lingkungan abiotik,
lingkungan biotik,
lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain.
Lingkungan biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup,
seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang
dibuat oleh manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk hidup.
Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan
mencakup komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial budaya. Dengan
berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak,
peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda tersebut
selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan di daerah
perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan perkotaan
seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran, hotel, dan
lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara besar-besaran oleh
lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara.
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki
kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Pada masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan
dalam memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan
masyarakat pedesaan. Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki
tingkat peradaban yang lebih maju, manusia cenderung dominan sehingga
lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan
binaan hasil karya manusia.
D. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam.
Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan
alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan
alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang
dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan
suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489).
Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai
akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.
2. Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi
yang dapat diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan
artefaktual di permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpihserpih batu beserta calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi
dapat mengubah relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan timbunantimbunan tata batu pada areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal
sebagai bengkel pembuatan beliung persegi dan mata panah di wilayah gunung,
kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil
sebagai factor penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi.
Namun melalui pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi
beliung dan artefak yang ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu
tersebut bukan sekedar hasil aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas
manusia ynag pernah tinggal di wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai
wilayah yang tandus tersebut.
3. Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh
maupun reruntuhan, paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan
dengan jenis data arkeologis lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang
bentuknya sangat menonjol bila dibandingkan dengan gejala lainnya. Benarbenar mengubah relief permukaan . permukaan tanah yang terbentuk secara
alamiah. Namun demikian, aktivitas alam yang tidak henti-hentinya, seperti
meletusnya gunung berapi, banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap
tersembunyi atau terkuaknya tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental
terakumulasi dan
d. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga
mengganggu pendengaran.
2. Menurut macam bahan pencemar.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
a. Kimiawi
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk
anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
b. Biologi
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli,
dan Salmonella thyposa.
c. Fisik
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar
dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu
sebagai berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
10
11
Penanggulangan Pencemaran
1. Penanggulangan secara administratif
Penanggulangan
secara
administratif
terhadap
pencemaran
lingkungan merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturanperaturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan,
antara lain sebagai berikut :
a. Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari
lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak
boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat
menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
b. Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan
gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari
zat-zat yang membahayakan lingkungan.
c. Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat
tertentu yang jauh dari pemukiman.
d. Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri
harus dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
e. Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk
menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan
baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu
udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu
udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas
CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang
menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar
baku mutu.
2.
12
3.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan.
Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun
juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar
manusia.
Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena manuia adalah
makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosial.
13
b.
c.
14
2.
3.
4.
5.
6.
15