Anda di halaman 1dari 35

Perilaku Struktur

Balok Baja, Kayu atau Beton sbl. retak

Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

Perilaku Struktur
Balok Beton (retak)

Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

Perilaku Struktur
Balok Beton (retak)

Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

Perilaku Struktur
Balok Beton Bertulang

Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

Baja Tulangan

Retak

Retak

Retak

Perilaku Struktur
Balok Beton Prategang
Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

Distribusi Tegangan
pada Potg. Lintang
di tengah bentang

+ S

Bahan Beton Bertulang


Beton Bertulang

Bahan Komposit yang terdiri atas Beton dan Baja Tulangan


Beton bahan yang mampu menahan gaya desak besar, tetapi
kurang/tidak mampu menahan gaya tarik
Baja Tulangan bahan yang mampu menahan gaya tarik besar,
tetapi kurang/tidak mampu menahan gaya desak
(bahaya tekuk)
Dengan lekatan yang baik antara beton dan baja tulangan serta
susunan/letak yang benar dari kedua bahan tersebut, diperoleh
sebuah bahan komposit Beton Bertulang yang kuat menahan
berbagai jenis beban.

Bahan Beton Bertulang


Beton

Beton batuan buatan yang diperoleh dengan mencampur bahan susun


- agregat halus (pasir)
- agregat kasar (kerikil, batu pecah)

Bahan pengisi, yg
saling direkatkan.

- bahan perekat (semen)


- bahan pembantu utk tjd. reaksi kimia (air)
- bahan tambah/additive dan bahan campur/admixture (jika perlu)

Bahan Beton Bertulang


Beton
Campuran kerikil dan pasir di dalam tabung baja
ditekan dari atas & bawah. Butir-butir kerikil dan
pasir saling desak. Komponen gaya horisontal yg
terjadi akan ditahan oleh tabung/silinder baja.

Pada silinder beton tdk ada tabung baja.


Siapa yg menahan gaya horisontal?
Gaya horisontal didukung oleh lekatan
antar butir.
Beban desak

Kerikil + Pasir
Gaya desak (miring) antar butir
Tabung/Silinder
Baja

Butir Kerikil dan Pasir


di dlm pasta semen
Komp. Gaya horisontal yg
didukung oleh lekatan

Bahan Beton Bertulang


Beton

Tegangan:
=F/A
Regangan:

Poissons Ration

Beban desak

! regangan aksial &


regangan lateral

Silinder beton dibebani gaya desak :


- regangan aksial ! btg. memendek
- regangan lateral ! btg. mengembang,
retak memanjang.

Bahan Beton Bertulang


Beton

Retak

Retak

Silinder beton
dibebani gaya desak

Beton normal

Beton kuat desak tinggi

Pasta semen dan


lekatan merupakan
bagian yg lemah

Agregat kasar
merupakan bagian yg
lemah

Bahan Beton Bertulang


Beton

Beton normal
Pasta semen dan
lekatan merupakan
bagian yg lemah
Batang uji
beton
dibebani
gaya tarik
Beton kuat desak tinggi
Agregat kasar
merupakan bagian yg
lemah

Bahan Beton Bertulang


Beton

Tegangan desak c [Mpa]

Makin tinggi kuat desak beton:


Diagram - makin tegak
E makin besar
Bagian awal diagram - makin
linear
Beban puncak terjadi pada regangan yang makin besar
Bagian akhir (menurun) makin terjal
Regangan maks. makin kecil
Regangan c in []

Bahan Beton Bertulang


Beton

Tegangan desak c [Mpa]

fc
0,85fc

Untuk perancangan penampang beton,


disederhanakan menjadi:

Reduksi 15%

2
3

1. Parabola
2. Parabola empat psg. panjang
3. Trapesium
4. Blok empat psg. panjang
digunakan dlm ACI 318

Regangan c in []

dan SNI

Bahan Beton Bertulang


Beton
0,85.fc

cu = 0,003
c

a = 1.c
Mn

Reg. Baja tlg.

Penampang beton
dengan beban
momen lentur (+)

Distribusi tegangan ()
dengan blok empat
persegi panjang

Distribusi regangan
()

Faktor 0,85 utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang


Faktor 1

utk memperhitungkan pengaruh mutu beton

Bahan Beton Bertulang


Baja Tulangan
Bentuk:
- batang (polos, deform, dia.: 6 - 32 mm)
- anyaman (utk tlg plat, ddg., str.cangkang)

Polos

Deform

Diagram tegangan regangan baja tulangan:


Canai panas (hot rolled)
Titik luluh tampak jelas

ftk
f0,2k
Tegangan s

ftk
fyk
Tegangan s

Canai dingin (cold worked)


Titik luluh tidak jelas

ES

uk

Regangan s

ES

0,2 %

uk

Regangan s

Bahan Beton Bertulang


Baja Tulangan
Diagram tegangan regangan baja tulangan untuk perancangan penampang
beton bertulang disederhanakan menjadi sbb.

ft

Tegangan s

fy

ES = 200 000 MPa


y

uk

Regangan s

Bahan Beton Bertulang


Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan
Agar komponen2 beton bertulang
(yi. baja tulangan dan beton)

Trayektori tegangan desak


Baja
tulangan

dapat menjadi bahan komposit

Gaya tarik pada baja


tulangan

beton bertulangyang sempurna


harus ada ikatan yang baik
antara kedua bahan tersebut.

