Anda di halaman 1dari 23

1

PEMBUATAN DIGITAL BOOKS


UNTUK MENDUKUNG KURIKULUM 2013

Dibuat oleh Pak Sukani


Teacher, Trainer, Narasumber, Motivator, Pembicara dalam
pelatihan dan seminar di seluruh wilayah Indonesia
@gurumelekIT ; http://trainergurumelekit.wordpress.com

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

A. Pendahuluan
Penyampaian mata pelajaran yang kurang menarik dengan cara mengajar bisa
digantikan dengan menggunakan pembelajaran dengan Digital book multimedia. Dalam
proses belajar harus digunakan metode yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan
metode Digital book multimedia ini diharapkan minat belajar peserta didik menjadi
meningkat dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan merupakan suatu keharusan, bukan
hanya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi juga untuk meningkatkan
penguasaan terhadap teknologi sebagai bekal hidup bagi peserta didik. Mengingat
pentingnya pengembangan teknologi dalam pembelajaran, memandang perlu adanya
ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah, dan penggunaan atau
pemanfaatan media tersebut dalam menunjang revitalisasi pembelajaran.
Penggunaan digital book multimedia dapat mengefesienkan waktu serta dapat
mempermudah proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran dengan digital book
multimedia menjadikan sekolah lebih maju dengan menggunakan teknologi yang semakin
modern.
Pembelajaran yang bervariasi dan pendayagunaan media pembelajaran di kelas
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam stuktur kognitifnya. Dalam
pembelajaran siswa dilibatkan untuk bekerjasama dengan siswa lain, mendengarkan secara
aktif, dan berani bertanya dalam stuktur efektifnya. Selain itu dapat meningkatkan kualitas
guru terutama dalam pembuatan dan pemanfaatan media komputer. Guru juga dalam
mengelola kelas sudah lebih baik dan guru selama proses pembelajaran berlangsung sudah
dapat berinteraksi dengan siswa, sehingga pada saat penyampaian materi maupun
penjelasan guru terlihat kondisi kelas lebih tenang.

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

B. Kedudukan Digital Book Multimedia dalam Proses Pembelajaran


1. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti perantara atau
pengantar. Menurut Gagne dalam Susilana dan Riyana (2008:6): media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Hal senada juga diutarakan oleh Miarso, dalam Susilana dan Riyana
(2008:6): media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk
belajar. Berdasarkan pendapat kedua tokoh di atas media memiliki peranan penting
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah objek
yang dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan berupa materi
pembelajaran dari guru agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa
sehingga siswa tergerak untuk belajar.
Namun batasan media yang berbeda dikemukakan oleh NEA (National
Education Association), dalam Susilana dan Riyana (2008:5): media adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio-visual, termasuk teknologi perangkat
kerasnya. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa video, animasi,
buku dan koleksi cetak lain seperti foto, maupun perangkat keras seperti komputer
dan projector, merupakan beberapa contoh dari media pembelajaran.
Namun media tidak dapat dipersempit sebagai alat atau bahan saja, akan tetapi
media juga berarti hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan. Sebagaimana disebutkan Gerlach dan Ely dalam Sanjaya, (2006: 163)
yang menyatakan: a medium, conceived is any person, material or event that
established condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and
attitude. Menurut Gerlach dan Ely, media itu secara umum meliputi orang, bahan,
peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sehingga dalam pengertian ini,
media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetak, video, maupun
animasi saja, tetapi meliputi manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa
kegiatan seperti halnya karya wisata, seminar, dan lain sebagainya yang dikondisikan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk
menambah keterampilan. Namun jika alat atau kegiatan tersebut tidak mengandung
unsur pembelajaran maka tidak dapat dikatakan sebuah media pembelajaran.

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

Pada proses pembelajaran, seorang guru harus dapat menguasai dan memilih
media pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada proses pembelajaran. Hal
tersebut bertujuan agar materi pembelajaran yang diberikan akan diterima dengan baik
oleh siswa, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung efektif.
Sebagaimana dipaparkan oleh Sudjana dan Rivai (2011:3): ...penggunaan
media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran. Kemudian ditambahkan oleh Susilana dan Riyana (2008:4)
bahwa:
Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran
media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi.
Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara
penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.
Adapun kedudukan media dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari
gambar berikut ini.

