II.
1 buah
1 buah
10 buah
1 buah
1 buah
2 buah
3 buah
CARA KERJA
a. Uji NaOH 1N + H2SO4 1N
5 ml NaOH 1 N
0 ml H2SO4 1 N (1)
1 ml H2SO4 1 N (2)
2 ml H2SO4 1 N (3)
3 ml H2SO4 1 N (4)
4 ml H2SO4 1 N (5)
5 ml H2SO4 1 N (6)
6 ml H2SO4 1 N (7)
7 ml H2SO4 1 N (8)
8 ml H2SO4 1 N (9)
9 ml H2SO4 1 N (10)
Catat Suhu
dan Hitung Molaritas
NaOH 1 N (5 ml)
0 mlml
1 ml
2ml
3ml
4ml
5ml
6 ml
10
7 ml
8 ml
9 ml
H2SO4 1 N
0 ml CH3COOH 1 N (1)
1 ml CH3COOH 1 N (2)
2 ml CH3COOH 1 N (3)
3 ml CH3COOH 1 N (4)
4 ml CH3COOH 1 N (5)
5 ml CH3COOH 1 N (6)
6 ml CH3COOH 1 N (7)
7 ml CH3COOH 1 N (8)
8 ml CH3COOH 1 N (9)
9 ml CH3COOH 1 N (10)
Catat Suhu
dan Hitung Molaritas
NaOH 1 N (5 ml)
Cek Suhu
0 mlml
1 ml
2ml
3ml
Cek Suhu
4ml
5ml
6 ml
CH3COOH 1 N
III.
10
7 ml
8 ml
9 ml
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
10
ii. Perhitungan
Titik optimum terjadi pada 5ml NaOH + 3ml H2SO4
1) Berdasarkan Pengamatan
2NaOH(aq) + H2SO4(aq)
Na2SO4(aq) + 2H2O()
Koefisien Reaksi = Perbandingan Mol = Perbandingan V Titik Optimum
Koefisien reaksi
NaOH :
5 ml
:
5
:
Koefisien reaksi yang terjadi
H2SO4
3 ml
3
=5:3
mol H2SO4
=MxV
= 1 M x 5 ml
= 1 M x 3 ml
= 5 mmol
= 3 mmol
:
:
:
H2SO4
3
1
2H2O
5
5
ii. Perhitungan
Titik optimum terjadi pada 5ml NaOH + 3ml H2SO4
1) Berdasarkan Pengamatan
NaOH(aq) + CH3COOH(aq)
CH3COONa (aq) + H2O()
Koefisien Reaksi = Perbandingan Mol = Perbandingan V Titik Optimum
Koefisien reaksi
NaOH
5 ml
:
1
:
Koefisien reaksi yang terjadi
CH3COO
H
5 ml
1
=1:1
mol CH3COOH
=MxV
= 1 M x 5 ml
= 1 M x 5 ml
= 5 mmol
= 5 mmol
Mula - mula
Reaksi
Sisa
NaOH
5
5
-
CH3COOH
5
5
-
CH3COONa
5
5
H2O
5
5
IV.
Koefisien reaksi
NaOH
Pengamatan
Teori
1
1
:
:
CH3COO
H
1
1
PEMBAHASAN
1. Tujuan Percobaan
2. Gambaran Umum Cara Kerja
3. Hasil Uji
4. Reaksi Yang Terjadi
5. Hubungan Antara Volume dengan Suhu Pengukuran
6. Hubungan Antara Suasana Asam Basa Pada Stoikiometri
7. Kesesuaian Dengan Teori dan Prinsip Stoikiometri (Sesuai / Tidak Sesuai)
8. Faktor Kesalahan
9. Kesimpulan Pengamatan
10. Soal Modul
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam
reaksi tersebur habis bereaksi, sehingga tidak ada mol sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi
pembatas. Dala suatu reaksi juga terdapat reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm
apabila kalor berpindah dari system ke lingkungan sehingga suhu disekitar larutan menjadi panas
sedangkan reaksi endoterm adalah apabila kalor berpindah dari lingkungan ke sisitem, sehingga
suhu system menjadi lebih dingin. Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang
dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi duluan sehingga membatasi berlanjutnya reaksi,
pereaksi ini disebut pereaksi pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi
yang belum bereaksi karena pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini
disebut pereaksi sisa.
