Anda di halaman 1dari 15

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA, MODIFIKASI

LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


A. Pengertian Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting
dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat.
Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena
baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna
yang berbeda.
B. Interaksi Manusia dengan Lingkungan
Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk
secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua
benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam
berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam yang
telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau, laut,
gunung, rawa, hutan dan lain-lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen
abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup.
Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.
Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi
matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis tumbuhan dan
hewan. Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan
lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan
antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Berikut contohcontoh interaksi tersebut : Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik
adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh
suatu daerah. Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur
memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat
tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di
daerah lintang sedang dengan empat musim.Lingkungan biotik juga dapat

memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya


akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Antara komponen abiotik dengan
komponen abiotik lainnya juga dapat terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah
hujan yang besar dapat menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih
besar. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pulaSaling
pengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya.
Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga
diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut.
Karena itu, di daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam
jenis floranya juga beragam jenis faunanya.
Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian). Namun, saat ini manusia
mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam kebutuhan atau sekedar
memenuhi gaya hidupnya. Akibatnya, sebagian lingkungan alam telah mengalami
kerusakan seperti pencemaran air dan udara.
Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan upaya mengambil
sumber daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun demikian, pada
hal tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan alam, misalnya
manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk
berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan
bencana alam, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih dominan
dalam interaksinya dengan alam. Manusia mampu membuka lahan pertanian dan
perkebunan yang sangat luas. Gergaji mesin mampu memotong pohon besar dalam
waktu singkat, traktor mampu mengolah lahan dengan cepat, sehingga lahan
pertanian dan hasilnya bertambah dengan cepat pula.

C. Hakikat Interaksi Manusia dengan Lingkungan


Semua manusia di muka bumi ini hidup dalam lingkungan tertentu. Dalam
skala luas, manusia hidup dalam negara yang berbeda-beda, kota yang berbedabeda, sampai pada lingkungan terkecil seperti lingkungan rumah tangga yang pasti
berbeda-beda pula.
Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, mineral, energi surya, serta flora dan
fauna baik yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana cara
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Secara sederhana, lingkungan merupakan ruang yang ditempati oleh
makhluk hidup dan benda yang tak hidup. Kehidupan manusia tentu saja tak dapat
dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Contohnya kita bernapas dari udara dari lingkungan sekitar kita. Semua aktivitas
manusia seperti makan, minum, dan menjaga kesehatan semuanya memerlukan
lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak. Komponen
lingkungan dapat dibedakan menjadi :

lingkungan abiotik,
lingkungan biotik,
lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-

benda tidak hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain.
Lingkungan biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup,
seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang
dibuat oleh manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk hidup.

Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial budaya. Dengan
berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak,
peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda tersebut
selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan di daerah
perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan perkotaan
seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran, hotel, dan
lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara besar-besaran oleh
lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara.
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki
kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Pada masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan
dalam memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan
masyarakat pedesaan. Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki
tingkat peradaban yang lebih maju, manusia cenderung dominan sehingga
lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan
binaan hasil karya manusia.
D. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam.
Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan
alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan
alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang
dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan
suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489).
Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai
akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas


manusia tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila,
tidak terkonsentrasi pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala tersebut
menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat
diperlukan untuk dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan
tanah. Melalui pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk
sacara alamiah yang biasa dipelajari dalam geomorfologi (Bradsaw dan Weaver
1993: 264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak diketahui keberadaannya, karena
telah tertimbun tanah dalam kurun waktu lama atau tertutup tanaman yang rimbun
dan tidak diketahui oleh pengguna lahan yang baru. Dalam kasus seperti ini hasil
interpretasi terhadap foto udara membantu mengungkap keberadaan bekas aktivitas
tersebut.
1. Indikasi Modifikasi
Pengetahuan mengenai indikasi-indikasi adanya modifikasi yang telah
dilakukan manusia terhadap lingkungan alamanya sangat membantu dalam
melakukan survey arkeologis.
Dalam bidang ilmu arkeologi, indikasi-indikasi tersebut merupakan
bentuk-bentuk data arkeologo, yang dapat dikategorikan sebagai artefak, fitur
atau ekofak. Agar indikasi tersebut dapat dijelaskan makna dan fungsinya, maka
dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
a. Perekaman, meliputi pengukuran, penggambaran, pemotrtan, dan pemetaan
b. Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis,
gambar, foto, dan peta lama atau wawancara dengan penduduk sekitar

2. Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi
yang dapat diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan
artefaktual di permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpihserpih batu beserta calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi
dapat mengubah relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan timbunantimbunan tata batu pada areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal
sebagai bengkel pembuatan beliung persegi dan mata panah di wilayah gunung,
kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil
sebagai factor penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi.
Namun melalui pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi
beliung dan artefak yang ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu
tersebut bukan sekedar hasil aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas
manusia ynag pernah tinggal di wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai
wilayah yang tandus tersebut.
3. Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh
maupun reruntuhan, paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan
dengan jenis data arkeologis lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang
bentuknya sangat menonjol bila dibandingkan dengan gejala lainnya. Benarbenar mengubah relief permukaan . permukaan tanah yang terbentuk secara
alamiah. Namun demikian, aktivitas alam yang tidak henti-hentinya, seperti
meletusnya gunung berapi, banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap
tersembunyi atau terkuaknya tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental

Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan candi-candi di


sekitar Yogaykarta dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan, dan Borobudur,
sebenarnya tidak demikian halnya dengan candi-candi tersebut puluhan tahun
yang lalu.
E. Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan
bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat
3. Berada pada tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah :
Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan
tidak merusak lagi . Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak
merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb
dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam pencemaran Lingkungan :


1. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
a. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut:
Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO
dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat
racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan
mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila
melebihi toleransi dapat meng- ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang
terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi
panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu
pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung
sari juga dapat mengganggu kesehatan . Batu bara yang mengandung sulfur
melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida
bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan
asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai
hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan
pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara lain
dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah
peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di
bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan,
dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup,
dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat

kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan


ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
b. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri
seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah
organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang
sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air .Fosfat hasil
pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian

terakumulasi dan

menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan


pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di
dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah
satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat
kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme
akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan
tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya
yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin
banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi
pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme
pemangsa yang lebih besar.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.Detergen yang bersifat non bio degradable (secara
alami sulit diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga
mengganggu pendengaran.
2. Menurut macam bahan pencemar.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
a. Kimiawi
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk
anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
b. Biologi
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli,
dan Salmonella thyposa.
c. Fisik
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar
dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu
sebagai berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.

10

Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya


sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Misalnya pencemaran nuklir.
Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan
penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu
sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan
indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
1. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logamlogam berat.
2. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand),
yaitu jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5
hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk
mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan,
kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3
ppm.
3. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan,
dan radioaktivitas.
4. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme,
misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.

11

Penanggulangan Pencemaran
1. Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan

secara

administratif

terhadap

pencemaran

lingkungan merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturanperaturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan,
antara lain sebagai berikut :
a. Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari
lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak
boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat
menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
b. Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan
gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari
zat-zat yang membahayakan lingkungan.
c. Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat
tertentu yang jauh dari pemukiman.
d. Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri
harus dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
e. Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan
baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu
udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu
udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas
CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang
menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar
baku mutu.
2.

Penanggulangan secara teknologis

Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan


peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat
pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang
asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.

12

3.

Penanggulangan secara Edukatif

Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik


formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan
pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata
pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan
nonformal dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian
lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik
secara individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya kelestarian
lingkungan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan.
Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun
juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar

disebabkan oleh tangan

manusia.
Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena manuia adalah
makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosial.

13

Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Di dalam


lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari
manusia ke manusia, dari hewan ke hewan, atau dari manusia ke hewan.
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
a.

Jaga dan peliharalah lingkungan ini dengan sebaik-baiknya.

b.

Tidak merusak lingkungan yang ada disekitar kita.

c.

Memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya.

Budaya dan Pola Kesehatan lingkungan


By Najwa Mahesanti Categories: Kesehatan Lingkungan
Sesuai dengan perkembangan budaya

masyarakat, terdapat masalah kesehatan lingkungan angka penyakit, angka kematian,


dan kesehatan yang setara budaya tersebut. Semuanya ini ditentukan oleh interaksi
manusia dengan lingkungan, seperti tampak pada tabel berikut ini.
LINGKUNGAN
Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa
benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya,serta
suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi di antara elemen-elemen di alam
tersebut. Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk
mempermudah pemahamannya.
Klasifikasi Lingkungan

14

Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara


sebagagai berikut:
1.

Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis)

2.

Lingkungan alamiah, dan lingkungan buatan (manusia).

3.

Lingkungan prenatal dan lingkungan ponstnatal.

4.

Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial.

5.

Lingkungan air (hydrosfir), linkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah


(litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan sosial (sosiosfir).

6.

Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai