Arya Putra Widyadmaja 145040201111209 U1
Arya Putra Widyadmaja 145040201111209 U1
NAMA
: ARYA PUTRA W.
NIM
: 145040201111209
KELAS
: U1
ASISTEN
: ALIF R.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tanaman memerlukan media dan bahan tanam yang sesuai untuk
mendapatkan produk akhir yang maksimal. Media tanam dapat didefinisikan
sebagai tempat tumbuh kembang tanaman. Media tanam sangat berperan
karena
fungsinya
yang
menyediakan
nutrisi
bagi
tanaman,
tempat
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media Tanam
Media Tanam Adalah tempat untuk hidup/tumbuh bagi tanaman misalnya
tanah, arang sekam dll.
(Zulkarnain, 2009)
(Danoesastro, 1984)
b. Sekam
Sekam padi adalah kulit biji gabah tanaman padi. Sekam padi bisa
berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar)yang memiliki
tingkat porositas sama. Penggunaan sekam bakaruntuk media tanam
tidak perlu disterilisasi lagi karena mikrobapatogen telah mati selama
proses pembakaran. Sekam bakarjuga memiliki kandungan karbon (C)
yang tinggi Sekam mentahsebagai media tanam mudah mengikat air,
tidak mudah lapuk,merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan
tanaman dantidak mudah menggumpal t sehingga akar tanaman dapat
tumbuh dengan sempurna.
(Wiryanta, 2007)
b. Tanah
Tanah liat merupakan jenis tanah yang berstektur paling halus dan
lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki
pori-pori berukuran kecil (pori-pori mikro) yang lebih banyak dari
pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga
memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro
adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara
pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air
gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro
berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulais atau udara
menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara
sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya
akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan
bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan
sebagai media penyemaian, cangkok, dan bonsai.
c. Serbuk kayu/gergaji
Serbuk gergaji adalah serbuk kayu berasal dari kayu yang dipotong
dengan gergaji. Serbuk kayu sangat ringan sehingga memudahkan
untuk perumbuhan akar, tetapi serbuk kayu tidak bisa mengikat air
sehingga air mudah menguap.
(Wiryanta, 2007)
2.5 Syarat Media Tanam Yang Baik
a. Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu
berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Agar persyaratan tersebut terpenuhi,
maka kita harus memilih media tanam yang tidak mudah lapuk dan bisa
tahan lama.
b. Media tanam harus memiliki sifat porous, sehingga mampu mengalirkan
kelebihan air yang tidak dibutuhkan, sehingga tanaman terhindar dari
rendaman air dan kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi dapat
mengakibatkan tanaman menjadi busuk dan serangan jamur. Sehingga
kita harus dapat membuat media tanam yang tidak padat dan memiliki
rongga atau pori pori, sehingga drainase dan aerasi pada media berjalan
baik.
c. Media harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik itu unsur
hara makro maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan nutrisi
dapat terpenuhi.
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada
pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah.Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji (Kusfebriani dkk., 2010).
2.7 Pengertian Benih, Bibit, dan Biji
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman yang telah melalui
proses seleksi, sehingga dapat diharapkan dapat mencapai proses tumbuh
yang besar menjadi tanaman dewasa.
Bibit adalah tanaman hasil perbanyakan atau penangkaran yang siap
untuk ditanam, dapat bersal dari perbanyakan generatif (biji/benih) dan dapat
juga bersal dari perbanyakan vegetif (cangkok, okulasi, stek, dll).
Biji merupakan bakal biji (ovulum) yang dihasilkan oleh tumbuhan
berbunga dan dikenal sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.
(Danoesastro, 1984)
.
2.8 Macam-macam Tipe Perkecambahan
Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada
bijinya yang nantinya akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya
masih tetap berada di dalam tanah. Contoh perkecambahan ini terjadi pada
jagung.
Perkecambahan Epigeal
vegetatif
adalah
perbanyakan
tanaman
dengan
tumbuh
di
bawah
permukaan
tanah
dan
pada
b. Corm
Pangkal batang yang membengkok dan memadat serta
mengandung cadangan makanan. Pada dasarnya cormus
terdapat lubang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagian
atas (ujung) terdapat mata tunas.
e. Rhizome
Akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata
tunas akan membengkok sebagai cadangan energi.
f. Anakan
Hasil pembiakan vegetative induk yang berkembang sendiri
yang tumbuh di dekat tanaman induk.
b. Cangkok
Cangkok adalah suatu cara perbanyakan vegetative tanaman
dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar
sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman
induk. Suatu bagian batang (biasanya ujung) dikerat kulitnya
hingga terlihat kayu. Bagian yang terbuka ini lalu dibungkus
dengan bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian dibebat
dengan bahan kedap air. Setelah beberapa minggu kar telah
terbentuk dan anakan dipisah dari pohon induk.
c. Okulasi
Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada
batang muda dan dari varietas yang sama, atau antara varietas
dalam spesies. Macam okulasi, yaitu : Okulasi bentuk batang,
kotak, atau persegi, okulasi bentuk T, kulasi bentuk miring.
sebagai
salah
stu
tanaman
gabungan.
