Anda di halaman 1dari 2

SARI

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011 2031 menyatakan
bahwa Kecamatan Gamping akan dikembangkan menjadi suatu kawasan industri
menengah dan kawasan permukiman perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi.
Untuk mengetahui ketepatan perencanaan tata ruang wilayah ini menurut aspek
hidrogeologinya maka perlu dilakukan pemetaan kerentanan airtanah terhadap
pencemaran. Hasil evaluasi antara RTWT dan tingkat kerentanan airtanah berguna
sebagai dasar pengambilan keputusan di pemerintahan tentang pemanfaatan lahan
dan perlindungan air tanah. Tahapan pertama pemetaan kerentanan airtanah
terhadap pencemaran ini dilakukan dengan melakukan pemetaan hidrogeologi
untuk mengetahui kedalaman muka airtanah dan litologi penyusun zona tidak jenuh
air, pengambilan sampel airtanah serta pengumpulan data sekunder berupa data
curah hujan dan suhu permukaan tahunan yang digunakan untuk memperkirakan
jumlah imbuhan airtanah. Uji laboratorium berupa grain size analysis dilakukan
untuk mengklasifikasikan litologi zona tidak jenuh air serta uji kandungan nitrat
pada sampel airtanah. Hasil observasi lapangan mmenunjukkan bahwa ketebalan
zona tidak jenuh air 1-12 m, material penyusun zona tidak jenuh air didominasi oleh
pasir serta nilai imbuhan airtanah rata-rata sebesar 338,4 mm/tahun. Peta
kerentanan airtanah diperoleh dengan mengimplementasikan parameter kedalaman
airtanah, litologi penyusun zona tidak jenuh air dan imbuhan airtanah dengan
menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability. Tingkat kebenaran dari peta
kerentanan ini divalidasi dengan cara membandingkan kelas kontaminan, tata guna
lahan dan kadar nitrat pada airtanahnya. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan
Gamping terdiri dari zona kerentanan airtanah tinggi (nilai perlindungan efektif
sebesar 19 - 24) dan zona kerentanan airtanah sangat tinggi (nilai perlindungan
efektif sebesar 25 - 30), kadar nitrat pada airtanah umumnya masih dibawah 10
mg/L, dimana kadar nitrat tertinggi diperoleh pada tata guna lahan pemukiman
padat penduduk. Hal ini membuktikan bahwa pencemaran airtanah ditentukan oleh
interaksi antara tata guna lahan sebagai sumber pencemar dan kerentanan airtanah.

Kata kunci : Kecamatan Gamping, kerentanan airtanah , metode SVV.

xii

ABSTRACT
Sleman Regency Regulation No. 12 2012 about Sleman Regency Spatial
Planning 2011-2031 stated that Gamping District will be developed into a mediumsized industrial zones and urban residential areas with high population density. To
determine the accuracy of the spatial planning according hydrogeology aspect,
Groundwater contamination vulnerability mapping is necessary to be done. The
results of the spatial planning and groundwater vulnerability evaluation are useful
as a basis for decision making in the government about land use and groundwater
protection. The first stage of groundwater pollution vulnerability mapping are
hydrogeology mapping to determine the depth of groundwater and lithology
unsaturated zone, groundwater sampling and collection of secondary data like
rainfall and annual surface temperatures that are used to estimate the amount of
groundwater recharge. Laboratory tests such as grain size analysis is performed to
classify lithology of the unsaturated zone and nitrate analysis test to determine
nitrate content in groundwater samples. Field observations results show that the
thickness of unsaturated zone water is 1 to 12 m, lithology unsaturated zone is
dominated by sand and average groundwater recharge value is 338.4 mm / year.
Groundwater vulnerability maps is obtained by implementing groundwater depth,
unsaturated zone lithology and groundwater recharge using Simple Vertical
Vulnerability method. Groundwater vulnerability map is validated by comparing
the class of contaminants, land use and nitrate content in groundwater in each class.
The results showed that Gamping District consists of high groundwater
vulnerability zone ( final score of protective effectiveness of the unsaturated zone
is 19 to 24 ) and very high groundwater vulnerability zone ( final score of protective
effectiveness of the unsaturated zone is 25 to 30 ), nitrate content in groundwater
are generally still below 10 mg / L, the highest nitrate content is located on densely
populated area land use. This is proved that the pollution of groundwater is
determined by the interaction between land use as a source of groundwater
contaminants and groundwater vulnerability.
Keywords : Gamping District, groundwater vulnerability, SVV method.

xiii

Anda mungkin juga menyukai