Trayektori tegangan tarik

Tegangan desak uniform


pada beton

kenyataan
anggapan

Jenis ikatan beton & baja tulangan:

Diagram tegangan ikat

1. Lekatan (kecil, tdk diperhitungkan)


2. Gesekan (jika ada gaya desak melintang)
3. Geseran (dominan pd tlg.deform)

kenyataan
anggapan

Gaya tarik pada baja


tulangan

Bahan Beton Bertulang


Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan
1. Lekatan:
Lekatan antara baja tulangan dg pasta
semen. Lenyap setelah ada pergeseran
kecil.
p [kN/m]

2. Gesekan:

Jika ada gaya desak melintang batang baja,


akibat adanya faktor gesek , timbul ikatan
gesek antara beton dan baja tulangan.
p [kN/m]

3. Geseran:
terjadi geser pada beton akibat gaya desak
pada gigi-gigi baja tulangan

Bahan Beton Bertulang


Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan
Kerusakan ikatan pada geseran:

Baja tulangan dg jarak gigi


besar

Baja tulangan dg jarak gigi


kecil

Bahan Beton Bertulang

Selimut Beton:
- melindungi baja tulangan dari
bahaya korosi
- menjamin ikatan yang baik antara
baja tulangan dan beton
- melindungi baja tulangan jika terjadi
kebakaran

Selimut beton

Tepi luar

Perancangan Beton Bertulang


Analisis Struktur:
pada umumnya didasarkan pada teori elastisitas linier (bahan memenuhi
Hukum Hook)

Perancangan Penampang Beton Bertulang:


Dengan memperhatikan sifat non linier beton (beton tdk menahan tarik
karena retak)

Tidak konsisten
Tapi hitungan lebih mudah/sederhana dan hasilnya pada sisi yang aman

Perancangan Beton Bertulang


Analisis Struktur:
pada umumnya didasarkan pada teori elastisitas linier (bahan memenuhi
Hukum Hook)
Perancangan Penampang Beton Bertulang:
Dengan memperhatikan sifat non linier beton (beton tdk menahan tarik
karena retak)
Metoda Perancangan:
- cara elastis (cara n)

Tidak konsisten

- cara batas (batas layan SLS, batas kekuatan ULS)

Tapi hitungan lebih mudah/sederhana dan hasilnya pada sisi yang aman

Perancangan Beton Bertulang

Perancangan dengan Cara Batas:


- batas deformasi (mis. Lendutan)

Harus dipenuhi syarat2 :


-batas layan (SLS = serviceability limit state)

- batas lebar retak


- batas tegangan
- batas getaran

- kuat batas lentur dg/tanpa gaya aksial

- batas kekuatan (ULS = ultimit limit state)

- kuat batas geser, torsi dan pons


- patah lelah (fatigue, bbn. dinamik)

Perancangan Beton Bertulang


Faktor Aman dalam Hitungan Str. Beton Bertulang
Dimensi Penampang &
Kuat Bahan: fc, fy
Hitungan Kuat Penampang:
dg Asumsi2 pada Model Bahan
& Mekanik Penampang

Kuat Perlu,
mis.: Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
Faktor Beban

Gaya Internal,
mis.: MD, ML, MW, ME
Analisis Struktur (elastis linier)

Beban: D, L, W, E

<
=

Kuat Nominal Penampang:


mis.: Mn
Faktor Reduksi Kekuatan

Kuat Rencana Penampang:


mis.: Md = 0,8 Mn

Perancangan Beton Bertulang


Faktor Beban
Beban

SK SNI T-15-1991-03

Beban Mati

SNI 03-xxxx-2002
U = 1,4 D

Beban Mati & Hidup

U = 1,2 D + 1,6 L

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)

Beban Angin

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,6 W)


U = 0,9 D + 1,3 W

U = 1,2 D + 1,0 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 W


U = 0,9 D + 1,6 W

Beban Gempa

U = 1,05 (D + LR + E)
U = 0,9 (D + E)

U = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E


U = 0,9 D + 1,0 E

Tekanan Tanah

U = 1,2 D + 1,6 L + 1,6 H

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 H

Temperatur

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T)


U = 1,2 (D + T)

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T)


U = 1,2 (D + T)

Beban Dinamik

Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L

Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L

Beban Fluida

Ditambahkan: 1,2 F

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,2 F


U = 1,4 D + 1,4 F

Tumbukan P

Ditambahkan: 1,2 P

Faktor beban mengapa berbeda utk tiap jenis beban?

