Makalah PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJ
Makalah PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJ
my blog. :)
Makalah:
PENGELOLAAN KELAS
DALAM PEMBELAJARAN
Mata Kuliah:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul Pengelolaan Kelas.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelegkapan dan
ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak terhadap makalah kami.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan
sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu
negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan
bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus
diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni sarana gedung, buku yang
berkualitas, guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan
dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar siswa atau segala usaha membantu murid dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran
yang efektif.
Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru
dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat
individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber
pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di
kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang
terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik,
profesional, dan harus berlangsung terus-menerus.
Djamaroh menyebutkan Masalah yang dihadapi guru, baik pemula maupun
yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Hal tersebut dikarenakan
bahwa dalam satu kelas para siswa adalah merupakan makhluk sosial yang
mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar
permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di
sekolah.
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis mengangkat masalah mengenai
pengelolaan kelas dalam pembelajaran agar guru atau calon pengajar mengetahui
dan memahami tentang pentingnya pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif.
10. mengetahui indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan guru
dalam mengelola kelas.
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan pengelolaan kelas lebih
berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal. Adam dan Decey mengemukakan peranan guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai
pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai
evaluator.
Guru sebagai pengelola kelas harus memiliki managemen kelas, tanpa
kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan
kegiatan pembelajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas
bertugas membuat anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas
adalah merancang tujuan pembelajaran, mengorganisasi beberapa sumber
pembelajaran, memotivasi yang bisa dilakukan dengan memberi hukuman atau
reward, mendorong, dan menstimulasi siswa serta mengawasi segala sesuatu
apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,
meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian
kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
a. pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran,
b. pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran di kelas agar tercipta suasana
yang menggairahkan dalam belajar
c. pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
siswa itu sendiri.
2.3 Tujuan, Aspek, Fungsi dan Masalah Pengelolaan Kelas
Tujuan manajemen kelas adalah :
1. mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai
kelompok
belajar,
yang
memungkinkan
peserta
didik
untuk
4. membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
Adapun tujuan keterampilan mengelola kelas untuk siswa bermaksud :
a) mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkah
lakunya serta sadar untuk mengendalikan dirinya,
b) membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib
kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan
bukan kemarahan,
c) menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah
laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
Bagi guru, tujuan keterampilan mengelola kelas adalah untuk melatih
keterampilannya dalam:
a)
b)
c)
1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain baik aktif (melucu)
maupun pasif (berbuat serba lambat sehingga perlu mendapat pertolongan
ekstra).
2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan baik aktif (mendebat, marahmarah, menangis) maupun pasif (lupa peraturan-peraturan kelas yang sudah
sepakati sebelumnya).
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (menyakiti orang lain seperti
mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya).
4. Peragaan ketidakmampuan (bersikap masa bodoh terhadap pekerjaan apapun
dan menolak untuk mencoba melakukan apapun karena ia yakin bahwa hanya
mendapatkan kegagalan).
Sedangkan masalah kelompok akan muncul apabila tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan kelompok, kelas frustasi atau lemas dan akhirnya siswa
menjadi anggota kelompok bersifat pasif, acuh, tidak puas dan belajarnya
terganggu. Masalah-masalah kelompok ini mungkin muncul dalam kelas seperti:
1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial
2.
3.
4.
5.
1.
terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat
bagi kegiatan belajar-mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan
akrab secara ajek menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap
kegiatan-kegiatan, atau terhadap siswanya akan aktivitasnya maka berhasil
2.
3.
kejenuhan
serta
pengulangan-pengulangan
aktivitas
yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika
terdapat berbagai variasi maka proses menjadi jenuh akan berkurang dan siswa
akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan
4.
mengganggu kawannya.
Keluesan, dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati
jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan
siswa seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan
sebagainya. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat
merubah berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen
5.
disiplin.
Peranan
guru
di
sini
adalah
menciptakan
dan
pendekatan
pluralistik,
yaitu
pengelolaan
kelas
yang
berusaha
keputusan-keputusan
yang
2. Teknik memberikan isyarat, apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi. Isyarat tersebut dapat berupa
petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor, jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang
efek
saja,
dengan
melihatnya
secara
humoristis,
guru
akan
dapat
Ucapan
tersebut
adakalanya
membawa
hasil
siswa
Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain
dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau individu;
kegiatan siswa lain dan terlibat supervise pada aktivitas anak didik yang
lain.
c) Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara :
belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian
dari guru.
Tipe demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan
antara siswa dan guru. Sikap ini dapat membantu. Menciptakan iklim yang
menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang
optimal.
2. Sikap Guru
Sikap guru menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah
laku siswa dapat diperbaiki
3. Suara Guru
Hendaknya dengan suara yang rendah tetapi cukup jelas dengan volume
suara yang penuh.
4. Pembinaan Raport
Dengan hubungan baik guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa
gembira, penuh gairah dan semangat.
b. Administrasi teknik
1. Absensi, pengelolaan absensi hendaknya dilakukan secara periodik.
2. Tempat bimbingan siswa, ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa
yang dilakukan guru, wali kelas, atau guru pembimbing sekolah
3. Tempat baca siswa
4. Tempat sampah
5. Catatan pribadi siswa, dengan catatan pribadi siswa, guru akan mengenal
siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.
c. Dimensi pengelolaan kelas
1. Dimensi pencegahan, dimensi pencegahan (preventif) dapat merupakan
tindakan guru dalam mengatur siswa dan peralatan atau format belajar
mengajar yang tepat. Dalam rangka pembinaan pengelolaan di sekolah kita
dapat menempuh berbagai usaha anatara lain :
a. Meningkatkan kesadaran diri dari guru
b. Meningkatkan kesadaran siswa
c. Sikap tulus dari guru
d. Menemukan dan pengenalan alternatif pengelolaan
e. Membuat kontrak sosial
Penyimpangan (digression)
Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahkan tertentu
memungkinkan
ia
dapat
menyimpang.
Penyimpangan
tersebut
dapat
Bertele-tele (overdweiling)
Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulang-ulang halhal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan, mengubah teguran
sederhana menjadi ocehan atau kupasan yang panjang.
2.9 Pengaruh Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan
kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran
yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang,
melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.
Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai
sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen
kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan
umum dari manajemen kelas.
3.
lelah.
Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan
terjadi contohnya cara masuk ke dalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja
secara bersamaan dan lain-lain) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan
secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain).
4.
5.
6.
1.
2.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan
membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan
kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan
(management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang
(siswa) dan barang/ fasilitas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam
kelas. Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta refresif
dan tingkah laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam
pengelolaan kelas baik secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan
adanya keanekaragaman perilaku siswa.
3.2 Saran
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih
ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, Oleh
karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam
mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat
terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa Cetakan Kedua. Jakarta:
Rajawali.
Azzahra,
Titin.
Makalah
Keterampilan
Mengelola
Kelas.
Diakses
dari
Makalah
Manajemen
Kelas.
Diakses
dari
Arul.
Makalah
Pengelolaan
Pembelajaran.
Diakses
dari