Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami boleh menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang Pengertian kompres panas dan dingin, tujuan
kompres panas dan dingin, persiapan alat, cara kerja dan hal-hal yang perlu di perhatikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Ada pun tujuan kami menulis makalah ini yang utama adalah untuk memenuhi
tugas kuliah dan untuk menambah pengetahuan tentang mata pelajaran KDK II yang
membahas kompres panas dan dingin

Balikpapan, 23 juni 2016

penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
kebidanan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan kebidanan
di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di
tatanan praktek kebidanan. Pada masa lalu kebidanan dilakukan lebih berdasarkan intuisi
dan tradisi sehingga kebidanan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan
landasan keilmuan yang kokoh.
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksan yang digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme darah.ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
memelihara suhu tubuh di antaranya adalah melalui kompres. Kompres adalah
metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Ada dua jenis
kompres, yaitu : kompres panas dan kompres dingin. Di makalah ini kan di jelaskan satu
persatu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan kompres.
2. Apakah yang tujuan penulis kompres.
3. Bagaimana cara melakukan kompres.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut
4

1.
2.
3.
4.
5.

Menurunkan suhu tubuh.


Mencegah peradangan meluas.
Menilai kondisi metabolisme dalam tubuh.
Mengurangi perdarahan setempat.
Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pedoman Kompres Panas dan Dingin

Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek


sistemik, toleransi terhadap panas dan dingin, kontraindikasi merupakan hal yang
penting ketika memberikan kompres panas dan dingin.
a. Adaptasi Reseptor termal
Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseptor
dingin terpanjan suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan
suhu yang tiba-tiba tinggi, pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat.
Stimulasi yang kuat ini menurun dengan cepat selama beberapa detik pertama dan
kemudian menjadi lebih lambat selama setengah jam berikutnya atau lebih karena
reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu memahami respon
adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin mengubah
suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi.
b. Fenomena Rebound
Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres
panas atau dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi.
Misalnya, panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit
melanjutkan kompres melebihi 30 sampai 45 menitakan mengakibatkan kongesti
jaringan, dan pembuluh darah kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak
diketahui apabila kompres panas terus dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka
bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak mampu membuang panas secara
adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin vasokonstriksi maksimum
terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawah suhu 15 C,
6

vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu


mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung
dan telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan
dimusim dingin.
Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi
perawatan. Kompres harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.
c. Efek Sistemik
Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh
yang luas, dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan
tersebut adalah hasil vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan
sejumlah besar suplai darah dari organ dalam dan menghasilkan tekanan darah.
Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat menyebabkan klien pingsan. Klien
yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki gangguan sirkulasi seperti
arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini dibandingkan orang
sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan dalam
selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien
meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah
internal.
Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin
yang panjang yang mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti.
Menggigil, efek umum lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah
respon normal karena tubuh beruoaya untuk menghangatkan dirinya.

d. Toleransi dan Kontraindikasi


Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda.
Variabel yang mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:
a) Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak
terlalusensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan
dan lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap
b)

suhu.
Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh

panas dan dingin, semakin rendah toleransinya.


c) Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang
paling rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin memiliki
toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar.
d) Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal
e)

kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat.


Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu.
Kondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.
Selama itu beberapa kondisi memerlukan tindakan kewaspadaan ketika
memberikan terapi kompres panas dan dingin. Adapun kontra indikasi kompres
panas dan dingin sebagai berikut:

A.Kontraindikasi pemberian kompres haangat, yaitu:


1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan
perdarahan dan pembengkakan.
2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan
8

Perdarahan
3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme

sel,

pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase


(tumor sekunder)
5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar
atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
B.Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:
Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran

ke luka terbuka
Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan

meningkatkan spasme arteri.


Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi
terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema,
hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat
membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.
E. Efek fisiologis Kompres Panas dan Dingin
Ada pun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin
menurut Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:
Kompres panas
Vasodilatasi
Meningkatkan permeabilitas kapiler
Meningkatkan metabolisme selulas
Merelaksasi otot
Menigkatkan inflamasi, meningkatkan

Kompres dingin
Vasokontriksi
Menurunkan permeabilitas kapiler
Menurunkan metabolisme selular
Merelaksasi otot
Memperlambat
pertumbuhan

aliran darah ke suatu area

bakteri, mengurangi inflamasi


9

Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot

Meredakan nyeri dengan membuat


area

menjadi

mati

rasa,

memperlambat aliran impuls nyeri,


dan menigkatkan ambang nyeri
Efek sedative
Efek anastesi local
Mengurangi kekakuan sendi dengan Meredakan perdarahan
menurunkan viskositas cairan senovial
F. Suhu yang Direkomendasikan untuk Kompres Panas dan Dingin
Derajat Panas
Sangat dingin
Dingin
Sejuk
Hangat kuku
Hangat
Panas

Suhu
Di bawah 15 C
15- 18 C
18- 27 C
27- 37 C
37- 40 C
40- 60 C

Bentuk dan Kegunaan


Kantong es
Kemasan pendingin
Kompres dingin
Mandi spons- alkohol
Mandi dengan air hangat
Berendam dalam air

Sangat panas

Di atas 60 C

irigasi, kompres panas


Kantong air untuk orang dewasa

panas,

Pengkajian
a) Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan ceder. Kaji apaan klien
2.2

menyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan
tubuh
b) Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda, sangat tua, tidak
sadar,atau yang lemah tidak dapat menoleransi panas dengan baik.
c) Area yang dikompres dengan memeriksa :
1) Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi terbuka, adanya
rabas, dan perdarahan.
2) Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin, berwarna pucat
atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
3) Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri sedang
dikompres.
10

4) Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum kompres
diberikan pada area tubuh yang luas.
1. Perencanaan
Sebelum memberikan kompres panas atau dingin, tentukan:
a.

Apakah klien perlu menandatangani surat persetujuan tindakan (jika surat

persetujuan diperlukan, periksa surat tersebut pada catatan klien).


b. Tipe kompres panas atau dingin yang akan digunakan, suhu, dan durasi serta
frekuensi kompres (periksa program dokter jika perlu).
c. Protokol institusi tentang tipe perlengkapan yang digunakan, suhu yang
direkomendasikan, dan durasi kompres (periksa program dokter jika perlu),
d. Waktu kompres diberikan
2. Implementasi
1. Kompres Hangat
a. Pengertian Kompres Hangat
Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat diberikan satu
jam atau lebih
Pengertian kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaaan suhu rendah
setempat yang dapat menimbulkan beberaoa efek fisiologis.

B.Tujuan kompres hangat


Pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan pada
tubuh.tujuan khususnya yaitu:
Memperlancar sirkulasi darah
Mengurangi rasa sakit
11

Memberi rasa hangat,nyaman,dan tenang pada klien


Merangsang peristaltic usus
C. Jenis-Jenis Kompres Hangat
1. Kompres hangat kering
Dapat digunakan secara local, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air
panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposable.

2. Kompres hangat basah


Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas,
berendam atau mandi.

D. Kompres Hangat dilakukan:


1. Pada radang persendian
2. Pada kekejangan otot
3. Bila perut kembung
4. Bila ada bengkak akibat pemberian suntikan
5. Bila pasien kedinginan (misalnya akibat iklim )
6. Pada bagian tubuh yang bengkak
2.3 PERSIAPAN ALAT
Jenis-jenis kompres dingin
1. Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septik:
a. Mangkok bertutup steril
b. Bak steril berisi pinset steril anatomi 2buah
c. Cairan anti septik berupa pk 1:4000, revanol 1:1000 sampai 1:3000, larutan betadin
d. Pembalut dan sampiran bila perlu
e. Perlak, pengalas dan kain kasa (bila perlu).
2.
a.
b.
c.

Kompres dingin basah dengan air biasa/air es:


Kom kecil berisi air biasa/air es
Perlak, pengalas dan sampiran (bila perlu)
Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu.

3. Kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap):


a. Kirbat es/eskap dengan sarungnya

12

b. Kom berisi berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh garam agar es tidak
cepat mencair
c. Air dalam kom dan Lap kerja
d. Perlak pengalas selimut bila perlu.