(Sutopo, 1998)
2.11 Keuntungan dan Kerugian Perbanyakan Generatif dan Vegetatif
Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman,
tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga mudah didistribusikan,
justru
sinar
matahari
dapat
menghambat
proses
pertumbuhan.
d. Jamur dan bakteri
Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang
lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan
jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)
2. Faktor internal
a. Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk
membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan
pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel
dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.
b. Dormansi bahan tanam
c. ZPT (zat pengatur tumbuh)
(Rochiman.1973)
BAB III
Fungsi
Untuk memasukkan media tanam ke dalam polibag
Sebagai tempat dari media tanam
Untuk menandai polibag
Untuk mendokumentasi hasil praktikum
Untuk mencatat hasil praktikum
Untuk mengukur kedalaman media tanam dan tinggi
Modul DBT
Wadah
tanaman
Untuk acuan dalam pelaksaan praktikum
Sebagai tempat air
3.1.2 Bahan
Bahan
Arang sekam
Tanah
Pasir
Kompos+Tanah ( 1:1 )
Tanah + Pasir ( 1:1 )
Serbuk gergaji
Batang tebu
Cocor bebek
Kedelai
Jagung
Kentang
Air
Fungsi
Mengambil media tanam yang telah disediakanberupa tanah, pasir, arang sekam,
serbuk gergaji, kompos + tanah (1:1), dan pasir + tanah (1:1)
Mengisi polibag dengan media tanam yang telah ditentukan hingga terisi 4/5
tinggi polibag atau dengan menyisakan 5 cm dari atas polibag lalu memberi nama
Vegetatif
Tebu
Generatif
Kentang
Cocor
bebek
Jagung
Kedelai
Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali tergantung kebutuhan dan cuaca (curah
hujan)
Membuat laporan
3.3 Analisa Perlakuan
Siapkan alat dan bahan. Kemudian beri nama media tanam pada setiap
polibag, total ada 30 polibag. Jadi setiap 6 polibag terdapat media tanam yang
sama. Masukkan media tanam sesuai keterangan yang sudah ditulis di polibag
sampai 4/5 dari polibag. Untuk bahan tanam tanah + pasir menggunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
1. Tanaman Jagung
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung
Media
Tanah
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
7,5
9,1
12,7
17,5
19,5
21,9
Pasir
6,7
11,3
16,6
21,6
27,2
32,6
Tanah+pasir
12,2
15,5
21
40,2
48,3
Tanah+kandang
6,2
10,5
14,7
22,8
26,9
Sekam
7,8
11,6
17,3
19,8
23,4
Bubuk gergaji
4,5
5,3
7,4
11,7
14,5
14
21 hst
28 hst
35 hst
hst
42
49
hst
hst
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kandang
Sekam padi
Serbuk gergaji
4 Hst
Pasir
4Hst
Tanah+kandang
4Hst
Tanah+pasir
4Hst
Sekam padi
11Hst
Serbuk gergaji
4Hst
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Tanah
5,8
7,8
8,4
9,4
10,8
Pasir
9,3
14,2
16,5
17,3
19,2
Tanah+pasir
Tanah+kandang 5
6,8
12,7
19,4
23,7
Sekam
4,5
7,1
10,6
13
16,8
Bubuk gergaji
5,3
10
14,4
17,3
Jumlah Daun
14 hst
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kandang
Sekam
Bubuk gergaji
Media
Tanah
4 Hst
Pasir
4Hst
Tanah+pasir
Tanah+Kandang
4 Hst
Sekam padi
11 Hst
Serbuk gergaji
4 Hst
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
0.4
1.5
2,3
Tanah+ kandang
Sekam
Bubuk gergaji
0,9
2,2
3,4
Jumlah Daun
14 hst
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+ kandang
Sekam
Bubuk gergaji
Media
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kandang
Sekam padi
Serbuk gergaji
35 Hst
35Hst
-
4. Tanaman Tebu
Tabel 1. Tinggi Tanaman Tebu
Media
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Tanah
0,3
3,8
6,1
27,1
40,4
46,7
Pasir
12,4
21
32,5
36,5
53,2
Tanah+pasir
15,3
24,4
32,2
36
41,2
Tanah+kandang
Sekam
0,8
7,2
10,7
14,6
17,6
Bubuk gergaji
0,5
2,5
5,5
14,6
26,2
33,5
Jumlah Daun
14 hst
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
49 hst
Sekam
Bubuk gergaji
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+pupuk
kandang
Tanah
11 Hst
Pasir
11 Hst
Tanah+pasir
11 Hst
Tanah+kandang
Sekam padi
11Hst
Serbuk gergaji
11Hst
5. Tanaman Kentang
Tabel 1. Tinggi Tanaman Kentang
Media
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+ kandang
Sekam
Bubuk gergaji
Jumlah Daun
14 hst
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
21 hst
28 hst
35 hst
42 hst
Tanah+kandang
Sekam
Bubuk gergaji
Tanah
Pasir
Tanah+pasir
Tanah+kandang
Sekam padi
Serbuk gergaji
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jagung
Berdasarkan hasil pengamatan didapat hasil tinggi tanaman yang
dimulai 14 hst hingga 42 hst menunjukan pada semua media tanam
mengalami peningkatan. Pertumbuhan tinggi pada tanaman jagung juga
diimbangi dengan bertambahnya jumlah daun. Pertumbuhan daun terus
mengalami peningkatan, tetapi pertumbuhan yang paling meningkat yaitu
pada media tanah+pasir.
