PEMBAHASAN
A. Profil Rumah Sakit
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah merupakan Rumah Sakit
Jiwa yang berada diujung tombak untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
terus menerus menigkatkan dan mengembangkan kapasitasnya untuk memenuhi harapan
masyarakat. RSJD Dr. Amino Gondohutomo milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,
yang terletak di Semarang Bagian Timur dengan Kapasitas 366 tempat tidur. Luas
tanah 60.000m2 ,terdiri dari 1 gedung administrasi, 1 gedung auditorium, 4 gedung
pelayanan, 13 gedung perawatan, 1 gedung rehabilitasi, 1 gedung diklat, 3 gedung
penunjang, 1 gedung asrama, 1 rumah dinas, 2 Mess, 3 lapangan tenis, dan 1 kamar
jenazah . Melalui pendekatan mutu, RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Tengah selalu berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanannya di
seluruh jajaran Rumah Sakit (Hospital Wide Quality Improvement).
RSJD Dr. Amino Gondohutomo mengalami perkembangan yang demikian pesat
hingga pada tanggal 1 Januari 2002 Rumah sakit jiwa pusat Dr. Amino Gondohutomo
Semarang berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Jawa Tengah sesuai dengan SK Gubernur No. 440/09/2002.
B. Supervisi Klinis Keperawatan Kepala Ruang
1. Pelaksanaan Supervisi Klinis Keperawatan di Ruang Arimbi dan Larasati RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Provisnsi Jawa Tengah
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan) dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogramkan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/ permasalahan
dalam pelaksanaan tugasnya. Pengawasan menurut American Nurse Association
(ANA) dalam (McEachen, & Keogh, 2007) adalah proses pengarahan, memandu, dan
mempengaruhi capaian kinerja individu dari suatu tugas atau aktivitas. Tanpa
melakukan supervisi maka akan sulit untuk menjaga dan mempertahankan mutu
asuhan keperawatan, karena masalah-masalah yang terjadi di ruangan tidak dapat
diketahui hanya melalui informasi yang diberikan perawat pelaksana.
pengarahan
dan
bimbingan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
dilakukan secara continue dan berkesinambungan oleh karena itu perlu adanya metode
evaluasi berkaladancontinue pulaagar tercapai kualitas pelayanan sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa praktik aplikasi saat
implementasi kegiatan supervisi klinis kepala ruang di Ruang Srikandi RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah didapatkan bahwa kepala ruang
melakukan kegiatan tersebut dengan baik sesuai SPO dan melakukan langkah-langkah
coaching saat supervisi dengan baik. Namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan
yaitu saat :
a. Pengkajian
Kepala ruang diharapkan dapat membuat jadwal supervisi klinis keperawatan
secara terjadwal dan continue serta jadwal supervisi klinik keperawatan yang akan
dilaksanakan harus sudah diketahui oleh semua staf perawat. Kepala ruang
diharapkan memiliki kesiapan terhadap materi yang akan disupervisi, dan memiliki
gambaran terhadap bentuk dan cara melakukan supervisi.
b. Persiapan
Sebelum melakukan supervisi pada area kegiatan yang telah terjadwal,
kepala ruang diharapkan sudah mengorientasikan materi supervisi klinis
keperawatan kepada staf perawat yang akan disupervisi, kepala ruang diharapkan
juga untuk memiliki gambaran terhadap kinerja, analisa permasalahan dan
identifikasi gaya kepribadian staf perawat yang akan disupervisi sehingga hal ini
akan mempermudah kepala ruang dalam melakukan pengarahan, bimbingan dan
evaluasi kepada staf perawat yang disupervisi.