2.4 CARA KERJA


1. kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic:
a. Dekatkan alat ke dekat klien
b. Pasang sampiran
c. Cuci tangan
d. Pasang perlak pada area yang akan di kompres
e. Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
f. Tuangkan cairan kedalam mangok steril
g. Masukkan beberapa potong kasa kedalam mangkok tersebut
h. Peras kain kasa trsbt dg menggunkan pingset
i. Bentangkan kain kasa dan letakkan kasa di atas area yang dikompres dan di balut
j. Rapikan posisi klien
k. Bereskan alat-alat setelah selesai tindakan
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan
2. kompres dingin basah dengan air biasa/air es:
a. Dekatkan alat-alat ke klien
b. Pasang sampiran bila perlu
c. Cuci tngan
d. Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
e. Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
f. Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
g. Ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam
air biasa atau air es.
h. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
i. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila kompres ini sudah selesai
j. Cuci tangan
k. Dokumentasikan
3. kompres dingin kering dengan kirbat es (eskap):
a. Bawa alat-alat ke dekat klien
b. Cuci tangan
c. Masukkan batang es ke dalam kom air supaya pinggir es tidak tajam

13

d.

Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat

tersebut
e. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat
f. Periksa skap, adakah kebocoran atau tidak
g. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya
h. Buka area yang akan di kompres dan atur yang nyaman pada klien
i. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di kompres
j. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan kompres
k. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
l. Angkat eskap bila sudah selesai
m. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman
n. Bereskan alat setelah selesai melakukan kompres tersebut
o. Cuci tangan
p. Dokumentasikan
A. Kompres Dingin Kering atau Kirbat
a. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Biasa
Pengertian kirbat es adalah merupakan suatu cara atau upaya untuk menurunkan demam
atau mengurangi nyeri dan peregangan otot dengan memberikan kompres dingin kering
dengan memanfaatkan kitbat es yang telahdiisi dengan potongan es.
Tujuan
1.
2.
3.
4.

Membantu menurunkan suhu tubuh


Mengurangi rasa sakit atau nyeri
Membantu mengurangi perdarahan
Membatasi peradangan

Dilakukan pada :
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan
Alat
1. Bengkok
2. Kantong es
3. Sarung pelindung
Bahan

14

1.
2.
3.
4.

Potongan es secukupnya dalam wadah


Kassa gulung
Plester
Larutan klorin 0,5%

Perlengkapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Baki dan alas


Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
Tempat cuci tangan
Sarung tangan
Alat tulis dan buku catatan
Tempat sampah basah
Tempat sampah kering
Baskom

Pelaksanaan
NO
1

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan

RASIONALISASI
Memudahkan
kita

1. Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, melakukan tindakan


potongan es dicelupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang
runcing.
2. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah
hingga dua pertiga kantong.
3. Keluarkan udara yang berlebihan dengan
menekuk atau memelintir alat
4. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan
kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung
tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan
jika es meleleh.
5. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika
ada kebocoran
6. Bungkus alat dengan sarung penutup yang
lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
7. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya
dengan

menggunakan

kasa

gulung,
15

dalam

pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester


2.

3.

sesuai kebutuhan.
Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap Memastikan apakah kompres
pasien

tersebut benar diberikan untuk

Melakukan informed concent

pasien tersebut
Mempermudah
melakukan

kita

dalam

tindakan

dengan

bekerja sama dengan pasien


karena antara bidan dan pasien
Mencuci tangan di bawah ait mengalir
Memasang perlak dan alasnya

sudah ada perjanjian


Mencegah penularan infeksi
Mencegah air membasahi kasur

6.

Mendekatkan alat dan bahan

pasien
Memudahkan

7.
8.

pelaksanaan prosedur kerja


Memakai sarung tangan
Pencegahan infeksi
Memasang kompres pada bagian tubuh yang Memberikan efek kompres

4.
5.

dalam

memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang optimal


yang telah ditentukan guna menghindari efek
yang mebahayakan dari kompres dingin yang
9.
10.
11.
12.

berkepanjangan
Membereskan alat- alat
Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
Mencuci tangan
Mendokumentasikan di buku catatan

Dekontaminasi
Pencegahan infeksi
Pencatatan yang tepat pada
waktunya mencegah kesalahan
dalam

pemberian

kompres

(misal, pengulangan pemberian


atau pemberian terlewat)
B Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Leher
1) Pengertian kompres kering atau kirbat es leher adalah memasang kompres dingin pada
leher
2) Tujuan
Mengurangi perdarahan, rasa sakit, dan lain- lain
16

3) Pasien pasca bedah tonsil (tonsilectomi), dan lain- lain


4) Alat
1. Bengkok
2. Kantong es
3. Sarung pelindung
5) Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah
2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5%
6) Perlengkapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Baki dan alas


Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
Tempat cuci tangan
Sarung tangan
Alat tulis dan buku catatan
Tempat sampah basah
Tempat sampah kering
Baskom

7)Pelaksanaan
NO
1

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan

RASIONALISASI
Memudahkan
kita

1. Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, melakukan tindakan


potongan es dicelupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang
runcing.
2. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah
hingga dua pertiga kantong.
3. Keluarkan udara yang berlebihan dengan
menekuk atau memelintir alat
4. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan
kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung
tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan
jika es meleleh.

