Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 19521955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Secara klasik ilmu gizi
hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy,
membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh. (Almatsir, 2002:3)
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu
diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang
optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi seorang ibu
yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 :
12)
Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase
pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar
jumlahnya. Pada remaja laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena
pada masa inilah perhatian untuk olahraga sedang tinggi-tingginya seperti
atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya. Bila konsumsi
berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi
terutama

defisiensi

vitamin-vitamin.

Defisiensi

sumber

energi

akan

menyebabkan kelompok remaja langsing bahkan kurus (sediaoetama 2000).


Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan
perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan dampak
perubahan fisik, dan pengalaman emosiyang mendalam. Masa remaja adalah

masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman
berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi
kehidupan mereka kelak {Nugraha & Windy, 1997).
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan
psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2003). Perubahan
psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan
kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat
reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik
(Sarwono, 2006).
Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan zat gtzi para
remaja. Mereka bukan hanya melewatkan waktu makan (terutama sarapan)
dengan alasan sibuk, tetapi juga terlihat sangat senang mengkonsumsi junk
food (Johnson et al. 1994 dalam Arisman 2004). Disamping itu, kekhawatiran
menjadi gemuk telah memaksa mereka untuk mengurangi jumlah pangan yang
seharusnya dikonsumsi (Brownel et al, 1994 dalam Arisman 2004).
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik.
Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam
hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh,
perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui
perubahanperubahan, baik internal maupun eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada remaja?
b. Apa saja kebutuhan zat gizi yang diperlukan remaja?
c. Bagaimana angka kecukupan zat gizi pada remaja?
d. Bagaimana penentuan status gizi pada remaja?
e. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi status gizi remaja?
f. Apa masalah gizi yang dihadapi oleh remaja?
g. Bagimana contoh menu sehat untuk usia remaja?

1.3 Tujuan Penyusunan


a. Mengetahui perubahan tubuh yang terjadi pada remaja
b. Mengetahui kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh remaja
c. Mengetahui angka kecukupan zat gizi pada remaja
d. Mengetahui penentuan status gizi pada remaja
e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja
f. Mengetahui masalah gizi yang dihadapi oleh remaja
g. Mengetahui contoh menu sehat untuk usia remaja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Tubuh Remaja

Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya


seorang anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima
perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi
badan

yang

cepat

(pacu

tumbuh),

perkembangan

seks

sekunder,

perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta


perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan
kekuatan dan stamina tubuh.
Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan
sangat cepat dalam sekuens yang teratur dan berkelanjutan. Tinggi badan
anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm per tahun, sedangkan pada
perempuan kurang lebih 9 cm per tahun. Secara keseluruhan pertambahan
tinggi badan sekitar 25 cm pada anak perempuan dan 28 cm pada anak lakilaki.
Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak
perempuan dibanding anak laki-laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak
height velocity) pada anak perempuan terjadi sekitar usia 12 tahun, sedangkan
pada anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan, pertumbuhan
akan berakhir pada usia 16 tahun sedangkan pada anak laki-laki pada usia 18
tahun.
Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi
tubuh, pada anak laki-laki terjadi akibat meningkatnya massa otot, sedangkan
pada anak perempuan terjadi karena meningkatnya massa lemak. Perubahan
komposisi tubuh terjadi karena pengaruh hormon steroid seks.
Perkembangan seks sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem
hormonal tubuh yang terjadi selama proses pubertas. Perubahan hormonal
akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan rambut pubis dan menarke pada
anak perempuan; pertumbuhan penis, perubahan suara, pertumbuhan rambut
di lengan dan muka pada anak laki-laki, serta terjadinya peningkatan produksi

minyak tubuh, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, dan timbulnya


