Asuhan Keperawatan Pada Ami Dan Diabetes Militus
Asuhan Keperawatan Pada Ami Dan Diabetes Militus
KELOMPOK I
Disusun oleh :
(Kelompok 1/Kelas Blora)
1. Ariema Pramista Dewi
2. Lukmini Anita R
3. Nanang Anacardia
4. Ery Vamirawati
5.
Imam Syaroni
6. Sugianto
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Maret 2016 pukul 08.30 di Ruang X RSUD Y.
sumber data diperoleh dari anamnesa, observasi, pengkajian fisik, dan catatan medik
pasien.
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 50 tahun
Status Perkawinan: Sudah menikah
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Indonesia
Pendidikan
: SMA
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat
: Jalan xxx
Diagnosa Medis : AMI dan Diabetes Militus
Sumber Biaya
: BPJS
B. Alasan di rawat :
1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Saat masuk rumah sakit, pasien mengeluh Nyeri dada sebelah kiri seperti ditekan
benda berat sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit
2. Keluhan Utama Sekarang
Saat pengkajian pasien terlihat menahan nyeri pada dada sebelah kiri, seperti
tangan memegang dada dan menahan sakitnya.
C. Riwayat Penyakit
Aktivitas pasien sebelum masuk rumah sakit, pasien jarang melakukan aktivitas
karena semua aktivitas sudah dilakukan oleh pembantu dan pasien sebelum
mempunyai luka di kaki pasien juga jarang berolahraga
5. Istirahat dan tidur
Pasien dapat istirahat dan tidur, hanya terkadang pasien tidak bisa istirahat apabila
rasa nyeri di dadanya timbul.
6. Kebersihan diri
Selama di rumah sakit pasien memenuhi kebutuhan akan kebersihan diri di bantu
oleh keluarga.
7. Temperature/suhu tubuh
Sebelum masuk rumah sakit pasien suhu tubuh pasien normal (36C) tapi setelah
masuk rumah sakit suhu tubuh pasien naik menjadi 38C.
8. Rasa Aman
Pasien merasa aman selama berada di rumah sakit. Ketika ditanyakan oleh dokter,
perawat, keluarga maupun yang lain pasien tampak kooperatif
9. Rasa Nyaman
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien merasa nyaman dan tidak
merasakan nyeri. Saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri
tidak menyebar, sakitnya seperti ditekan benda berat skala nyeri pasien 5 setelah
diberikan skala nyeri 0-10, nyeri apabila dipakai beraktivitas dan nyeri menetap
terus-menerus.
10. Sosialisasi dan Komunikasi
Hubungan pasien dan keluarga sangat baik. Keluarga pasien memberi dukungan
kepada pasien untuk kesembuhannya. Pasien juga ramah kepada dokter, perawat.
Pasien kooperatif ditanya oleh perawat.
11. Rekreasi
Saat pengkajian pasien mengatakan bosan dirumah sakit, pasien ingin segera
pulang, sembuh dan ingin melakukan aktivitasnya seperti biasa.
12. Belajar
Pasien cukup mengerti dan tahu mengenai penyakit yang dideritanya
13. Bekerja
Pasien sebelum masuk rumah sakit bisa mengerjakan sedikit pekerjaan rumah
tangga. Setelah masuk rumah sakit pasien hanya berbaring ditempat tidur.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesan Umum
: baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Kebersihan diri : Kurang
d. Warna kulit
: sawo matang
2. Gejala cardinal
a. Suhu
:38 C
b. Nadi
: 73 x/menit
c. Tekanan Darah : 128/78 mmHg
d. Respirasi
: 17 x/menit
3. Keadaan Fisik :
a. Kepala
: Rambut hitam lurus keadaan bersih, nyeri tekan (-), benjolan (-)
b. Mata
: Pergerakan mata normal, konjungtiva merah muda, sklera putih,
c.
d.
e.
f.
pupil berefleksi baik, lingkar hitam (-), tidak menggunakan lat bantu melihat.
Hidung
: bentuk simetris, bersih, tidak ada polip,penciuman baik
Mulut dan Gigi : mukosa bibir kering, bersih tidak ada caries, lidah bersih.
