Anda di halaman 1dari 2

Dijodohkan Orang Tua, Haruskah

menerima atau boleh menolak ?


by Al Fahmu Online March 7, 2015
Dijodohkan Orang Tua, haruskah diterima atau boleh menolak? Ada sebuah hadist
dari Aisyah, ia berkata, Telah datang seorang perempuan kepada Rasulullah
Muhammad, lalu berkata, Ya Rasulullah, ayah saya telah menikahkan saya dengan
keponakannya agar dapat meringankan beban dirinya. Maka, beliau menyerahkan
urusan ini kepadanya. Perempuan itu lalu berkata, Saya benarkan apa yang dilakukan
ayah saya, tetapi saya ingin agar kaum perempuan tahu bahwa para bapak tidak
mempunyai hak sedikit pun dalam urusan ini. (HR Ahmad).

Hadist di atas mengisahkan seorang ayah yang menjodohkan putrinya dengan lelaki
pilihannya. Perempuan tersebut kemudian mengadukan kejadian itu kepada Rasulullah saw.
Beliau akhirnya menyerahkan penyelesaian masalah itu kepadanya. Ia ternyata bersedia
menerima lelaki pilihan orang tuanya untuk dijadikan suami. Tetapi, di hadapan orang banyak
dia ingin menyatakan bahwa menjodohkan anak seperti yang terjadi pada dirinya bukan
hak mutlak orang tua. Artinya, jika anak menolak, orang tua tidak boleh memaksa. Sikap
ini dibenarkan oleh Rasulullah Muhammad.
Kasus yang terdapat dalam hadist di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa salah satu
langkah mendapatkan jodoh ialah menerima pilihan orang tua. Pernikahan seorang
perempuan atau laki-laki dengan pasangan yang dipilihkan orang tuanya sah menurut Islam.
Oleh karena itu, seorang perempuan atau laki-laki yang dipilihkan jodohnya oleh orang tua
tidak perlu merasa hak-haknya diabaikan. Islam mengakui bahwa setiap orang bebas
mendapatkan jodoh yang diinginkannya. Akan tetapi, ternyata yang bersangkutan tidak
mampu mendapatkannya, sedangkan orang tua dapat mengusahakan, Islam membenarkan
anak menerima pilihan orang tuanya.
Anak, perempuan atau laki-laki, yang dipilihkan jodohnya oleh orang tua hendaklah
menanggapi secara baik. Jika calon tersebut memenuhi kriteria dan syarat yang digariskan
Islam, hendaklah ia lebih mengutamakan pilihan orang tua daripada menantikan yang tidak
pasti. Pada awalnya mungkin sekali anak tidak tertarik kepada pilihan orang tua, namun ia
bisa mengamati kelebihan calon pasangannya sebagai daya tariknya.
Banyak anak, perempuan maupun laki-laki, lebih mementingkan pilihannya sendiri hanya
karena pilihan orang tua sepintas dipandang kurang cocok di hatinya, bukan karena yang
bersangkutan tidak memenuhi kriteria dan syarat yang digariskan oleh Islam. Akibatnya,

calon yang diharapkannya tidak kunjung muncul sehingga sangat terlambat baginya untuk
berumah tangga.
Oleh karena itu, seseorang bisa mendapatkan jodoh dengan menerima pilihan orang tua.
Selama calon yang diajukan oleh orang tua memenuhi kriteria yang digariskan oleh
Islam, anak sebaiknya mempertimbangkan pilihan tersebut dengan baik. Insya Allah,
langkah ini akan membawa berkah baginya sehingga terhindar dari keterlambatan berumah
tangga atau melajang seumur hidup.
Sumber: 15 Cara & Langkah Mendapatkan Jodoh, Drs. M. Thalib

Anda mungkin juga menyukai