17

dalam

5. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika


ada kebocoran
6. Bungkus alat dengan sarung penutup yang
lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
7. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya
dengan

menggunakan

kasa

gulung,

pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester


2.

3.

sesuai kebutuhan.
Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap Memastikan apakah kompres
pasien

tersebut benar diberikan untuk

Melakukan informed concent

pasien tersebut
Mempermudah
melakukan

kita

dalam

tindakan

dengan

bekerja sama dengan pasien


karena antara bidan dan pasien
Mencuci tangan di bawah ait mengalir
Memasang perlak dan alasnya

sudah ada perjanjian


Mencegah penularan infeksi
Mencegah air membasahi kasur

6.

Mendekatkan alat dan bahan

pasien
Memudahkan

7.
8.

pelaksanaan prosedur kerja


Memakai sarung tangan
Pencegahan infeksi
Memasang kompres pada bagian leher yang Memberikan efek kompres

4.
5.

dalam

memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang optimal


yang telah ditentukan guna menghindari efek
yang mdbahayakan dari kompres dingin yang
9.
10.
11.
12.

berkepanjangan
Membereskan alat- alat
Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
Mencuci tangan
Mendokumentasikan di buku catatan

Dekontaminasi
Pencegahan infeksi
Pencatatan yang tepat pada
waktunya mencegah kesalahan
dalam

pemberian

kompres

(misal, pengulangan pemberian


18

atau pemberian terlewat)


C. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Gantung
1) Pengertian kompres bingin kering atau kirbat es gantung adalah Memasang kompres es
secara tidak langsung di atas tubuh pasien yang memerlukan
2) Tujuan
a) Mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pergerakan
3) Dilakukan pada
Pasien dengan perdarahan pada usus (dalam rongga perut), sakit kepala yang hebat
4) Alat
1. Bengkok
2. Kantong es
3. Sarung pelindung
4. Lengkungan atau busur selimut
5. Tali khusus kompres es
6. Kain atau handuk untuk mengantungkan kompres es
7. Peniti secukupnya
5) Bahan
1.
2.
3.
4.

Potongan es secukupnya dalam wadah


Kassa gulung
Plester
Larutan klorin 0,5%

6)Perlengkapan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Baki dan alas


Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
Tempat cuci tangan
Sarung tangan
Alat tulis dan buku catatan
Tempat sampah basah
Tempat sampah kering
Baskom

19

7)Pelaksanaan
NO
1

LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan

RASIONALISASI
Memudahkan
kita

dalam

1. Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, melakukan tindakan


potongan es dicelupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang
runcing.
2. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah
hingga dua pertiga kantong.
3. Keluarkan udara yang berlebihan dengan
menekuk atau memelintir alat
4. Pasang tutup kantong atau kolar es dengan
kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung
tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan
jika es meleleh.
5. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika
ada kebocoran
6. Bungkus alat dengan sarung penutup yang
lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
7. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya
dengan

menggunakan

kasa

gulung,

pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester


2.

3.

sesuai kebutuhan.
Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap Memastikan apakah kompres
pasien

tersebut benar diberikan untuk

Melakukan informed concent

pasien tersebut
Mempermudah
melakukan

kita

dalam

tindakan

dengan

bekerja sama dengan pasien


karena antara bidan dan pasien
sudah ada perjanjian
20

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mencuci tangan di bawah ait mengalir


Memasang perlak dan alasnya

Mencegah penularan infeksi


Mencegah air membasahi kasur

Mendekatkan alat dan bahan

pasien
Memudahkan

Memakai sarung tangan


Lengkungan atau busur selimut dipasang
Tali dipasang pada busur agar kendor,

dalam

pelaksanaan prosedur kerja


Pencegahan infeksi

sehingga bagian tengah melengkung ke dalam


dan hampir menyentuh perut atau kepala
10.
11.

pasien
Pada handuk atau kain diberi peniti
Kompres es diletakkan di atas handuk atau
kain tepat di atas bagaian tubuh yang akan

12.
13.
14.
15.
16.

dikompres.
Pasien diselimuti
Membereskan alat- alat
Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
Mencuci tangan
Mendokumentasikan

B. Kompres Dingin Basah


Pengertian
Kompres basah adalah balutan kasa basah yang sering diletakkan di atas luka terbuka.
Kompres kasa dan kemasan basah dapat diberikan dalam bentuk panas atau dingin.