Telinga
: bentuk simetris, pendengaran baik, kebersihan cukup
Leher
: bentuk simetris, nyeri tekan (-), tidak ada pemebsaran kelenjar
otot normal.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
- GDS 240 mg/dl,
- LDL 230mg/dl
- Hb 9 gr/dl
2. EKG
- Gambaran EKG sinus rytme (SR )dan ST elevasi pada lead II, III, aVF.
II.
PENGELOMPOKAN DATA
DATA SUBYEKTIF
Pasien mengatakan nyeri pada dada
DATA OBYEKTIF
TD : 128/78 mmHg
Nadi : 73 x/ menit
Pernafasan : 17 x/ menit
Suhu : 38 C
GDS : 240 mg/dl
LDL 230 mg/dl
Tampak luka di dorsalis pedis sinistra
berkurang
Pasien mengatakan sudah mempunyai
riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang
lalu
Pasien mengatakan sejak remaja sudah
obesitas
Pasien mengatakan sudah menopause
% jaringan nekrotik
EKG : sinus rytme (SR), ST elevasi pada
lead II,III,aVF
Pasien tampak pucat dan keringat dingin
Pasien tampak meringis menahan sakit
III.
ANALISA DATA
NO
1.
DATA
DS:
-
ETIOLOGI
Agen injuri biologis
(iskemi miokard)
PROBLEM
Nyeri akut
DO:
- Pasien tampak meringis
menahan kesakitan
Pasien tampak pucat dan
keringat dingin
Pasien mengatakan tidak napsu
makan
Hasil EKG sinus rthyme ST
DS:
Gangguan Sirkulasi
- Pasien mengatakan kurang lebih
Kerusakan
integritas jaringan
DO:
-
65 % jaringan nekrotik
DO :
-
65 % jaringan nekrotik
Resiko Infeksi
IV.
Suhu 38 C
Hb : 9 gr/dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen injuri biologis (iskemi miokard) ditandai dengan pasien
mengatakan mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri tidak menyebar (R), sakitnya
seperti ditekan benda berat (Q), skala nyeri pasien 5 setelah diberikan skala nyeri 010 (S), nyeri apabila dipakai beraktivitas (P) dan nyeri menetap terus-menerus (T),
ST elevasi pada Lead II,III,AVF dan LDL 230 mg/dl
2. Kerusakan Integritas jaringan b/d gangguan sirkulasi ditandai dengan Adanya luka di
dorsalis pedis sinistra luka panjang : 10cm, lebar 6 cm, kedalaman sampai tendon, 65
% jaringan nekrotik dan Terdapat ondermining di luka
3. Resiko infeksi b/d penyakit kronis (DM) ditandai dengan Nampak luka di dorsalis
pedis luka panjang : 10cm, lebar 6 cm, kedalaman sampai tendon 65 % jaringan
nekrotik,Terdapat ondermining di luka, Adanya tanda-tanda inflamasi, Suhu 38 C,
GDS : 240 mg/dl dan Hb : 9 gr/dl
V.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Jam
Dx Kep
Tujuan keperawatan
NOC
Diagnosa Setelah dilakukan asuhan
1
keperawatan selama
3x24 jam diharapkan nyeri
akut Teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
Intervensi Keperawatan
(NIC)
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif ( lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi,kualitas dan faktor
pesipitasi)
2. Observasi reaksi non verbal
dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
teraipetik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
4. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lalu
5. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
TTD
managemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi, dan tanda
nyeri
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
pencahayaan, kebisingan
6. Ajarkan tentang teknik
pernafasan / relaksasi
7. Berikan analgetik untuk
menguranggi nyeri
8. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
9. Anjurkan klien untuk
beristirahat
10. Kolaborasi dengan dokter
jika keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Analgetic Administration
1. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan
frekuensi
2. Cek riwayat alegi
3. Monitor vital sign
sebelumdan sesudah
pemberian analgetik pertama
kali
4. Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
5. Evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala (efak
samping)
keperawatan selama 3x 24
Wound care :
1. Catat karakteristik luka
tentukan ukurandan
meningkat dengan
indicator:
sesuai
7. Dressing dengan kassa steril
sesuai dengan kebutuhan
8. Lakukan pembalutan
9. Pertahankan teknik dressing
steril ketika melakukan
perawatan luka
10. Amati setiap perubahan
pada balutan
11. Bandingkan dan catat setiap
adanya perubahan pada luka
12. Berikan posisi terhindar dari
Diagnosa Setelah dilakukan tindakan
3
keperawatan selama
3x24 jam status kekebalan
tekanan
KONTROL INFEKSI
1. Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien Lain
pasien meningkat
dengan indilaktor:
sesudah tindakan
keperawatan
dengan indikator:
1. Mendeskripsikan
proses penularan
penyakit
2. Mendeskripsikan
faktor
perlu
9. Observasi dan laporkan tanda
dan gejal infeksi seperti
kemerahan, panas, nyeri,
tumor
yangmempengaruhi
terhadap proses
penularan penyakit
3. Mendeskripsikan
tindakan yang dapat
dilakukan untuk
pencegahan proses
penularan penyakit
4. Mendeskripsikan tanda
dan gejala infeksi
5. Mendeskripsikan
VI.