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan pengarahan dan bimbingan dengan metode coaching,
diharapkan kepala ruang memiliki kemampuan dalam mengungkapkan pertanyaan
pertanyaan yang mengarahkan kesadaran, dimana dengan itu staf perawat akan
mendapatkan manfaat lebih banyak, disebabkan karena apapun yang dilakukan
kepala ruang terpusat pada upaya untuk mendapatkan kesadaran baru dan
wawasan, mengidentifikasi tujuan dan mengambil tindakan yang menantang.
c. Evaluasi
Saat melakukan evaluasi diharapkan kepala ruang mampu melakukan
penilaian supervisi, memberikan feedback dan klarifikasi serta reinforcement
terhadap pencapaian kemajuan staf perawat dan follow up perbaikan. Pada tahap
ini kepala ruang secara aktif meminta umpan balik dari staf perawat mengenai sesi
coaching (apa hambatan dan bagaimana pengalaman sesi coaching serta hal-hal
yang ingin diubah dalam sesi coaching berikutnya). Tahap ini juga diperlukan
untuk membuat ketentuan bagaimana hasil tindakan coachee akan dikaji pada sesi
coaching berikutnya.
Dari hasil observasi didapatkan pula bahwa kepala ruang telah memiliki
kemampuan untuk menjadi seorang Coach yang efektif , dimana kepala ruang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Dipercaya dan dihargai
2) Perilaku mereka dapat dijadikan contoh
3) Mempunyai pengalaman yang relevan dengan berbagai nilai tambah
4) Mempunyai keterampilan berkomunikasi yang baik
5) Memberi dukungan dan semangat
6) Menyediakan waktu untuk mendengarkan
7) Mempersilahakan setiap orang untuk menjadi dirinya sendiri
8) Mempunyai rasa percaya diri yang kuat
9) Fokus pada tujuan akhir
10) Bertanggungjawab terhadap hasil yang diperoleh.
Hasil dari penelitian Etlidawati, 2012 menunjukan hasil terdapatnya
hubungan bermakna strategi supervisi kepala ruang dengan motivasi perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan ,yaitu dilihat struktur,
keterampilan, dukungan dan keberlanjutan, Sedangkan hasil analisis multivariat
faktor yang paling dominan adalah keberlanjutan supervisi setelah di kontrol
dengan keterampilan, struktur dan dukungan.
Hasil penelitian Leli Siswana, 2010, Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara peran supervisi kepala ruangan terhadap kinerja ruangan
dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi.
Supervisi dan bimbingan dalam keseharian akan meningkatkan kemampuan
masing-masing perawat dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan.
Supervisi kepala ruangan yang baik meningkatkan peluang pendokumentasian
asuhan keperawatan 3 kali lebih baik, sehingga semakin baik supervise kepala
ruang semakin baik pula pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat
pelaksana (Nindyanto, 2013). Terdapat hubungan antara supervisi kepala ruang
dengan pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Struktur/Input
Deskripsi pekerjaan
Standar Klinis
Indikator Kinerja
Pendidikan
berkelanjutan
Ketrampilan manajerial
klinis
-
Proses
Kepemimpinan
&
support
kualitas
Asuahan Kep./Keb.
Monitoring
IKK
feedbackkan hasil dan
coaching
untuk
mencapai
standar
kinerja
yang
dibutuhkan
Refleksi
Diskusi
Kasus
Hasil/Output
Staf termotivasi
Standarisasi
Kepuasan Pasien
Kepuasan Staf
Peningkatkan outcome
kesehatan
Supervisi klinis keperawatan kepala ruang di ruang Srikandi dan Larasati sudah
dilakukan sesuai SOP dan hasil penilaian supervisi klinis keperawatan yang dilakukan
oleh mahasiswa praktik Aplikasi sebagai observer pada kegiatan tersebut didapatkan
hasil bahwa proses pelaksanaan Supervisi klinis keperawatan kepala ruang
menunjukan pemahaman terhadap konsep dan definisi operasional pelaksanaan
Supervisi klinis keperawatan, kepala ruang sudah mampu melakukan proses
pengarahan dan bimbingan terhadap area yang disupervisi, langkah-langkah proses
pengarahan dan bimbingan dengan menggunakan metode coaching sudah mampu
diterapkan secara sistematis sesuai dengan SPO supervisi klinis keperawatan.
