Anda di halaman 1dari 2

Anton Medan: Narapidana Bisa Dikerahkan

Bantu Bencana Alam


Ditjen Pas mengadakan kegiatan menyanyikan lagu nasional "Hari Merdeka" secara serentak
oleh 150 ribu peserta. Kegiatan itu dilakukan untuk menyambut HUT RI ke-71, Jakarta, Senin
(15/8). (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Liputan6.com, Garut - Mantan narapidana yang kini menjadi pendakwah Anton Medan
mengatakan, penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan bisa dikerahkan untuk
membantu penanganan bencana yang terjadi di Tanah Air. Terutama, mereka yang menjelang
proses bebas.
"Musibah-musibah yang terjadi, kan bisa dikerahkan anak-anak narapidana. Dan ini juga sebuah
jawaban untuk masyarakat bahwa napi itu punya kepedulian juga, jadi di situ mereka bisa proses
asimilasi menjelang bebas. Nah inilah proyek percontohan," kata Anton di Lapangan Olahraga
Kerkoff, Garut, Jawa Barat, Rabu malam, 12 Oktober 2016.
Baca Juga
Sebagai seorang mantan narapidana yang pernah mendekam di penjara selama 18 tahun 7 bulan,
kegiatan kemanusiaan yang melibatkan para narapidana juga mampu mengurangi potensi konflik
yang sering terjadi di dalam penjara.
"Saya tidak bisa bayangkan kejadian itu (konflik di dalam penjara), di dalam stres, sirkulasi
nggak ada, jam besuk pun jadi masalah karena padat tuh orang," ujar Anton. Menurut dia, istilah
pemasyarakatan harus bisa diterjemahkan secara nyata di dalam rutan dan lapas.
Sementara itu, ratusan narapidana dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Lampung dan Riau, serius menyimak Anton Medan menceritakan pengalaman
hidupnya dan apa yang dilakukannya setelah keluar dari penjara.
Canda tawa mengiringi sesi sharing narapidana bersama mantan narapidana yang kini menjadi
pemuka agama. Berbagai permasalahan yang dikeluhkan sejumlah narapidana dijawab Anton
Medan secara lugas.
Sesi sharing tersebut diselenggarakan oleh Ditjen Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian
Hukum dan HAM (Kemenkumham) dalam acara "Jambore Narapidana untuk Kemanusiaan".
"Ini adalah salah satu kegiatan yang diminta betul oleh Bapak Menteri (Yasonna H Laoly).
Bapak Menteri mempunyai sebuah pandangan, bahwa warga binaan, sekalipun dia berada di
dalam suatu bangunan yang terbatas tapi kreativitas tidak boleh dibatasi," ujar Sekretaris
BPSD Kemenkumham Ibnu Chuldun di lokasi yang sama.

Ibnu mengungkapkan, dengan mengangkat tema soal kemanusiaan di acara Jambore ini,
diharapkan setiap narapidana mampu memberikan kontribusi yang nyata di tengah masyarakat.
"Makanya kita juga berharap bisa menerjemahkan melalui jambore kemanusiaan. Hal ini
berkaitan juga dengan bagaimana kita mempunyai kepedulian terhadap korban bencana di Garut.
Membangun sesuatu yang lebih nyata di masyarakat," tutur dia.
Dia mengungkapkan, acara Jambore untuk narapidana dengan format membantu korban bencana
alam merupakan acara yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
"Dalam sejarah, ini baru pertama kali jambore seperti ini, fokusnya adalah untuk peduli
kemanusiaan. Dan diharapkan dengan integrasi dengan masyarakat, mereka (narapidana) akan
lebih siap ketika nanti bebas sudah tidak memerlukan penyesuaian lagi," terang dia
Dengan kegiatan ini, Ibnu berharap, bisa membangkitkan keyakinan para narapidana untuk
bangkit dan bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.
"Menanamkan kembali keyakinan kepada warga binaan bahwa mereka juga punya arti sehingga
bisa melakukan sesuatu untuk masyarakat," ujar Ibnu.

Anda mungkin juga menyukai