penatalaksanaan
keluarga bagaimana
mencegah infeksi
IMPLEMENTASI
NO Hari/tgl/jam
Diagnosa
kep
Diagnosa
IMPLEMENTASI
-
RESPON PASIEN
Mengkaji lokasi
DS : pasien mengatakan
karakteristik, kualitas
sebelum mengobati
pasien
Memeriksa catatan
berat
DO : -
PARAF
Menciptakan
DS : pasien mengatakan
lingkungan yang
agak tenang
DO : -
nyaman, membatasi
jumlah pengunjung.
DS : pasien mengatakan
-
Mengajarkan tekhnik
mengurangi nyeri non
farmakologi (teknik
relaksasi
DO : pasien dapat
relaksasi)
memperagakan teknik
relaksasi
Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
DS : pasien mengatakan
dapat istirahat
DO : pasien tampak tenang
dan tidak lemas
Kerusakan -
Mengkaji karakteristik
DS : -
Integritas
luka
DO :
-
jaringan
b/d
Nampak luka di
dorsalis pedis
gangguan
sirkulasi
Melakukan wound
care
sampai tendon
65 % jaringan nekrotik
DS : -
Mencatat perubahan
Resiko
Membersihkan
ruangan
Membatasi pengunjung
bila perlu
Mengistruksikan
infeksi b/d
penyakit
kronis
(DM)
pengunjung untuk
DS : pengujung paham
cara bercuci tangan
DO : sebagian pengunjung
setelah berkunjung
DS : DO : tanda-tanda inflamasi
Mengobservasi tanda
Melakukan teknik
perawatan luka dengan
tepat
Kolaborasi pemberian
antibiotik
VII.
EVALUASI
HARI
DIAGNOSA
Nyeri akut b/d agen
injuri biologis (iskemi
CATATAN PERKEMBANGAN
S:
- Pasien mengatakan nyeri agak
berkurang, skala nyeri menjadi 4
miokard)
O:
- pasien tampak tenang
- KU : CM
- Pasien mampu menjelaskan manfaat
-
Nadi 88 x/menit
Pasien melakukan teknik
relaksasi/nafas dalam
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi NIC pengelolaan
Kerusakan Integritas
jaringan b/d gangguan
sirkulasi
nyeri akut
S:
O:
- Nampak luka di dorsalis pedis
- luka panjang : 9cm, lebar 5 cm,
kedalaman sampai tendon
- 50 % jaringan nekrotik
- Luka tampak bersih
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi wound care
S:
- Pasien mengatakan tidak punya riwayat
PARAF
alergi
O:
- Skiin test cefotaxime hasil negative
- Keluarga pasien mampu melakukan
-
VIII. SKILL
PERAWATAN LUKA
NO DOKUMEN
NO.Revisi
Halaman
I
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
Ditetepkan Oleh
STANDAR
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
PELAKSANAAN
TUGAS JURNAL
NO KOMPONEN JURNAL 1
1
Pengarang dan Ns. I Wayan
tahun
Sukawana S. Kep,
JURNAL 2
Cipto Susilo
JURNAL 3
Niputu Nirah Ayu
JURNAL 4
Sri Puguh K
Hidayat Sujuti
Abdul Majid
Ahmad Solekhan
penelitian
M. Pd
Titin Andri W
Santi Damayati
Soni Hermawanto
Ns. Made
Tahun 2013
Tahun 2013
Tahun 2011
Tahun 2014
EFEKTIFITAS
HUBUNGAN
PENGARUH
HUBUNGAN
PERAWATAN
LUAS INFARK
PENDIDIKAN
ANTARA
LUKA KAKI
MIOKARD
KESEHATAN
OBESITAS
DIABETIK
(BERDASARKAN TERHADAP
SENTRAL DAN
MENGGUNAKAN
SKOR
TINGKAT
DISLIPIDEMIA
BALUTAN