Pesan
Media

Guru

Siswa

Gambar 2.1
Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran
(Sumber: Susilana dan Riyana, 2008:4)

Media pembelajaran berfungsi untuk memudahkan guru dalam menyampaikan


pesan pembelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun
walaupun demikian, media tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu guru, namun juga
sebagai pembawa materi atau pesan dari guru dalam memberikan materi pembelajaran
kepada siswa. Oleh karena itu, media perlu dirancang dan dipersiapkan dengan
memperhatikan ciri-ciri dan karakteristik dari sasaran dan kesesuaian dengan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Media pembelajaran yang dirancang dan
dipersiapkan dengan baik dan benar akan dapat merangsang siswa untuk
memperhatikan dan memahami isi pembelajaran, sehingga komunikasi antara guru
dan siswa dapat dipermudah dengan adanya media tersebut. Kemp dan Dayton dalam
Susilana dan Riyana (2008:9) memaparkan beberapa kontribusi media pembelajaran,
yaitu:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

b. Pembelajaran dapat lebih menarik.


c. Pembelajaran menjadi lebih interkatif dengan menerapkan teori belajar.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
h. Peran guru berubah ke arah yang positif.
Sedangkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa
menurut Sudjana dan Rivai (2011:2) antara lain:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain.
Media pembelajaran sangat penting perannya dalam mempermudah guru
dalam mentransfer informasi atau isi pembelajaran kepada siswa, namun pada
kenyataannya diperlukan media yang cocok untuk digunakan dalam proses
pembelajaran. Tidak semua materi pembelajaran dapat menggunakan media
pembelajaran yang sama dan pada akhirnya guru harus dapat memilih dan
menggunakan media pembelajaran yang berbeda dalam setiap materi pelajaran yang
akan disampaikan. Sudjana dan Rivai (2011:4) mengemukakan: penggunaan media
pengajaran sangat bergantung pada tujuan pengajaran, bahan pengajaran kemudahan
memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya
dalam proses pengajaran. Kemudian lanjut Sudjana dan Rivai (2011:5): kehadiran
media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru,
tapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan
pengajaran. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka pemilihan media dalam proses
pembelajaran akan penting artinya.
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

Dewasa ini, perkembangan media pembelajaran semakin menuju ke arah yang


lebih baik.Semakin banyak media yang dapat dipakai sebagai alat untuk
mempermudah proses pembelajaran. Edgar dale yang mengadakan klasifikasi
pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkrit hingga hal yang paling abstrak.
Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman (Cone of Experience),
sebagai berikut:

Gambar 2.2
Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale
(Sumber:http://benramt.files.wordpress.com)

Pada hakikatnya, media merupakan sebuah alat atau bahan untuk menyajikan
informasi. Dilihat dari bentuk informasi yang diberikan, Susilana dan Riyana
(2008:13-23) mengelompokkan media penyaji ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
a. Kelompok Pertama : Media Grafis, Bahan Cetak, Gambar Diam
1) Media Grafis,contohnya adalah grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan
flanel dan bulletin board.
2) Media Bahan Cetak, contohnya adalah buku teks, modul, dan bahan
pengajaran terprograma.
3) Media Gambar Diam, contohnya adalah foto.
b. Kelompok Kedua : Media Proyesi Diam
1) Media OHP dan OHT
2) Media Opaque Projector
3) Media Slide atau Film Bingkai
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

4) Media Filmstrip
c. Kelompok Ketiga: Media Audio
1) Media Radio
2) Media Alat Perekam Pita Magnetik
d. Kelompok Keempat: Media Audio Visual Diam
1) Media Sound Slide
2) Filmstrip Bersuara
3) Halaman Bersuara
e. Kelompok Kelima: Film
f. Kelompok Keenam: Televisi
1) Media Televisi Terbuka
2) Media Televisi Tertutup, contohnya CCTV
3) Media Video Cassette Recorder
g. Kelompok Ketujuh: Multimedia
1) Media Objek, contohnya replika, model dan benda tiruan
2) Media

Interaktif,

contohnya

komputer,

program,

simulator,

mesin

pembelajaran, laboratorium bahasa, video inteaktif.

Pada hakikatnya, proses pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi,


dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
Namun pada kenyataannya selalu terdapat kekurangan pada saat penyampaian materi
pembelajaran dikarenakan daya tangkap siswa yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,
diperlukan penggunaan media pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam
kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, diperlukan pula metode dan strategi
pembelajaran dalam mempergunakan media dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran berlangsung efektif. Sebagaimana yang diutarakan oleh Susilana dan
Riyana (2008:130): .... sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik hingga
mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan dan
mengikuti pola belajar mengajar tertentu.