Menurut AAK (1993), jagung tidak memerlukan persyaratan tanah
yang khusus hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk
pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur, subur,
dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik. Di samping itu
drainase dan aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan
membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung. Dari pertanyaan
tersebut dapat diambil kesimpulan sebenarnya jagung dapat tumbuh dalam
media apapun asalkan memenuhi unsur hara yang diperlukannya, namun
faktor seperti drainase dan aerasi juga mempengaruhi. Hal ini karena
drainase dan aerasi yang baik.
4.2.2 Kedelai
Dari hasil pengamatan yang didapat, tinggi tanaman pada seluruh
media tanam mengalami peningkatan. Tetapi jumlah daun dari beberapa
media tanam mengalami naik turun (fluktuasi). Pada media tanam
tanah+pasir kedelai tidak tumbuh hingga akhir pengamatan. Pada media
tanam sekam dan serbuk gergaji pada akhir pengamatan mengalami
penurunan jumlah daun.
4.2.3 Tebu
Pada tanaman tebu, tebu tidak tumbuh pada media tanam berupa
Tanah+pasir.Tebu yang tidak tumbuh kemungkinan diakibatkan oleh
beberapa faktor. Kadar air yang terdapat didalam media tanam juga
mempengaruhi pertumbuhan dari tebu tersebut, atau juga pada faktor saat
penanaman tebu yang kurang tepat sehingga tunas pada tebu tidak dapat
tumbuh, di dalam pratik kali ini tebu yang berada pada media tanam tanah
lebih tinggi dibanding media tanam lain, dalam media sekam dan serbuk
gergaji mengalami pertumbuhan yang kurang dikarenakan media tersebut
memiliki sifat porositas yang sangat tinggi sehingga tidak dapat menahan
air.
4.2.4 Cocor Bebek
Dari data yang didapat tanaman cocor bebek ini hanya tumbuh
pada media tanam tanah+pasir, sekam. Sebaliknya pada media tanam
serbuk gergaji, tanah, pasir, tanah+pupuk kandang cocor bebek tidak
tumbuh ,mungkin ini juga dipengaruhi beberapa faktor yaitu bisa berupa
peletekan/penanaman tunas yang kurang sesuai ataupun porositas media
kurang baik sehingga mengalami pembusukan pada tunas yang
menyebabkan tidak tumbuhnya tunas pada daun cocor bebek, sebaliknya
pada media tanam tanah+pasir dan sekam yang memiliki porositas baik
ataupun cocok dengan media tanam cocor bebek.
4.2.5 Kentang
Tanaman kentang pada semua media tanam tidak mengalami
pertumbuhan atau mati. Kesesuaian lahan pada prinsipnya ditentukan oleh
kecocokan antara kualitas lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman.
Pada umumnya, kentang tidak dapat tumbuhdan berproduksi dengan baik
apabila ditanam didataran rendah. Daerah yang cocok untuk tanaman
kentang adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan kisaran
ketinggian antara 1.000 3.000 m dpl dan ketinggian tempat yang ideal
berkisar antara 1.000 1.300 m dpl. Keadaan topografi tanah tidak banyak
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman secara langsung, tetapi
merupakan faktor pembatas yang sangat berpengaruh terhadap biaya
pembukaan lahan. Keadaan tanah yang baik dan sesuai untuk tanaman
kentang adalah tanah yang memiliki struktur remah, teksturnya geluh
kriteria
dari
persyaratan
tadi.
Kentang
tidak
tumbuh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Media Tanam Adalah tempat untuk hidup/tumbuh bagi tanaman
misalnya tanah, arang sekam dll (Zulkarnain, 2009).SedangkanBahan tanam
adalah bahan yang digunakan untuk memulai kehidupan baru dari suatu
tanaan tertentu, bahan tanam dapat berupa benih, bibit dan biji (Danoesastro,
1984).Fungsi Media Tanam
a. Tempat berdiri tegak tanaman
b. Suplai nutrisi/hara
c. Tempat suplai air
Jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan memilih
media tanam yang tepat untuk tanaman dan keadaan lahandandaerah
kita.
Salah
satunya
adalah
dengan
memperhatikan
tingkat
5.2 Saran
Sebaiknya
dalam
menuliskan
suatu
penanaman
tanaman
harus
memperhatikan kondisi lahan dan media tanam serta tanaman yang akan
ditanam sehingga pada saat pertumbuhan tanaman tersebut dapat tumbuh
dengan baik, serta didapatkan hasil percobaan yang maksimal. Tidak yaitu
perawatan pun juga diperhatikan. Dan penulisan laporan disarankan
formatnya tidak terlalu banyak dan terimakasih kepada kakak asisten telah
berbagi ilmu dan membimbing kita.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1993. Teknik bercocok tanam Jagung. Yogyakarta: kanisius