jerawat.
Perubahan suara terjadi karena bertambah panjangnya pita suara akibat
pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara. Perubahan
suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada
pertengahan pubertas. Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17
tahun, bersamaan dengan puncak pertumbuhan tinggi badan.
Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast
budding atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara
bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14
tahun. Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai
pertumbuhan lengkap pada usia 14 tahun. Menarke terjadi dua tahun setelah
awitan pubertas, menarke terjadi pada fase akhir perkembangan pubertas
yaitu sekitar 12,5 tahun. Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya akan
bertambah sedikit kemudian pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa
lemak pada perempuan meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai
hampir dua kali lipat massa lemak sebelum pubertas.
2.2 Kebutuhan Zat Gizi Usia Remaja
Energi dan protein yang dibutuhkan remaja lebih banyak dari pada orang
dewasa, begitu juga vitamin dan mineral. Seorang remaja laki-laki yang aktif
membutuhkan 3.000 kalori atau lebih perhari untuk mempertahankan berat
badan normal. Seorang remaja putri membutuhkan 2.000 kalori perhari untuk
mempertahankan badan agar tidak gemuk. Vitamin B1, B2 dan B3 penting
untuk metabolism karbohidrat menjadi energi, asam folat dan vitamin B12
untuk pembentukan sel darah merah, dan vitamin A untuk pertumbuhan
jaringan. Sebagai tambahan, untuk pertumbuhan tulang dibutuhkan kalsium
dan vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E penting untuk menjaga
jaringan-jaringan baru supaya berfungsi optimal. Dan yang amat penting

adalah zat besi terutama untuk perempuan dibutuhkan dalam metabolism


pembentukan sel-sel darah merah. (Husaini, 2006 : 96)
Remaja membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan deposisi
jaringan.

Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat

yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama
kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat
erat. Kebutuhan nutrisi remaja dapat dikenal dari perubahan tubuhnya.
Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya, dan
selanjutnya mempengaruhi kebutuhan nutrisinya.
Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
a. Energi
Kecukupan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari dan proses
metablisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari BB-nya. Pada remaja perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan
energinya sebesar 50-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar
40-50 kkal/kg BB/hari. Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun, kebutuhan
energiya sebesar 55-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar
45-55 kkal/kg BB/hari. (Dedeh dkk, 2010:21).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam
kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan
Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi
untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk
laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula
dan lain-lain.
6

Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi makro sumber bahan bakar


(energi) utama bagi tubuh. Sumber karbohidrat utama dalam pola makanan
Indonesia adalah beras. Di beberapa daerah, selain beras digunakan juga
jagung, ubi, sagu, sukun dan lain-lain. sebagian masyarakat, terutama dikota,
juga menggunakan mie dan roti yang dibuat dari tepung terigu. Karena
sebagian besar energi berasal dari karbohidrat, maka makanan sumber
karbohidrat digolongkan sebagai makanan pokok. Dalam TGS, makanan
sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar tumpeng. (Dedeh dkk , 2010:35)
Sumber karbohidrat yang baik pada diet adalah : karbohidrat simple
(buahbuahan, sayur-sayuran, susu, gula, pemanis berkalori lainnya), dan
karbohidrat komplek (produk padi-padian dan sayur-sayuran). Asupan yang
tidak menyebabkan ketosis ; sebaiknya asupan yang berlebih-lebihan
mengarah pada kelebihan kalori.
b. Lemak
Kebutuhan lemak belum direkomendasikan sebelumnya. Hanya saja
pesan dala pedoman gizi seimbang menganjurkan bahwa kebutuhan lemak
sebaiknya seperempat dai kebutuhan enegi. Saat ini kebutuhan lemak
ditentukan sebesar 20% dari kebutuhan energi. (Soekirman, 2006:20)
Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh
pertumbuhan, sebagai sumber suplay energi yang berkadar tinggi, dan sebagai
pengangkut vitamin yang larut dalam lemak. Cara yang digunakan untuk
mengurangi diet berlemak adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan
sayur dan produk padi-padian dan serelia: juga dengan memilih makanan
rendah lemak dan daging tanpa lemak.
Asupan lemak yang kurang, akan terjadi gambaran klinis defesiensi asam
lemak esensial dan nutrisi yang larut dalam lemak, serta pertumbuhan yang
buruk. Sebaliknya kelebihan asupan beresiko kelebihan BB, obesitas,
mungkin meningkatnya resiko penyakit kardiovaskuler dikemudian hari.
Sumber berbagai lemak tertentu misalnya : lemak jenuh (mentega, lemak
7

babi), asam lemak tak jenuh tunggal (minyak olive), asam lemak jenuh ganda
(minyak kacang kedelai), kolestrol (hati, ginjal, otak, kuning telur, daging,
unggas, ikan dan keju) Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak.
WHO menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari kebutuhan
energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan
akan asam lemak essensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut
lemak (Almatsier, 2002:72). Dalam TGS makanan sumber lemak, seperti
diuraikan diatas, diletakkan pada puncak TGS karena penggunaannya
dianjurkan seperlunya. (Dedeh dkk : 2010)
c. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja
adalah1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah
48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolic, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat jaringan tubuh. Asam
amino merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, tulang, enzim, hormone,
antibody, protein juga mensuplai sekitar 12%-14% asupan energi selama
masa anak-anak dan remaja.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein memberatkan ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Batas yang
dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi
(AKG) untuk protein. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG
VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) protein untuk
remaja 1,5 - 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah
48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Kelebihan asupan protein dapat mengakibatkan kelebihan berat badan
atau sampai obesitas. Bila asupan energi terbatas diet protein lebih banyak
8