SELVESTER)
PENGETAHUAN
TERHADAP
MODERN DI
DENGAN
PASIEN
TERJADIAN AKUT
RSUP SANGLAH
RESPON NYERI
DIABETUS
MIOKARD INFARK
DENPASAR DAN
DADA PADA
MILITUS TIPE 2
(AMI) DI RS
KLINIK DHALIA
SIDROM
DALAM
TLOGOREJO
CARE
Suindrayas S. Kep
2
Judul
ULKUS KAKI
SOEBANDI
DIABETIK DI
JEMBER
POLI KLINIK
RSUD
PANEMBAHAN
SENOPATI
BANTUL
Latar
Kasus DM telah
Sindrom koroner
Belakang atau
menjadi enyakit
akut
Alasan diteliti
endemik dalam 10
menggambarkan
suatu penyakit
lipat. Di Indonesia
mortaliatas tinggi
menempti urutan ke
serta metupakan
4 angka kejadian
suatu keadaan
DM di dunia
gaawat darurat
jantung dengan
SEMARANG
dan Amerika
manisfestasi klinis
Serikat.
berupa keluhan
Peningkatan jumlah
perasaan tidak
kejadian DM juga
meningkatkan
angka kejadian
sebagai akibat
iskemia miokard
Di amerika Serikat
(Depkes RI 2007).
Dan tehnik
perawatan luka
konvensional
membutuhkan
waktu jangka
panjang sehingga
beban yang
dikeluarkan pasien
lebih banyak,
beberapa
penelitaian
mebuktikan bahwa
balutan luka
modern lebih
efektif
dibandingkan
balutan
konensional/dengan
4
Tujuan
kasa.
Mempercepat
Untuk mengetahui
penyembuhan luka
DM
pada pasien
Menurunkan biaya
berdasarkan luas
perawatan pasien
infark dan
berdasarkan skor
Manfaat
Tekhnik perawatan
silvester.
Untuk mengetahui
luka balutan
pengaruh luas
modern dapat
infark miokard
diterapkan di klinik
terhadap respon
Teori utama
Prinsip dari
Sindrom koroner
yang
perawatan luka
akut
mendasari
modern menjaga
menggambarkan
lingkungan luka
kejadian
kegawatan pada
memfasilitasi
pembuluh darah
penyembuhan luka
koroner yang
dan
bersifat progresif
mempertahankan
terjadi perubahan
kehilangan cairan
secara tiba-tiba
tidak stabil.
Berdasarkan
luasnya presentasi
klinis SKA
mengacu adanya
segment ST elevasi
atau Stemi, non
Stemi serta
unstable angina
(UA) (Soerianata
et al 2004, Depkes
RI 2007 coven
2012)
Analitik
observasioal
Rancangan
Eksperiment semu
penelitian
(quesy-experiment)
Cross sectional
non equivalent
9
Populasi
control group
Pasien DM dengan
166 orang
Sample
Tekhnik
Wagner)
8 orang
Non Probability
20 orang
Konsekutive
sampling
sampling dengan
sampling
tekhnik purposive
12
Pengolahan
sampling
One-Way ANOVA
13
data
Hasil dan
kesimpulan
rata-rata responden
berusia 50-69
(0,05) sehingga Ho
tahun (kolompok
perbeaan efektifitas
69 tahun
perawatan luka .
(kelompok kedua)
SPSS
masing-masing 8
responden 40%,
jenis kelamin lakilaki sebanyak 16
responen sebanyak
80%.
Luas infark
miokard
berdasarkan skor
silvester
menunjukan antara
10-20% berjumlah
9 responden (45%)
hasil penelitian
menunjukan bahwa
Saran
yang ingin
yang ingin
melanjtkan
melanjtkan
penelitian ini
penelitian ini
diharapka agar
diharapka agar
menambah jumlah
mrnambah jumlah
responden dan
responden