Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hewan merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup karena hewan
memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh beradaptasi,
memerlukan makan , dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan
yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ. Membuang urine dan alvi
(eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap hewan.
Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap hewan akan menimbulkan berbagai macam
gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine,
konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan
menimbulkan dampak pada system organ lain seperti: system pencernaan, ekskresi dll.

Penyakit pada traktus urinarius merupakan hal yang sering ditemukan pada hewan
baik karena gagal ginjal ataupun batu ginjal. Tingginya kasus pada traktus urinari
menyebabkan berkembangnya berbagai metode yang dapat digunakan untuk
menangani kasus tersebut. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menangani
kasus pada traktus urinari adalah dengan cara cystotomi, cystocentesis, maupun
kateterisasi uretra.
Cystotomy adalah prosedur operasi untuk membuka kantong kencing. Cystotomy
menurut Martin (2007) dilakukan terutama untuk mengeluarkan kalkuli yang ada pada
kantong kencing dan uretra, tumor kandung kemih, trauma akibat kecelakaan atau
tertusuk oleh benda runcing, untuk tujuan biopsy, memperbaiki ureter ektopik dan
kandung kemih pecah, dan membantu dalam diagnosis untuk mengobati infeksi saluran
kencing. Cystostomy permanen dapat dilakukan dalam kasus atonia kandung kemih
neurogenik atau kanker kandung kemih (Cornell. 2000).
Cystocentesis adalah pengambilan cairan (urin) dari dalam vesica urinaria untuk
menghindari kontaminasi dengan bakteri. Metode yang lebih aman dalam hal
mengosongkan vesica urinaria dalah dengan menggunakan katererisasi uretra.
Cystocentesis ini menurut Gatoria (2008) dapat dilakukan untuk tujuan identifikasi

bakteri tanpa harus melakukan cystotomy ataupun biopsi mukosa vesika urinaria pada
anjing yang menderita urothialisis.
Cystotomi maupun cystocentesis diawali dengan penyayatan pada dinding
abdomen atau yang disebut dengan laparotomi. Dalam kasus ini yang digunakan
adalah jenis laparotomi medianus posterior. Hal ini dikarenakan organ target yaitu
vesica urinaria berada di bagian hipogastrium (Aguilera. 2004). Praktikum kali ini
dilakukan cystocentesis sehingga mahasiswa dapat melakukan pengambilan cairan
(urin) dalam vesica urinaria agar pasien terhindar kontaminasi dengan bakteri dan
melatih kemampuan untuk melakukan cystotomi.

TUJUAN
Tujuan Umum
Agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui bagaimana tata cara serta indikasi dan
kontraindikasi pemasangan kateter kandung kemih pada pasin sesuai prosedur..
Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan pngertian kateter

Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter

Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi pemasangan kateter

Anda mungkin juga menyukai