1. Menganalisis sebab kedatangan Portugis pada awalnya diterima baik oleh rakyat Ternate
Pada tahun 1512, kapal dAlbuquerque mendarat di Ternate, Maluku. Portugis
dapat memanfaatkan permusuhan dan persaingan antara Kerajaan Ternate dan Tidore
yang saat itu sedang bermusuhan untuk mendapatkan keuntungannya sendiri. Raja
Ternate menyambut baik kedatangan Portugis dan minta Portugis mendirikan sebuah
benteng di Ternate untuk berlindung dari serangan-serangan musuh. Portugis menerima
permintaan itu dan memanfaatkannya untuk mengajukan permintaan mereka, yaitu
monopoli perdagangan cengkeh. Pada akhirnya permusuhan antara Ternate dan Tidore
tersebut merugikan mereka sendiri. Dengan adanya monopoli ini maka rakyat Ternate
hanya diperbolehkan menjual cengkeh kepada Portugis dan dilarang ada penjualan
kepada pedagang lain. Siapa saja yang melawan akan ditindak dengan kekerasan senjata.
Akibatnya rakyat terpaksa harus menjual cengkeh kepada Portugis dengan murah dan
kehilangan kebebasan untuk melakukan perdagangan dengan pembeli yang bisa
memberikan harga yang lebih baik.
Sikap Portugis yang selalu berusaha memaksa rakyat setempat untuk memeluk
agamanya, disamping memaksakan monopoli dagangnya, membuat rakyat Maluku tidak
menyukainya. Tidak tahan dengan sikap serakah dan sewenang-wenang bangsa Portugis,
pada akhirnya Kerajaan Ternate yang semula menjadi sekutu Portugis berbalik
memusuhinya. Orang-orang Tidore, Bacan, dan seluruh Maluku menentang Portugis
yang menyebabkan terjadinya pertempuran berkali-kali. Pada tahun 1577, rakyat Ternate
berhasil mengusir Portugis yang kemudian pindah ke Tidore sampai tahun 1605.
Datangnya bangsa Belanda menyebabkan terdesaknya posisi Portugis sehingga pindah
ke Pulau Timor hingga abad ke-20.
2. Mengidentifikasi perlawanan rakyat dan strategi pemerintahan colonial
a. Perlawanan Sultan Baabullah (Ternate) terhadap Portugis
Sejak kedatangan bangsa Portugis di Ternate tahun 1512 Portugis berusaha
memonopoli perdagangan sehingga menimbulkan kebencian rakyat Ternate, tahun
1565 rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Harun berusaha menyerang Benteng
Santo Paulo, tetapi gagal bahkan Sultan Harun dapat ditangkap dan
dibunuh.Perlawanan kemudian dilanjutkan oleh Sultan Baabullah (putranya) dan
berhasil menguasai Benteng Santo Paulo sehingga Portugis diusir dari Ternate dan
pergi ke Maluku selanjutnya menyingkir ke Timur Timor.
b. Perlawanan Sultan Agung (Mataram).
Untuk menwujudkan cita-citanya menguasai seluruh Pulau Jawa, Sultan
mengirim pasukan kerajaan Mataram untuk menyerang Belanda di Batavia, serangan
pertama pada tahun 1628 tetapi gagal karena pasukan Mataram kehabisan
perbekalan.
Pada tahun 1629 untuk kedua kalinya Kerajaan Mataram menyerang VOC di
Batavia tetapi juga mengalami kegagalan, perlawanan-perlawanan rakyat Mataram
terhadap VOC terus berlanjut, antara lain perlawanan di bawah pimpinan Tronojoyo,
perlawanan untung Senopati, perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said.
c. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipimpin oleh Sultan Ageng
Tirtayasa, namun putranya Sultan Haji bersahabat dengan Belanda, hal ini
menyebabkan pihak Belanda dapat ikut campur dalam urusan Istana Kerajaan
Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa kemudian mencopot kekuasaan tahta kerajaan dari
Sultan Haji. Sultan Haji minta bantuan pada VOC untuk menyerang ayahnya. Sultan
Ageng Tirtayasa akhirnya ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Batavia dan tahta
kerajaan diserahkan kepada Sultan Haji, namun di control oleh VOC.