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi, dan tidak bisa dipakai


untuk mensintesis jaringan baru. Pertumbuhan mengalami kegagalan atau
terjadi,kurang energi protein (KEP). Sumber diet protein yang baik adalah :
daging, unggas, ikan, telur, susu, dan keju.
d. Serat
Serat pada diet jumlahnya berlimpah, fungsinya pada tubuh adalah untuk
melancarkan proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik dari diet,
misalnya ; seluruh produk padi-padian, beberapa jenis buah dan sayur,
kacang-kacangan kering, dan biji-bijian. Bila kekurangan asupan mungkin
menimbulkan absorpsi mineral berkurang.
Meskipun serat bukan zat gizi tetapi keberadaan serat diperlukan sekali.
erat tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan
organism lain. serat diperlukan untuk membentuk bulk (volume) dalam
usus.(Soekirman, 2006 : 31)
e. Kalsium
Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20 % pertumbuhan
tingginya dewasa dan 40 % masa dewasa. Kebutuhan kalsium pararel dengan
pertumbuhan, dan meningkat dari 800 mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada
kedua jenis kelamin pada umur 11-19tahun. Retensi kalsium pada remaja
mencapai 200 mg/hari dan pada laki-laki antara 300-400 mg/hari. Kebutuhan
kalsium sangat tergantung pada jenis kelamin, umur fisiologis, dan ukuran
tubuh.
Kalsuim yang penting pada remaja untuk pembentukan dan pertumbuhan
tulang sehingga tulang dapat terpenuhi. Pada remaja putri asupan kalsium
lebih rendah dari kebutuhan sehari-hari yang dianjurkan sekitar lebih dari
50% remaja putri diet dengan kalsium kurang dari 70% kebutuhan kalsium
sehari. Faktor utama yang mempengaruhi kalsium adalah kecukupan asupan
vitamin baik dari diet maupun sinar matahari.

Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada
masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, kalsium adalah zat gizi
yang penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk
laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
f. Besi
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap defesiensi zat
besi, dapat mengacu semua kelompok status sosial ekonomi, terutama yang
berstatus ekonomi rendah. Penyebab sebagian besar oleh

karena

ketidakcukupan asimilasi zat besi yang berasal dari diet, zat besi dari
cadangan dalam tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat
besi. Prevalansi zat besi pada gadis umur 11-14 tahun sekitar 2,8% dan pada
anak laki-laki 4,1 % seangka umur 15-19 tahun defesiensi zat besi pada gadis
ditemukan sekitar 7,2 % dan laki-laki 0,6%.
Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat ekspansi volume darah dan masa otot. Peran
zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya
dalam pembentukan sel darah merah gadis yang menstruasi membutuhkan
tambahan zat besi yang lebih tinggi.
Kebutuhan zat besi rata-rata pada saat anak prapubertas adalah 10
mg/hari diet remaja hanya mengandung 6 mg/1000 kkal, sehingga pada gadis
yang umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan zat besinya. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
defesiensi besi, atau anemia besi, sebaliknya kelebihan asupan pada pasien
dengan predisposisi genetic tertentu menyebabkan overioad zat besi, sumber
zat besi yang baik dalam diet, hati, daginng sapi, kacang kering, bayam, dan
padi-padian dan serelia yang diperkaya.

