PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 19521955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Secara klasik ilmu gizi
hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy,
membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh. (Almatsir, 2002:3)
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu
diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang
optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi seorang ibu
yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 :
12)
Remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada dalam fase
pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar
jumlahnya. Pada remaja laki-laki kegiatan jasmaniah sangat meningkat, karena
pada masa inilah perhatian untuk olahraga sedang tinggi-tingginya seperti
atletik, mendaki gunung, sepak bola, hiking, dan sebagainya. Bila konsumsi
berbagai sumber zat gizi tidak ditingkatkan, mungkin terjadi defisiensi
terutama
defisiensi
vitamin-vitamin.
Defisiensi
sumber
energi
akan
masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman
berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi
kehidupan mereka kelak {Nugraha & Windy, 1997).
Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan
psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2003). Perubahan
psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan
kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat
reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik
(Sarwono, 2006).
Tidak sedikit survei yang mencatat ketidakcukupan asupan zat gtzi para
remaja. Mereka bukan hanya melewatkan waktu makan (terutama sarapan)
dengan alasan sibuk, tetapi juga terlihat sangat senang mengkonsumsi junk
food (Johnson et al. 1994 dalam Arisman 2004). Disamping itu, kekhawatiran
menjadi gemuk telah memaksa mereka untuk mengurangi jumlah pangan yang
seharusnya dikonsumsi (Brownel et al, 1994 dalam Arisman 2004).
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik.
Hurlock (1992) menyatakan bahwa perubahan fisik tersebut, terutama dalam
hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh,
perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui
perubahanperubahan, baik internal maupun eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada remaja?
b. Apa saja kebutuhan zat gizi yang diperlukan remaja?
c. Bagaimana angka kecukupan zat gizi pada remaja?
d. Bagaimana penentuan status gizi pada remaja?
e. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi status gizi remaja?
f. Apa masalah gizi yang dihadapi oleh remaja?
g. Bagimana contoh menu sehat untuk usia remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Tubuh Remaja
yang
cepat
(pacu
tumbuh),
perkembangan
seks
sekunder,
yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama
kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat
erat. Kebutuhan nutrisi remaja dapat dikenal dari perubahan tubuhnya.
Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya, dan
selanjutnya mempengaruhi kebutuhan nutrisinya.
Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
a. Energi
Kecukupan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari dan proses
metablisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari BB-nya. Pada remaja perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan
energinya sebesar 50-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar
40-50 kkal/kg BB/hari. Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun, kebutuhan
energiya sebesar 55-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar
45-55 kkal/kg BB/hari. (Dedeh dkk, 2010:21).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam
kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan
Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi
untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk
laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula
dan lain-lain.
6
babi), asam lemak tak jenuh tunggal (minyak olive), asam lemak jenuh ganda
(minyak kacang kedelai), kolestrol (hati, ginjal, otak, kuning telur, daging,
unggas, ikan dan keju) Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak.
WHO menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari kebutuhan
energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan
akan asam lemak essensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut
lemak (Almatsier, 2002:72). Dalam TGS makanan sumber lemak, seperti
diuraikan diatas, diletakkan pada puncak TGS karena penggunaannya
dianjurkan seperlunya. (Dedeh dkk : 2010)
c. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja
adalah1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah
48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolic, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat jaringan tubuh. Asam
amino merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, tulang, enzim, hormone,
antibody, protein juga mensuplai sekitar 12%-14% asupan energi selama
masa anak-anak dan remaja.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein memberatkan ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Batas yang
dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi
(AKG) untuk protein. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG
VI) tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) protein untuk
remaja 1,5 - 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah
48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Kelebihan asupan protein dapat mengakibatkan kelebihan berat badan
atau sampai obesitas. Bila asupan energi terbatas diet protein lebih banyak
8
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada
masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, kalsium adalah zat gizi
yang penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk
laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
f. Besi
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap defesiensi zat
besi, dapat mengacu semua kelompok status sosial ekonomi, terutama yang
berstatus ekonomi rendah. Penyebab sebagian besar oleh
karena
ketidakcukupan asimilasi zat besi yang berasal dari diet, zat besi dari
cadangan dalam tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat
besi. Prevalansi zat besi pada gadis umur 11-14 tahun sekitar 2,8% dan pada
anak laki-laki 4,1 % seangka umur 15-19 tahun defesiensi zat besi pada gadis
ditemukan sekitar 7,2 % dan laki-laki 0,6%.
Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat ekspansi volume darah dan masa otot. Peran
zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya
dalam pembentukan sel darah merah gadis yang menstruasi membutuhkan
tambahan zat besi yang lebih tinggi.
Kebutuhan zat besi rata-rata pada saat anak prapubertas adalah 10
mg/hari diet remaja hanya mengandung 6 mg/1000 kkal, sehingga pada gadis
yang umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan zat besinya. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
defesiensi besi, atau anemia besi, sebaliknya kelebihan asupan pada pasien
dengan predisposisi genetic tertentu menyebabkan overioad zat besi, sumber
zat besi yang baik dalam diet, hati, daginng sapi, kacang kering, bayam, dan
padi-padian dan serelia yang diperkaya.
10
11
3) Vitamin E
Fungsinya sebagai antioksidan sumber vitamin E yang baik dalam dalam
diet, minyak dan lemak sayur-sayuran, beberapa produk sereal, kacang-
12
kacangan dan beberapa ikan laut. Asupan yang tidak menimbulkan frogilitas
sel darah merah. Perannya folat dalam pembentukan hemoglotin dan mineral
genetic. Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 g/kg BB, terhadap 400
remaja laki-laki dan gadis untuk melihat status folat mendapatkan 40%
remaja memiliki kadar total sel darah merah rendah (<140 mg/ml). Folat
terjadi sebagian besar oleh karena asupan folat yang tidak cukup. Sumber
folat ditemukan pada sayur berwarna hijau tua, kacang kering, benih gandum,
dan hati. Beberapa makanan sumber asam folat ini , kebetulan tidak disukai
remaja, sehingga beresiko timbulnya defesiensi. Gejala defesiensi folat
berupa ; lemah, pucat, perubahan neurologis, dan anemia.
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin
B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6,
asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup. Vitamin A, C dan E diperlukan untuk pertumbuhan
dan penggantian sel.
2.3 Angka Kecukupan Gizi Remaja
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara
12 hingga 21 tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang
Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia, angka kecukupan gizi remaja dapat
dilihat pada tabel dibawah ini dengan batasan umur 12-21 tahun:
13
14
15
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot
menurun (Supariasa, 2002).
b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat
(Supriasa, 2002). Tinggi badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak
lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan pantat
menempel pada dinding dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua tangan
bergantung relaks disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari
alat pengukur tinggi badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh
bagian atas (verteks) kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut
tebal (Arisman,2007).
Rumus IMT =
16
d) Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut
memiliki berat badan di bawah normal.
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang
ada dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
yaitu faktor yang berpengaruh diluar diri seseorang antara lain konsumsi
makan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, kebersihan lingkungan dan latar
belakang sosial budaya. Sedangkan fakor internal adalah faktor yang menjadi
dasar pemenuhan tingkat kebutuhan gizi seseorang, antara lain status
kesehatan, jenis kelamin dan umur (Apriadji, 1986).
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi status gizi yang disebutkan
dimuka yaitu jenis kelamin, dan pada umumnya remaja putri lebih kurang
puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak gambaran tubuh
yang negatif dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan pada
saat memasuki masa remaja seorang perempuan akan mengalami peningkatan
lemak tubuh yang membuat tubuh akan semakin jauh dari bentuk tubuh yang
ideal. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh merupakan masalah yang rumit
bagi remaja bahkan dapat menimbulkan frustasi, mengurangi kepercayaan
diri, menciptakan konsep diri yang kurang tepat, juga menyebabkan mereka
kurang menghargai diri mereka sendiri (Anthony, 2009).