2. Digibook Multimedia Flip Book sebagai Media Pembelajaran


Pengaruh perkembangan teknologi yang melaju pesat semakin terasa di
berbagai aspek kehidupan, Tidak dapat disangkal lagi, dewasa ini

penggunaan

perangkat komputer sudah kian menyatu dengan kehidupan manusia, tidak terkecuali
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

pada dunia pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, peranan media sudah dirasakan
banyak membantu tugas guru dalam menyampaikan isi pembelajaran. Salah satu
media pembelajaran yang sering dijumpai kini adalah teknologi multimedia yang
tersedia melalui perangkat komputer. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Syaodih
dalam Darmawan (2007:49): teknologi dalam bidang pendidikan meliputi dua
bentuk, yakni dalam bentuk perangkat lunak dan perangkat keras.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dan kebutuhan yang besar akan
informasi menuntut dunia pendidikan untuk lebih maju dalam mengembangkan
kualitas pengajaran. Tidak dapat diragukan lagi peranan teknologi sebagai media
pendidikan dinilai mampu untuk membantu guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran itu sendiri, salah satunya dengan cara menerapkan pembelajaran
berbasis multimedia. Sebagaimana dikemukakan oleh Darmawan (2007:51): sistem
pembelajaran berbasis multimedia dapat menyajikan materi pembelajaran yang lebih
menarik, tidak monoton, dan mempermudah penyampaian.
Adapun

makna

dari

pembelajaran

berbasis

multimedia

itu

sendiri

dikemukakan oleh Susilana dan Riyana (2008:21): multimedia merupakan suatu


sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang
membentuk suatu unit atau paket. Dikutip dari Darmawan (2007:51): secara umum
multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan
video. Hal senada diungkapkan oleh Hoftstetter (2001, dalam Suyanto (2003:21)
yang menegaskan multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Sedangkan batasan media dalam
multimedia yang berbeda dikemukakan oleh Turban et.al (2002, dalam Suyanto
2003:21): multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau
output dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks
grafik, dan gambar. Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut, informasi yang
didapat dari pembelajaran berbasis multimedia bukan hanya dapat dilihat melalui
bentuk cetaknya saja, melainkan juga dapat didengar dan memiliki nilai seni grafis
yang tinggi dari penyajiannya.
Multimedia merupakan sebuah media pembelajaran yang merupakan
gabungan dari dua media atau lebih yang digunakan untuk membangkitkan minat dan
memotivasi siswa dalam pembelajaran. Kemampuan multimedia yang mampu
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

menyajikan berbagai pengalaman belajar bagi siswa akan menyentuh berbagai panca
indera siswa, seperti indra penglihatan dan pendengaran. Lgnazio dalam Munir
(2010:232) mengemukakan: peserta didik dapat mempelajari ilmu yang dikemas
dalam suatu program multimedia sesuai dengan minat, bakat, kesukaan, keperluan dan
pengetahuan dan emosinya. Kemudian ditambahkan oleh Davies, Crowther dalam
Suyanto (2003:340): penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar
mengajar akan meningkatkan efisiesi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar
aktif, memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat
pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik.
Telah banyak literatur yang menjelaskan peran dari pembelajaran berbasis
multimedia. Dikutip dari penelitian Computer Technology and Research (CTR),
dalam Suyanto (2003:18) bahwa: seseorang hanya mampu mengingat 20% dari
yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari
yang dilihat dan didengar, serta 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan
sekaligus. Penelitian tersebut menjelaskan pengaruh multimedia

sangat besar,

dimana isi pesan yang disampaikan dari pemberi pesan terhadap penerima pesan
tersebut

akan terasa

lebih

tegas dan jelas. Demikian halnya dengan penelitian

yang dilakukan oleh Jacobs dan Schade dalam Munir (2010:232), dimana hasilnya
pun menunjukkan: daya ingat seseorang yang hanya membaca saja memberikan
presentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30%
dengan bantuan media lain seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan
penggunaan 3 dimensi seperti multimedia, hingga 60%.
Adapun beberapa kelebihan dari multimedia dipaparkan oleh Susilana dan
Riyana (2008:21), yaitu:
a. Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
b. Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih
bervariasi.
c. Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
Namun dibalik keunggulan tersebut, bukan berarti media ini tidak miliki
kekurangan. Adapun beberapa kekurangan dari multimedia sebagaimana dikutip dari
Susilana dan Riyana (2008:22), yaitu:
a. Biayanya cukup mahal, dan
b. Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