10

Kebutuhan mineral seluruhnya meningkatnya pada masa kejar tumbuh


remaja. Mineral berperan penting pada kesehatan, kalsium, zat besi dan seng,
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. (Soekirman, 2006 : 31).
Fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: memelihara keseimbangan
asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (klorin,
fosfor, belerang) dan mineral pembentukan basa (kapur, besi, magnesium,
kalium dan natrium), mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan
karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh,
sebagai bagian dari cairan usus. Mineral berperan pada pertumbuhan tulang
dan gigi. Bersama dengan protein dan itamin, mineral membentuk sel darah
dan jaringan tubuh lain.(Soekirman, 2006:26)
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.
Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi
dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau
mereka dengan kehilangan besi yang meningkatkan, akan mengalami anemia
gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas
untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan
mereka akan zat besi.
g. Seng (Zinc)
Seng merupakan mineral mikro esensial. Seng diperlukan untuk sistem
reproduksi, pertumbuhan janin, system pusat syaraf, dan fungsi kekebalan
tubuh.(Soekirman, 2006 : 32). Seng didapatkan sebagai komponen sekitar 40
metaloenzim terlibat dalam proses metabolism, seperti sistesis protein,
penyembuhan luka, pembentukan sel darah, fungsi imun, untuk pertumbuhan,
dan pematangan seksual, terutama saat pubertas.

11

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,


terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk
remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
h. Vitamin
1) Vitamin A
Vitamin A merupakan nutrisi yang larut dalam lemak, esensial untuk
mata, tulang, pertumbuhan, pertumbuhan gigi, sel reproduksi dan intregitas
system imun. Vitamin A masih merupakan masalah nutrisi utama yang
berakibat kebutaan di Negara berkembang termasuk di Indonesia. Kelebihan
asupan vitamin A menimbulkan teraogenitas, gejala toksisitas termasuk efek
pada kulit dan tulang.
2) Vitamin C
Fungsi vitamin C dalam pembentukan kolagen, tulang dan gigi, promasi
absorpsi zat besi ; melindungi vitamin lain dan mineral dari oksidasi
(antioksidan). Rata-rata asupan vitamin C remaja laki-laki 121 mg/hari, dan
pada gadis 80 mg/hari. Asupan ini termasuk lebih tinggi dari RDA, yakni 50
mg/hari untuk usia remaja 11-14 tahun, dan 60 mg/hari untuk usia 15-18
tahun. Buah-buahan segar seperti jeruk, tomat, kentang, sayur hijau tua, dan
strawberi yang dijus merupakan asupan vitamin C yang sangat baik.
Asupan vitamin C menimbulkan gejala defesiensi vitamin C, berupa
pendarahan kulit dan gusi, lemah, efek perkembangan tulang. Sebaliknya
kelebihan asupan menimbulkan keluhan gastrointestinal.

3) Vitamin E
Fungsinya sebagai antioksidan sumber vitamin E yang baik dalam dalam
diet, minyak dan lemak sayur-sayuran, beberapa produk sereal, kacang-

12

kacangan dan beberapa ikan laut. Asupan yang tidak menimbulkan frogilitas
sel darah merah. Perannya folat dalam pembentukan hemoglotin dan mineral
genetic. Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 g/kg BB, terhadap 400
remaja laki-laki dan gadis untuk melihat status folat mendapatkan 40%
remaja memiliki kadar total sel darah merah rendah (<140 mg/ml). Folat
terjadi sebagian besar oleh karena asupan folat yang tidak cukup. Sumber
folat ditemukan pada sayur berwarna hijau tua, kacang kering, benih gandum,
dan hati. Beberapa makanan sumber asam folat ini , kebetulan tidak disukai
remaja, sehingga beresiko timbulnya defesiensi. Gejala defesiensi folat
berupa ; lemah, pucat, perubahan neurologis, dan anemia.
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin
B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6,
asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E diperlukan untuk pertumbuhan
dan penggantian sel.
2.3 Angka Kecukupan Gizi Remaja
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara
12 hingga 21 tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia, angka kecukupan gizi remaja dapat
dilihat pada tabel dibawah ini dengan batasan umur 12-21 tahun:

13

14

2.4 Penentuan Status Gizi Remaja


Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang mudah dan
murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang
baik untuk menentukan status gizi remaja (Permaisih, 2003). Antropometri
sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter (ukuran tunggal dari tubuh manusia), antara lain : umur, berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
panggul, dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa, 2002). Dalam penelitian
antropometri yang penting dilakukan adalah penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan (Arisman, 2007).
a. Berat Badan

15

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot
menurun (Supariasa, 2002).
b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat
(Supriasa, 2002). Tinggi badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak
lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan pantat
menempel pada dinding dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua tangan
bergantung relaks disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari
alat pengukur tinggi badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh
bagian atas (verteks) kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut
tebal (Arisman,2007).

Rumus IMT =

Perhitungan IMT sendiri dibagi menjadi empat kategori.


a. Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya sama dengan atau di atas 30.
b. Saat IMT seseorang menyentuh angka 25-29,9, maka dia dikategorikan
mengalami kelebihan berat badan.
c. IMT normal berada di kisaran 18,5-24,9.
d. Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut
memiliki berat badan di bawah normal.
Sedangkan untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT
adalah sebagai berikut:
a) Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya berada di atas 25.
b) Saat IMT seseorang menyentuh angka 23-24,9, maka dia dikategorikan
mengalami kelebihan berat badan.
c) IMT normal berada di kisaran 18,5-22,9.

16

d) Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut
memiliki berat badan di bawah normal.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
ada dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
yaitu faktor yang berpengaruh diluar diri seseorang antara lain konsumsi
makan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, kebersihan lingkungan dan latar
belakang sosial budaya. Sedangkan fakor internal adalah faktor yang menjadi
dasar pemenuhan tingkat kebutuhan gizi seseorang, antara lain status
kesehatan, jenis kelamin dan umur (Apriadji, 1986).
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi status gizi yang disebutkan
dimuka yaitu jenis kelamin, dan pada umumnya remaja putri lebih kurang
puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran tubuh
yang negatif dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan pada
saat memasuki masa remaja seorang perempuan akan mengalami peningkatan
lemak tubuh yang membuat tubuh akan semakin jauh dari bentuk tubuh yang
ideal. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh merupakan masalah yang rumit
bagi remaja bahkan dapat menimbulkan frustasi, mengurangi kepercayaan
diri, menciptakan konsep diri yang kurang tepat, juga menyebabkan mereka
kurang menghargai diri mereka sendiri (Anthony, 2009).
Selain itu hal ini juga dapat menimbulkan berbagai persoalan medis yang
berhubungan dengan berat badan, pada akhirnya timbulah ketidakpuasan
body image yang merupakan konsekuensi psikososial dan salah satu faktor
resiko dari status gizi remaja. Penyebab kebanyakan remaja kekurangan
asupan makan dengan melakukan diit yang salah karena terbentuknya konsep
diri berupa body image. Kebiasaan makan yang kurang baik seperti pilihan
untuk menjadi vegetarian merupakan sebagian contoh pengaruh lingkungan
terhadap remaja. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja
tidak makan yang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan menyebabkan
mereka memilih makanan di luar (Soetijiningsih, 2007).
17

2.6 Masalah Gizi yang Dihadapi Remaja


a. Obesitas
Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan
remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat
menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan
psikologis yang serius. Belum

lagi kemungkinan diskriminasi dari

lingkungan sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja,


maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri.
Berdasarkan data dari Riskesdas 2007, prevalensi obesitas sentral pada usia
15-24 tahun adalah 8,09%.
Penelitian yang dilakukan oleh Rollan Cahcera (2000) terhadap remaja
pada beberapa wilayah di Eropa Barat menemukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi obesitas pada remaja. Rata-rata asupan energi para remaja tersebut
terlihat adekuat, namun konsumsi lemak jenuh menunjukkan peningkatan dan
konsumsi serat justru menurun. Rata-rata asupan mikronutrient menunjukkan
angka yang sesuai dengan standar. Namun pada remaja putri asupan zat besi
dan kalsium masih rendah. Selain itu, ditemukan juga masalah-masalah
seperti merokok, mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang rendah
dan diet yang salah. Al sendi juga menemukan hal serupa di Bahrain. Terlihat
terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Lazeery di Italia justru
menemukan trend yang berbeda. Dimana dari tahun ke tahun, prevalensi
obesitas pada remaja di Tuscany Italia justru mengalami penurunan. Dan
penurunan tersebut berbanding lurus dengan peningkatan kelompok umur
pada remaja.
b. Kurang Energi Kronis (KEK)
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK)
pada umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat
badan secara drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang
seksi oleh lawan jenis. Makan makanan yang bervariasi dan cukup

18

mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging,
ikan, telur, kacang-kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para remaja
tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.
c. Anemia
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia9. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit
lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 18 gr
% dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin
normal adalah 12 16 gr % dengan eritrosit 3,5 4,5 jt/mm 3 . Remaja putri
lebih mudah terserang anemia karena:
1) Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang
kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2) Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi
1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
2.7 Menu Sehat untuk Remaja
Beberapa alasan, mengapa usia remaja wajib menjaga menu makanan
yang ia konsumsi yaitu secara fisik remaja maih membutuhkan pertumbuhan
untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan serta Energi yang
dibutuhkan untuk aktifitasnya. Protein yang dibutuhkan pada usia remaja
lebih banyak daripada orang dewasa, selain itu vitamin dan mineral juga
harus diperhatikan. Jika hal ini tidak dipenuhi berakibat banyak usia remaja
yang mengalami kekurangan zat gizi, misalnya kekurangan zat besi atau
vitamin A pada perempuan atau kekurangan kalori pada lakilaki. Beberapa

