Nama:
Reza Sudrajat
13040061
Golongan Sulfonilurea
A. Definisi
Merupakan obat hipoglikemik oral yang paling dahulu ditemukan.
Sampai beberapa tahun yang lalu, dapat dikatakan hampir semua obat
hipoglikemik oral merupakan golongan sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral
golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita
diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah
mengalami ketoasidosis sebelumnya. Senyawa-senyawa sulfonylurea sebaiknya
tidak diberikan pada penderita gangguan hati, ginjal dan tiroid (Depkes RI,
2005).
B. Farmakokinetik
Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar
pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel Langerhans pancreas
masih dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah
pemberian senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi
insulin oleh kelenjar pancreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan
perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pada saat glukosa (atau kondisi
hiperglikemia) gagal merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini
masih mampu meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obat golongan
sulfonilurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar
pankreasnya masih mampu memproduksi insulin, tetapi karena sesuatu hal
terhambat sekresinya. Pada penderita dengan kerusakan sel-sel Langerhans
kelenjar pancreas, pemberian obat-obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea
tidak bermanfaat. Pada dosis tinggi, sulfonylurea menghambat degradasi insulin
oleh hati (Depkes RI, 2005).
Senyawa-
senyawa ini umumnya tidak terlalu berbeda efektivitasnya, namun berbeda dalam
farmakokinetikanya, yang harus dipertimbangkan dengan cermat dalam
pemilihan obat yang cocok untuk masing-masing pasien dikaitkan dengan
kondisi kesehatan dan terapi lain yang tengah dijalani pasien (Depkes RI, 2005).
F. Contoh Obat Golongan Sulfonilurea (Depkes RI, 2005).
No.
1.
Keterangan
Memiliki efek hipoglikemik yang
poten sehingga pasien perlu
diingatkan untuk melakukan jadwal
Contoh Sediaan:
1) Glibenclamide (@limepi)
2) Abenon (Heroic)
3) Clamega (Emba
4)
5)
6)
7)
Megafarma)
Condiabet (Armoxindo)
Daonil (Aventis)
Diacella (Rocella)
Euglucon (Boehringer
Mannheim, Phapros)
8) Fimediab (First
Medipharma)
9) Glidanil (Mersi)
10) Gluconic (Nicholas)
11) Glimel (Merck)
12) Hisacha (Yekatria Farma)
13) Latibet (Ifars)
14) Libronil (Hexpharm Jaya)
15) Prodiabet (Bernofarm)
16) Prodiamel (Corsa)
17) Renabetic (Fahrenheit)
18) Semi Euglucon
(Phapros,Boeh.
2.
Mannheim)
19) Tiabet (Tunggal IA)
Glipizida
Contoh Sediaan:
1)
2)
3)
4)
5)
Aldiab (Merck)
Glucotrol (Pfizer)
Glyzid (Sunthi Sepuri)
Minidiab (Kalbe Farma)
Glucotrol
Glikazida
Soegondo, 1995b).
Mempunyai efek hipoglikemik
sedang sehingga tidak begitu sering
Contoh Sediaan:
1) Diamicron (Darya Varia)
2) Glibet (Dankos)
3) Glicab (Tempo Scan
4.
Pacific)
4) Glidabet (Kalbe Farma)
5) Glikatab (Rocella Lab)
6) Glucodex (Dexa Medica)
7) Glumeco (Mecosin)
8) Gored (Bernofarm)
9) Linodiab (Pyridam)
10) Nufamicron (Nufarindo)
11) Pedab (Otto)
12) Tiaglip (Tunggal IA)
13) Xepabet (Metiska Farma)
14) Zibet (Meprofarm)
15) Zumadiac (Prima Hexal)
Glimepirida
Contoh Sediaan:
Amaryl
5.
Glikuidon
Contoh Sediaan:
1) Glurenorm (Boehringer
Ingelheim)
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2005, Pharmaceutical Care untuk Diabetes Melitus, Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 37-41.
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000 (IONI 2000). Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan. Departeman Kesehatan Republik
Indonesia, 2000.