10

Pada proses pembelajaran sendiri siswa dihadapkan pada telah banyak


pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia, salah satunya yaitu Flip
Book. Flip Book atau Flipping Book memiliki arti buku yang membalik. Istilah Flip
Book diambil dari sebuah mainan anak-anak yang berisi serangkaian gambar yang
berbeda-beda, jika dibuka dari halaman yang satu ke halaman lain akan
memperlihatkan bahwa gambar-gambar tersebut seakan-akan bergerak. Dikutip dari
sebuah halaman website di http://teknoanimasi.blogspot.com: Flip Book adalah salah
satu jenis animasi klasik yang dibuat dari setumpuk kertas menyerupai buku tebal,
pada setiap halamannya digambarkan proses tentang sesuatu yang nantinya proses
tersebut terlihat bergerak atau beranimasi. Sedangkan dikutip dari sebuah halaman
website http://Flipbook.info dikemukakan: Flip Book merupakan kumpulan gambar
gabungan dimaksudkan untuk terbalik untuk memberikan ilusi gerakan dan membuat
urutan animasi dari sebuah buku kecil sederhana tanpa mesin.
Flip Book seringkali digambarkan sebagai buku untuk anak-anak, namun
mungkin juga diarahkan untuk orang dewasa dan menggunakan serangkaian foto
bukan gambar. Flip Book tidak selalu berupa buku terpisah, tetapi dapat muncul
sebagai fitur tambahan dalam buku atau majalah biasa, biasanya terdapat di sudut
halaman. Pada dasarnya Flip Book adalah bentuk primitif animasi, namun seiring
dengan pesatnya teknologi informasi ide Flip Book kemudian diadopsi dan digunakan
dalam membuat sebuah buku (e-book) dan majalah elektronik (e-magazine) dengan
karakteristik yang dapat dibuka dan dibolak-balik menyerupai majalah atau buku pada
umumnya. Penggunaan e-book oleh masyarakat dunia telah populer beberapa tahun ke
belakang, tetapi orang-orang yang tidak puas dengan buku digital biasa, karena e-book
umum hanya dapat mengandalkan cara yang monoton untuk beralih dari sebuah
halaman ke halaman berikutnya. Selain itu, pembaca tidak dapat menemukan perasaan
membaca buku yang sesungguhnya, sehingga dibutuhkan pengalaman visual yang
lebih baik. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berlomba dalam memproduksi
perangkat lunak jenis ini sehingga yang dapat memberikan kesan kepada pembaca
seakan-akan membuka buku seperti pada umumnya.
Kini paket perangkat lunak dan situs juga menyediakan konversi file video
digital ke dalam pembuatan Flip Book standar. Format e-book ini dikenal pula
sebagai OPF

FlipBook. Sebagaimana

http://id.wikipedia.org, bahwa:

dikutip

dari

halaman

website

OPF adalah suatu format buku elektronik yang

berbasis pada bahasa pemrograman XML. Buku elektronik dalam format OPF mulai
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

11

dikenal saat FlipBook digunakan sebagai sebuah software untuk menyajikan informasi
dengan menampilkan buku dan majalah dalam format 3 Dimensi yang dapat dibukabuka (flipping) menyerupai buku aslinya. Sebagaimana dikutip dari sebuah artikel di
http://elionline.com/:
The Flip-book is a programme which is full of resources and tools to be used
with an Interactive Whiteboard (IWB), helping the teacher to involve the students and
make the lesson more interesting and effective, but which can also be used by the
student at home easily and without supervision. It contains all the contents of the
Students Bookin multimedia format and groups together all the course components in
one place.
Menurut artikel di http://elionline.com/ tersebut, buku Flip merupakan sebuah
program yang penuh dengan sumber daya dan alat-alat yang akan digunakan dalam
sebuah Whiteboard Interaktif, selain dapat membantu guru untuk melibatkan siswa
dan membuat pelajaran lebih menarik serta efektif, juga dapat digunakan oleh siswa di
rumah dengan mudah dan tanpa pengawasan. Flip Book berisi materi buku sekolah
siswa dalam format multimedia dan semua komponen penunjang pembelajaran pada
satu tempat. Flip Book Reader pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh
Interaxive Media (Kanada), yang kemudian diberi nama Nishe pages. Pertama kali
dipamerkan ke publik pada bulan Agustus 2004 yang