Praktikum stoikiometri reaksi ini bertujuan untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan
pembentukan perubahan temperatur dan juga untuk menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep
mol dari reaksi larutan asam-basa yang digunakan pada percobaan ini. Dalam percobaan ini
reaksi yang akan dilihat perubahannya adalah reaksi antara Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N dan
Asam Sulfat (H2SO4) 1 N, dan juga reaksi antara Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N dan Asam
Cuka (CH3COOH) 1 N.
Pada percobaan stoikiometri reaksi ini, suhu awal dari larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
diukur menggunakan termometer untuk mengetahui suhu mula-mula sebelum terjadinya reaksi
dengan larutan asam yang digunakan, baik Asam Sulfat (H2SO4) maupun Asam Cuka
(CH3COOH). Setelah larutan Natrium Hidroksida (NaOH) di dalam gelas ukur ditambahkan
dengan larutan Asam Sulfat (H2SO4) dengan volume yang berbeda yaitu dari volume 0 ml
berurut sampai 9 ml terjadi reaksi antara keduanya yang ditandai dengan adanya perubahan suhu,
perubahan suhu tersebut diketahui dengan mengukur suhu akhir campuran dengan termometer
setelah kedua larutan direaksikan. Hasil pengukuran suhu setelah reaksi antara Natrium
Hidroksida (NaOH) dan Asam Sulfat (H2SO4) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan suhu pada 0
hingga 3 ml Asam Sulfat (H2SO4) dan pada 5 ml hingga 9 ml Asam Sulfat (H2SO4) terjadi
penurunan suhu campuran. Hal ini menunjukkan bahwa pada reaksi hasil percobaan ini titik
optimum untuk terjadinya reaksi antara kedua larutan ini adalah pada campuran larutan Natrium
Hidroksida (NaOH) 5 ml dan Asam Sulfat (H2SO4) 3 ml.
Hasil uji antara reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) menunjukkan bahwa titik optimum
yaitu terjadi pada campuran larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5 ml dan Asam Sulfat (H2SO4)
3 ml. Suhu akhir campuran kedua larutan tersebut adalah 31.3 C. Hal ini menunjukkan bahwa
stoikiometri reaksi antara kedua larutan ini telah tejadi pada titik optimum tersebut. Berdasarkan
teori, antara larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam Sulfat (H2SO4) terjadi reaksi
kesetimbangan seperti berikut:
2NaOH(aq) + H2SO4(aq)
Na2SO4(aq) + 2H2O()
Reaksi kesetimbangan tersebut menunjukkan bahwa untuk terjadinya reaksi stoikiometri antara
keduanya dibutuhkan 2 mol NaOH(aq) dan 1 mol H2SO4(aq) agar tidak ada sisa (reaksi pembatas).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi stoikiometri terjadi jika kedua reaktan habis bereaksi
dan tidak ada sisa, sedangkan jika terdapat sisa (reaksi pembatas) maka termasuk reaksi non
stoikiometri. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa koefisien reaksi dapat ditentukan
dari hasil perbandingan volume titik optimum, pada percobaan ini berdasarkan pengamatan
menunjukkan koefisien reaksi hasil pengamatan yaitu 5 :3. Sedangkan berdasarkan perhitungan
konsep mol menggunakan volume titik optimum diperoleh hasil reaksi kesetimbangan yang
menunjukkan hasil perhitungan koefisien reaksi yaitu 2:1. Akan tetapi pada percobaan ini
menunjukkan bahwa masih terdapat sisa 0.5 mol H2SO4 pada volume 3 ml, sedangkan agar
benar-benar terjadi kesetimbangan reaksi seharusnya pada penambahan 2.5 ml H2SO4, tetapi
karena percobaan ini menggunakan kelipatan 1 ml percobaan ini sudah dianggap menunjukkan
reaksi stoikiometri yang benar.