Tujuan
1. Membersihkan luka
2. Mengobati luka
3. Mencegah kekeringan pada luka tertentu
Dilakukan pada
1. Luka yang kotor
2. Pasien colostomi sebelum dilakukan opersi
Alat dan bahan
21

Kompres
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Sarung tangan disposabel atau sarung tangan steril


Wadah untuk larutan
Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah ditetapkan oleh dokter
Termometer
Kasa segiempat
Sarung tangan, forsep, dan lidi kapas (jika kompres harus steril)
Jeli minyak
Handuk penyekat
Plastik
Tali
Botol air panas atau bantalan akuatermia atau antung es
Balutan steril (ika perlu)

Kemasan basah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Sarung tangan disposabel


Kain flanel atau kemasan handuk
Baskom air dengan beberapa keping es
Termometer
Sarung tangan steril, forsep, dan lidi kapas (jika sterilitas harus dipertahankan)
Jeli minyak
Material penyekat
Plastik
Kantong es
Balutan steril jika perlu

Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan
6. Tempat sampah basah
7. Tempat sampah kering
8. Baskom
Pelaksanaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Melakukan informed concent
3. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
22

4. Memasang perlak dan alasnya pada bagian yang akan dikompres


5. Mendekatkan alat dan bahan
6. Berikan privasi klien
7. Siapkan klien

Bantu klien ke posisi nyaman


Pajankan area tubuh yang akan dikompres
Sangga bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau kemasan basah
Pasang sarung tangan disposabel, dan lepaskan balutan luka, jika ada.

8. Basahi kompres kasa atau kemasan

Letakkan kasa di dalam larutan


Dinginkan flanel atau handuk di dalam baskom berisi airu dan keping es

9. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi

Denga lidi kapas, oleskan jeli minyak ke kulit di sekeliling luka, jangan oleskan

ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan
efek iritasi dari beberaa larutan
10. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah

Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kompres kasa tersebut
Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang dituju dan jika

dapat ditoleransi klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang
dikompres dengan baik. Padatkan kasa sampai pas memenuhi semua permukaan
luka.
Peras flanel
Tempelkan flanel ke area tubuh, tutupi area tubuh yang dikompres
11. Segera sematkan dan fiksasi kompres

Tutupi kasa atau flanel segera dengan handuk kering atau selembar plastik.

Langkah ni membantu mempertahankan efektivitasnya

Fiksasi kompres kasa atau kemasan di tempatnya dengan menggunakan


pengikat kasa ayau plester.
12. Pantau klien
13. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditentukan.
14. Dokumentasikan

23

\
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan, klien
dengan perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan seperti radang persendian,
sepasme otot, adanya abses, dan hematoma. Sedangkan Kompres dingin untuk klien dengan
suhu tubuh yang tinggi, klien dengan batuk dan muntah darah, pascatonsilektomi, radang,
dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol perkembangannya
dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres harus segera di angkat, perlu di
perhatikan juga keberadaan iritasi pasien, Bila suhu tubuh 39*C lebih, tempat kompres
dilipat paha dan ketiak.

3.2 SARAN

24

Pembaca dapat memahami, dari isi kompres penurunan suhu tubuh dan dapat
mengerti betapa pentingnya perawatan suhu tubuh dalam kehidupan klien.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Program Study S-1 Keperawatan STIKES Banyuwangi. 2009. Panduan Keterampilan


Prosedur Lab KDM 2. Jawa Timur : EGC

2.

Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk. 2006. ketermpilan dan prosedur laboratorium. Jakarta :
EGC

3.
4.

http://lhinangelina.blogspot.com/2013/03/makalah-kompres-panas-dan-dingin.html
http://sains.me/1796/kapan-menggunakan-kompres-panas-atau-dingin.html

25

Anda mungkin juga menyukai