diproduksi oleh Cybaris

(Kanada). Berkat kemajuan dari teknologi di Macromedia Flash, setelah itu mulai
bermunculan pengembang Flip Book. Diperlukan perangkat lunak penyaji pada sisi
klien atau pengguna untuk melihat buku elektronik dalam format OPF sehingga
diperoleh rasa benar-benar membuka buku (flipping experience). Namun dewasa ini
telah banyak pengembang Flip Book yang berupaya agar format OPF ini dapat dibaca
menggunakan penjelajah Internet standar seperti Mozilla Firefox, atau Microsoft
Internet Explorer tanpa perlu adanya perlengkapan seperti software atau

plugin

tambahan. Flip Book kini telah menjadi sebuah inovasi yang dikembangkan beberapa
perusahaan media elektronik karena tampilannya dinilai lebih baik dibandingkan ebook pada umumnya. Sebagaimana beberapa pernyataan pengguna yang dikutip dari
sebuah artikel berjudul Publishers Tell Why They Chose E-Book System's Digital
Flip Technology for Online Versions di http://www.flipalbum.com:
Kami memilih teknologi Flip Digital E-Book ini karena grafis visual
tandingannya," kata Steven Rourke, Penerbit dari MSI. E-Book Sistem ini juga sangat
responsif terhadap kebutuhan kita serta pembaca kami. Sekarang, pembaca dapat
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

12

menikmati versi elektronik dari setiap masalah kami publikasikan, dengan artikel,
gambar, dan iklan visual identik dengan edisi cetak.
Agar dapat lebih jelas, berikut ini adalah beberapa karakteristik dari Flip Book:
a. Diperoleh rasa seperti benar-benar membuka buku (flipping experience).

Gambar 2.3
Flipping Experience pada Program Flip Book

b. Dapat dikombinasikan dengan file video

Gambar 2.4
Kombinasi Flip Book dengan File Video

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

13

c. Dapat dikombinasikan dengan file animasi (SWF)

Gambar 2.5
Kombinasi Flip Book dengan File Animasi (SWF)

d. Terdapatnya fasilitas pencarian.

Gambar 2.5
Fasilitas Pencarian dalam Digibook Multimedia Flip Book

e.

Selain itu, dapat pula dikombinasikan dengan gambar dan musik.


Digitalbook multimedia ini dibuat dengan menggunakan software Kvisoft Flip

Book Maker. Secara umum, perangkat mutimedia Kvisoft Flip Book Maker ini dapat
memasukkan file berupa PDF, gambar, video (FLV, MP4) dan file animasi (SWF)
sehingga Flip Book yang dibuat dapat lebih bervariatif dan memudahkan pengguna
dalam membuat media Flip Book ini. Selain itu, terdapat beberapa desain template
dan pengaturan fitur seperti warna latar belakang dan gambar, tombol kontrol,
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

14

navigasi bar, dan halaman buku untuk menampilkan Flip Book menjadi lebih menarik
perhatian siswa sehingga pembelajaran akan berjalan dengan efektif. Sehingga
diharapkan dengan user interface yang sedemikian rupa tersebut, akan menimbulkan
kesan positif dari pembelajaran sehingga komunikasi dalam proses pembelajaran akan
berhasil (komunikatif).
Output yang dapat dihasilkan Flip Book Maker berekstensi HTML, EXE, ZIP,
APP dan SCREENSAVER. Sehingga dengan berbagai output yang dihasilkan
tersebut, pengguna dapat membuka file dengan menggunakan software pendukung
seperti flash player, selain itu file Flip Book ini juga dapat di-upload ke dalam
halaman web. Secara umum, adapun tampilan antarmuka pengguna (user interface)
program Kvisoft Flip Book Maker 3.6.0. dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.6
Tampilan Antarmuka (User Interface) Multimedia Flip Book

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

15

C. Membuat Digital Books Dengan Menggunakan Software Kvisoft Flipbook Maker


Untuk membuat digital book tersebut, kita dapat menggunakan software Flipbook
Maker Pro. Pertama-tama kita download terlebih dahulu softwarenya lalu kita install di
komputer. Jika bapak/ibu belum memiliki software Flipbook maker pro, silahkan download
dengan mengklik DISINI.
Import dokumen yang diijinkan untuk dimasukkan ke dalam Flipbook maker ini
adalah format PDF, Video, Image, dan SWF. Jika kita memiliki dokumen bentuk Doc
maka harus diubah atau dikonversi terlebih dahulu menjadi format PDF.
Langkah-langkah membuat Digibook yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut :
1) Install dan buka software Flipbook maker pro dengan cara klik kanan dan open.
Di bawah ini adalah tampilan dari Software Flipbook Maker Pro :

Gambar 2.7
Tampilan Awal Kvisoft Flipbook Maker Pro

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

16

2) Buka (open) dokumen format PDF untuk diimport ke dalam Flipbook maker pro. Lihat
gambar di bawah ini!