Perancangan Beton Bertulang


Faktor Reduksi Kekuatan

Beberapa nilai yg penting, untuk:

SNI T-15-1991-03

SNI 03-xxxx-2002

Lentur, tanpa beban aksial

0,80

0,80

Aksial tarik

0,80

0,80

Aksial tarik dengan lentur

0,80

0,80

0,70 atau 0,65 0,70 atau 0,65


Faktor
reduksi
kekuatan
Aksial
desak
dengan
lentur a.l. untuk memperhitungkan
0,70 atau 0,65adanya
0,70 atau 0,65
kemungkinan:
Geser
0,60
0,75
- kesalahan hitung (pemodelan/penyederhanaan0,60
perilaku bahan0,75
dan
Torsi
perilaku str.beton bertulang; pembulatan angka2),
Tumpuan pada beton (bearing)
0,70
0,65
- kekurangan mutu bahan,
Aksial desak

- kekurangan dimensi,
- ketelitian pelaksanaan (mis. letak baja tulangan).

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Asumsi untuk analisis/design penampang

1. Asas Bernoulli:
Penampang rata tetap rata dan
tegak lurus sumbu memanjangnya, setelah elemen mengalami
lentur.
2. Asas Navier:

Distr. linier
Regangan pada penampang
garis netral
terdistribusi secara linier
(berbanding lurus thd jaraknya
dari grs.netral)
Tidak berlaku untuk struktur lentur tinggi:

- bentang sederhana: h/L 4/5


- balok menerus:

h/L 2/5

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Asumsi untuk analisis/design penampang

3.

Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak cu = 0,003

4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk:


parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P)
Tepi desak

cu = 0,003

Digunakan
dalam:

garis netral

ACI 318
dan
SNI
Parabola

5. Bagian tarik beton diabaikan

Trapesium

E.P.P.

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Asumsi untuk analisis/design penampang

Tegangan tarik baja dianggap elastis linier plastis:

Tegangan tarik baja fs

6.

s < y fs = s . Es

fy

s y fs = fy
ES = 200 000 MPa
y

u
Regangan tarik baja s

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P

cu = 0,003

Tepi desak

a = 1 c

garis netral

0,85 fc

fc 30 MPa 1 = 0,85
fc > 30 MPa 1 = 0,85 ((fc 30)/7).0,05 dan 1 0,65

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Analisis Balok Tampang E.P.P dg. Tulangan Tunggal

cu = 0,003

a

c
garis netral

0,85 fc

a = 1 c

Cc
(d a/2)

Mn = T. (d-a/2)

As
b
Asumsi: Tegangan Baja Tulangan
mencapai teg. leleh fy

T = A s . fy
Cc = (0,85.fc).a.b

T
s y
Md = . Mn

FH = 0
T = Cc

As f y
a=
(0,85 f c ) b

Md = 0,80 . Mn

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Balok Tampang E.P.P Keadaan Seimbang (Balance Condition)

Keadaan Seimbang (BalanceCondition): regangan beton mencapai cu = 0,003
regangan tarik baja tepat mencapai tegangan leleh y

Keadaan ini hanya teoritik


saja di atas kertas !
ab

0,85 fc

cu = 0,003

ab = 1 cb

cb

Ccb

garis netral

(d ab/2)

h
Asb = ?
b
Tegangan Baja Tulangan tepat
mencapai teg. leleh fy

Mnb = Tb. (d - ab/2)


Tb

s = y

(
0,85 f ) a
=

Ccb = (0,85.fc).ab.b

0,003
cb =
d Tbsb= Asb . fy
0,003 + y

cFH = 0b

f y T = C
b

cb

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Under Reinforced Over Reinforced

Keadaan Under Reinforced (Penampang Daktail) jika As < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. tunggal)
jika (As - As) < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. rangkap)

As

penampang beton tidak mengalami


kegagalan struktural (mis. patah, hancur) secara mendadak, melainkan didahului oleh tanda2 awal yg berupa
retak-retak pada beton sisi tertarik dan
lendutan struktur yang besar.

As
b
Jika syarat tsb tdk. terpenuhi Over Reinforced (Penampang Tidak Daktail)

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Analisis Balok Tampang E.P.P dg. Tulangan Rangkap

cu = 0,003

Cs

ds

0,85 fc

As

a = 1 c

Cc

garis netral

(d a/2)

Mn

As
ds

b
Asumsi: Tegangan Baja Tulangan
mencapai teg. leleh fy

T = A s . fy
Cc = (0,85.fc).a.b
Cs = As . fs

(dg. fs = fy atau fs = s . Es)

T
s y

Md = . Mn
Md = 0,80 . Mn

FH = 0
T = Cc + Cs

dicari c, sehingga
persm. ini terpenuhi !

Mn = Cc(d-a/2) + Cs(d-d`s)

Perancangan Elemen dengan Beban Lentur


Persyaratan Balok Beton Bertulang

Balok beton bertulang harus memenuhi persyaratan2 a.l.:
1. Kuat menahan momen akibat beban, sehingga Md Mu
2. Kuat menahan gaya geser akibat beban, sehingga Vd Vu
3. Kuat menahan momen torsi akibat beban, sehingga Td Tu
4. Bersifat daktail, memenuhi persyaratan:
As < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. tunggal)
(As - As) < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. rangkap)
5. Besar lendutan dan lebar retak pada keadaan layan tidak
melebihi batas yang diijinkan

Anda mungkin juga menyukai