Salma Alzahra
Salma Alzahra
Salma Alzahra
2. Sebab Khusus
Menyangkut tuntutan Belanda terhadap Raja-raja Bali yang ditolak berisi :
1. Hak Tawan Karang dihapuskan.
2. Raja harus memberi perlindungan terhadap pedagang-pedagang Belanda di
Bali.
3. Belanda minta diizinkan mengibarkan Bendera di Bali.
Perlawanan Rakyat Bali dipimpin oleh Patih Gusti Ketut Jelantik dari Kerajaan
Buleleng yang didukung oleh Kerajaan-kerajaan di Bali seperti Kerajaan Badung,
Kerajaan Klungkung dan Kerajaan Buleleng.
Dalam pertempuran melawan Belanda rakyat Bali mengobarkan Perang Puputan
dengan pusat pertahanan di Benteng Jagaraga. Karena pasukan Belanda
menggunakan persenjataan yang lebih lengkap akhirnya Bali dapat dikuasai oleh
Belanda.
i. Perang Aceh. (1873-1904)
Perlawanan rakyat Aceh merupakan perlawanan yang paling lama dan juga
terakhir bagi Belanda dalam rangka Pax Netherlandica. Perlawanan dipimpin oleh
para Bangsawan (Tengku) dan para tokoh ulama (Tengku) seperti Teuku Umar, Teuku
Cik Ditiro, Penglima Polem, Cut Nyak Dien, Cut Mutia dan lain-lain.
Salah satu penyebab terjadinya peperangan karena Belanda melanggar
Perjanjian Traktat London tahun 1824 yang berisi bahwa Inggris dan Belanda tidak
boleh mengganggu ke merdekaan Aceh. Untuk menguasai Aceh, Belanda
menggunakan cara seperti Konsentiasi Stelsel dan mendatangkan ahli Agama Islam
yaitu Snouch Hurgronye.
Cara ini dapat mempersempit ruang gerak pasukan Aceh dan dari Snouch
Hurgronye Belanda mengetahui kehidupan rakyat Aceh dan cara cara menaklukan
Aceh. Sehingga akhirnya Aceh dapat dikuasai oleh Belanda.
Raja-Raja didaerah yang berhasil dikuasai oleh Belanda diikat dengan Plakat
Pendek yang isinya :
1. Mengakui kedaulatan Belanda atas daerahnya.
2. Tidak akan mengadakan hubungan dengan negara lain.
3. Taat dan patuh pada Pemerintah Belanda
3. Menganalisis bentuk kejayaan Sultan Hasanuddin di Makassar
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai masa
kejayaan. Makassar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan
memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara (Sumbawa dan
sebagian Flores). Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur, karena
keberaniannya dan semangat perjuangannya untuk Makassar menjadi besar.
4. Mendeskripsikan latar belakang Perang Aceh melawan Belanda
Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli,
Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan
Iskandar Muda, berada di bawah kekuasaan Aceh. Belanda melanggar perjanjian Siak,
maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824. Isi perjanjian London adalah
Belanda dan Britania Raya membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua
daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura. Keduanya mengakui
kedaulatan Aceh. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-
Salma Alzahra
kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh.
Perbuatan Aceh ini didukung Britania.
Dengan dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lesseps menyebabkan
perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan.
Ditandatanganinya Perjanjian London 1871 antara Inggris dan Belanda, yang isinya,
Britania memberikan keleluasaan kepada Belanda untuk mengambil tindakan di Aceh.
Belanda harus menjaga keamanan lalulintas di Selat Malaka. Belanda mengizinkan
Britania bebas berdagang di Siak dan menyerahkan daerahnya di Guyana
Barat kepada Britania.
Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan diplomatik
dengan Konsul Amerika Serikat, Kerajaan Italiadan Kesultanan
Usmaniyah di Singapura. Aceh juga mengirimkan utusan ke Turki Usmani pada
tahun 1871. Akibat upaya diplomatik Aceh tersebut, Belanda menjadikannya sebagai
alasan untuk menyerang Aceh. Wakil Presiden Dewan Hindia Frederik Nicolaas
Nieuwenhuijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh dan meminta keterangan
dari Sultan Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di Singapura itu,
tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan.