Selain itu hal ini juga dapat menimbulkan berbagai persoalan medis yang
berhubungan dengan berat badan, pada akhirnya timbulah ketidakpuasan
body image yang merupakan konsekuensi psikososial dan salah satu faktor
resiko dari status gizi remaja. Penyebab kebanyakan remaja kekurangan
asupan makan dengan melakukan diit yang salah karena terbentuknya konsep
diri berupa body image. Kebiasaan makan yang kurang baik seperti pilihan
untuk menjadi vegetarian merupakan sebagian contoh pengaruh lingkungan
terhadap remaja. Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja
tidak makan yang berujung pada anoreksia nervosa. Kesibukan menyebabkan
mereka memilih makanan di luar (Soetijiningsih, 2007).
17
18
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging,
ikan, telur, kacang-kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para remaja
tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.
c. Anemia
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia9. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit
lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 18 gr
% dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan hemoglobin
normal adalah 12 16 gr % dengan eritrosit 3,5 4,5 jt/mm 3 . Remaja putri
lebih mudah terserang anemia karena:
1) Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang
kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2) Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
3) Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
4) Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi
1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
2.7 Menu Sehat untuk Remaja
Beberapa alasan, mengapa usia remaja wajib menjaga menu makanan
yang ia konsumsi yaitu secara fisik remaja maih membutuhkan pertumbuhan
untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan serta Energi yang
dibutuhkan untuk aktifitasnya. Protein yang dibutuhkan pada usia remaja
lebih banyak daripada orang dewasa, selain itu vitamin dan mineral juga
harus diperhatikan. Jika hal ini tidak dipenuhi berakibat banyak usia remaja
yang mengalami kekurangan zat gizi, misalnya kekurangan zat besi atau
vitamin A pada perempuan atau kekurangan kalori pada lakilaki. Beberapa
19
hal penting yang harus diperhatikan agar bisa menjaga kesehatan sampai usia
tua yaitu:
1) Mengkonsumsi makan makanan dengan menu dan porsi yang seimbang
2) Jangan terlalu sering telat makan terutama sarapan
3) Jangan biasakan mengkonsumsi makanan ringan (camilan) yang tidak
sehat
4) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C
5) Minum air putih yang cukup (8 gelas perhari)
6) Pemakaian garam yang beryodium cukup
7) Olahraga secara teratur.
8) Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak merokok
9) Jauhi makanan yang mengandung banyak penyedap rasa
10) Buang air besar secara teratur.
Berikut contoh menu sehat untuk remaja:
Sarapan
1 mangkuk nasi
telur rebus
2 sendok besar sambal ikan teri
4 iris timun
1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula
Makan Siang
1 mangkuk (sederhana) sup mie / bihun dengan udang, daging ayam,
sawi dan tauge
1 biji sederhana buah belimbing
Air putih
Makan Malam
1 mangkuk nasi
1 ekor ikan kembung masak kunyit
mangkuk tumis kangkung
1 iris belimbing besi
Air putih
Untuk menambah asupan energi bagi remaja, diperlukan juga makanan
Menu I :
1biji pastel isi daging
1 gelas susu (rendah lemak) + 1 sendok kecil gula
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu
diberikan kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang
optimal dapat dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi seorang ibu
yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 :
12)
Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang
anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan
khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat
(pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ
reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan
sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.
Remaja membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan deposisi
jaringan. Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak
yaitu :
Energi
Lemak
Protein
Serat
21
Kalsium
Besi
Seng
Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E
22
vitamin C
Minum air putih yang cukup (8 gelas perhari)
Pemakaian garam yang beryodium cukup
Olahraga secara teratur.
Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak merokok
Jauhi makanan yang mengandung banyak penyedap rasa
Buang air besar secara teratur.
23