Asam Benzoat
Mempunyai sifat antiseptif terutama fungisidal. Digunakan dalam salap contohnya
dalam Whitfield dengan konsentrasi 5%. Menurut British Pharmaceutical Codex
susunannya adalah :
R/ Acidi benzoici 5
Acidi salicylici 3
Petrolati 28
Olei cocos 64
Modifikasi salap tersebut ialah A.A.V. Digunakan untuk penyakit jamur superfisial.
Salap tersebut berisi asam salisilat 6% dan asam benzoat 12%. Sedangkan salap
lain ialah A.A.V.I berisi asam salisilat 3% dan asam benzoat 6%. Jadi konsentrasi
bahan aktifnya hanya separuhnya.
4. Asam borat
Konsentrasinya 3%, tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau
dalam salap berhubungan efek antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat
toksik, teutama pada kelainan yang luas dan erosive terlebih-ebih pada bayi.
5. Asam salisilat
Merupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam pengobatan topikal.
Efeknya ialah megurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang
terganggu. Pada konsentrasi rendah (1-2%) mempunyai efek keratoplastik, yaitu
menunjang pembentukan keratin yang baru. Pada konsentrasi tinggi (3-20%)
bersifat keratolitik dan dipakai pada keadaan dermatosis yang hiper keratotic. Pada
konsentrasi sangat tinggi (40%) dipakai untuk kelainan-kelainan yang dalam,
misalnya kalus dan veruka plantaris. Asam salisil dalam konsentrasi 1% dipakai
sebagai kompres, bersifat antiseptic, penggunaannya pada dermatitis eksudatif.
Asam salisil 3%-5% juga bersifat mempertinggi absorbasi perkutan zat-zat aktif.
6. Asam undersilinat
Bersifat antimikotik dengan konsentrasi 5% dalam salap atau krim. Dicampur
dengan garam seng (Zn undecylenic) 20%.
Indikasi