5. Mengidentifikasi tokoh wanita Aceh yang paling berani melawan Pemerintah
Hindia-Belanda
Cut Nyak Dhien adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang
berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim
diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur
melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29
Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak
menghancurkan Belanda.
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda melamar Cut Nyak
Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar
memperbolehkannya ikut dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk
menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi
nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dhien
bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar
gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia
berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak
Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu
pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia
akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya
mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat
Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap.
Salma Alzahra
Salma Alzahra
menduduki Benteng Duursted dan membunuh Residen Van Den Berg. Belanda
kemudian minta bantuan ke Batavia, sehingga perlawanan Pattimura dapat
dipatahkan, Pattimura kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung bulan
Desember 1817. Dalam perjuangan rakyat Maluku ini juga terdapat seorang pejuang
wanita yang bernama Christina Martha Tiahahu.
12. Mengidentifikasi peraturan perdagangan rempah-rempah yang dilakukan VOC di
Maluku
Salma Alzahra
Salma Alzahra
Salma Alzahra
Salma Alzahra
Salma Alzahra
Salma Alzahra
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dengan hak turun temurun kepada pewarisnya, dalam hal ini Pangeran Adipati
Anom Bendoro Raden Mas Sundoro.
Pasal 2 Diadakanya kerjasama antara rakyat yang ada pada kekuasaan Kumpeni
dengan rakyat yang ada pada Kasultanan.
Pasal 3 Sebelum Pepatih Dalem dan para Bupati sebelum melakukan tugasnya
masing-masing, harus dilakukan sumpah setia terlebih dahulu kepada Kumpeni
di tangan Gubernur. Intinya yaitu seorang patih dari kedua kerajaan harus
mengkonsultasikan kepada Belanda sebelum pihak Belanda menyetujuinya.
Pasal 4 Dalam pengangkatan dan pemberhentian Pepatih Dalem dan juga Bupati
Sri Sultan harus mendapatkan persetujuan dari Kumpeni. Pokok-pokok
pemikirannya itu Sri Sultan tidak mempunyai kuasa penuh atas berhenti atau
berlanjutnya patih dalem karena semua keputusan berada di tangan Dewan
Hindia Belanda.
Pasal 5 Sri Sultan mengampuni Bupati pada selama peperangan lebih memihak
Kumpeni.
Pasal 6 Sri Sultan tidak dapat menuntut atas pulau Madura dan daerah pesisiran,
karena telah diserahkan oleh Sri Sunan Paku Buwono II kepada Kumpeni pada
tanggal 18 Mei 1746 dalam Contract-nya. Untuk itu Kumpeni memberikan ganti
rugi kepada Sri Sultan 10.000 real pertahunya.
Pasal 7 Sri Sultan akan memberi bantuan kepada Sri Sunan Paku Buwono III
jika sewatu diperlukan.
Pasal 8 Sri Sultan berjanji menjual seluruh bahan-bahan makanan dengan harga
tertentu kepada Kumpeni.
Pasal 9 Sri Sultan berjanji harus mentaati segala macam perjanjian yang sudah
pernah diadakan oleh raja-raja Mataram sebelumnya dengan Kumpeni,
khususnya perjanjian-perjanjian 1705, 1733, 1743, 1746, 1749.
44. Menyebutkan hasil keputusan yang dicapai pada kongres rakyat Indonesia pertama,
Desember 1939
Adanya kesepakatan untuk melancarkan tuntutan Indonesia untuk memiliki
parlemen secara penuh.
Ditetapkannya bendera Merah Putih sebagai bendera persatuan Indonesia,
lagu Indonesia Raya sebagai lagu persatuan, serta peningkatan pemakaian
bahasa Indonesia bagi rakyat Indonesia dan ditetapkan sebagai bahasa
Persatuan.
Salma Alzahra