c)
Hasil diskusi juga disampaikan bahwa SPO yang buat bisa dilaksanakan
sebagai acuan pelaksanaan supervisi klinis keperawatan secara terprogram,
terjadwal dan continue
4) Action
a) Susun SPO pelaksanaan supervisi klinis keperawatan
b) Sosialisasikan kepada seluruh ruangan sehingga persepsi antar ruangan sama.
c) Susun jadwal supervisi dan materi yang akan disupervisi
d) Supervisi dilakukan secara bertahap untuk memudahkan pemahaman,
perubahan dan proses evaluasi
e) Lakukan supervisi berjenjang.
Tabel. 7.2. PDSA Supervisi Klinis Keperawatan
Plan
1. Lakukan
supervisi klinis
keperawatan oleh
kepala ruang.
2. Lakukan
supervisi
berjenjang oleh
case
manajer
terkait
pelaksanaaan
supervisi klinis
keperawatan.
Do
Study
Action
Pelaksanaan
Lakukan supervisi 1.Susun SPO dan
supervisi
klinis klinis
juknis
keperawatan
keperawatan
pelaksanaan
sesuai
dengan secara
supervisi
klinis
draf SPO yang terprogram,
keperawatan
telah di susun
terjadwal,
dan 2.Sosialisasikan
continue
yang
kepada
seluruh
disusun
oleh
ruangan sehingga
kepala ruang
persepsi
antar
ruangan sama.
3.Susun
jadwal
supervisi
dan
materi yang akan
disupervisi
4.Supervisi dilakukan
secara
bertahap
untuk
memudahkan
pemahaman,
perubahan
dan
proses evaluasi
5.Lakukan supervisi
berjenjang.
supervisi
klinis
terhadap
pelaksanaan
timbang
terima
yaitu
Struktur/Input
Deskripsi pekerjaan
Standar Klinis
Indikator Kinerja
Pendidikan
berkelanjutan
Ketrampilan
manajerial klinis
Proses
Kepemimpinan &
support
kualitas
Asuahan Kep./Keb.
Monitoring
IKK
feedbackan
hasil
dan coaching untuk
mencapai
standar
kinerja
yang
dibutuhkan
Refleksi
Diskusi
Kasus
Hasil/Output
Staf termotivasi
Standarisasi
Kepuasan Pasien
Kepuasan Staf
Peningkatkan
outcome kesehatan
didapatkan adalah 92 hal ini menunjukan bahwa proses pelaksanaan timbang terima
seluruh peserta menunjukan pemahaman terhadap konsep pelaksanaan timbang
terima, menggunakan strategi dan metoda yang tepat sesuai dengan draf SPO timbang
terima yang telah disediakan tabel 2.2, proses pelaksanaan timbang terima efektif
dengan menggunakan metode bedside.
Hasil diskusi dengan kepala ruang bisa dilakukan dan membantu kepala ruang
dalam melakukan penilaian. Format mudah digunakan karena menggunakan metode
cek list dan penilaian yang jelas (bobot nilai terlampir dengan jelas dan mudah
dihitung). Format juga membantu supervisor dalam mengidentifikasi nilai yang krang
sehingga mempermudah supervisor dalam melakukan supervisi. Format ini bisa
digunakan dalam pelaksaan supervisi kepala ruang terhadap pelaksaan timbang terima
3.
2) Do
a) Melakukan sosialisasi draf SPO dan lembar supervisi pelaksanaan timbang
terima kepada kepala ruang
b) Melakukan pendampingan pelaksanaan timbang terima.
c) Mengidentifikasi pelakasanaan timbang terima.