Gambar 2.8
Tampilan Import PDF ke Flipbook Maker Pro
3) Pilih Auto lalu klik OK.

Gambar 2.9
Tampilan Book page size setting Flipbook Maker Pro

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

17

4) Dokumen PDF terlihat sudah diimport ke dalam Flipbook melalui Add File. Urutkan
halaman dokumen secara benar sesuai dengan apa yang diinginkan. Geser Page (halaman)
PDF jika ingin memindahkannya dengan mendrag file tersebut dan tempatkan di posisi
halaman yang diinginkan.

Gambar 2.10
Tampilan dokumen PDF pada Add File
5) Klik Page Edit. Di dalam Page Edit terdapat 3 fasilitas yaitu element, clipart, dan
effect.

Gambar 2.11
Tampilan proses Page Edit

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

18

6) Untuk fasilitas element terdiri dari add hyperlink, add text, add image, add hotspot, add
swf, add video, add youtube dan add sound. Pilih sesuai dengan keinginan. Perhatikan
pointer harus dipilih pada halaman berapa element ini akan disisipkan.

Gambar 2.12
Tampilan Sub menu Element
7) Fasilitas Page edit Clipart terdiri dari beberapa kategori yang berisi gambar animasi
maupun gambar biasa. Adapun pilihan kategori tersebut adalah funny, animals,
environments, festival, dan others. Lihat gambar di bawah ini!

Gambar 2.13
Tampilan Sub menu Clipart
@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

19

8) Fasilitas Page Edit Effect terdiri dari beberapa effect yang dapat kita gunakan untuk
memberikan effect seperti gelembung-gelembung udara, hujan air, hujan es, nada melodi dan
lain-lain.

Gambar 2.14
Tampilan Sub menu Effect
9) Klik Design untuk melakukan desain digital book yang akan dibuat. Flipbook maker pro
memiliki berbagai macam pilihan design yang dapat kita pilih dengan tampilan yang luar
biasa.

Gambar 2.15
Tampilan Menu Design

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

20

10) Klik Advanced Setting untuk melakukan settingan pada digital book yang akan dibuat.
Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 2.16
Tampilan Advanced Setting

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

21

11) Dalam Advanced Setting terdapat 2 fasilitas yaitu Style dan Language. Style
memiliki beberapa macam pilihan settingan yang dapat digunakan agar digital book yang
dibuat memiliki tampilan yang luar biasa.

Gambar 2.17
Tampilan Submenu Style dan Language
12) Pilihan Style dapat dilihat dalam gambar di bawah ini, dimana terdiri dari : main
settings, magazine, navigatorbar settings, botton setting, botton style, botton layout, preloader
settings, table of contens, bookmarks, sound dan other settings. Main setting untuk
menyetting judul (title), URL, Background dan lain-lain, Sound untuk memasukkan suara
atau lagu dan seterusnya.

Gambar 2.18
Tampilan Advanced Setting Style

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

22

13) Klik Language untuk mensetting bahasa yang akan digunakan dalam digital book
sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gambar 2.19
Tampilan Advanced Setting Language
14) Mempublish digital book yang telah dibuat dengan mengklik publish. Ada 5 pilihan
output publish yaitu format HTML, EXE, ZIP, APP dan ScreenSaver. Pilih output publish
yang diinginkan lalu klik Start. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 2.20
Tampilan menu publish

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

23

15) Publish berhasil jika muncul gambar seperti di bawah ini.

Gambar 2.21
Tampilan keterangan publish telah berhasil

16) Simpan project pembuatan digital book yang telah dibuat di komputer sehingga sewaktuwaktu dapat di buka kembali. Perhatikan Menu File pada sisi kanan atas, terdapat pilihan
new, open, save, save as, save as theme dan exit. Pilih Save As untuk menyimpan project,
lalu berikan nama project dan simpan di tempat yang diinginkan.

Gambar 2.22
Tampilan proses save as digibook

Mudah bukan bapak/ibu untuk membuat digital book ? Kalau gini doang mah saya pasti
BISA.? hehehe.. Selamat mencoba dan berkerasi. Semoga sukses..!!!

@gurumelekit

mas sukani

http://trainergurumelekit.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai