Gulma diaplikasi dengan 2,4 D mengakibatkan metabolisme
gulma terganggu dengan merangsang nukleus
mempengaruhi aktivitas dari enzim, pernapasan, dan divisi sel, jaringan floem
hancur dan terganggu translokasi hasil fotosintesis sehingga mengakibatkan
kematian (http://www.epa.gov/TEACH/chem_summ/24D_summary.pdf, 2006).
2,4-D dalam bentuk asam, garam, atau ester yang diaplikasi lewat daun,
mendifusikan molekulnya lewat kutikula, masuk ke dalam apoplas, dan akhirnya
masuk sel setelah berpenetrasi pada plasmolema (Moenandir, 1988).
Nama Umum
: 2,4-D
Nama Kimia
Rumus Bangun
(http://www.pasticideinfo.org/Detail_chemical.jsp., 2008).
Metode Penelitian
Untuk menentukan jarak pergerakan biji dari induk ke sekitarnya,
dilakukan pengamatan setiap pukul 16.00 WIB setiap harinya dengan
menggunakan meteran.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non
faktorial dengan perlakuan :
i :
j:
ij:
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non
faktorial. Setiap perlakuan dibuat dalam 4 ulangan.
Herbisida yang digunakan :
H1
H2
H3
D3 = 1 x
D4 = 2 x
D5 = 4 x
x : dosis rekomendasidasi pada label
Maka diperoleh 3 unit petak percobaan dari 3 jenis herbisida:
Data hasil penelitian di analisis dengan sidik ragam dengan metode linier
sebagai berikut :
Yij = + i + j + ij
dimana:
Yij:
i :
j:
ij: