BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini terdapat berbagai dampak pada
masyarakat, baik yang positif maupun yang negatif. Dampak
positif globalisasi adalah perkembangan teknologi yang semakin
canggih sehingga mempermudah seseorang untuk memperoleh
berbagai informasi yang tidak terbatas. Informasi dapat berupa
hiburan,
pengetahuan
dan
teknologi,
yang
diperoleh
dan
Kemudahan
informasi
memang
memuaskan
keinginan tahu kita serta dapat mengubah nilai dan pola hidup
seseorang, termasuk sikap orang tua terhadap anaknya dan pola
asuh yang diterapkan dalam mendidik anak.
Sedangkan dampak negatif yang ditakuti adalah gaya hidup
Barat, yang sangat menonjolkan sifat individualistik dan bebas.
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak timbulnya masalah
psikososial pada remaja seperti penyalah gunaan narkotika dan
obat
terlarang,
perilaku
seks
bebas
dan
menyimpang,
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
BAB II
Pembahasan
Pola Asuh Anak Dalam Keluarga
2.1 Pengertian Dari Pola Asuh Anak Dalam Keluarga
Pengertian pola asuh anak dalam keluarga bisa ditelusuri
dari pedoman yang dikeluarkan oleh Tim Penggerak PKK Pusat
(1995), yakni : usaha orang tua dalam membina anak dan
membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai
dewasa (18 tahun). Selain itu, yang dimaksud dengan pola asuh
adalah kegiatan kompleks yang meliputi banyak perilaku spesifik
yang bekerja sendiri atau bersama yang memiliki dampak pada
anak. Tujuan utama pola asuh yang normal adalah menciptakan
kontrol. Meskipun tiap orang tua berbeda dalam cara mengasuh
anaknya, namun tujuan utama orang tua dalam mengasuh anak
adalah
sama
yaitu
untuk
mempengaruhi,
mengajari
dan
menjadi
bagian
dari
keluarga
dengan
pengawasan,
respons
dan
tuntutan,
gaya
pola
asuh
juga
Macam-Macam
Pola
Asuh
Anak
Dalam
Keluarga
Secara Umum
Secara individual, orang tua memiliki hubungan yang khas
dengan anak namun para peneliti telah mengidentifikasikan 3
macam pola asuh yang umum. Ketiga pola asuh ini telah terbukti
berhubungan dengan perilaku dan kepribadian anak. Pembagian
3 macam pola asuh secara umum ini dinamakan : Authoritative,
Authoritarian, dan Permissive.
a. Pola asuh Authoritative/Demokrasi
Pola asuh ini ditandai dengan orang tua yang memberikan
kebebasan yang memadai pada anaknya tetapi memiliki standar
perilaku yang jelas. Mereka memberikan alasan yang jelas dan
mau mendengarkan anaknya tetapi juga tidak segan untuk
menetapkan beberapa perilaku dan tegas dalam menentukan
batasan. Mereka cenderung memiliki hubungan yang hangat
dengan
anaknya
dan
sensitive
terhadap
kebutuhan
dan
tidak
dijelaskan
secara
memadal
dan
kurang
dirinya
terhadap
teman
sebayanya.
Hubungan
dengan orang tua tidak juga dekat. Pola asuh jenis ini terutama
sulit untuk anak laki-laki, mereka cenderung untuk lebih pemarah
dan kehilangan minat pada sekolahnya lebih awal. Anak dengan
pola asuh ini jarang mendapat pujian dan orang tuanya sehingga
pada saat mereka tumbuh dewasa, mereka cenderung untuk
melakukan sesuatu karena adanya imbalan dan hukuman, bukan
karena pertimbangan benar atau salah.
memeberikan
alasan
kepada
anaknya
dan
tidak
tidaklah
hitam
putih.
Hampir
semua
orang
tua
2.4
Fungsi
Keluarga
Dalam
Menerapkan
Pola
Asuh
pendekatan
sosio-kultural,
dalam
konteks
1.
Fungsi
Biologis. Tempat
keluarga
memenuhi
Fungsi
mengkondisikan
Pendidikan. Keluarga
kehidupan
keluarga
diajak
sebagai
untuk
institusi
utama
dalam
proses
pembelajaran
anak-anaknya,
peserta
mengungkapkan
bahwa
mereka
biasa
dan
perilaku
keagamaan.
Di
sini
para
orangtua
menciptakan
iklim
keagamaan
dalam
kehidupan
tertinggi
bagi
setiap
persoalan
hidup
anak-anak
Fungsi
Kasih
Sayang. Keluarga
harus
dapat
anak
dan
anggota
keluarga
lainnya
apabila
dalam
setiap
anak
diperlukan
pola
asuh
yang
tepat
dari
perlu
dibantu
untuk
mempertahankan
hidupnya.
untuk
untuk
menyampaikan
menarik
perhatian
keingmnannya,
orang.
ia
Tangisannya
Usia 1 3 tahun
mendorong
agar
anak
dapat
bergerak
bebas,
d.
Usia 6 12 tahun
perlu
membimbing
mereka
agar
mereka
memahami
terlihat,
jika
mereka
dapat
berkarya
dan
produktif
dikemudian hari.
e.
Usia 12 18 tahun
Masa remaja bervariasi pada setiap anak, tapi pada
umumnya berlangsung antara usia 11 sampai 18 tahun. Di dalam
utama,
sehingga
saat
masa
remaja
selesai
sudah
yang
sering
pada
masa
remaja
saat
identitas
kebingungan/kekacauan
terjadi
identitas
dapat
dirinya.
menimbulkan
Unsur-unsur
yang
masa
remaja
terlihat
saat
Ia
mulai
mengerti,
mendukung,
dan
dapat
bersikap
sebelumnya.
Kegagalan
bantuan/dukungan
itu
secara
keluarga
dalam
memadai,
akan
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dengan
apa
yang
telah
dikemukakan
diatas,
dapat
raganya
sejak
lahir
sampai
dewasa
(18
tahun).
dari
pola
asuh
tersebut
ada
beberapa
fungsi
keluarga