Mikroba Antagonis adalah mikroba yang memiliki sifat berlawanan dengan mikroba
patogen/pembusuk melalui mekanisme kerjanyanya. Antibiosis yaitu penghambatan
perkembangan suatu populasi mikroba akibat pembentukan (pengeluaran) zat racun oleh populasi yang lain (Bakteriosin). Bakteriosin adalah zat bersifat bakterisida yang dihasilkan oleh mikroba antagonis yang terhadap mikroba patogen/pembusuk. Keunggulan mikroba antagonis aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan karena tidak menghasilkan residu racun, menghilangkan ketergantungan terhadap bahan sintetis. Selain itu menurunkan biaya produksi karena dapat diperoleh dari biakan alami dan dapat dikembangkan dengan fermentasi. Mikroba antagonis dalam menghambat aktifitas mikroba pembusuk menggunakan tiga cara yaitu dengan menimbulkan persaingan makanan sedemikian rupa sehingga bakteri pembusuk sulit mendapatkan makanan (kompetisi). Dengan menurunkan pH sehingga aktifitas mikroba pembusuk dapat terganggu dan tidak bertahan hidup (pengendalian lingkungan). Dengan menghasilkan produk metabolit yang bersifat racun bagi mikroba merugikan (bakteriosin). Penerapan prinsip kerja mikroba antagonis dalam kehidupan sehari hari pada pengendalian penyakit tanaman, contohnya Bacillus subtilis yang efektif mengendalikan penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani pada tanaman krisan. Pseudomonas fluorescent yang efektif untuk penyakit akar bengkak yang disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae pada caesin. Lactobacillus sp sebagai biocontrol vibriosis yang menyerang udang, vobriosis disebabkan oleh bakteri vibrio sp. Yang paling sering adalah pada yoghurt, dimana menggunakan mikroba antagonis Lactobacillus bulgaricus untuk mengendalikan jumlah mikroba pembusuk dalam usus manusia.