Sedangkan pada percobaan antara larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N dan Asam
Cuka (CH3COOH) 1 N setelah larutan Natrium Hidroksida (NaOH) di dalam gelas ukur
ditambahkan dengan larutan Asam Sulfat (H2SO4) dengan volume yang berbeda yaitu dari
volume 0 ml berurut sampai 9 ml terjadi reaksi antara keduanya yang ditandai dengan adanya
perubahan suhu, perubahan suhu tersebut diketahui dengan mengukur suhu akhir campuran
dengan termometer setelah kedua larutan direaksikan. Hasil pengukuran suhu setelah reaksi
antara Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam Cuka (CH3COOH) menunjukkan bahwa terjadi
kenaikan suhu pada 0 hingga 5 ml Asam Cuka (CH3COOH) dan setelah 5 ml hingga 9 ml Asam
Cuka (CH3COOH) terjadi penurunan suhu campuran. Hal ini menunjukkan bahwa pada reaksi
hasil percobaan ini titik optimum untuk terjadinya reaksi stoikiometri antara kedua larutan ini
adalah pada campuran larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5 ml dan Asam Cuka (CH3COOH) 5
ml.
Hasil uji antara reaksi Natrium Hidroksida (NaOH) menunjukkan bahwa titik optimum
yaitu terjadi pada campuran larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5 ml dan Asam Cuka
(CH3COOH) 5 ml. Suhu akhir campuran kedua larutan tersebut adalah 30.7 C. Hal ini
menunjukkan bahwa stoikiometri reaksi antara kedua larutan ini telah tejadi pada titik optimum
tersebut. Berdasarkan teori, antara larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Asam Cuka
(CH3COOH) terjadi reaksi kesetimbangan seperti berikut:
NaOH(aq)
+ CH3COOH(aq)
CH3COONa (aq)
+ H2O()
Reaksi kesetimbangan tersebut menunjukkan bahwa untuk terjadinya reaksi stoikiometri antara
keduanya dibutuhkan 1 mol NaOH(aq) dan 1 mol CH3COOH(aq)) agar tidak ada sisa (reaksi
pembatas). Hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi stoikiometri terjadi jika kedua reaktan habis
bereaksi dan tidak ada sisa, sedangkan jika terdapat sisa (reaksi pembatas) maka termasuk reaksi
non stoikiometri. Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa koefisien reaksi dapat
ditentukan dari hasil perbandingan volume titik optimum, pada percobaan ini berdasarkan
pengamatan menunjukkan koefisien reaksi hasil pengamatan yaitu 1 : 1. Sedangkan berdasarkan
perhitungan konsep mol menggunakan volume titik optimum diperoleh hasil reaksi
kesetimbangan yang menunjukkan hasil perhitungan koefisien reaksi yaitu 1:1. Hasil
perhitungan reaksi kesetimbangan reaksi juga menunjukkan bahwa tidak ada sisa pada reaksi
pembatas pada reaksi kesetimbangan yang dihitung, hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan
dan hasil perhitungan telah tepat menunjukkan reaksi stoikiometri antara keduanya.
Kedua percobaa diatas menggunakan reagen Natrium Hidroksida (NaOH) yang
merupakan basa kuat dan Asam Sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuas, dan pembandingnya
yaitu Asam Cuka (CH3COOH) 1 N yang merupakan asam lemah. Apabila kedua larutan
dicampurkan akan didapat garam. Semakin banyak pereaksi yang beraksi atau semakin sedikit
pereaksi yang bersisa maka perubahan suhu semakin tinggi sedangkan semakin sedikit
konsentrasi pereaksi sisa semakin tinggi perubahan suhunya.
V.
NaOH : H2SO4 = 5 : 3
B. Berdasarkan Perhitungan Mol
NaOH : H2SO4 = 2 : 1
2. Hasil Koefisien reaksi antara NaOH dan CH3COOH
A. Berdasarkan Pengamatan
NaOH : CH3COOH = 1 : 1
B. Berdasarkan Perhitungan Mol
NaOH : CH3COOH = 1 : 1
3. Hasil reaksi antara NaOH dan H2SO4 adalah garam Na2SO4
4. Hasil reaksi antara NaOH dan CH3COOH adalah garam CH3COONa