3) Study
a) Penulis melakukan observasi mulai dari persiaapan sampai pelaksanaan
timbang terima.
b) Hasil observasi dengan menggunkan lembar penilaian supervisi timbang
terima di dapatkan bahwa timbang terima sudah dilaksanakan dengan ratarata 92.
c) Hasil diskusi dengan kepala ruang bahwa timbang terima telah dilakukan
setiap pergantian shif akan tetapi tidak selalu dilakukan klarifikasi disamping
tempat tidur klien.
d) Hasil dikusi juga disampaikan bahwa SPO yang buat bisa dilakssanakan
sebagai acuan pelaksanaan timbang terima.
4) Action
Tabel. 7.4. PDSA Timbang Terima
Plan
1.
Lakukan
supervisi
pelaksaan timbang
terima oleh kepala
ruang.
2.
Lakukan
supervisi berjenjang
oleh case manajer
terkait pelaksanaaan
supervisi timbang
terima
Do
Pelaksanaan
timbang
terima
sesuai dengan draf
SPO yang telah di
susun
Study
Action
Lakukan timbang 1. Adakan
terima
setiap
supervisi kepala
pergantian shift
ruang terhadap
dengan klarifikasi
pelaksaan
disamping tempat
timbang terima
tidur klien.
oleh
kepala
ruang
2. Lakukan
supervisi klinis
keperawatan
dengan
menggunakan
metode
coaching dalam
pelaksaan
timbang terima
dengan metode
bedside
disamping
tempat
tidur
pasien.
penelitian ini diperkuat oleh Chris Dawber (2013) menunjukan bahwa diskusi refleksi
kasus yang dilakukan secara berkelompok dapat meningkatkan kerjasama tim,
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dalam hubungan interpersonal serta
mempunyai dampak positif terhadap perawatan klinis oleh perawat.
3. Supervisi pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) di Arimbi
RSJD Dr.
kewajaran
pelayanan
tehadap
pasien,
menggunakan
peluang
untuk
(Emanuel Vensi Hasmoko, 2008). Dari tabel tersebut jelas bahwa supervisi pelaksaan
DRK harus dilakukan oleh kepala ruang guna mendatkan out pun yang sesuai dengan
harapan.
Tabel. 7.5. Proses Manajemen Keperawatan DRK
-
Struktur/Input
Deskripsi pekerjaan
Standar Klinis
Indikator Kinerja
Pendidikan
berkelanjutan
Ketrampilan manajerial
klinis
Proses
Kepemimpinan
&
support
kualitas
Asuahan Kep./Keb.
Monitoring
IKK
feedbackkan hasil dan
coaching
untuk
mencapai
standar
kinerja
yang
dibutuhkan
Refleksi
Diskusi
Kasus
Hasil/Output
Staf termotivasi
Standarisasi
Kepuasan Pasien
Kepuasan Staf
Peningkatkan outcome
kesehatan
Do
Pelaksanaan
1.
DRK
sesuai
dengan draf SPO
yang telah di
susun
Study
Action
Lakukan
DRK 1. Adakan
supervisi
setiap
bulan
kepala
ruang
sesuai
dengan
terhadap pelaksaan
jadwal yang telah
DRK oleh kepala
disusun
oleh
ruang
kepala ruang
2. Lakukan supervisi
2. Lakukan
klinis keperawatan
supervisi
dengan
pelaksanaan
menggunakan
DRK oleh kepala
metode
coaching
ruang.
dalam
pelaksaan
DRK
2.
2) Do
a) Melakukan sosialisasi draf SPO dan lembar supervisi pelaksanaan discharge
planning kepada kepala ruang
b)Melakukan pendampingan menyusunan discharge planning
3) Study
a) Penulis melakukan observasi mulai dari persiaapan sampai penyususnan
discharge planning
b) Hasil observasi dengan menggunkan lembar penilaian supervisi di dapatkan
bahwa discharge planning telah dilaksanakan dengan nilai rata-rata 92
4) Action
a) Susun discharge planning sesuai dengan SPO yang ada.
b) Adakan supervisi terhadap pelaksaan discharge planning oleh kepala ruang.
c) Lakukan supervisi klinis keperawatan dengan menggunakan metode
coaching dalam pelaksanaan discharge planning oleh kepala ruang.