19

hal penting yang harus diperhatikan agar bisa menjaga kesehatan sampai usia
tua yaitu:
1) Mengkonsumsi makan makanan dengan menu dan porsi yang seimbang
2) Jangan terlalu sering telat makan terutama sarapan
3) Jangan biasakan mengkonsumsi makanan ringan (camilan) yang tidak
sehat
4) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C
5) Minum air putih yang cukup (8 gelas perhari)
6) Pemakaian garam yang beryodium cukup
7) Olahraga secara teratur.
8) Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak merokok
9) Jauhi makanan yang mengandung banyak penyedap rasa
10) Buang air besar secara teratur.
Berikut contoh menu sehat untuk remaja:

Sarapan
1 mangkuk nasi
telur rebus
2 sendok besar sambal ikan teri
4 iris timun
1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula
Makan Siang
1 mangkuk (sederhana) sup mie / bihun dengan udang, daging ayam,
sawi dan tauge
1 biji sederhana buah belimbing
Air putih
Makan Malam
1 mangkuk nasi
1 ekor ikan kembung masak kunyit
mangkuk tumis kangkung
1 iris belimbing besi
Air putih
Untuk menambah asupan energi bagi remaja, diperlukan juga makanan

tambahan seperti camilan. Berikut ini adalah contoh menu camilan:

Menu I :
1biji pastel isi daging
1 gelas susu (rendah lemak) + 1 sendok kecil gula

20

1 iris buah papaya


Menu II :
2 potong (kecil) kue lapis
1 gelas susu (rendah lemak) + 1 sendok kecil gula.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu
diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang
optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi seorang ibu
yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 :
12)
Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang
anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan
khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat
(pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ
reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan
sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.
Remaja membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan deposisi
jaringan. Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak
yaitu :

Energi
Lemak
Protein
Serat
21

Kalsium
Besi
Seng
Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E

Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik


untuk menentukan status gizi remaja (Permaisih,2003). Antropometri sebagai
indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter
(ukuran tunggal dari tubuh manusia), antara lain : umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan
tebal lemak di bawah kulit (Supariasa,2002).
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang ada
dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu
faktor yang berpengaruh diluar diri seseorang antara lain konsumsi makan,
tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, kebersihan lingkungan dan latar
belakang sosial budaya. Sedangkan fakor internal adalah faktor yang menjadi
dasar pemenuhan tingkat kebutuhan gizi seseorang, antara lain status
kesehatan, jenis kelamin dan umur (Apriadji, 1986).
Masalah Gizi yang Dihadapi Remaja antara lain:
Obesitas
Kurang Energi Kronis (KEK)
Anemia
Beberapa alasan, mengapa usia remaja wajib menjaga menu makanan yang
ia konsumsi yaitu secara fisik remaja maih membutuhkan pertumbuhan untuk
meningkatkan berat badan dan tinggi badan serta Energi yang dibutuhkan
untuk aktifitasnya.
3.2 Saran

22

Dari makalah ini kami menyarankan kepada pembaca khususnya remaja


untuk memperhatikan gizi seimbang karena remaja merupakan masa transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa sehingga gizi pada remaja menentukan
kematangan pada masa depan terutama seorang wanita remaja yang aka
menjadi seorang ibu. Oleh karena beberapa hal penting yang harus
diperhatikan agar bisa menjaga kesehatan sampai usia tua yaitu:
a. Mengkonsumsi makan makanan dengan menu dan porsi yang
seimbang
b. Jangan terlalu sering telat makan terutama sarapan
c. Jangan biasakan mengkonsumsi makanan ringan (camilan) yang tidak
sehat
d. Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan
e.
f.
g.
h.
i.
j.

vitamin C
Minum air putih yang cukup (8 gelas perhari)
Pemakaian garam yang beryodium cukup
Olahraga secara teratur.
Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak merokok
Jauhi makanan yang mengandung banyak penyedap rasa
Buang air besar secara teratur.

23

Anda mungkin juga menyukai